Selasa, 20 Desember 2016

Ingat, Ada Pesan Jenderal Sudirman untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan

Senin, 19 Desember 2016

JOGJA - Posisi Indonesia sebagai negeri di lintasan garis khatulistiwa yang cocok untuk pertanian ternyata tak termanfaatkan secara baik. Bahkan hingga 71 tahun Merdeka, Indonesia sebagai negeri agraris justru mengimpor pangan dari negara lain.

Menurut Presiden Patriot Pangan Ir. Bugiakso, selama ini pemerintah mengimpor pangan dengan dalih efisiensi. Padahal, katanya, impor pangan justru menciptakan ketergantungan yang berbahaya bagi kedaulatan nasional.

"Atas nama efisiensi, Indonesia kemudian terjebak, lalu hancur, dan belum sanggup lagi keluar dari jebakan perdagangan dan politik pangan dunia. Ini menjadi ironi Indonesia sebagai negeri agraris," katanya dalam acara peresmian Perkumpulan Patriot Pangan di Yogyakarta, Senin (19/12).

Bugiakso menambahkan, Indonesia seharusnya mengutamakan kedaulatan pangan. “Kedaulatan pangan itulah yang belum juga terwujud setelah 70 tahun lebih Indonesia merdeka," tegasnya.

Untuk itu Bugiakso menyinggung tengang  “semangat berdaulat” yang digaungkan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Dia menuturkan, Jenderal Sudirman saat menyampaikan lima pesan penting saat menghadapi agresi militer Belanda kedua pada 19 Desember 1948.

Pesan pertama adalah jangan pernah menyerah. Dan demi mewujudkan kedaulatan pangan nusantara, kata dia, tidak boleh ada kata menyerah.

"Kembali bertani, kembali bercocok tanam dan memanen, bukan menjadi kuli dan membeli," ujarnya.

Pesan kedua adalah merebut dan mempertahankan sumber daya yang dikuasai lawan. Lahan-lahan yang menganggur mestinya bisa dimanfaatkan.

Sedangkan sumber daya air yang kini didikuasai korporasi dan dikomersiialkan harus direbut demi kepentingan rakyat banyak.  "Karena tanah dan air adalah kunci kedaulatan pangan, tanpa keduanya jangan bermimpi kita bisa mewujudkan kedaulatan pangan," ujarnya.

Pesan ketiga adalah jangan sekali-kali menunggu dan meminta bantuan asing. Pesan keempat Jenderal Sudirman adalah agar Indonesia bisa percaya pada kekuatan sendiri untuk mewujudkan agenda kedaulatan pangan.

Sedangkan pesan terakhir harus tetap disiplin. “Tanpa disiplin, bangsa ini bakal mudah terseok dan mudah terjebak pada tujuan sesaat,” ucap Bugiakso.(jpg/ara/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2016/12/19/488308/Ingat-Ada-Pesan-Jenderal-Sudirman-untuk-Wujudkan-Kedaulatan-Pangan-

Senin, 19 Desember 2016

Kualitas Raskin di Mimika buruk, beras Merauke bisa jadi alternatif

Minggu, 18 Desember 2016


Jayapura, Jubi – Kualitas beras miskin (raskin) yang diperuntukkan kepada masyarakat di Kabupaten Mimika disinyalir kurang baik, dan itu diakui oleh Bulog setempat yang menurutnya disebabkan kendala jarak dan tansportasi.

Hal itu disampaikan oleh Legislator Papua dari daerah pemilihan III Mimika, Nabire, Paniai, Deiyai, Dogiyai dan Intan Jaya, Wilhelmus Pigai melalui sambungan telpon, Minggu (18/12/2016).

Kualitas raskin yang kurang baik tersebut  pertama dikeluhkan oleh para ketua RT/RW di Kabupaten Mimika ketika melakukan pertemuan dengan anggota Komisi I DPR Papua.

"Atas dasar itu saya kemudian berkunjungan ke Gudang Bulog Mimika. Tujuannya memastikan apakah kualitas raskin itu benar-benar seperti yang dikeluhkan para ketua RT/RW di Mimika. Dan memang ketika pertemuan dengan Bulog Mimika, mereka mengakui kualitas raskin memang kurang bagus," kata Mus Pigai.

Menurut dia, alasan pihak Bulog Mimika lantaran masa angkut raskin dari Surabaya ke Mimika butuh waktu yang cukup lama. Sehingga berdampak pada kualitas beras.

"Bisa saja kondisi yang sama juga terjadi di daerah lain di Papua. Tak menutup kemungkinan bukan hanya Mimika yang kualitas raskinnya kurang baik," ucapnya.

Kata dia, pemerintah dan pihak terkait lainnya termasuk DPR Papua atau DPRD kabupaten/kota perlu duduk bersama mencari solusi agar kualitas raskin diperbaiki.

"Bagaimanapun juga, beras itu untuk dikonsumsi masyarakat kita. Kalau kualitasnya kurang bagus, tentu pihak terkait harus mencari solusi. Saya rasa beras dari Merauke kualitasnya lebih bagus. Sebaiknya itu saja yang dipasok ke wilayah lain di Papua," katanya.

Terpisah, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdomisili di Kota Jayapura, Sefnat menyatakan tak hanya raskin, bahkan jatah beras ASN juga terkadang kualitasnya tak memuaskan.

"Kadang beras yang kami terima juga kualitasnya tak bagus. Bahkan kadang banyak hitam-hitam atau menggumpal," kata Sefnat yang merupakan ASN di salah satu Kabupaten di Papua itu.(*)

http://tabloidjubi.com/artikel-2535-kualitas-raskin-di-mimika-buruk-beras-merauke-bisa-jadi-alternatif.html

Mutu Menurun, Edang Desak Bulog Evaluasi Pendistribusian Raskin

Minggu, 18 Desember 2016

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayani mendesak agar Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan evaluasi dalam Pendistribusian raskin atau rastra. Pasalnya setelah reses, Endang mendapati keluhan dari masyarakat, raskin yang didistribusikan berkualitas buruk. Bahkan penerima raskin enggan untuk mengkonsumsi raskin dari Bulog.

"Saya minta manajemen Bulog wajib dievaluasi. Karena Bulog-Bulog di daerah kinerjanya kurang bisa dipercaya. Dapat dilihat dari kualitas berasnya tidak bagus, mutunya menurun," papar Endang sebelum pembukaan masa sidang, di ruang Paripurna DPR, Nusantara II, Rabu (16/11).

Dia meminta, Dirut Bulog beserta jajarannya melakukan evaluasi internal. Jangan hanya berpedoman dari laporan normatif saja, diperlukan pemantauan langsung agar dapat mengatasi masalah yang masih kerap terjadi. "Perlunya Dirut dan jajaranya melakukan evaluasi ke bawah. Jangan hanya percaya dengan laporan-laporan," tandasnya.

Selama masa reses, Anggota Dewan dari Dapil Jawa Tengah V ini telah menyerap aspirasi masyarakat, dan ternyata raskin yang diperuntukkan bagi rumah tangga golongan tidak mampu berkualitas buruk.

"Kulitas beras yang buruk ditemukan di dapil saya. Pada saat reses kita kumpulkan masyarakat khususnya penerima raskin itu, dan lurahnya kita kumpulkan semuanya. sejauh mana implementasi raskin," jelas Endang.

Dia juga menjabarkan, muara permasalahan pendistribusian beras berkualitas buruk ada di dalam Bulog, bukan produksi beras di petani. Sesuai dengan hasil sidak yang dilakukan Endang, rusaknya beras karena penyimpanan yang tidak bagus. Selain itu menurut dia ada praktik-partik kecurangan antara Bulog dan tengkulak beras, dua pihak ini dianggap mengoplos beras bagus dengan beras buruk.

Terlebih lagi, dia mengatakan Bulog sulit diajak berkomunikasi untuk mendiskusikan solusi pemecahan masalah. "Bulog diajak komunikasi susah. Perbaikan ini butuh komunikasi," ujar Endang. (ris/dbs)

Bulog Adakan Operasi Pasar Cabai

Minggu, 18 Desember 2016

SEMARANG (KRjogja.com) - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga, khususnya komoditas cabai.

Operasi pasar cabai yang dilaksanakan di Pasar Waru Semarang tersebut seiring dengan masukan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng karena sejauh ini komoditas tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap inflasi di Jawa Tengah.

"Kontribusi komoditas cabai terhadap laju inflasi Jawa Tengah cukup tinggi," kata Wakil Kepala Bulog Divre Jateng Ramlan UE di sela kegiatan operasi pasar di Semarang, Minggu (18/12/2016).

Karena itu, lanjut dia, sesuai dengan fungsinya Bulog ikut berperan untuk menstabilkan harga cabai melalui kegiatan operasi pasar. Operasi pasar untuk cabai ini pertama kali dilakukan oleh Bulog.

Sebelumnya, Bulog telah aktif melakukan operasi pasar untuk komoditas pokok lain, di antaranya bawang merah dan gula pasir. Pada pelaksanaan yang pertama tersebut, Bulog bekerja sama dengan Dinas Pertanian terkait dengan pengadaan barangnya. Beberapa jenis cabai yang dijual pada operasi pasar tersebut, di antaranya cabai rawit merah, rawit hijau, dan keriting merah.

Cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp42 ribu per kilogram dari harga pasaran saat ini yang berada di kisaran Rp45 ribu s.d. Rp60 ribu/kg. Cabai rawit merah dijual Rp52 ribu/kg dari harga pasaran Rp60 ribu s.d. Rp65 ribu/kg, dan cabai keriting merah dijual Rp43 ribu/kg dari harga pasar saat ini, yaitu Rp50 ribu s.d. Rp58 ribu/kg. (*)

Jumat, 16 Desember 2016

Suplai Beras Petani Gresik untuk Bulog Melebihi Target

Kamis, 15 Desember 2016

TIMESINDONESIA, GRESIK – Pengadaan beras bulog tahun 2016 oleh Petani Gresik Jawa Timur sudah melampaui target. Dari target yang ditetapkan Bulog sebesar 40 ribu ton. Sampai akhir masa Perjanjian yaitu pada Desember 2016 terealisasi sebesar 61,4 ribu ton atau 153% dari target.

Demikian pernyataan Asisten II Bupati Gresik, Achmad Nuruddin saat membacakan pidato tertulis Sekda Gresik pada Rapat Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Gresik 2016 di Ruang Rapat Graita Eka Praja, Kamis (15/12/2016).

“Kalau saat ini hanya petani di wilayah Gresik Selatan, kami berharap tahun selanjutnya pihak Bulog divre Surabaya Utara juga menunjuk mitra perusahaan lain untuk membeli beras petani di wilayah Gresik Utara” ujar Nuruddin.

Rapat Dewan Ketahanan Pangan kali ini dihadiri anggota Dewan Ketahanan Pangan, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA, pihak Bulog serta salah satu mitra kerja Bulog dalam pengadaan beras di wilayah Gresik Selatan.

Pada kesempatan itu, Dewan Ketahanan Pangan Gresik memfasilitasi perjanjian kerjasama untuk pengadaan beras Bulog Tahun 2017.

Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut dilakukan oleh Ketua KTNA Gresik mewakili beberapa Gapoktan di Gresik. "Perjanjian ini untuk menjamin agar beras produksi petani Gresik bisa di beli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog”, ujar Sekretaris DKP, Wasti Andari.

Masih menurut Wasti Andari, HPP yang ditetapkan tahun 2016 sebesar Rp 3.700,-/kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp 4.300,- /kg untuk Gabah Kering Giling (GKG).

Wasti Andari mengaku pihaknya terus berusaha untuk menjajaki potensi dan memotivasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari Wilayah Gresik Utara untuk bisa melaksanakan hal tersebut, sehingga ada kepastian harga beras yang dibeli Bulog kepada petani. (*)

http://jatim.timesindonesia.co.id/read/9599/20161215/152252/suplai-beras-petani-gresik-untuk-bulog-melebihi-target/

Stok Beras Aman, Mendag: Dirut Bulog Bisa Tidur Nyenyak

Kamis, 15 Desember 2016

JAKARTA - Guna mengecek dan memastikan stok beras aman pada Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang. Sidak ini menjadi salah satu rangkaian perjalanan sidak Mendag hari ini.

Enggartiasto menurutkan, harga beras sampai saat ini berangsur normal. Berdasarkan catatan Bulog, stok beras saat ini sebanyak 1,5 juta ton atau mampu mencukupi kebutuhan hingga 6 bulan ke depan.

"Harga normal dan ketersediaan aman. Pak Dirut kalau begini bisa tidur nyeyak sampai Mei nanti," ujar Enggartiasto di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (15/12/2016). Sedangkan dari pedagang beras di Cipinang, mantan Ketua Real Estat Indonesia (REI) ini mengatakan, sampai dengan Maret hingga Februari 2017 stok beras aman. "Perputaran besar per hari 25-30 ribu ton.

Mereka menguasai jaringan pasar pemasoknya dan ini aman. Dirut Bulog beras (mengatakan) aman hingga Mei," tuturnya. Adapun harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang bervariasi bergantung kualitas. Namun untuk rata-rata harganya sekira Rp7.700 untuk beras biasa dan Rp11.700 untuk beras berkualitas baik.

http://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567219/stok-beras-aman-mendag-dirut-bulog-bisa-tidur-nyenyak

Jumat, 09 Desember 2016

Temuan Raskin Bercampur Batu, Bulog Tolitoli Tampik Tudingan

Kamis, 8 Desember 2016

Tolitoli, Metrosulawesi.com - Perum Bulog Sub Drive Kabupaten Tolitoli, terus melakukan penyaluran baras untuk masyarakat miskin (Raskin) sampai akhir tahun 2016.

Ironisnya, dari hasil pendistribusian beras raskin oleh pihak  Kelurahan Baru, yang  dibagikan kepada warga penerima  belum lama  ini, ternyata ada ditemukan dalam kantong beras raskin berlogo Beras Bulog isi 15 Kg sebagian beras sudah tercampur dengan batu.

Seorang ibu rumah tanggah di Lingkungan Satu, Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Rabu 6 Desember 2016, yang minta namanya untuk tidak dikorankan mengaku, bahwa dirinyĆ  telah menerima jatah beras Raskin 15 Kg dari Ketua Lingkungannya pada November lalu.

Dikatakannya, awalnya senang telah menerima beras Raskin dengan membeli yang harganya jauh lebih murah, dibanding beras yang dijual dipasar. Namun setelah karung beras bermerek Beras Bulog itu di buka dan  beras tersebut ditapis. Ternyata beras tersebut sebagiannya bercampur dengan batu-batu kecil sehingga penerima raskin tersebut kecewa.

Kepala Lingkungan Satu, Kelurahan Baru Sumardi ditemui di rumahnya mengaku, telah menyalurkan beras Raskin tersebut kepada 216 KK warganya yang layak mandapat jatah beras Raskin. Dia juga mengaku, kerap didatangi warga yang menanyakan mengapa beras tersebut banyak yang patah. Mengetahui hal itu akhirnya beras tersebut di ganti dengan beras bulog lainnya.
 
"Saya kaget setelah melihat beras Raskin yang sudah dibagikan kepada warganya ternyata ada ditemukan batu bercampur dengan beras," kata Sumardi.

Sejak dirinya menyalurkan beras Raskin kepada warga pada awal Januari-Oktober 2016, beras yang dari Bulog semuanya tidak bermasalah. Namun nanti di bulan November 2016 baru terjadi beras Raskin tercampur dengan batu.

"Saya harap agar Bulog tidak menyalurkan beras yang kurang baik mutunya," katanya.

Namun pihak Bulog yang ditemui, menampik tudingan warga dihadapan Ketua Lingkungan Kelurahan Baru sembari diperlihatkan, bukti sebagian beras Raskin yang masih berada  dalam karung Bulog.

Ditemui diruangannya  Satker Petugas Penyalur Beras Raskin Perum Bulog Sub Drive Tolitoli Roberd  membantah jika telah menyalurkan beras Raskin bercampur dengan batu.

Dikatakan waktu itu pihaknya mendistribusikan beras Raskin hanya sampai di tingkat kelurahan dan tidak sampai ke Ketua Lingkungan.

Menurutnya waktu menyalurkan beras Raskin di Kelurahan Baru, telah di saksikan oleh Lurah dan Bamkamdes, dan tidak ada yang mempersoalkannya, terlebih lagi sudah dibuatkan berita acara penyaluran.

"Yang membagikan beras Raskin kepada Kepala Lingkungan adalah orang di Kelurahan, dan seterusnya disalurkan kepada peserta penerima Raskin, saya menduga pada waktu beras angkat dan di masukan kedalam mesin penggiling ada kemungkinan tercapur dengan batu," katanya.

Dia berharap jika dalam penyaluran beras Raskin ditemukan beras  yang tidak layak digunakan agar segera melaporkan ke pihaknya.

http://www.metrosulawesi.com/article/temuan-raskin-bercampur-batu-bulog-tolitoli-tampik-tudingan

Stabilkan Harga Pangan, Bulog Buka 97 “Rumah Pangan Kita”

Kamis, 8 Desember 2016

MATARAM–Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB mulai membuka “Rumah Pangan Kita” (RPK), yang menjual harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula. Keberadaan RPK yang dibuka Bulog Divre NTB tersebut sebagai salah satu upaya menstabilkan harga pangan yang berkaitan langsung ditangani Bulog.

“Keberadaan RPK ini sebagai salah satu terobosan dalam menstabilkan harga pangan,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Rabu kemarin (7/12).

Ma’mun mengatakan, RPK sebagai salah satu terobosan Bulog dalam menjaga atau stabilisasi harga, khususnya yang menjadi ranah dari Bulog, seperti beras dan gula. Masyarakat yang ingin menjual lagi beras dan gula dengan mengikuti ketentuan, yakni harga eceran tertinggi (HET), maka Perum Bulog Divre NTB memberikan harga grosiran yang tetap stabil.

Selanjutnya, masyarakat yang menjual kembali beras serta gulas pasir harus menjual sesuai dengan ketentuan HET, seperti penjualan eceran gula pasir kepada masyarakat langsung sebagai konsumen Rp12.500/kg dan beras terdapat tiga pilihan kulitas beras dan harga yang berbeda pula.

“Masyarakat yang akan menjual kembali diberikan harga grosiran. Harapannya, harga di tengah masyarakat tetap stabil, tidak terjadi kenaikan yang bisa merugikan masyarakat sebagai konsumen,” ujarnya.

Saat ini, di Provinsi NTB, Perum Bulog Divre NTB sudah membentuk ‘Rumah Pangan Kita’ sebanyak 97 titik. Pengelola RPK tersebut langsung oleh masyarakat yang sudah sanggup dan memiliki tempat berjualan di perkampungan padat penduduk.  Sebanyak 97 unit RPK yang sebagian besar ada di Kota Mataram ini disuplai langsung kebutuhan untuk beras dan gula pasir dengan harga grosir.

“Kita berharap tidak terjadi lagi kenaikan harga yang kelewat tinggi. Sehingga harga tetap stabil dan murah dan terjangkau oleh konsumen,” ujarnya.

Ma’mun mengatakan, pihaknya akan terus memperbanyak ‘Rumah Pangan Kita’ di seluruh wilayah Provinsi NTB pada tahun 2017 mendatang. Bahkan di tahun 2017, Perum Bulog Divre NTB menargetkan RPK ini sebanyak 250 unit.

Dengan demikian harga kebutuhan pokok utamanya beras dan gula tetap stabil di tengah masyarakat dan tidak ada lagi cerita kedua komoditas pangan yang menjadi tanggungjawab Bulog menjadi penyebab laju inflasi yang tinggi. “Idealnya RPK di NTB ini sebanyak 1.049 unit, tapi kita akan adakan secara bertahap,” ujarnya.

Sementara itu mengenai ketersediaan stok beras yang ada di gudang penyimpanan Perum Bulog NTB dipastikan dalam kondisi aman dan terjaga. Bahkan stok cadangan pangan NTB masih aman hingga lima bulan kedepan atau Mei 2017 mendatang.

Sementara penyerapan pembelian gabah panen petani tetap berjalan. Terlebih lagi, musim panen Maret-April pembelian Bulog NTB sudah cukup banyak, selain pembelian setiap bulannya tetap berjalan seperti biasa.

Untuk stok gulas pasir di Bulog NTB, saat ini masih sekitar 662 ton dari total pasokan sejak bulan Puasa lalu mencapai 1.552 ton. Terlebih lagi minggu ini adalagi pasokan gula pasir sebanyak 250 ton.

Dengan demikian stok gula pasir dalam kondisi aman termasuk juga sebanyak apapun permintaan masyarakat untuk gula pasir tetap akan terpenuhi dengan harga HET Rp12.500/kg. “Untuk gula tidak ada masalah, bahkan kami siap memasok lagi dari pabrik, jika permintaan gula tinggi di NTB,’ tutupnya. (luk)

Kamis, 08 Desember 2016

Soal Raskin Tak Layak Komsumsi, Wabup Soppeng Panggil Bulog

Rabu, 07 Desember 2016

SOPPENG, BERITA-SULSEL.COM – Terkait dengan adanya beras raskin tak layak komsumsi yang di temukan warga Desa Lalabata Riaja, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Soppeng, Supriansa pun angkat bicara melalui akun Facebook pribadinya.

Supriansa menyampaikan telah meminta Kepala Bulog Soppeng atau Kansilog untuk memberikan penjelasan terkait temuan beras raskin yang berulat dan berdebu.

“Bulog sudah salurkan sebanyak 29 ribu karung, tapi baru satu karung ditemukan rusak,” kata Supriansa.

Supriansa meminta kepada pihak Bulog untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran, jangan sampai ada permainan yang dapat merugikan masyarakat.

Ia pun menghimbau kepada seluruh masyarakat jika menemukan raskin tak layak komsumsi sekiranya dapat melaporkan ke kantor desa.

“Buat masyarakat jika ada beras raskin yang rusak di terima, agar segera melapor ke kepala desa setempat untuk segera mendapatkan pergantian beras dari bulog,” harapnya.

Tak lupa Supriansa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pengguna facebook informasi menganai raskin yang tak layak komsumsi. (hen)

http://berita-sulsel.com/soal-raskin-tak-layak-komsumsi-wabup-soppeng-panggil-bulog/

Jatah Raskin Berkutu, Lurah Pondok Ranji Kembalikan ke Bulog

Rabu, 07 Desember 2016

Penyaluran sebanyak 391 karung beras sejahtera (Rasta) atau beras keluarga miskin (Raskin) berkutu dan berwarna kuning di Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), ditanggapi serius lurah setempat. Jatah Raskin tersebut akan dikembalikan dan ditukar dengan kualitas yang cukup bagus. Meskipun tidak semua raskin tersebut berkualitas buruk, menurut Lurah Pondok Ranji akan tetap ditukarkan karena merupakan permasalahan yang sangat sensitif.

“Ini tetap akan dibagi-bagikan tapi kita pilih dahulu, inikan tidak semuanya berkutu dan yang kualitas jelek akan kita tukar,” ujar Lurah Pondok Ranji, Mukroni saat ditemui di Kantor Kelurahan.

Sebelum ditukarkan ke bulog, rasin seberat 15 kilogram (Kg) dan dibandrol seharga Rp 24.000 ini akan tetap dikonfirmasikan kepada warga terkait keadaannya (raskin), dan jika warga tersebut menerima maka itu akan diberikan kepadanya. Hal ini dilakukan karena penukaran raskin akan memakan waktu yang cukup lama yaitu ke Cikande, Serang, Banten.

Raskin berkutu sempat pernah terjadi di Pondok Ranji pada tahun 2012. Terdapat 13 karung raskin ditukar karena kualitasnya yang buruk dan sekarang kembali terjadi karena sebelumnya belum ada komplain dari warga tentang raskin yang didapatinya.

Penyaluran raskin pada bulan Desember ini dan dilakukan sebulan sekali ini merupakan penyaluran terakhir karena pemberian raskin ini akan dilanjutkan di bulan depan melalui e- warong.

Mukroni mengajurkan kepada warga miskin untuk mencapur raskin dengan beras yang kualitasnya bagus. Selain memperlama waktu penghabisan beras, pencampuran beras ini juga dapat mengurangi rasa dan bau beras yang kurang enak.

“Kita anjurkan kepada masyarakat untuk mencampurkan raskin sama dengan beras yang kualitas bagus. Selain itu juga, jika mereka benar-benar mengonsumsi raskin saja hanya habis selama 2 minggu, makanya kami menganjurkan dengan beras berkualitas bagus,” tandasnya. (tan)

https://tangerangonline.id/2016/12/07/jatah-raskin-berkutu-lurah-pondok-ranji-kembalikan-ke-bulog/

Mantan Karyawan Bulog Tipu Ratusan Juta Rupiah

Rabu, 07 Desember 2016

Magetan pojokpitu.com, Mantan karyawan bulog asal Madiun harus duduk di kursi pesakitan. Pasalnya, ia melakukan penipuan terhadap puluhan warga dengan modus dijanjikan bisa menjadi karyawan bulog dengan syarat membayar uang dalam jumlah tertentu.

Terdakwa Indra, warga asal Jatisari kota Madiun, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Magetan.  Sidang yang dipimpin oleh hakim ketua, Nurhadi, mengagendakan pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum (JPU).

JPU pengganti, Sugiyarto, mendakwa Indra dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Mantan karyawan bulog Surabaya ini didakwa melakukan penipuan dengan modus bisa memasukkan seseorang menjadi karyawan bulog dengan syarat menyetorkan uang sebesar 7 juta rupiah.

Secara bersamaan, majelis hakim Pengadilan Negeri Magetan juga melakukan sidang terhadap dua teman Indra, yaitu Siti Fatimah dan Basuki Rahmat. Kedua terdakwa ini berperan sebagai pengepul uang sekaligus mencari calon korban. Sedikitnya ada 32 orang yang menjadi korban penipuan yang kebanyakan warga Maospati Magetan. Ketiga terdakwa tersebut terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara.

Sementara, atas dakwaan dari JPU, masing-masing terdakwa mengakuinya. Terdakwa tidak mengajukan nota pembelaan.  Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan sejumlah saksi. (pul)

Rabu, 07 Desember 2016

Pengadaan Beras Lampung Terbesar dalam Sejarah

Rabu, 7 Desember 2016

RAKYATKU.COM, BANDAR LAMPUNG - Tekad Pemerintah Provinsi Lampung memperkecil pengiriman gabah ke luar Lampung mulai membuahkan hasil. Pengadaan beras di Lampung tercatat terbesar dalam sejarah, bahkan dalam beberapa bulan menempati posisi pertama dari tujuh produsen utama beras nasional.

Menurut data Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung, hingga Desember ini pengadaan beras mencapai 137 ribu ton dari target 120 ribu ton. “Kami optimistis hingga akhir 2016 mampu menembus angka 140 ribu ton. Ini pencapain terbesar dalam sejarah Bulog Lampung, karena selama ini rekor penyerapan tertinggi tercapai pada 2009 sebesar 122 ribu ton,” kata Kepala Perum Bulog Divre Lampung Dindin Syamsudin di Bandar Lampung, Senin (5/12/2016).

Lompatan besar pengadaan itu, menurut Dindin, tak lepas dari tekad pemerintahan Gubernur Muhammad Ridho Ficardo, untuk meningkatkan produksi gabah. Sejak 2015, pemerintah pusat menargetkan kenaikan produksi gabah 1 juta ton.

Sehingga di akhir 2016, produksi gabah Lampung mencapai 4,2 juta ton. Pada 2015, target pengadaan beras Lampung masih dipatok 80 tibu ton dan sering tidak tercapai.

Sehingga Lampung selalu jadi juru kunci dari tujuh provinsi produsen utama beras yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Namun sejak April 2016, Lampung menduduki urutan pertama penghasil beras dalam negeri.

“Baru Desember ini Lampung di posisi kedua di bawah Jawa Tengah,” kata Dindin. Dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi Lampung, menurut Dindin, berupa kebijakan Gubernur Ridho yang tidak mengizinkan gabah keluar Lampung, selain beras.

“Kebijakan ini membuat aparat di lapangan berani bertindak tegas. Semakin banyak beras yang keluar, makin banyak nilai tambah yang didapat masyarakat Lampung,” kata Dindin.

Bulog juga menggandeng organisasi petani seperti Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) terjun ke petani menyerap gabah.

Kemudian, bersama Tim Serap Gabah (Sergab) yang dibentuk Tim Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai yang menggandeng aparat TNI agar menjual gabah ke Bulog. Atas prestasi itu, kini Lampung menjadi pemasok rutin beras ke lima provinsi dari semula dua provinsi yakni Bengkulu dan Jambi.

Kini, selain ke Bengkulu dan Jambi, beras asal Lampung dikirim ke Riau, Sumatera Utara, dan Aceh, sejak September 2016. “Pola percepatan penyaluran beras rakyat miskin atau raskin, juga turut membantu kenaikan pengadaan beras. Penyaluran raskin di Lampung kini mencapai 99%. Ini semua tak lepas dari kebijakan Gubernur Lampung yang mendorong agar Lampung lebih banyak mengirim beras daripada gabah,” kata Dindin.

http://pariwisata.rakyatku.com/read/30600/2016/12/07/pengadaan-beras-lampung-terbesar-dalam-sejarah

Beras Merauke Surplus 4.000 Ton, Bulog Sebut Baru Terjadi Tahun Ini

JAYAPURA [PAPOS] – Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat (P2B), Ibrahim Wairoy menjamin ketersediaan beras hingga tiga bulan ke depan menyusul terjadinya kelebihan stok beras dari Merauke. Ibrahim pun mengakui, surplus beras Merauke baru terjadi tahun ini.
“Makanya kita hentikan pembelian beras dari Jawa Timur, karena stok yang ada saat ini melebihi target. Target kami untuk penyerapan beras Merauke hanya 30.000 ton, tapi justru over hingga 4.000 ton, “kata Ibrahim kepada Papua Pos, baru-baru ini.

“Secara regional Papua dan Papua Barat ketersediaan beras aman, mulai dari Sorong, Merauke dan Nabire.Perhitungan kita pada Desember sangat mencukupi, “kata Ibrahim.

Dia juga mengatakan, kebutuhan beras untuk Divisi Regional P2B sangat mencukupi.“Untuk Jayapura dan Wamena kebutuhan 4.600 ton per bulan, “katanya.

Bulog, kata dia, membuat perencanaan berdasarkan analisa sejumlah masukan dari Dinas Pertanian untuk menentukan target pengadaan beras setiap tahun.

“Jumlah ini sudah tersedia, jadi pengadaan sudah dihentikan baik dari Jatim dan juga Merauke, “paparnya.Beras Merauke ini, kata dia, untuk stok di Jayapura sebanyak 10.000 ton dan 20.000 ton ke Merauke.

“Sebisa mungkin beras dari Merauke untuk memenuhi kebutuhan sendiri, jadi tidak dikirim ke luar Papua lagi.Beras dari wilayah ini dikirim ke Boven Digoel, Asmat, Mappi dan Yahukimo serta Merauke sendiri, juga ke Jayapura “katanya.

Ibrahim mengakui, surplus beras Merauke baru terjadi tahun ini, hal ini imbas dari kemarau yang terjadi tahun lalu. “Setelah kemarau, kemudian tanam lagi hasilnya lebih bagus, makanya bisa sampai surplus, “kata Ibrahim. [srb]

http://www.papuapos.com/index.php/ekonomi-papuapos/item/6883-beras-merauke-surplus-4000-ton-bulog-sebut-baru-terjadi-tahun-ini

Selasa, 06 Desember 2016

Bulog Surakarta Pasok Beras ke Sumbar 2.000 Ton

Selasa, 06 Desember 2016

Warta Ekonomi.co.id, Solo - Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, memasok pangan ke Sumatera Barat pada Desember 2016 sebanyak 2.000 ton setara beras untuk pemerataan ketahanan pangan.

"Pengiriman beras ke daerah lain itu, merupakan program move nasional untuk pemerataan cadangan pangan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, di Solo, Selasa (6/12/2016).

Ia menjelaskan pengiriman pangan ke Padang, Sumbar, sebanyak 2.000 ton melalui angkutan kapal sehingga total tahun ini pasokan beras ke daerah lain mencapai 10.000 ton.

"Kami sebelumnya melakukan pasokan ke Aceh sebanyak 4.000 ton, Medan 1.000 ton, dan Kalimantan Tengah 3.000 ton," kata Rizal Mulyawan.

Ia mengatakan persediaan pangan di wilayah eks-Keresidenan Surakarta terhitung hingga Senin (5/12) mencapai 45.000 ton setara beras.

"Jumlah itu masih aman untuk memenuhi kebutuhan pangan di eks-Keresidenan Surakarta hingga Juli 2017 mendatang," katanya.

Bahkan, Bulog Surakarta masih mempunyai waktu untuk menambah pengadaan pangan dengan menyerap hasil panen para petani diperkirakan antara 1.000 hingga 2.000 ton setara beras hingga akhir Desember mendatang.

"Kami masih dapat melakukan realisasi pengadaan pangan hingga akhir Desember 2016," katanya.

Bulog melalui sembilan gudang penyimpanan yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di eks-Keresidenan Surakarta melakukan penyerapan tahun ini dengan realiasasi 106.048 ton setara beras.

"Realisasi pengadaan pangan 2016 ini, sudah melebihi target atau sekitar 106,048 persen. Kami ditargetkan pengadaan pangan tahun ini sebanyak 100 ribu ton," katanya.

Kendati demikian, pihaknya terus berupaya melakukan pengadaan pangan di daerah-daerah yang sedang panen raya, sekaligus dapat mengendalikan harga gabah di tingkat petani agar tidak anjlok. (Ant)

http://wartaekonomi.co.id/berita123016/bulog-surakarta-pasok-beras-ke-sumbar-2000-ton.html

Kasus Beras Bulog Memakai Karung Merek Lain Ditangani Subdit Indag Polda Babel

Selasa, 6 Desember 2016

Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kasus penjualan beras Bulog menggunakan karung merek lain ditangani Subdit Indag Direktorat Kriminal Khusus Polda Kepulauan Bangka Belitung.

"Kasus beras bulog yang dijual menggunakan karung beras bermerek kita limpahkan ke Subdit Indag Dit Krimsus," kata Kasubdit Jatanras AKBP Adi Nugraha, Senin (5/12/2016).

Barang bukti antara lain 10 ton beras bulog dan puluhan karung beras bulog yang sudah dipindah ke karung beras bermerk dan terjahit rapi masih berada di lokasi yang sudah dipasangi garis polisi.

Ia menerangkan belum diamankannya barang bukti dari lokasi karena keterbatasan gudang penyimpanan barang bukti di Polda Kep Bangka Belitung.

Sedangkan barang bukti lain seperti dua unit mesin jahit karung, 3 pisau dan lainnya diamankan di Polda Kepulauan Bangka Belitung.

"Untuk jelasnya silakan ke Subdit Indag karena wewenangnya sudah di mereka," imbuh Nugraha.
Tim Jatanras Polda Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (2/12/2016) menangkap tangan pekerja di Toko Jaya Abadi yang sedang memindahkan beras Bulog ke dalam karung beras bemerek untuk dijual kembali.

Dari Toko Jaya Abadi di Jalan Trem, polisi mengamankan sebanyak 37,5 karung beras bulog berisi masing-masing 50 kilogram.

Rinciannya, 15 karung beras merek gareng berisi beras bulog masing-masing 40 kilogram, 3 karung beras merek RM berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 7 karung beras merek udang berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 5 karung beras merek sendok berisi beras bulog ukuran 40 kilogram.

Selain itu juga diamankan karus beras tanpai isi merk bulog 78 buah, karung beras kosong RM 14 buah, 40 karung kosong merek Gareng dan 6 karung kosong merek Sendok.

Sedangkan di gudang toko didapati 10 ton beras bulog yang diduga juga akan dipindahkan kekarung-karung beras bermerek.

Senin, 05 Desember 2016

Kepala GSP Bulog Lamajakka Terancam Dipecat

PINRANG, BKM- Pasca berstatus tersangka dalam kasus dugaan penyelewengan beras Bulog yang menyebabkan negara rugi hingga Rp5 miliar, Kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Badan Urusan Logistik (Bulog) Lamajakka I Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang berinisial MS yang sudah dinonaktifkan dan terancam sanksi pemecatan.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog Sulselbar, Abd Muis Ali yang dikonfirmasi saat
berkunjung ke Kabupaten Pinrang, baru baru ini.

“Yang bersangkutan langsung , dinonaktifkan dari jabatanya setelah ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres
Pinrang. Dalam waktu dekat perusahaan juga akan mengambil tindakan tegas yakni memecat oknum Kepala gudang
tersebut,” jelas Muis.
Muis mengungkapkan, terkait kasus tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Pinrang.

“Polisi akan segera melakukan penahanan kepada tersangka. Jadi proses hukumnya kami serahkan semua kepada
penegak hukum,” tegasnya. Untuk diketahui, penyelewengan beras yang terjadi di GSP Bulog Lamajakka I mencapai 800 ton atau setara dengan Rp5 milyar. (ady)

http://beritakota.co.id/Berita/2016/12/04/kepala-gsp-bulog-lamajakka-terancam-dipecat/

Bulog Pessel Salurkan Raskin Tak Layak Konsumsi

Senin,05 Desember 2016
Bulog Pessel Salurkan Raskin Tak Layak Konsumsi

Bulog Pessel Salurkan Raskin Tak Layak Konsumsi Kondisi beras miskin (raskin) yang diterima masyarakat di Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan. Kualitasnya sangat buruk dan tidak layak konsumsi. (OKIS MARDIANSYAH)
PAINAN, HALUAN — Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) kembali mempertanyakan kualitas beras miskin (raskin) yang turun pada kwartal IV Tahun 2016. Mereka menilai kualitas raskin yang disalurkan tersebut masih kurang layak untuk dikonsumsi oleh mereka yang sangat membutuhkan.

Keluhan ini diung­kap­kan oleh Upik (48), warga Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas. Ia mengatakan, raskin yang diturunkan pada kwartal ke IV ini, dinilai masih kurang layak untuk dimasak, karena bewarna kuning dan bau serta banyak dedaknya.

“Sebelum dikonsumsi, kami menjadi bekerja dua kali karena harus membawa kembali raskin ini ketempat penggilingan. Karena warna­nya kuning dan dedaknya masih banyak alias baka­buik,” ungkapnya.

D­ikatakannya, seluruh masyarakat Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Ba­tang Kapas, mengakui jika kwalitas raskin tersebut me­mang tidak bagus untuk dikonsumsi oleh manusia dan masih jauh dibawah standar.

“Jika dibandingkan de­ngan bulan lalu, kondisi raskin saat ini beda-beda tipis saja. Namun, apa mau dikata masyarakat memang sangat membutuhkannya, jadi terpaksa kami terima saja,” tambahnya.

Ia berharap, ke depannya Pemerintah Daerah setempat, untuk lebih selektif lagi dalam menetapkan kualitas beras raskin sebelum disa­lurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, se­hing­ga kejadian serupa tidak terjadi berulang-ulang.

“Ya, kami sebagai warga yang tergolong masyarakat kurang mampu sangat ber­harap agar kedepannya hal ini tidak terjadi lagi. Jangan mentang-mentang harganya murah, lalu tidak mem­per­hatikan kualitasnya,” ung­kapnya dengan nada polos.

Sebelumnya, seorang ke­pala urusan setempat yang tidak mau disebutkan nama­nya, sudah memberitahukan kondisi raskin tersebut ke­pada pihak penyalur. Dalam kesempatan itu, pihak pe­nyalur berjanji akan segera mengganti dengan kualitas yang lebih bagus lagi.

“Terkait permasalahan raskin ini, kita sudah me­nyampaikan kepada pihak penyalur Raskin tersebut. Dalam waktu dekat pihaknya berjanji akan mengganti segala kerusakan beras tersebut. Namun, harus di­ser­tai dengan bukti yang ada dan berapa jumlah keru­sakan beras tersebut,” jelas­nya.

Informasi yang berhasil dihimpun Haluan di lapa­ngan, terdapat sejumlah Kenagarian di Kecamatan Batang Kapas, masyarakat penerima raskin pada kwar­tal IV tahun 2016, pada pendistribusiannya banyak yang tidak layak untuk di­konsumsi karena kualitas yang kurang bagus. Namun, terkait berapa jumlahnya belum dapat dipastikan se­cara detail karena masih menunggu kepastian dari Instansi terkait.

Dihubungi terpisah, Ke­pala Gudang Perusahaan Umum (Perum) Badan Uru­san Logistik (Bulog) Ka­bupaten Pesisir Selatan (Pes­sel) Tris Medi mengatakan, terkait masalah itu pihaknya sudah melakukan survei kelapangan terkait dengan pendistribusian ke masing-masing nagari, terutama di Kecamatan Batang kapas.

“Terkait masalah ini saya juga minta maaf. Ke de­pannya kita akan mengi­ngatkan kepada seluruh pe­nga­was raskin disetiap Keca­matan agar lebih selektif lagi dalam penyaluran beras Ras­kin tersebut. Kemudian berapa jumlah jumlah beras yang tidak layak konsumsi akan kita lakukan peng­gantian sesuai dengan data dan jumlahnya,” tutupnya. (h/mg-kis)

http://harianhaluan.com/news/detail/62552/bulog-pessel-salurkan-raskin-tak-layak-konsumsi

Bulog Beli Jagung Garut Rp 3 200 Kg

Sabtu, 03 Desember 2016

Polisi Ungkap Pemalsuan Beras Bulog Dikemas Jadi Beras Bermerk

Jumat, 2 Desember 2016

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Tim Opsnal Subdit Jatantras Dit Krimum Polda Kep Bangka Belitung mengungkap kasus pemalsuan merk beras di Toko Jaya Abadi Pangkalpinang,  Jum'at (2/12/2016). Penungkapan ini dipimpin langsung oleh Kasubdit AKBP Adi Nugraha.

Modus yang digunakan pelaku beras bulog yang harganya murah dipindahkan ke karung beras merk antara lain merk RM, merk Sendok dan merk Udang yang harganya lebih mahal.

Saat Toko Jaya Abadi yang terletak di Jl Trem Kota Pangkalpinang didatangi salah seorang pekerja Dv (35) sedang melakukan kegiatan pemindahan beras.

Polisi langsung mengamankan dua mesin jahit karung beras, 4 pisau, 50 karung beras bulog yang belum dibuka,

Belasan karung beras bulog yang sudah dimasukkan dalam karung beras merk RM, sendok dan Udang.

Selain itu polisi juga mengamankan Dv (35) pekerja dan Hn (50) pemilik toko.
"Keuntungan dari pemindahan beras bulog ke beras merk terkenal ini bervarias paling tinggi keuntungannya Rp 200 per kilogramnya," kata AKBP Adi Nugraha.

http://bangka.tribunnews.com/2016/12/02/polisi-ungkap-pemalsuan-beras-bulog-dikemas-jadi-beras-bermerk

Polisi Akan Selidiki Asal Beras Bulog

Jumat, 02 Desember 2016

Ditemukan Raskin Menggumpal

Jumat,2 Desember 2016

Bulog Siap Mengganti

BANYUMAS – Warga Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran mengeluahkan kualitas beras miskin (raskin) yang diterima. Sedikitnya ditemukan tiga kantung raskin kemasan 3 kg yang tidak layak konsumsi karena menggumpal.

Petugas pembagian raskin Desa Dukuhwaluh, Sutiarjo, mengungkapkan tiga kantung raskin tidak layak konsumsi tersebut ditemukan di dua tempat berbeda. Masing-masing dua kantung di wilayah RT 5 RW II dan satu kantung RT 1 RW IX.

“Kemarin (Rabu-red) warga yang menerima raskin tersebut mengembalikan kepada kami, minta diganti. Sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini, ini baru kali pertama, biasanya raskin yang dibagi kualitasnya baik,” kata dia. Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, selain menggumpal, raskin tersebut juga berwarna kusam dan berbau tidak sedap. Gumpalan-gumpalan raskin berukuran kecil dan besar tersebut menyerupai nasi kering.

Tiga Kantung

Kepala Desa Dukuhwaluh, Sidun Suharyanto, mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan. Kemudian melaporkan temuan tersebut kepada Bulog agar segera diganti beras yang baru. “Tidak semuanya menggumpal, hanya sebagian. Tadi pagi Bulog sudah datang ke sini menukar tiga kantung raskin yang menggumpal.

Bulog juga menukar 14 kantung raskin yang masih ada di balai desa. Raskin tersebut sebenarnya tidak menggumpal, tapi karena khawatir jadi ditukar sekalian,” ujar dia. Dia menjelaskan, pihaknya menerima kiriman raskin dari Bulog, Jumat (24/11) lalu sebanyak 399 kantung. Sehari kemudian raskin mulai didistribusikan melalui ketua RT. Distribusi raskin masih berlangsung sampai kemarin.

Sementata itu, Humas Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas M Priyono, membenarkan temuan tersebut. Dua menjelaskan, raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat proses distribusi dsri gudang ke balai desa.

“Raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat diangkut menggunakan truk. Sebenarnya beras yang terkena air hujan sudah dipisah, tapi ternyata terbawa. Kami sudah langsung menukar raskin tersebut dengan raskin yang baru,” kata dia. (fz-45)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ditemukan-raskin-menggumpal/

Tersangka Kepala Gudang Bulog Lamajakka I Dinonaktifkan

Kamis, 01 December 2016

RAKYATKU.COM, PINRANG - Kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Lamajakka I, Pinrang, MS, dinonaktifkan pasca penetapan dirinya sebagai tersangka kasus penyelewengan ratusan ton beras.

Penonaktifan itu disampaikan Kepala Divisi Regional Bulog Sulselbar Abdul Muis S Ali. "Sudah dinonaktifkan dari jabatan sebagai kepala gudang," kata dia di Pinrang, Kamis (1/11/2016).

Sanksi nonaktif tersebut hanya bersifat sementara. Sebab, pihak Bulog sementara memproses sanksi pemecatan. "Dalam waktu dekat, perusahaan akan mengambil langkah tegas dengan memecat dia," katanya.

MS diduga melakukan penyelewengan pengadaan beras Bulog sebanyak 800 ton atau setara dengan Rp5 miliar di GSP Lamajakka I.

Dugaan penyeleweangan itu diketahui setelah terjadi kekurangan volume beras stok nasional untuk jatah Beras Miskin (Raskin) dan persiapan operasi pasar pada laporan via online yang dilakukan pihak GSP Bulog Lamajakka I. Kekurangan beras itu terjadi secara bertahap antara Agustus hingga September.

Senin, 28 November 2016

10 Orang Terjerat Kasus Dugaan Korupsi di Gudang Bulog Madura

Minggu, 27 November 2016

Bisnis.com, PAMEKASAN--Kasus dugaan korupsi di Gudang Bulog Sub Divre XII Madura melibatkan 10 orang.

Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pamekasan Agita Tri Moertjahjanto mengatakan dari 10 orang itu, lima di antaranya telah divonis bersalah oleh pengadilan, sedangkan lima lainnya masih dalam proses persidangan.

"PPara pihak yang diduga terlibat dan telah divonis itu antara lain Kasi Pelayanan Publik Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre XII Madura Hardiyanto, dan Koordinator Kualitas PT PAN Asia, Suharso," katanya, Sabtu (26/11/2016).

Tersangka Hardiyanto, warga Tulungagung dan Harsono, warga Banyuwangi itu ditahan setelah keduanya menjalani pemeriksaan selama lima jam di ruang penyidik Kejari Pamekasan.

Dalam kasus korupsi ini kedua tersangka memiliki peran yang berbeda. Tersangka Hardiyanto sebagai verifikasi pengadaan beras dan untuk tersangka Suharso penentu kualitas pada pangadaan beras, pada Agustus, September dan Oktober 2014.

Perbuatan kedua tersangka dijerat pelanggaran Pasal 2, 3 dan 9 Undang-Undang Nomor 31, Tahun 2009 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, junto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, junto Pasal 55 10 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Kasus dugaan penggelapan bantuan raskin di Gudang Bulog Sub Divre XII Madura itu, terjadi pada 2014.

Sebanyak 1.504 ton raskin digudang Bulog Madura itu diketahui hilang, namun oleh pejabat Bulog Madura kala itu dibuat seolah telah bantuan beras untuk rakyat miskin itu telah disalurkan.

Tiga bulan kemudian, stok beras tetap kosong, meski telah dilakukan pengadaan oleh Bulog Jawa Timur, sehingga Bulog Jatim akhirnya melaporkan ke Kejati Jatim dan oleh Kejati dilimpahkan ke Kejari Pamekasan, karena tempat kejadian perkaranya di Pamekasan.

Pria asal Pasuruan Jawa Timur ini lebih lanjut menjelaskan, setelah dilakukan penyelidikan, tim penyidik akhirnya menetapkan sebanyak 11 orang sebagai tersangka.

Sebanyak 10 orang dari 11 tersangka itu telah diproses hukum, dan lima diantara yang 10 orang itu divonis termasuk dua orang mantan pejabat Bulog Sub Divre XII Madura Suharyono dan Prayitno.

Kedua pejabat ini dijerat dengan Pasal 2, 3, dan 9 UU Nomor 31 Tahun1999 yang diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor junto Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Pasal ini menjelaskan tentang peran keduanya yang menggunakan kedudukannya untuk memberi kesempatan pada dirinya atau orang lain melakukan tindak pidana korupsi. Ancamannya 20 tahun penjara.

Tapi majelis hakim hanya mendasarkan putusannya pada Pasal 3, sehingga putusan jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa dengan denda hanya Rp50 juta, sedangkan tim penyidik menuntut Rp600 juta.

Perkara tindak pidana korupsi pengadaan beras fiktif ini berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Negara dirugikan hingga Rp 12 miliar lebih.

Sumber : Antara

http://surabaya.bisnis.com/read/20161127/1/92705/10-orang-terjerat-kasus-dugaan-korupsi-di-gudang-bulog-madura

Cadangan Beras Pemerintah di Bulog Ende Tinggal 6 Ton

Minggu, 27 November 2016

Laporan Wartawan Pos Kupang, Romuadus Pius
POS KUPANG.COM, ENDE -- Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Ende saat ini tinggal 6 ton dari total 100 ton. Sedianya CBP yang ada dipergunakan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana alam maupun kejadian luar biasa lainnya.

Kepala Sub Divre Bulog Ende, Guido Pareira mengatakan hal itu kepada Pos Kupang, Sabtu (26/11/2016) di Ende ketika dikonfirmasi mengenai keberadaan stok beras cadangan pemerintah yang ada di Gudang Bulog Ende.

Guido mengatakan pada tahun ini penyerapan beras cadangan pemerintah cukup tinggi yang diindikasikan dengan stok yang ada di Bulog Ende dari 100 ton yang disediakan tinggal 6 ton.
Menurut Guido stok 6 ton bukanlah suatu jumlah yang banyak karena apabila disalurkan ke suatu daerah yang terkena bencana maka dipastikan dalam waktu beberapa hari saja sudah habis.

Oleh karena itu pihaknya berharap dalam waktu tersisa di tahun 2016 tidak ada kejadian luar biasa yang menimpa Kabupaten Ende karena mengingat stok beras cadangan pemerintah tinggal sedikit.

Namun demikian ujar Guido kalaupun memang ada kejadian luar biasa tentu pemerintah setempat memiliki solusi untuk membantu masyarakat meskipun mungkin bukan dari beras cadangan pemerintah yang ada di gudang Bulog Ende.*

Jumat, 25 November 2016

Buruk : Kualitas Raskin Bulog Bulukumba Dikeluhkan

Jumat, 25 November 2016

BULUKUMBA, titahtimur.com – Kualitas beras miskin (Raskin) diwilayah bulukumba dikeluhkan masyarakat penerima raskin, pasalnya kualitas sangat buruk, kondisi beras kuning dan ada yang hitam.

Beberapa warga masyarakat menyampaikan bahwa beras yang diterimah sangat tidak layak konsumsi alasnya sangat kuning dan ada yang hitam apabila dimasak hanya satu malam didalam pemanas sudah basi, hal tersebut disampaikan warga, kamis (24/11).

” jelek sekali berasnya, kuning dan kehitaman, satu malam sudah basi” ungkapnya.

Data tentang kualitas beras dibeberapa wilayah di bulukumba, bahkan di jeneponto hampir semua sama, dimana sangat tidak layak dikonsumsi bahkan tidak sedikit orang mejadikan makanan ayam, pengumpulan sampel beras raskin ini sangat jelas seperti apa yang disampaikan beberapa warga masyarakat.

Keluhan masyarakat penerima raskin ini bulan sebelumnya juga perna terjadi sehingga di klarifikasi dan disampaikan kepada kepala bulog bulukumba dan kabulog berjanji akan mengecek dan mengingatkan semua kepala gudang yang ada diwilayah kerjanya agar mengecek semua beras yang akan di drop ke masyarakat karena memang waktu itu ia baru menjabat kepala bulog di bulukumba.

” saya akan cek dulu di semua gudang karena saya baru menjabat, jadi saya belum terlalu tau kualitasnya” ungkapnya beberapa waktu yang lalu

Dari hasil informasi masyarakat dan pantauan dilapangan ternyata masih terjadi kualitas beras yang buruk dan tidak layak konsumsi, namun juga bervariasi ada yang mendapatkan sedikit lebih baik ada yang sama sekali hitam dan bau.

Diharapakan bulog untuk segerah bekerja maksimal memantau kondisi yang dikeluhkan agar masyarakat mendapatkan beras raskin yang layak konsumsi

http://www.titahtimur.com/2016/11/25/buruk-kualitas-raskin-bulog-bulukumba-dikeluhkan/

Kota Mataram Ujicoba e-Voucher Pengganti Raskin

Kamis, 24 November 2016

MATARAM—Pemerintah Pusat telah menetapkan kebijakan dalam penyaluran beras untuk warga miskin (Raskin) bagi kepala rumah tangga pra sejahtera mulai tahun 2017 yang tak lagi menerima Raskin. Melainkan diganti dengan e-Voucher, yang akan diujicobakan di Kota  Mataram mulai Januari 2017.

“Penyaluran Raskin yang diganti dengan e-Voucher itu mulai berlaku Januari 2017, khusus di Kota Mataram sebagai ujicoba di NTB,” kata Kepala Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB, H. Achmad Ma’mun, Rabu (23/11).

Dikatakan, dengan akan diujicobakan pergantian Raskin dengan e-Voucher, maka akan berdampak terhadap jumlah penyaluran beras yang digelontorkan kepada masyarakat prasejahtera atau rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSM) di Provinsi NTB.

Jumlah penerimaa manfaat dari program Raskin di Kota Mataram sebanyak 28.533 RTSM yang tersebar di enam kecamatan. Dari jumlah tersebut, Perum Bulog Divre NTB setiap bulannya menyalurkan Raskin sebamyak 427 ton.

Mengenai pola penyaluran e-Voucher sebagai pengganti Raskin yang selama ini dibagikan kepada masyarakat pra sejahtera, Ma’mun mengaku tidak mengetahui secara persis. Pasalnya, untuk penyaluran e-Voucher menjadi ranah instansi terkait. Bulog NTB hanya diinformasikan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, bahwa mulai awal tahun 2017, khusus untuk Kota yang ada di seluruh Provinsi Indonesia akan diujicobakan pengganti Raskin dengan menyalurkan bantuan melaui e-Voucher.

“Penyaluran e-Voucher itu bukan kami di Bulog, tapi instansi teknis terkati. Pergantian dari Raskin kepada e-Voucher otomatis kuota Raskin setiap bulan itu di NTB menjadi bekurang,” sebutnya.

Ma’mun menyebut selama ini setiap bulannya Bulog Divre NTB menyalurkan Raskin bagi penerimaan manfaat yang tersebar di 10 kabupaten/kota diantaranya 8 kabupaten dan 2 kota dengan jumlah total penerima sebanyak 471.283 RTSM. Dari jumlah tersebut, setiap bulannya Bulog NTB menggelontorkan Raskin sebanyak 7.069 ton beras.

“Berarti mulai tahun depan jatah Raskin untuk NTB berkurang, khususnya di Kota Mataram sudah tidak ada lagi. Sehingga stok cadangan pangan, khususnya beras di gudang Bulog NTB semakin terkendali dan aman,” ujarnya. (luk)

Petani Tidak Menjual Gabah ke Bulog, ini Sebabnya

Kamis, 24 November 2016

LHOKSEUMAWE - Saat ini, harga beli gabah di Badan Urusan Logistik (Bulog) Lhokseumawe dari petani, jauh berbeda dengan harga beli oleh pengusaha. Sebab itu, Bulog tidak ada penambahan stok beras.

“Petani tidak menjual gabah ke Bulog karena harga lebih rendah, kalau pengusaha sedikit lebih tinggi. Mengenai harga pembelian oleh Bulog sudah ditetapkan oleh Pemerintah seharga Rp3.700. Hasil pantauan kami, petani menjual gabah kepada pengusaha sebesar Rp5.300 per kilogram,” ungkap Kepala Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) Lhokseumawe, Mulyadi, kemarin.

Selama harga beli gabah ini terdapat perbedaan mencolok, pihaknya sudah memasuki bulan ke empat tidak ada lagi penyerapan gabah dari petani lokal. Kondisi ini menurut Mulyadi akan berdampak kepada stok beras.

Mulyadi juga menyakini, stok beras di Bulog Lhokseumawe cukup untuk kebutuhan masyarakat dalam jangka waktu empat bulan ke depan. Selain itu, penyaluran beras untuk rumah tangga miskin, rata-rata baru sekitar 85 persen untuk tiga kabupaten/kota dalam tahun 2016.

Kejati Sulselbar Periksa Kasi Logistik Bulog Pinrang

Kamis, 24 November 2016

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Kepala Seksi Logistik Bulog Kabupaten Pinrang, Abdul Majid Lada menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi Sulselbar.

Pemeriksaan digelar, Kamis (24/11/2016) dalam kasus dugaa korupsi pengadaan beras fiktif di Kabupaten Pinrang.

"Kasi Logistik dipanggil dan diperiksa kapasitasnya sebagai saksi kasus pengadaan beras yang sementara diselidiki,"kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati, Salahuddin.

Sebelumnya, Kejati juga telah memeriksa Wakil Kepala Sub Divre Bulog Wilayah II Parepare, Miftahul Ulum.

Pengadaan beras kata Salahuddin diduga merugikan uang negara senilai Rp 5 miliar berdasarkan hasil perhitungan sementara Penyidik Kejati Sulselbar.(*)

MOU Bulog–Kemendes PDTT Agar Petani Tak Dirugikan

Kamis, 24 November 2016

Mantan Kepala Gudang Bulog Terbukti Selewengkan Beras

Rabu, 23 November 2016

Semarangpos.com, SEMARANG — Mantan Kepala Gudang Bulog Baru Mangkang, Kota Semarang, Sudarmono, dijatuhi hukuman lima tahun penjara atas penyelewengan sekitar 885 ton beras di tempat tersebut pada 2015.

Putusan yang dijatuhkan Hakim Ketua Anastacia Tyas dalam sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (23/11/2016), lebih rendah dari tuntutan jaksa selama enam tahun. Selain hukuman badan, hakim juga menjatuhkan hukuman denda Rp50 juta yang jika tidak dibayarkan akan diganti dengan hukuman kurungan selama sebulan.

“Menyatakan terdakwa terbukti bersalah, menjatuhkan hukuman oleh karenanya dengan pidana lima tahun penjara,” katanya.

Hakim menilai terdakwa terbukti bersalah menyalahgunakan wewenangnya sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UU No. 31/1999 yang telah diubah dan ditambahkan dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menurut dia, tindak pidana terdakwa terungkap ketika terdapat selisih persediaan beras di gudang tersebut.

Pencatatan administrasi pada 25 Juni 2015 diketahui stok sebanyak 3.621 ton beras. Pada 26 Juni jumlah tersebut menyusut menjadi 2.736 ton. Atas perbedaan data tersebut diperoleh selisih persediaan sebesar 885 ton yang jika dirupiahkan mencapai Rp6,3 miliar.

Atas tindak pidana korupsi yang dilakukannya itu, mantan Kepala Gudang Bulog Baru Mangkang, Kota Semarang juga dijatuhi hukuman untuk membayar uang pengganti kerugian negara senilai Rp6,3 miliar.

http://m.semarangpos.com/2016/11/23/korupsi-semarang-mantan-kepala-gudang-bulog-terbukti-selewengkan-beras-771253

Bulog Banyumas Tebar 300 Kg Daging Kerbau

Rabu, 23 November 2016

BULOG Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) telah menjual 300 kilogram (kg) daging kerbau untuk masyarakat Purwokerto dan sekitarnya. Penjualan tersebut dilakukan sejak pekan lalu.

Humas Bulog Banyumas M Priyono mengungkapkan bahwa untuk awal penjualan pihaknya mendapat pasokan hingga 1.000 kg dan sampai sekarang telah terjual 300 kg. "Setiap harinya ada saja masyarakat yang membeli daging kerbau. Sebab, harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga daging sapi. Harga daging sapi di pasaran masih dalam kisaran Rp120 ribu per kg, sementara daging kerbau dijual dengan harga Rp65 ribu per
kg," jelasnya, hari ini.

Dijelaskan oleh Priyono, dengan harga Rp65 ribu per kg maka banyak warga yang berminat membeli. Para pembeli tidak hanya berasal dari Purwokerto saja, melainkan juga dari sejumlah kecamatan di Banyumas serta Cilacap.

"Penjualan daging kerbau masih dalam tahap perkenalan. Sehingga umumnya, warga membeli daging kerbau rata-rata 1 kilogram (kg)," ujarnya.

Penjualan daging kerbau, kata Priyono, masih sebatas dijual Kantor Bulog Banyumas dan belum sampai ke gudang-gudang Bulog di wilayah Karesidenan Banyumas. "Sebab, penjualan daging kerbau baru sebatas pengenalan saja. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau animo semakin tinggi maka akan dijual lewat gudang-gudang Bulog," jelasnya. (OL-5)

Terungkap 2 Merek Terkenal Dioplos Beras Bulog

Rabu,23 November 2016

Liputan6.com, Pekanbaru - Tim Opsnal Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar, Riau, mengungkap peredaran beras oplosan. Ratusan karung beras oplosan disita sebagai barang bukti dan petugas menahan seorang tersangka bernama Dede Eka Putra.

Menurut Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardy Priadinata, dalam kasus ini terdapat buron yang masih diburu di Sumatera Barat. Identitasnya masih dirahasiakan untuk kepentingan penyelidikan.

"Puluhan karung berisi beras diduga oplosan disita, termasuk alat pengoplos, puluhan karung kosong, alat pembersih dan pencampur beras," kata Edy, Minggu, 20 November 2016.

AKBP Edy menyebutkan, terungkapnya kasus ini berkat keluhan masyarakat yang menilai sebuah merek beras terkenal tidak sesuai dengan kualitasnya. Petugas kemudian menyelidiki dan menemukan isi beras tak sesuai dengan merek aslinya.

Petugas kemudian menggerebek sebuah rumah di Jalan Tarai, Perumahan Mahkota Riau, Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Rumah itu diduga dijadikan tempat pengoplos beras Bulog dengan beras asal Sumatera Barat.

"Dalam kasus ini, tersangka mendapat keuntungan besar karena mengoplos beras Bulog dengan beras asal Sumbar dan dimasukkan ke karung beras merek terkenal untuk dijual," sebut Edy.

Hasil interogasi petugas, tersangka dan saudaranya yang masih buron membeli satu ton beras produksi Bulog dengan harga yang murah. Kemudian, tersangka juga membeli beras asal Sumatera Barat.

Beras Bulog dan beras dengan kualitas memadai tadi dicampur. Untuk membersihkan beras supaya terlihat bagus, tersangka dan saudaranya memakai sebuah alat pembersih dan kipas angin.

"Sekilas, beras oplosan Bulog ini terlihat seperti beras kualitas memadai karena warnanya sudah berubah," kata Edy.

Hasil oplosan tadi dimasukkan ke dalam karung yang sudah diberi merek beras terkenal. Ada dua merek yang diduga dipalsukan isinya, yaitu Anak Daro dan Mawar. Dua karung merek terkenal ini dicetak sendiri oleh kedua tersangka.

Selasa, 22 November 2016

Bulog Target Beli Lima Ribu Ton Beras Petani Riau

SENIN, 21 NOVEMBER 2016

PEKANBARU, SENUJU.COM - Badan Urusan Logistik Provinsi Riau-Kepulauan Riau menargetkan akan menyerap padi petani lokal pada musim panen kali ini sebanyak 5.000 ton.

"Kami optimis menjelang akhir tahun Bulog akan membeli produksi panen padi petani hingga 5.000 ton," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre Riau-Kepri Tommy Despalingga di Pekanbaru.

Tommy menjelaskan, penetapan target ini didasari oleh masih ada wilayah di Riau yang belum melakukan panen raya padi.

"Kabupaten Tembilahan dan Bunga Raya Desember mendatang akan melakukan panen raya," terang Tommy.

Menurutnya dengan demikian pihaknya sudah melakukan pemantauan jika harga padi petani di wilayah tersebut di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) maka Bulog akan menyerapnya agar tidak merugi.

Tommy menambahkan sejauh ini pihaknya sudah mampu membeli padi petani sebanyak Rp1.300 ton. "Kita lihat saja sampai Desember nanti masih akan nambah," tegasnya.

Adapun wilayah yang sudah melakukan panen padi Tembilahan, Kampar, Siak dan Rokan Hilir serta Kuala Kampar.

http://senuju.com/news/detail/2459/bulog-target-beli-lima-ribu-ton-beras-petani-riau

Ribuan Ton Raskin Masih Ngendon di Bulog

Senin, 21 November 2016

SURYA.co.id | SUMENEP – Sedikitnya 5000 ton beras untuk keluarga miskin (Raskin) untuk 17 Desa di Kabupaten Sumenep, Madura, masih belum ditebus dan masih ngendon di gudang Bulog Sumenep.

Walaupun sebagian besar raskin tersebut telah disalurkan ke masyarakat penerima manfaat beras raskin.

Tercatat hingga saat ini telah 332 desa dan kelurahan di Kabupaten Sumenep. Namun hingga akhir November sebanyak 17 desa diantaranya belum menebus raskinnya.

"Katanya, kades tidak bisa menebus raskinnya karena adanya perubahan peraturan pencairan raskin, sehingga 17 desa tersebut tidak bisa menebus raskinnya," ujar Kepala Bagian Perekonomian, Pemkab Sumenep, Moh Hanafi Kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (21/11/2016).

Dikatakan, salah satu kendala, mengapa masih ada sebagian raskin ngendon di Bulog, yakni perobahan tatacara penebusan raskin.

Kalau sebelumnya penebusan raskin dengan cara sistem pembayaran setelah beras didistribukan ke daerahnya. Namun saat ini justru sebalikyna, sebelum didistribusikan harus sudah lunas sebelumnya.

"Kita tengah mengusakan di ujung tahun 2016 ini, sisa raskin bisa tertebus semuanya. Dan jika kendalanya adalah soal cara penebusannya, maka kita usahakan kita kembalikan ke tatacara sebelumnya," jelas Hanafi.

Pemerintah Kabupaten Sumenep, berharap sisa raskin segera ditebus dan pada tahun 2016 ini tidak ada raskin yang tersisa di gudang Bulog.

Karena raskin tersebut sangat dibutuhkan, khususnya bagi keluarga miskin yang sangat membutuhkan uang tersebut. "Jangan sampai hingga akhir tahun 2016 ini hangus," imbuhnya.

Penerima beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Kabupaten Sumenep, Madura, pada tahun 2016 tidak ada perubahan pagu dengan tahun 2015.

Pada tahun 2015 pagu raskin di Kabupaten Sumenep sebanyak 1.745 ton setiap bulannya bagi 116.78 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di 27 kecamatan se Kabupaten Sumenep.

http://surabaya.tribunnews.com/2016/11/21/ribuan-ton-raskin-masih-ngendon-di-bulog

Senin, 21 November 2016

Bulog Divre Padangsidimpuan Miliki Piutang Raskin Rp 4 Miliar Lebih

Minggu, 20 November 2016

* Jelang Natal dan Tahun Baru Stok Beras Aman

Padangsidimpuan (SIB) - Kepala Bulog Divre Padangsidimpuan, melalui Kasi Pelayanan Publik Ari Setiawan, mengatakan, pihaknya memiliki piutang raskin sebesar Rp 4 miliar lebih, namun piutang atas  tunggakan raskin dari sejumlah daerah yang telah didistribusikan  itu dipastikan pembayarannya akan aman dan lancar.  

"Kita memiliki piutang Rp 4 miliar dikarenakan adanya percepatan penyaluran raskin, sehingga total penyaluran di bulan Oktober-Nopember lebih kurang 3.000 ton. Namun demikian, kita merasa puas atas kinerja Bulog Divre Padangsidimpuan yang telah berhasil menyelesaikan pagu raskin tahun 2016 tanpa kendala," ujarnya.

Dikatakan, penyaluran raskin di 5 kabupaten/kota seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapsel, Padanglawas Utara (Paluta), Padanglawas (Palas) dan Mandailing Natal (Madina) sudah hampir seratus persen, dari 3000 ton sampai saat ini hanya tersisa sekitar 700 ton saja yang belum disalurkan kepada titik sasaran. Ari optimis tenggang waktu yang tersisa di tahun 2016 seluruh alokasi raskin di wilayahnya sudah selesai didistribusikan.

Ari juga mengatakan, menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, Bulog Divre Padangsidimpuan sudah menyediakan stok beras yang cukup. "Persediaan beras untuk masyarakat Tabagsel menjelang Natal dan Tahun Baru dijamin aman," ujar Ari.

Menurut Ari, dari stok beras sebanyak 4000 ton, termasuk jatah raskin yang disimpan di 3 gudang Bulog, masing-masing dua gudang di Padangsidimpuan dan satu gudang di Sibuhuan, Kabupaten Palas. "Cadangan beras 4.000 ton itu untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru 2017," ujar Ari. (E-07/y)

http://hariansib.co/view/Marsipature-Hutanabe/142249/Bulog-Divre-Padangsidimpuan-Miliki-Piutang-Raskin-Rp-4-Miliar-Lebih.html

Polisi Bongkar Pengoplosan Beras Bulog

Minggu, 20 November 2016

KAMPAR - Pihak Polres Kampar, Riau berhasil membongkar kasus jaringan pengoplosan besar bulog (beras raskin). Beras bantuan pemerintah ini dioplos dengan beras salah satu merek yang nilainya jauh lebih tinggi dari bulog.

Dalam kasus ini polisi membekuk pelaku pengoplosnya yakni DR (21) warga Pangakalan Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). "Beras bulog ini dicampur dengan beras Anak Daro dan dijual seharga beras bukan bulog itu," ucap Kapolres Kampar, AKBP Edy Sumardi Minggu (20/11/2016).

Selain tersangka, turut diamankan polisi sejumlah barang bukti antara lain 52 karung beras merek Anak Daro yang telah dioplos, 18 karung beras Anak Daro asli. Kemudian, 190 karung bekas kemasan beras bulog, 133 lembar karung kemasan beras merek mawar, 70 lembar karung kemasan beras merek Anak Daro.

"Kita juga mengamankan alat pembersih dan pencampur beras, sebuah kipas angin yang merupakan alat untuk mengoplos," katanya.

Pengungkapan kasus tersebut berawal dari informasi masyarakat yang dirugikan karena mengonsumsi berbagai beras tapi kualitas rasanya jauh menurun.

Reskrim Polres Kampar kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil melakukan identifikasi. Petugas pun mengerebek rumah tersangka di Perumahan Mahkota Riau, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kampar.

 Pengakuan tersangka, dia bersama saudara kandungnya membeli beras bulog yang merupakan beras untuk orang miskin sebanyak 1 ton dan 500 kilogram beras Anak Daro. Lalu, dua jenis beras itu dicampur. Beras bulog dengan berat 50 kilogram dibeli seharga Rp98 ribu.

"Setelah mencampur kedua beras beda kualitas itu, tersangka membersihkannya dengan cara dikipas. Setelah itu digunakan alat yang dibuat dan dirancang sendiri oleh pelaku. Beras yang telah dioplos ini kemudian dikemas kembali ke dalam karung dengan merek Anak Daro yang dicetak sendiri oleh pelaku dan menjualnya ke berbagai tempat," tukasnya.

 Tersangka kemudian pengemas dua jenis beras beda kualitas itu dengan kemasan Anak Daro. "Kemasan 10 kilogram dijual dengan harga Rp98 ribu," kata Edy.

(Ari)

http://news.okezone.com/read/2016/11/20/340/1546317/polisi-bongkar-pengoplosan-beras-bulog

Bulog Persiapkan Infrastruktur Distribusi

Jumat, 18 November 2016

Kasus Beras, Bulog Kaget Ternyata Karung Beras Banyak Lubang

KAMIS, 17 NOVEMBER 2016

RUTENG, SUARAFLORES.CO– Bulog Ruteng merasa kaget ketika memeriksa langsung beras kesejahteraan (Rasta) yang diserahkan ke warga Desa Ulu Wae, Selasa (15/11/2016). Awalnya, Kepala Gudang Bulog, Wahab Oden yang baru menjabat selama beberapa hari mengaku tidak percaya atas kekurangan tersebut setelah ditimbang ulang. Dia bersama rekannya tercengang atas peristiwa tersebut, bahkan pihak Bulog membawa dacing sendiri ke kantor desa.

Pihak Bulog kesal karena ada banyak karung Rasta tersebut berlubang. Padahal, menurut Oden dari gudang masih utuh. “Dari gudang, karungan ini masih utuh. Yah, ganti saja karena tidak tahu siapa yang salah,” katanya di Kantor Desa Ulu Wae menanggapi berkurangnya beras Rasta untuk warga.

Hal yang membuat Oden yakin karena sudah ada surat resmi penimbangan antara sopir pengangkut Rasta dengan pihak desa disertai dengan surat tanda serah terima. Setelah ditimbang semua, dia bersama rekannya berjanji mendroping sisa 594 . “Kami siap menggantikannya”, janjinya waktu itu.

Untuk diketahui, pihak Desa Ulu Wae pada periode pertama, Januari – Juni 2016 sudah pernah mengalami kekurangan Rasta dan berhasil komplein ke pihak Bulog. Sementara, tahun 2015, Kepala Desa Ulu Wae, Stefanus Basri Sarok, S.Ag pernah diperiksa Inspektorat terkait penyaluran Rasta tersebut dan membayar dua karung beras dengan menggunakan uang pribadi. Hal itu membuat istri Sarok marah besar.

Atas dasar pengalaman tersebut, periode pertama pendropingan Rasta, pihak Desa Ulu Wae mulai menimbang per karung. Hasilnya mencengangkan, ada kekurangan Rasta sebanyak 992 kilogram. Kades Ulu Wae saat itu mengancam pihak Bulog untuk dilaporkan ke Kepolisian. Takut diancam, pihak Bulog kemudian mengembalikan sebanyak 992 kilogram beras tersebut.

Peristiwa ketiga, Desa Ulu Wae kembali menimbang Rasta tersebut, hasilnya juga menjengkelkan. Dengan demikian,diduga ada permainan besar atas beras-beras tersebut. Alhasil, Bulog Ruteng siap mendroping kembali kekurangan beras kesejahteraan (Rasta) yang diperuntukkan bagi warga Desa Ulu Wae, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur sebesar 594 kilogram.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Gudang Bulog Ruteng, Wahab Oden bersama rekannya Satker, Fadli dan Petrus Hadi setelah memastikan langsung di Kantor Desa Ulu Wae, Selasa sore (15/11/2016).

Saat dicek langsung dan ditimbang ulang oleh pihak Bulog bersama Kades Ulu Wae, Stefanus Basri Sarok, S. Ag bersama Ketua BPD Desa Ulu Wae, Lazarus Gandur, Anggota BPD, Eduardus Nani, Sekretaris Desa Ulu Wae, Hendrikus Ulu Wae, dan Kaur Umum, Rikardus Efrem, ditemukan terjadi kekurangan karena itu pihak Bulog siap membayar.

“Kami akan mengganti kekurangan 594 kg tersebut dalam waktu sesingkat-singkatnya tetapi meminta bantuan desa untuk mengambilnya sendiri di Bulog,” janji Oden.

Diberitakan sebelumnya, bantuan Rasta tersebut pendropingan beras seharusnya dilakukan setiap bulan namun karena pertimbangan tertentu mereka membaginya dua kali setahun. Artinya, enam bulan sekali. Total pendropingan semestinya sebanyak 11, 880 ton tetapi yang didroping hanya sebesar 11, 286 Kg, maka kekurangan sebanyak 594 kilogram diganti oleh Bulog tetapi resikonya Desa yang ambil sendiri di Bulog.

Dikatakan Kades Basri, setelah pendropingan tambahan kekurangan 594 tersebut baru berasnya dibagikan kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) di Ulu Wae.

“Kami akan melakukan pembagian ke 132 Kepala Keluarga setelah kekurangan tersebut diganti oleh Bulog Ruteng. Untuk 6 bulan,  Juli – Desember 2016, kami membagi sebesar 90 kg/KK”, katanya.

Untuk diketahui, beras yang kurang untuk Desa Ulu Wae sudah diangkut ke Ulu Wae, Rabu (16/11/2016). Dan, pihak Bulog tidak mengantar bersama staf mereka ke lokasi.

“Kami serahkan pengiriman ke lokasi dipercayakan saja kepada pihak kedua sebagai  pengangkut,”aku Fadli. (Melky Pantur)

http://www.suaraflores.co/kasus-beras-bulog-kaget-ternyata-karung-beras-banyak-lubang/

Bulog Perlu Lebih Mengevaluasi Penyaluran Beras

KAMIS, 17 NOVEMBER 2016

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR Endang Srikarti Handayani menyatakan Bulog perlu lebih melakukan evaluasi terhadap mekanisme dan kualitas penyaluran beras kepada warga miskin karena masih ditemukan sejumlah permasalahan.

"Perlu dirut dan jajarannya melakukan evaluasi ke bawah. Jangan hanya percaya dengan laporan-laporan," kata Endang Srikarti dalam rilis di Jakarta, Kamis (17 November 2016).

Menurut dia, saat ini masih terdapat keluhan dari masyarakat seperti beras bagi warga miskin yang didistribusikan ternyata masih ada yang berkualitas buruk.

Untuk itu, politisi Partai Golkar itu mendesak manajemen Bulog melakukan evaluasi kepada Bulog di daerah yang kinerjanya kurang.

Endang berpendapat bahwa pangkal persoalan penyaluran beras berkualitas buruk bukanlah karena produksi di tingkat petani.

Namun, lanjutnya, rusaknya beras itu lebih karena sistem penyimpanan yang tidak bagus dan dugaan kecurangan.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR Hermanto menginginkan Bulog dapat benar-benar memaksimalkan pembelian beras dari para petani di berbagai daerah guna meningkatkan kesejahteraan petani di Tanah Air.

"Bulog diberi amanat anggaran untuk mengelola dan membeli beras rakyat, dan mengelola raskin. sepenuhnya dari anggaran itu diupayakan semaksimal mungkin agar Bulog membeli beras dari petani, dan mengalokasikan untuk kepentingan raskin," kata Hermanto.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu mengingatkan sesuai dengan UU Pangan, ada klausul yang menyebutkan pemerintah sekuat mungkin memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri yang berasal dari produk-produk petani dalam negeri.

https://m.tempo.co/read/news/2016/11/17/090821174/bulog-perlu-lebih-mengevaluasi-penyaluran-beras

Warga Kecewa Bulog Distribusikan Beras Tak Layak Konsumsi

Kamis, 17 November 2016

DPR Desak Bulog Evaluasi Pendistribusian Raskin

Kamis,17 November 2016

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayani mendesak agar Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan evaluasi dalam Pendistribusian raskin atau rastra. Pasalnya setelah reses, Endang mendapati keluhan dari masyarakat, raskin yang didistribusikan berkualitas buruk. Bahkan penerima raskin enggan untuk mengkonsumsi raskin dari Bulog.

"Saya minta manajemen Bulog wajib dievaluasi. Karena Bulog-Bulog di daerah kinerjanya kurang bisa dipercaya. Dapat dilihat dari kualitas berasnya tidak bagus, mutunya menurun," papar Endang sebelum pembukaan masa sidang, di ruang Paripurna DPR, Nusantara II, Rabu (16/11).

Dia meminta, Dirut Bulog beserta jajarannya melakukan evaluasi internal. Jangan hanya berpedoman dari laporan normatif saja, diperlukan pemantauan langsung agar dapat mengatasi masalah yang masih kerap terjadi.

"Perlunya Dirut dan jajaranya melakukan evaluasi ke bawah. Jangan hanya percaya dengan laporan-laporan," tandasnya.

Selama masa reses, Anggota Dewan dari Dapil Jawa Tengah V ini telah menyerap aspirasi masyarakat, dan ternyata raskin yang diperuntukkan bagi rumah tangga golongan tidak mampu berkualitas buruk.

"Kulitas beras yang buruk ditemukan di dapil saya. Pada saat reses kita kumpulkan masyarakat khususnya penerima raskin itu, dan lurahnya kita kumpulkan semuanya. sejauh mana implementasi raskin," jelas Endang.

Dia juga menjabarkan, muara permasalahan pendistribusian beras berkualitas buruk ada di dalam Bulog, bukan produksi beras di petani. Sesuai dengan hasil sidak yang dilakukan Endang, rusaknya beras karena penyimpanan yang tidak bagus. Selain itu menurut dia ada praktik-partik kecurangan antara Bulog dan tengkulak beras, dua pihak ini dianggap mengoplos beras bagus dengan beras buruk.

Terlebih lagi, dia mengatakan Bulog sulit diajak berkomunikasi untuk mendiskusikan solusi pemecahan masalah. "Bulog diajak komunikasi susah. Perbaikan ini butuh komunikasi," ujar Endang.

http://news.liputan6.com/read/2653977/dpr-desak-bulog-evaluasi-pendistribusian-raskin

DPR Minta Bulog Maksimal Sejahterakan Petani

Rabu, 16 November 2016

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulog diminta benar-benar memaksimalkan pembelian beras dari para petani di berbagai daerah guna meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia, demikian ditegaskan anggota Komisi IV DPR RI, Hermanto.

"Bulog diberi amanat anggaran untuk mengelola dan membeli beras rakyat, dan mengelola raskin. sepenuhnya dari anggaran itu diupayakan semaksimal mungkin agar Bulog membeli beras dari petani, dan mengalokasikan untuk kepentingan raskin," ujarnya.

Menurut Hermanto, sesuai UU Pangan, ada klausul yang menyebutkan pemerintah sekuat mungkin memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri yang berasal dari produk-produk petani dalam negeri.

Selain itu diharapkan pemerintah sekuat mungkin tak melakukan impor, meski sampai saat ini masih terdengar bahwa ada sebagian dari beras yang berasal dari impor.

"Harapan kita ke depannya agar impor ini dikurangi," ujarnya. (*)

Komisi IV Minta Bulog Maksimalkan Pembelian Beras di Petani

Rabu, 16 November 2016

Guna meningkatkan kesejahteraan petani di tanah air.
 
VIVA.co.id – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menginginkan Bulog dapat benar-benar memaksimalkan pembelian beras dari para petani di berbagai daerah guna meningkatkan kesejahteraan petani di tanah air.
"Bulog diberi amanat anggaran untuk mengelola dan membeli beras rakyat, dan mengelola raskin. sepenuhnya dari anggaran itu diupayakan semaksimal mungkin agar Bulog membeli beras dari petani, dan mengalokasikan untuk kepentingan raskin," kata Hermanto lewat pesan tertulis, Rabu 16 November 2016.
Politisi PKS ini mengingatkan, sesuai dengan UU Pangan, ada klausul yang menyebutkan pemerintah sekuat mungkin memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri yang berasal dari produk-produk petani dalam negeri.
Selain itu, kata Hermanto diharapkan agar sekuat mungkin tidak melakukan impor, meski sampai saat ini masih terdengar bahwa ada sebagian dari beras yang berasal dari impor.
"Harapan kita ke depannya agar impor ini dikurangi," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR Sjachrani Mataja mengutarakan harapannya agar Bulog dapat melaksanakan perannya yakni bisa mengayomi pangan terutama beras.
Untuk itu, politisi Gerindra itu juga mengharapkan tidak hanya satu daerah saja yang bagus yang terayomi, tetapi dapat dilakukan di seluruh daerah.  (webtorial)

http://politik.news.viva.co.id/news/read/848394-komisi-iv-minta-bulog-maksimalkan-pembelian-beras-di-petani

Rabu, 16 November 2016

Dirut Bulog Dapat Arahan dari Irman

Rabu, 16 November 2016

JAKARTA, KOMPAS — Permintaan Memi dari CV Semesta Berjaya membeli gula sebanyak 3.000 ton untuk didistribusikan di Sumatera Barat ditindaklanjuti Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti setelah ada perbincangan telepon dengan Ketua DPD Irman Gusman.

Hal ini terungkap dalam persidangan perkara suap terkait rekomendasi kuota distribusi gula impor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (15/11). Sidang untuk Memi dan suaminya, Xaveriandy, adalah mendengarkan keterangan saksi yaitu Djarot, Kepala Bulog Divre Sumatera Barat Benhur Ngkaimi, dan Kepala Seksi Perdagangan Bulog Divre Sumbar Suhardi.

Dari kesaksian Benhur, Irman diketahui menghubungi Djarot untuk memberitahukan ada permohonan pembelian gula dari Memi kepada Bulog Sumbar. Atas dasar itu, Benhur diminta Djarot untuk segera menindaklanjuti order yang diajukan CV Semesta Berjaya sejak 30 Juni 2016.

"Istilah dari Pak Djarot saat mengatakan ada telepon dari Irman?" tanya jaksa Ahmad Burhanuddin.

"Istilahnya, 'ada titipan dari Pak Irman Gusman. Namanya Bu Memi dari CV Semesta Berjaya. Apakah bisa dijadikan distributor gula di Sumatera Barat?'," jawab Benhur.

"Jadi, alasan CV Semesta Berjaya ini bisa jadi distributor karena ...?" cecar Burhanuddin.

"Karena ada titipan, Pak," jawab Benhur.

Djarot pun membenarkan, dirinya pernah dihubungi Irman. Saat itu, Irman memberikan nomor telepon Memi yang langsung dihubungi oleh Djarot untuk memastikan. Setelah itu, Djarot menelepon Benhur agar menindaklanjuti permohonan Memi.

Order Memi pun dipenuhi dengan mengambil stok gula dari Divre DKI Jakarta karena saat itu stok Divre Sumbar kosong. Memi pun hanya dapat 1.000 ton dari 3.000 ton gula yang dimintanya.

Respons cepat Djarot seusai mendapat telepon dari Irman membuat majelis hakim yang dipimpin Nawawi Pamulango bertanya. Pasalnya, order Memi sudah lama tidak ditanggapi Perum Bulog Divre Sumbar.

"Jika saudara tidak ditelepon Irman agar Memi bisa dapat gula, apakah saudara akan menindaklanjuti pengajuan order pembelian itu?" tanya Nawawi.

"Tentu, akan saya tindaklanjuti selama syarat dari mitra kerja ini terpenuhi. Kami mendapat perintah stabilisasi gula dari pemerintah. Artinya, siapa pun yang menelepon atau tidak ditelepon, saat ada orang yang mau mendistribusikan dengan harga yang tidak melampaui tentu akan kami proses," jawab Djarot.

Eksepsi

Sementara dalam sidang terpisah, penasihat hukum Irman, Tommy S Bhail, dalam eksepsi menyampaikan bahwa kliennya tidak dapat dijatuhi pidana karena dakwaan berdagang pengaruh.

"Tanpa adanya ketentuan undang-undang sebagai dasar untuk menyatakan sesuatu sebagai perdagangan pengaruh, tidak ada kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada lembaga apa pun untuk menjatuhkan hukuman terhadap orang yang diduga melakukan perdagangan pengaruh," kata Tommy. (IAN)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/161116kompas/#/3/

Komisi IV DPR RI Harapkan di Era MEA Bulog Tingkatkan Kinerja

Selasa, 15 November 2016

PEKANBARU, Suluhriau- Komisi IV DPR RI menodorng peningkatakan kinerja perum bulog di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dalam rangka menjalankan fungsinya menjaga stabilitas harga.

Dengan belajar ke negara-negara maju, bagaimana menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron saat kunjungan kerja ke Pekanbaru, kemarin.

Dikatakan, tahun 2016 ditandai dengan era MEA  yang mengharuskan diberlakukannya pasar bebas kawasan Asean, juga berdampak bagi ketahanan pangan lokal dengan membanjirnya barang-barang pangan luar.

Dalam rangka menjaga ketahanan pangan, Bulog harus belajar ke negara yang bisa menjaga ketahanan pangannya sepanjang tahun dengan mengupayakan mengkonsumsi komoditi lokal sebagai prioritas masyarakat.

Walaupun dalam mengambil kebijakan bulog harus mengikuti pemerintah, namun hal tersebut harus terus diupayakan, apalagi komisi iv menyetuuji anggaran yang sangat besar untuk pengembangan bulog dalam stabilitas harga pangan dan keandalan pangan.

Menurut Herman Khaeron Bulog sebagai BUMN harus sedapat mungkin mengusahakan produk lokal menjadi produk yang dikonsumsi masyarakat agar ekonomi berkembang dan multi player effect-nya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sebagai perusahaan BUMN bulog juga harus bersinergi dengan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan ditengah terbukanya pasar kawasan di Asean. (slt)

http://suluhriau.com/read-205554-2016-11-15-komisi-iv-dpr-ri-harapkan-di-era-mea-bulog-tingkatkan-kinerja---.html

Program Pengadaan Pangan Bulog Banyumas Lampaui Target

Selasa, 15 November 2016

BANYUMAS, Jowonews.com – Program pengadaan pangan yang dilaksanakan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, melampaui target pada 2016 yang sebesar 80 ribu ton setara beras.

“Berdasarkan prognosa tahun 2016, kami ditarget untuk melakukan penyerapan sebesar 80.000 ton setara beras,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono didampingi Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog Subdivre Banyumas M. Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Ia mengatakan hingga saat ini pengadaan pangan yang dilaksanakan Bulog Banyumas telah mencapai kisaran 110.000 ton setara beras.

Bahkan, pengadaan pangan yang dilaksanakan Bulog Banyumas terus berlanjut karena hingga saat ini petani di sejumlah wilayah eks-Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara masih ada yang panen.

Dia mengatakan area persawahan yang memasuki masa panen, di antaranya Desa Cindaga, Kecamatan Kebasen, Banyumas, dan Desa Brani, Kecamatan Sampang, Cilacap.

Kendati demikian, dia mengakui volume gabah yang masuk ke gudang Bulog Banyumas tidak sebanyak masa panen sebelum.

“Saat ini rata-rata hanya berkisar 150-200 ton per hari,” katanya.

Selain itu, pihaknya lebih selektif dalam membeli gabah dari petani karena akan disimpan dalam waktu yang lama.

Menurut dia, hal itu disebabkan kadar air pada gabah hasil panen kali ini cukup tinggi akibat tingginya curah hujan di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.

“Kami tentunya akan lebih selektif karena gabah itu bakal disimpan dalam waktu lama,” katanya.

Disinggung mengenai stok beras di gudang Bulog Banyumas, dia memperkirakan masih mencukupi kebutuhan hingga Mei 2017, terutama untuk penyaluran beras keluarga sejahtera di wilayah eks-Keresidenan Banyumas. (jn03/ant)

http://jowonews.com/2016/11/15/program-pengadaan-pangan-bulog-banyumas-lampaui-target/

Bulog Kedu Targetkan Buka 105 Rumah Jual Sembako Resmi

Selasa, 15 November 2016

Bisnis.com, MAGELANG—Perum Bulog Sub-Divre Kedu, Jawa Tengah berhasil merealisasikan berdirinya 53 "Rumah Pangan Kita" (RPK) di enam wilayah kabupaten/kota.

Kepala Perum Bulog Sub-Divre Kedu, Joko Tri Septanto, di Magelang, Selasa (15/11/2016), menyebutkan sejumlah RPK tersebut, paling banyak di Kabupaten Magelang 34 RPK, kemudian Kota Magelang dan Kabupaten Kebumen masing-masing enam RPK.

Kemudian di Kabupaten Temanggung tiga RPK, di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo masing-masing dua RPK.

"Kami menargetkan hingga akhir tahun 2016 bisa mendirikan sebanyak 105 RPK. Saat ini kami terus sosialisasikan pada masyarakat yang berminat," ucapnya.

Ia mengatakan RPK merupakan warung yang menyediakan produk pangan langsung dari Bulog yang bertujuan untuk menstabilkan harga pangan di masyarakat.

Ia menyebutkan saat ini ada empat komoditas pangan yang disediakan Bulog di layanan RPK, yakni beras, gula pasir, minyak goreng, dan bawang putih.

Ia menuturkan RPK merupakan salah satu program pemerintah yang diamanahkan pada Perum Bulog. Guna menstabilkan harga tersebut pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) di RPK, antara lain gula pasir Rp12.500 per kilogram dan beras Rp8.500 per kilogram.

"RPK tidak boleh menjual komoditas yang disediakan melebihi HET," ujarnya.

Sumber : Antara
http://semarang.bisnis.com/read/20161115/14/90700/bulog-kedu-targetkan-buka-105-rumah-jual-sembako-resmi

Selasa, 15 November 2016

Warga Keluhkan Kualitas Beras Raskin

Senin,14 November 2016

PAINAN, HALUAN — Ma­syarakat Pesisir Selatan (Pessel) mengeluhkan kualitas beras miskin (Raskin) yang dinilai tidak bagus. Menurut mereka, apa yang disalurkan Badan Logistik (Bu­log) tidak sesuai dengan standar beras layak konsumsi.  
Menanggapi kondisi ini, Ke­pala Bagian Perekonomian (Ka­bag Perek) Sekretariat Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pesisir Selatan, Rosdi, saat melakukan peninjauan gudang Badan Lo­gistik (Bulog) Gedung Semi Permanen (GSP) Sago, Keca­matan IV Jurai, mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait adanya masya­rakat yang mengeluh tentang kualitas beras miskin yang disa­lurkan di salah satu nagari yang ada di Kabupaten tersebut.
“Karena adanya laporan itu, sehingga kami bersama tim lang­sung turun ke gudang Bulog GSP Sago ini untuk melakukan penge­cekan. Apabila nanti memang ditemukan sebagai mana yang dikeluhkan warga, maka pihak Bulog kita minta mengganti sesuai dengan kualitas se­mes­tinya,” katanya kepada Haluan, Senin (14/11).
Lebih lanjut kata dia, ber­dasarkan peninjauan saat itu ternyata pihak Bulog GSP Sago sudah menyalurkan kuota Raskin hingga bulan Oktober. “Agar penyaluran dua bulan terakhir tidak mengalami permasalahan, baik dari segi pendistribusian maupun penagihan maka kita meminta kepada pihak Bulog agar melakukan penyaluran pada minggu pertama bulan Desember ini,”ungkapnya.
Menurutnya, selain bisa me­ngantisipasi gejolak harga pasar di akhir tahun mendatang, hal ini juga bertujuan untuk me­mi­nimalisir tunggakan di tahun 2016. Sebab petugas memiliki rentang waktu selama tiga pekan untuk melakukan penagihan disetiap nagari.
Untuk mengantisipasi kekha­watiran lonjakan harga tersebut, lanjutnya, maka pihak Bulog GSP Sago, juga diminta menyediakan stoke beras untuk operasi pasar (OP) sebanyak 500 ton.  “Walau selama dua tahun terakhir di Pessel tidak terjadi lonjakan harga beras. Tapi pemerintah daerah melalui Bulog GSP Sago, tetap menyediakan stok beras se­ba­nyak 500 ton untuk operasi pasar. Jenisnya nanti beras Thailand,” katanya.
Sedangkan Kepala Bulog GSP Sago, Tris Medi, menje­laskan, bahwa stoke untuk OP yang tersedia sebanyak 500 ton itu bisa dioperasikan kapan saja bila memang dibutuhkan. Sebab ketersedian stoke itu memang bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan harga dan kelangkaan beras nantinya.
“Khusus untuk Raskin jumlah yang disalurkan saat ini sebanyak 364.470 Kg per bulan. Penya­luran itu dilakukan di 182 nagari pa­da 15 kecamatan yang ada. Ka­rena penyaluran dua bulan akan dilakukan secara sekaligus pa­da minggu pertama bulan De­sem­ber, maka total yang akan di­sa­lurkan sebanyak 728.940 Kg atau sebanyak 728,9 ton,” sebut­nya.
Terkait kualitas raskin se­bagai mana dikeluhkan oleh salah seorang warga yang ada di Kabu­paten Pesisir Selatan, pi­haknya mengaku tidak ada me­nerima laporan tersebut  “Na­mun, pihak Bulog siap me­lakukan peng­gantian sesuai dengan kualitas semestinya bila itu memang  terjadi. Termasuk juga per­min­taan penyaluran pada minggu pertama di bulan Desember nanti,” tutupnya. (h/mg-kis)

http://harianhaluan.com/mobile/detailberita/61937/warga-keluhkan-kualitas-beras-raskin

Tinjau Gudang Beras Bulog Riau, Komisi IV DPR RI Pertanyakan Kualitas Raskin

Senin, 14 November 2016

PEKANBARU, Suluhriau- Komisi IV DPR RI meninjau gudang Bulog GBB Jadirejo Divre Riau-Kepri. Dan mempertanyaka masih buruknya kualitas beras untuk orang miskin (raskin) atau sekarang disebut beras untuk pra sejahtera (rastra).

Rombongan Komisi IV DPR RI ke Riau dalam rangakain kunjungan kerja, dipimpin Waki Ketua, Herman Khaeron, Senin (11/11/2016).

Selain itu kuantitas rastra juga selama ini masih terus dipertanyakan karena tidak sesuai dengan takaran sebenarnya

Pertanyaan disampaikan Herman Khaeron saat menyampaikan sambutan. Menurutnya selama ini bulog tidak bisa lepas dari persoalan klasik yaitu kualitas dan kuantitas beras yang disalurkan kepada masyarakat miskin.

Sementara Direktur SDM dan Direktur SDM dan umum perusahaan Perum Bulog, Wahyu Suparyono menepis hal tersebut. Menurutnya, bulog tetap memperhatikan kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat, apalagi disubsidi pemerintah melalui APBN.

Herman khaeron juga menegaskan agar bulog meningkatkan fungsinya tidak hanya sebagai pedagangan, membeli dan menjual beras, tetapi lebih dari hal tersebut. (slt)

Senin, 14 November 2016

Kebijakan Perberasan Tanpa Raskin

Senin,14 November 2016

Pemerintah sedang menguji coba perubahan program beras untuk rakyat miskin ke voucer pangan. Dorongan perubahan raskin tidak lepas dari saran Komisi Pemberantasan Korupsi dua tahun lalu, yang menyarankan agar pemerintah menata ulang program raskin. Maksudnya agar tercegah ”potensi korupsi” dalam implementasinya.

Denni P Purbasari, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, menulis tentang reformasi beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kompas (11/10). Walau program raskin dihapus, ia menyebutkan bahwa fungsi Bulog tidak hilang. Bulog tetap dipercaya untuk menjaga harga produsen, stabilisasi harga beras, danstok beras nasional. Sayangnya, iatidak mengelaborasi lebih lanjut tentang hal itu.

Kemudian, Sapuan Gafar (Kompas,4/11) menilai pemahaman Denni tentang program raskin sempit. Seharusnya program raskin dilihat dalam keterkaitannya dengan kebijakan perberasan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Kalau Bulog hanya ditugasi melaksanakan pengadaan untuk menjaga harga produsen, tanpa penyalurannya dalam jumlah yang memadai—salah satu yang terpenting adalah raskin—Bulog akan bangkrut, implementasi kebijakan beras bisa buyar. Saya mencoba menengahi pandangan kedua ahli tersebut dengan menganalisis tugas penyaluran publik beras Bulog.

Kebijakan beras

Kebijakan beras pemerintah bertumpu pada instruksi presiden yang dirancang 15 tahun lalu, sebagai respons atas liberalisasi radikal yang dipaksakan oleh lembaga donor periode 1998-2000.Hampir semua instrumen kebijakan beras dicabut, Bulog diamputasi. Dampaknya, impor beras tidak terkendali, harga beras tertekan rendah, harga gabah menjadi tidak menarik buat petani yang berdampak serius dalam mewujudkan stabilitas harga dan meningkatkan pendapatan petani padi.

Menghadapi masalah tersebut, pada tahun 2001, Bappenas membentuk tim kajian kebijakan perberasan nasional dengan anggota dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga riset, dan lembaga swadaya masyarakat. Tim mampu mereformulasi kebijakan beras dan memformulasi paket kebijakan beras yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Konsep itulah yang dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan inpres tentang kebijakan perberasan nasional pada era pemerintahan reformasi, yang dimulai dengan Inpres No 9 Tahun 2002 (berlaku 1 Januari 2002), dan terakhir Inpres No 5 Tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah, sebagai bagian dari kebijakan perberasan nasional.

Cadangan beras

Walaupun kebijakan perberasan dirancang komprehensif, dalam pelaksanaannya hampir seluruh sumber daya diarahkan ke usaha tani, minim untuk memperkuat industri beras, yang telah berdampak pada lemahnya daya saing beras, dominan beras kualitas rendah, dan harga beras tinggi.

Pada tahun 2005, pemerintah memutuskan memiliki cadangan beras pemerintah (CBP), dimulai dengan besaran 350.000 ton. Bulog diminta mengelolanya untuk keperluan darurat, stabilisasi harga, dan bantuan pangan internasional. Pada rancangan awal, seperti yang disarankan oleh perancangnya tim Universitas Gadjah Mada (UGM), volume CBP bertahap diperbesar akan mencapai 1,25 juta ton pada 2008.

Namun, realisasinya jauh lebih rendah, hanya sekitar 350.000 ton per tahun, sebagian besar untuk intervensi pasar. Pada 2015, misalnya, jumlah CBP 353.000 ton yang dimanfaatkan untuk operasi pasar/pasar murah sekitar 60 persen, hanya 2 persen untuk bantuan korban bencana, selebihnya disimpan menjadi stok akhir. Pemerintah tidak pernah menggunakan CBP untuk bantuan internasional karena terhambat kualitas beras CBP rendah, sama dengan kualitas beras program raskin.

Pemerintah malahan memperbesar penyaluran raskin, sejak 2008 meningkat sangat pesat. Dalam periode 2011-2015, misalnya, rata-rata penyaluran raskin 3,3 juta ton per tahun, sedangkan pengadaan dalam negeri lebih rendah hanya 2,6 juta ton per tahun, membuat perangkap impor. Penyaluran raskin digandakan pada bulan-bulan instabilitas harga tinggi, mencapai 400-500 ton per bulan, lebih besar dari volume CBP tahunan. Tahun ini ditargetkan raskin sedikit menurun menjadi 2,8 juta ton, masih terlalu tinggi.

Manakala raskin dihapus atau dikurangi dengan signifikan, peran CBP perlu dioptimalkan. CBP haruslah ditingkatkan, baik volume maupun kualitas berasnya sehingga lebih efektif dalam mengendalikan inflasi, bisa tampil dalam bantuan pangan internasional, dan akan dapat mengatasi kebuntuan peningkatan kualitas beras serta tercipta insentif ekonomi buat penggilingan padi kecil/sederhana untuk memperbaiki alat/mesin.

Pada saat kita berhasil mencapai surplus produksi beras, maka penyerapan gabah/beras untuk CBP dapat membantu atasi harga gabah agar tidak tertekan.Oleh karena itu, peran CBP dapat juga dipakai sebagai instrumen untuk melindungi produsen.

Empat langkah

Dalam kaitan dengan itu disarankan: pertama, pemerintah perlu menata ulang kebijakan perberasan nasional yang mampu memperkuat daya saing industri beras. Kedua, volume raskin perlu dikurangi atau cukup 0,5 juta ton, diprioritaskan disalurkan pada wilayah terpencil di mana harga beras biasanya sangat tinggi.

Ketiga, volume CBP perlu ditingkatkan menjadi 1,3 juta ton setara 15 hari kebutuhan beras nasional. Kualitas beras untuk CBP haruslah beras kualitas premium agar lebih efektif dalam operasi pasar serta bantuan internasional. Pemanfaatan CBP diperluas, misalnya program food for work pada musim kemarau/paceklik, termasuk ekspor apabila stok akhir tinggi.

Keempat, dukungan harga atau harga pembelian pemerintah haruslah diubah dari satu kualitas beras (medium) menjadi dua macam kualitas medium dan premium.

M HUSEIN SAWIT, SENIOR ADVISOR PERUM BULOG 2003-2010; TIM AHLI KEPALA BULOG 1996-2002; PENDIRI HOUSE OF RICE

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/161114kompas/#/7/