Rabu, 13 April 2016

Beras Tanpa Stempel, Para Mitra Bulog Diduga Sengaja Hilangkan Jejak

Rabu, 13 April 2016
Beras Tanpa Stempel, Para Mitra Bulog Diduga Sengaja Hilangkan Jejak

Tampak tumpukan beras dalam kantung yang hanya tertulis beras bulog. Sementara kotak atau kolom yang seharusnya diisi identitas mitra pemasok kosong, Rabu (13/4/2016) 

SURYA.co.id | LAMONGAN – Meski sudah tercantum dalam SOP, ternyata masih banyak mitra Bulog yang melanggar.
Beras yang dikemas dalam kantung dan dikirim ke Gudang Bulog Sukorejo ternyata banyak yang tidak berstempel atau tanpa identitas.
Praktik ini seolah ada unsur kesengajaan dari para mitra atau satgas untuk menghindari tanggung jawab kualitas beras jika selama disimpan di gudang mengalami perubahan atau penurunan kualitas. Dengan begitu petugas Bulog akan kesulitan melacak siapa pemasoknya (mitranya, red).
“Kalau saya amati hampir 50 persen kantung – kantung beras identitas mitranya tidak disebutkan,”ungkap sumber Surya yang enggan disebut jati dirinya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Rabu (13/4/2016).
Padahal dalam perjanjian atau SOP jelas disebutkan, bahwa stempel mitra (identitas, red) harus disebutkan.
Jika ini terus dibiarkan tanpa ada pengetatan, maka akan menjadi peluang para mitra untuk lepas tanggungjawab ketika ditemukan beras dalam kondisi jelek selama disimpan di gudang.
Jelas petugas Bulog kesulitan melacaknya, karena ada ribuan ton tumpukan beras yang dipasok dari mitra maupun satgas. Jika sudah tertuang dalam SOP, dan tidak ditulis identitas dalam kantung itu, maka Bulog punya kewajiban untuk menolaknya.
“Pelanggaran ini harus dievaluasi dan selidiki mengapa mereka tidak mau identitas perusahaannya, semisal UD atau PT nya,”tandas sumber itu.
Yang ada hanya cetakan yang menyebutkan diproduksi oleh Perum Bulog dan atau Beras Bulog Padahal ada kolom yang seharusnya diisi nama pemasok atau mitra.
Terkait dengan distribusi beras premium yang kini sudah dihentikan Bulog sebelum bulan April dan diganti beras medium, juga menjado sorotan sejumlah kalangan.
Pasalnya beras premium yang harga dan kualitasnya lebih tinggi itu seharusnya didistribusikan ke masyarakat kini sudah diganti dengan beras medium.
“Nah, beras medium itu kan kualitas dan harganya juga lebih rendah disbanding beras premium. Tapi pendistribusiannya sekarang sudah dibalik, padahal belum waktunya,”ungkapnya.
Menanggapi munculnya persoalan itu, Kepala Gudang Bulog Sukorejo, Agus Mada dukonfirmasi Surya, Rabu (13/4/2016) siang mengatakan, memang ada kantung beras yang tidak berstempel, namun tidak banyak.
Munculnya itu mungkin karena mitra mengejar waktu sehingga tidak sempat menstempel kantungnya.
“Kadang – kadang di tempat penggilingan tidak waktu,”ungkap Agus Mada kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Padahal pihaknya mengaku sudah menekankan agar distempel, tapi kembali lagi mitra kadang beralasan tidak ada waktu. Agus berjanji akan memperbaiki kendala yang ada, yakni persolan stempel pada kantong beras dari para mitra.
Sementara soal distribusi beras premium yang dihentikan dan diganti dengan beras medium, Agus Mada mengakui, pihaknya hanya menjalankan perintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar