Sabtu, 23 April 2016

Bulog Terus Mengintensifkan Kerja Sama Penggalian Informasi HPP

Sabtu, 23 April 2016

indopos.co.id – Perum Bulog mengklaim, harga gabah kering giling (GKG), gabah kering panen (GKP), bahkan harga beras masih terdeteksi berada baik di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, untuk dapat menggenjot penyerapan, Bulog terus mengintensifkan kerja sama penggalian informasi untuk mendeteksi di lokasi mana saja harga gabah petani yang mengalami penurunan hingga ke bawah HPP.

Kerja sama dilakukan, sehingga serapan gabah dapat langsung dilakukan. “Kondisi ini menyebabkan kami harus mencari titik-titik yang tidak terjamah tengkulak. Memang sering disampaikan kami diminta serap paling tidak 20-30 hektare dari 100 hektare panen, tapi kondisi di lapangannya memang tidak terjangkau. Dari catatan kami, per 17 April, serapan Bulog sebanyak satu juta ton gabah atau setara 497 ribu ton beras. Sebagai perbandingan, dalam RKAP tahun ini Bulog menargetkan serapan beras hingga 3,9 juta ton,” ujar Djarot di Jakarta, beberapa hari lalu.

Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, HPP GKP, GKG, dan Beras masing-masing, yaitu Rp 3.700, Rp 4.600, dan Rp 7.300. Saat ini, harga beras termurah di tingkat penggilingan berada di kisaran Rp 8-9 ribu. ”Saya menargetkan penyerapan beras 2,7 juta ton sampai Juni ini atau selama musim panen. Sehingga target 3,9 itu dapat dimanage dengan baik penyerapannya hingga akhir tahun. Sekarang serapan beras per hari sekitar 21 ribu ton,” jelas Djarot.

Kementerian Pertanian terus mendesak Bulog untuk dapat segera menyerap gabah petani karena potensi harga gabah yang dapat terus menurun saat panen raya. Belum lama ini, Kementan membentuk Tim Serap Gabah (Sergab). Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian Suwandi menyampaikan selama Maret-Mei 2016, protensi produksi GKG mencapai 30,9 juta ton atau setar 19,5 ton beras. Dengan konsumsi selama 3 bulan tersebut yaitu 7,98 juta ton, maka akan ada surplus beras sebesar 11,52 juta ton. “Jangan sampai kejadian yang terjadi Maret-April 2015 terulang lagi. Inibaru mulaipanen, harga gabah sudah turun,” kata Suwandi. (ers)

http://www.indopos.co.id/2016/04/bulog-terus-mengintensifkan-kerja-sama-penggalian-informasi-hpp.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar