Kamis, 28 April 2016
Pertanianku – Kepala Bidang Sarana Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Taufik Kusumo mengakui perbedaan data hasil pertanian sampai kini masih kerap terjadi. Hal itu tidak hanya terjadi pada lintas kementerian, tetapi juga pada satu instansi.
Taufik sangat menyarankan agar ke depannya hanya ada satu lembaga saja yang mengeluarkan data terkait hasil pertanian ini. ”Misalnya Badan Pusat Statistik (BPS). Kami akan mencoba ke arah sana,” ujar Taufik.
Selain permasalahan data yang tidak akurat, pihaknya tidak menampik untuk membuka peluang kerjasama dalam impor pangan dengan pihak swasta. Taufik menilai, bulog sebagai lembaga yang sekarang ini diberikan kewenangannya untuk menampung produk impor jagung dan kedelai masih butuh adanya sinergi.
“Bulog saat ini memang diberi penugasan untuk impor jagung, tapi dalam masa berjalan, bisa saja nanti kerjasama dengan swasta, tidak hanya pada jagung tetapi juga pangan. Kerja sama itu nantinya pakai bendera bulog,” tutur Taufik.
Sumber daya manusia yang dimiliki bulog memang terbatas serta tidak ahli dalam hal impor jagung, karena itu pihaknya memberi ruang kerjasama dengan swasta. “Sama seperti impor daging saja, meskipun Bulog sebagai operator, tetapi tetap kerjasama dengan swasta,” jelas Taufik.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finances (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pengaturan impor jagung dan kedelai ini perlu dipertimbangkan secara rasional dan terukur. Dirinya meminta pemerintah supaya jangan sampai terlena dengan ambisi semu dengan menargetkan peningkatan produksi domestik secara fantastis.
Lebih lanjut Enny mengatakan, swasembada jagung dan kedelai ini pada jangka panjang memang dapat menjadi solusi pamungkas. Namun, banyak syarat yang mesti dipenuhi pemerintah antara lain perlu adanya kebijakan insentif yang signifikan bagi peningkatan produksi dan produktivitas.
”Yang pasti dengan realitas konsumsi jagung dan kedelai yang masih tumbuh lebih cepat dibandingkan produksi, pemerintah tentunya harus bijak mempertimbangkan kebijakan impor jagung dan kedelai yang tepat dan terukur agar nantinya stabilitas ekonomi makro dan kepentingan masyarakat luas menjadi hal prioritas,” ujar Enny.
http://www.pertanianku.com/bulog-gandeng-swasta-untuk-impor-jagung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar