Rabu, 13 April 2016
SLAWI – Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Adiwerna, Talang dan Dukuhturi mengeluhkan harga beras di Bulog yang ditawarkan ke petani. Harga itu dinilai terlalu murah jika dibandingkan dengan harga di agen. Persoalan ini mengemuka setelah para petani di wilayah tersebut mengadu ke wakil rakyat yang duduk di gedung parlemen.
“Ya, saya dapat aduan dari para petani bahwa harga beras yang ditawarkan bulog ke petani terlalu murah,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Mohamad Irfan, kepada para awak media, kemarin (12/4).
Dengan kondisi tersebut, lanjut Irfan, banyak petani yang enggan menjual beras ke bulog. Para petani lebih memilih menjual hasil panennya ke agen atau ke tengkulak. Menurut Irfan, kondisi demikian sudah berlangsung lama. Untuk itu, Irfan berharap supaya harga beras yang ditawarkan bulog ke petani supaya disamakan dengan harga di agen.
“Kalau harganya tidak bisa naik, para petani menolak bekerjasama dengan bulog,” ujar Irfan menirukan aduan dari petani.
Sekretaris Fraksi Harnas (Hanura Nasdem) ini juga membeberkan, para petani tidak hanya menjual ke agen, tapi juga menjual ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, harga di BUMDes hampir sama dengan harga yang ditawarkan oleh agen. “Kalau petani menjual ke bulog, dipastikan rugi,” cetusnya.
Apabila bulog tidak bisa menyamakan harga, dikhawatirkan harga beras dipasaran akan dimainkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Hal itu terbukti, beberapa gudang ricemill sudah banyak yang menyetok beras. Beras itu akan dipasarkan ketika harga beras mahal.
“Persolaan ini harus segera disikapi. Pemerintah harus bisa mencari solusi untuk mengkanter harga beras di pasaran,” harapnya. (yer)
http://www.radarpekalongan.com/11573/harga-bulog-dikeluhkan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar