JAKARTA, (PR).- Pemerintah menargetkan dapat menyerap 4 juta ton gabah di tingkat petani dalam waktu dua bulan ke depan. Gabah serapan dari petani itu akan langsung memenuhi gudang-gudang Bulog.
Demikian terangkum dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman di kawasan pantai utara Jawa, mulai dari Indramayu hingga wilayah Jawa Tengah, pekan kemarin.
Di daerah-daerah yang dikunjungi Mentan melakukan panen raya, penyerapan gabah petani, dan melakukan percepatan pengolahan tanah untuk penanaman padi musim berikutnya.
“Target pemerintah adalah membeli gabah petani sebanyak 4 juta ton dalam waktu dua tiga bulan ke depan,” ujar Mentan kepada wartawan, Jumat, 1 April 2016.
Amran menuturkan, ada beberapa daerah harga gabahnya turun di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). “Kita bergerak cepat bersama Bulog, PPL, dan lainnya untuk menyelamatkan harga gabah di lapangan, sehingga petani tidak rugi,” katanya.
Mentan menegaskan, perlunya mengubah struktur pasar. “Kita lihat panjang rantai pasok. Solusinya antara lain pemerintah harus hadir di tengah petani. Caranya, bangun sistem beli gabah, bukan beli beras,” katanya.
Menurut dia, kalau membeli gabah, maka mau tak mau pemerintah ketemu petani. Bulog ketemu petani.
Mentan juga mencontohkan, pengenalan produk berlabel “Beras Premium 7500” merupakan upaya untuk memotong rantai pasokan yang terlalu panjang. Beras ini dijual Rp 7.500 per kilogram.
“Rencana tahun ini 1.000 titik toko tani Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan itu Mentan menyambut baik langkah Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah yang merespons dengan mengenalkan beras premium 7500.
Pada bagian lain, Mentan mengatakan bahwa selama satu tahun ini petani sudah dapat menggunakan alat-alat mesin pertanian (alsintan) modern. Mereka telah mendapat manfaat alsintan, seperti “combine harvester” dan “rice transplanter”. Keberadaan alsintan bisa menekan biaya.
“Tahun ini 100 ribu unit alsintan akan disebar ke petani,” katanya.
Mentan juga menegaskan pentingnya menaikkan indeks pertanaman. Bisa lebih cepat tanam, misalnya tanam satu kali menjadi dua kali, tanam dua kali menjadi tiga kali. Selain itu, ada gerakan masif “tanam cepat”. “Sehingga, indeks pertanaman naik dan produksi naik,” katanya.
Kepada para petani Mentan berharap untuk mengoptimumkan kondisi saat ini, di mana musim hujan sudah datang, panen, olah, langsung tanam.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar