Minggu, 17 April 2016

Eks bos Bulog: Impor gandum naik, nanti anak-cucu tak kenal padi

Sabtu, 16 April 2016

Merdeka.com - Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengkritisi langkah diversifikasi pangan yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, upaya tersebut tak dilakukan dengan menggunakan kekuatan produksi pangan lokal, tetapi menggenjot impor.

"Diversifikasi pangan sudah berubah, Kami senang konsumsi beras menurun, tapi apa yang naik? impor gandum yang naik Hampir sepertiganya. Artinya apa? Nanti anak cucu kita tidak kenal lagu dengan padi, tidak kenal dengan beras," kata mantan direktur utama Perum Bulog tersebut saat diskusi kebijakan stablisasi pangan, Jakarta, Sabtu (16/4).

Sutarto melihat kecenderungan masyarakat Indonesia beralih ke bahan makanan berbasis gandum, sebagai pengganti beras. Adapun produk olahan gandum paling digemari adalah mie dan roti.

"Saya selalu menghindari makan roti, kecuali rotinya dari singkong. Kalau harus makan mie, saya pilih yang putih karena yg putih terbuat dari beras, atau kwetiau itu juga dari beras," katanya.

Di sisi lain, dia menyarankan pemerintah terus menjaga ketersediaan pangan, terutama beras. Yakni melalui perluasan areal produksi pangan, pemanfaatan teknologi, serta diversifikasi panga berbasis lokal.

"Kita harus kerja mulai dari produksi, distribusi, diversifikasi, tidak bisa dipotong-potong," katanya.

[yud]
http://www.merdeka.com/uang/eks-bos-bulog-impor-gandum-naik-nanti-anak-cucu-tak-kenal-padi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar