Sabtu, 30 November 2013

Bulog Riau Beli Gabah Petani Jauh Lebih Tinggi Dibanding Harga Tengkulak

30 November 2013

KBRN, Pekanbaru : Bulog Divre Riau Kepri membeli gabah dari petani dengan harga jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual kepada tengkulak.

Kepala Bulog Divre Riau Kepri, Agus Dwi Indiarto kepada RRI, Sabtu (30/11/2013) mengatakan selama ini petani padi di Riau menjerit akibat rendahnya harga jual para tengkulak.

"Untuk meningkatkan kesejahteraan petani padi, pasar tersebut diperlukan petani sehingga punya stimulus untuk menanam padi agar tidak beralih ke tanaman lain," harapnya.

Dikatakan Agus, melalui anggaran yang dialokasikan khusus oleh pemerintah, Bulog membeli gabah petani dengan harga yang lumayan tinggi, kemudian diolah lagi, lalu dijual lagi dalam bentuk beras ke pasaran.

Agus Dwi Indiarto mengakui Bulog sudah sering menerima keluhan petani seiring masih lemahnya pemasaran padi yang dilakukan pemerintah, utamanya pada musim panen.

"Kalau kualitas produksi beras di kabupaten/kota di Riau tidak kalah dengan produksi di daerah lain. Melalui kerjasama ini Bulog akan menjadi mitra kerja bagi petani sesuai dengan kemampuan yang dimiliki," ujarnya. (Tongkulem/DS)

http://rri.co.id/index.php/berita/80240/Bulog-Riau-Beli-Gabah-Petani-Jauh-

Bulog Akan Beli Beras Petani

29 November 2013

ILUSTRASI - Dinas pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan Tanjab Timur bersama Bulog Divre Muarasabak untuk memfasilitasi petani dalam menjaga kestabilan harga jual padi.

HARIANJAMBI.COM, MUARASABAK - Dinas pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan Tanjab Timur bersama Bulog Divre Muarasabak untuk memfasilitasi petani dalam menjaga kestabilan harga jual padi.

"Jadi petani tidak perlu bingung, usai panen padi milik mereka akan dijual kemana," ujar Kadis Pertanian Tanjab Timur Ahmad Maushul belum lama ini.

Dikatakannya, langkah ini dilakukan selain menjaga kestabilan harga padi di tingkat petani, juga memberikan harga jual padi di tingkat petani mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP).

"Tidak ada lagi permainan harga, karena yang beli langsung Bulog," terangnya.

Dia mencontohkan, 200 ton padi di Kecamatan Berbak tahun lalu sudah dibeli oleh Bulog. Selain itu di Simpang Datuk, padi sebanyak 20 ton juga telah dibeli oleh Bulog.

"Bulog turun langsung membeli hasil padi petani," bebernya.

Dia mengungkapkan, peranan bulog dalam hal ini untuk memutus mata rantai tengkulak di Tanjab Timur, yang selalu membeli hasil panen padi jauh di bawah harga pasaran.

"Memang untuk memutus mata rantai tengkulak secara keseluruhan itu susah," jelasnya.

Karena, lanjutnya, jauh sebelum petani melakukan hasil panen padi, tengkulak terlebih dahulu telah jor-joran meminjamkan utang kepada petani. Dan untuk mengembalikan dana dari tengkulak, petani harus membayar lebih dari pinjamannya.

"Padi baru tanam saja tengkulak sudah berani pinjamkan, sehingga saat panen petani menjual hasil panennya kepada tengkulak, mata rantai ini yang akan kami putus," tandasnya. (*)




http://harianjambi.com/berita-bulog-akan-beli-beras-petani.html

Stok Beras di Bulog Lhokseumawe Cukup Sampai Januari 2014

29 November 2013


ACEH, Berita HUKUM - Stok beras miskin (raskin) di kantor Sub Divisi Regional Bulog Lhokseumawe, untuk Kabupaten Aceh Utara, dan Bireun cukup sampai dua bulan kedepan yakni untuk Desember sampai dengan Januari 2014 kedepan.

"Stok raskin sampai bulan Januari 2014 kedepan cukup untuk dua wilayah tersebut," kata Kepala Sub Bulog Drive Lhokseumawe, Mukti, kepada pewarta BeritaHUKUM.com, Jum'at (29/11).

Saat dijumpai di kantornya Mukti mengatakan, kebutuhan beras raskin untuk dua kabupaten itu jumlahnya sebanyak 19 ribu ton/ per 15 bulan. Yang sudah disalurkan ke masyarakat sejak awal Januari sampai Desember 2013 ini, untuk dua kabupaten itu sebanyak 720 ton, dan ditargetkan penyalurannya dapat selesai pada pertengahan bulan Desember 2013.

"Ditargetkan pertengahan bulan Desember ini sudah habis disalurkan," tuturnya.

Saat ditanya apakah pada tahun 2014 mendatang ada penambahan raskin, Mukti mengaku belum mendapat informasi atau surat keputusan dari Gubernur tentang Pagu Bulog. "Bulog belum tahu apakah akan ditambah atau tidak kebutuhan raskin itu," ujarnya.

Menyikapi seringnya temuan raskin yang tidak layak konsumsi, imbuh Mukti, pihaknya menghimbau kepada masyarakat dalam hal ini pihak yang menangani raskin di tingkat kecamatan maupun gampong agar melaporkan ke kantor Bulog, guna digantikan dengan beras yang baru.(bhc/sul)


http://beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Stok+Beras+di+Bulog+Lhokseumawe+Cukup+Sampai+Januari+2014&subjudul=Aceh+Utara+#.UpksCScy9ek 

Jumat, 29 November 2013

Penyaluran Raskin di Bali

29 November 2013

TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penyaluran  beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang berada di delapan kabupaten dan satu kota di daerah Bali sudah mencapai  lebih dari 30.433 ton atau 89,4 persen hingga 19 November 2013. “Masyarakat yang berhak menerima jatah raskin antusias, walaupun harus membayar saat menerima beras dalam jumlah yang sudah ditentukan,” kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, Gede Rempiana di Denpasar.  Jumlah beras untuk masyarakat tersebut termasuk jatah tambahan tiga bulan hingga bulan ke-15 selama 2013 sebagai upaya meringankan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) akibat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. P e n e r i m a beras raskin di Bali, saat ini tercatat 151.924 KK Rumah Tangga Sasaran (RTS), tersebar di 715 desa yang berada di 56 kecamatan yang  mendapat alokasi beras 34.007 ton dan diharapkan akhir tahun sudah terealisasi seluruhnya. Gede Rempiana mengatakan, jumlah beras yang sudah dibagikan kepada mereka yang berhak hingga pertengahan November 2013 mencapai 30.433 ton atau 89,4 persen. Dari jumlah raskin yang direalisasikan di Bali selama periode 2013 hingga pertengahan November, masyarakat Kabupaten Buleleng menerima paling banyak yakni 9.457 ton menyusul Kabupaten Tabanan  4.300 ton.

http://www.tempo.co/read/news/2013/11/29/140533291/Penyaluran-Raskin-di-Bali

Bulog Pastikan Stok Beras Aman Sampai Awal 2014

28 November 2013

Beras naik, Bisnis-jabar.com

Bisnis-jabar.com, BANDUNG–Bulog Divisi Regional Jabar memastikan ketersediaan beras di Jabar sejauh ini kondisinya aman.

Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Usep Karyana mengatakan ketersediaan beras di Jabar dapat memenuhi kebutuhan hingga 4-5 bulan mendatang.

“Persediaan aman karena penyerapan kami terbilang tinggi,” katanya, Kamis (28/11/2013).

Hingga sekitar Oktober 2013, Bulog menyerap sekitar 498.500 ton. Menurutnya prognosa selama 2013, serapan bisa mencapai 550.000 ton.

“Pencapaian penyerapan tahun lalu, sekitar 500.000 ton.Kami optimis bahwa penyerapan tahun ini, minimalnya 510.000 ton,” paparnya.

Terpisah, Dinas Pertanian (Distan) Jabar, optimistis target produksi beras pada 2013 sebesar 12 juta ton bisa tercapai.

Kepala Dinas Pertanian Jabar, Diden Trisnadi, mengatakan pihaknya mencatat sampai Agustus, produksi padi di Jabar sudah mencapai 9,5 juta ton.

“Kalau ditambah produksi September-Desember, dipastikan angka tersebut bisa tercapai,” katanya.

Menurutnya produksi Jabar bisa  12 juta ton, jika panen September dan Desember berasal dari lahan seluas 420.000 hektare yang produktivitasnya, 6,1 ton per ha.

Namun untuk mencapai target,pihaknya harus mengamankan produksi yang ada di lapangan.(k57/k29)

http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/bulog-pastikan-stok-beras-aman-sampai-awal-2014?utm_source=front&utm_medium=box&utm_campaign=headbox

Stok Berlebih, Bulog Tetap Serap Gabah Petani

28 November 2013

CIREBON, (PRLM).-Perum Bulog Subdivre Cirebon tetap menyerap gabah petani, meski stok di gudang sudah berlebih. Sampai dengan Kamis (28/11/2013), pembelian beras petani oleh Perum Bulog Subdivre Cirebon telah melampaui target 2013.

Menurut Kepala Bulog Cirebon Basirun, realisasi pengadaan dalam negeri telah mencapai 131 ribu ton dari target 130 ribu ton.

"Walaupun target sudah terlampui kami masih terus melakukan pembelian beras petani. Karena petani masih memiliki simpanan gabah yg sekarang mulai dikeluarkan," ujarnya Kamis (28/11/2013).

Capaian target pengadaan tersebut berdampak positif pada besarnya stok ketahanan pangan di wilayah III Cirebon. Stok saat ini setidaknya mampu untuk memenuhi kebutuhan operasional 13 bulan kedepan.

Berlebihnya stok beras di gudang Bulog Cirebon, bukan hanya untuk mengamankan stok pangan di wilayah Cirebon, namun juga wilayah lainnya.

"Saat ini Bulog Cirebon mulai melakukan pengiriman stok beras ke wilayah lainnya di Jawa Barat. Diantaranya pengiriman sebanyak 3.500 ton ke wilayah Ciamis," ujar Basirun.

Penyerapan gabah petani, katanya, dilakukan baik melalui mitra kerja Bulog dan Satgas Pengadaan.

"Selama bulan November 2013 ini rata-rata pengadaan dalam negeri mencapai 230 ton per hari," katanya.

Lebih lanjut Basirun mengatakan, capaian target pengadaan 2013 itu, tidak lepas dari eratnya koordinasi dan kerjasama dengan dinas terkait.

"Sehingga produksi padi yang baik di wilayah Cirebon dapat terserap secara optimal oleh Bulog. Kami berharap ke depan kerjasama dan koordinasi tersebut dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan," ujarnya. (A-92/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/260427

Kamis, 28 November 2013

Bulog Diminta Beli Tebu Petani

28 November 2013


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani meminta Perum Bulog untuk membeli gula dari petani. Permintaan ini diajukan terkait kabar bahwa Bulog akan berperan untuk mencadangkan kebutuhan gula nasional.

"Jangan sampai buffer stock punya Bulog dari gula impor juga," ujar Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, Kamis (28/11).

Apabila tujuannya untuk cadangan pangan, Bulog seharusnya membeli gula dari petani yang tidak laku. Anomali cuaca menyebabkan turunnya rendeman gula. Akibatnya rndeman gula yang dipanen saat ini hanya berada di kisaran 7 persen, bukan 10 persen seperti tahun lalu.

Saat ini harga gula dikatakan terpuruk, hanya sekitar Rp 8.700- Rp 8.800 per kilogram (kg). Padahal untuk menutup ongkos produksi, petani minimal harus menjual dengan harga Rp 10 ribu per kg. Pemerintah pun diminta turun tangan agar harga gula lebih berpihak pada petani.

APTRI juga masih menemukan gula rafinasi beredar di pasar konsumsi saat ini. Padahal pemerintah pernah bernjaji untuk segera menindak-lanjuti laporan APTRI. "Ini tidak ada sama sekali aksi yang memungkinkan produsen gula rafinasi diaudit," katanya.


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/mikro/13/11/28/mwydf8-bulog-diminta-beli-tebu-petani

Rabu, 27 November 2013

Bulog Malang Serap 63.000 ton Beras Petani

26 September 2013



MALANG—Bulog Malang berhasil menyerap 63.000 ton beras petani di Malang dan sekitarnya di tengah tren menaiknya harga beras.

Kepala Bulog Malang Nina Afrisanti mengatakan dengan penyerapan beras sebesar itu,  berarti masih ada kekurangan 5.000 ton untuk mencapai target pengadaan sampai akhir 2013.

“Kami banyak menyerap beras dari Pasuruan dan Blitar selain dari Malang,”  ujarnya di Malang, Senin (25/11/2013).

Untuk pengadaan beras dari Malang, dia mengakui  volumenya memang sedikit karena kualitasnya premium sehingga harganya di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.600 per kg.

Harga beras kualitas medium atau kualitas Bulog di Malang, sudah mencapai Rp7.500-Rp7.800 per kg, jauh lebih tinggi dari HPP. Harga tersebut lebih tinggi bila dibandingkan Oktober lalu.\

Namun, Bulog masih bisa menyerap beras dalam jumlah besar lewat karena mitra biasanya butuh melepas beras dalam jumlah banyak dan pembayaran yang cepat.

Mitra Bulog bersedia melepas beras mereka karena mereka mengejar pengadaan beras pada panen pada musim penghujan yang mencapai puncaknya pada Maret-Mei 2014.

Dia memprediksikan beras yang berada di tangan mitra atau pedagang masih banyak. Karena itulah pihaknya optimistis target pengadaan beras sebanyak 68.000 ton sampai akhir 2013 diproyeksikan dapat terpenuhi.

Selain lewat mitra, Bulog juga berusaha menyerap beras petani lewat perusahaan penggilingan gabah, satuan tugas, maupun penggilingan milik Bulog sendiri.

Sampai saat ini, pengadaan beras Bulog mampu menyerap beras sebanyak 200-300 ton per hari. “Posisi pengadaan beras sebanyak 63.000 ton pada Senin (25/11/2013),” ujarnya.

Sementara itu, dalam suatu kesempatan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Kab. Malang M. Nasri Abdul Wahid mengatakan Kabupaten Malang menargetkan produksi padi 487.000 ton gabah kering panen (GKG) atau  pada tahun ini.

Jika target tersebut berarti terjadi kenaikan 5% bila dibandingkan realisasi 2013. Sampai dengan Oktober realisasi baru mencapai 40% dan sisanya akan dipenuhi pada musim tanam Desember 2013.

“Untuk memenuhi target tersebut, maka kami menjaga agar persawahan teknis tidak terkonversi menjadi lahan terbangun,” katanya.

Lahan persawahan teknis di Kabupaten dengan irigasi yang baik, seluas 31.000 hektar yang tersebar di berbagai kecamatan.

http://usum.co/news/read/2013/11/26/bulog-malang-serap-63-000-ton-beras-petani/

Gandeng Perbankan, Kembangkan Bulog Mart

26 November 2013

Kepala Bulog Divre Jabar, Usep Karyana.
Kepala Bulog Divre Jabar, Usep Karyana.

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Sejak pertama kali berdiri, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) memiliki fungsi yang besar. Diantaranya, melakukan penyerapan dan stabilisasi harga jual sejumlah komoditi, seperti beras. Salah satu upaya Bulog untuk melakukan stabilisasi harga beras yaitu mengoperasikan Bulog Mart.

“Visi dan misi utama Bulog Mart  yaitu turut andil menstabilkan harga jual berbagai komoditi, terutama beras, sekaligus menjaga ketersediaannya,” ujar Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Barat, Usep Karyana, di tempat kerjanya, Selasa (26/11).

Usep menyatakan, kehadiran Bulog Mart pun dapat menjadi acuan harga jual beras-beras berlevel premium. Pasalnya, jelas dia, harga jual beras premium pada Bulog Mart relatif lebih murah daripada yang diperjual-belikan di tempat lain.

Selama ini, aku Usep, pihaknya memang melakukan penyerapan beras dari para petani. Jenis berasnya, sebut Usep, tidak hanya level medium, tetapi juga premium. “Artinya, kami menyediakan dan memperjualbelikan beras medium dan premium. Tapi, kami tidak melakukan penjualan beras raskin (beras bagi masyarakat miskin),” terang Usep.


Saat ini, ucap Usep, di wilayah kerjanya, pihaknya mengoperasikan sekitar 9 unit Bulog Mart. Tahun depan, diutarakannya, jajarannya berencana untuk menambah jaringan. “Proyeksi kami, pada 2014, bertambah sekitar 45 unit. Itu kami lakukan melalui pemanfaatan 45 gudang penyimpanan yang tersebar di berbagai daerah kota-kabupaten Jabar,” sahut pria berdarah Garut tersebut.


Untuk mendukung rencana tersebut sekaligus menyukseskan program ketahanan pangan, Usep mengungkapkan, pihaknya memiliki sejumlah skema dan rencana. Diantaranya, tutur Usep, menggandeng beberapa lembaga perbankan dan koperasi.“Tapi, kami belum menentukan lembaga perbankan atau koperasi mana yang kami kerjasamakan. Kami masih melakukan pembahasan dan pengkajian,” jelas Usep.

Mengenai ketersediaan beras, Usep menegaskan, kondisinya aman. Menurutnya, ketersediaan beras di Jabar dapat memenuhi kebutuhan hingga 4-5 bulan mendatang. “Insya Allah, ketersediaan beras di Jabar, aman,” tegas Usep.

Amannya ketersediaan itu terlihat pada tingkat penyerapan. Hingga sekitar Oktober 2013, pihaknya menyerap sekitar 498.500 ton. Prognosa selama 2013, imbuh Usep, mencapai 550.000 ton. “Pencapaian penyerapan tahun lalu, sekitar 500.000 ton. Insya Allah, kami optimis bahwa penyerapan tahun ini, minimalnya 510.000 ton,” pungkas Usep. (VIL)

http://jabartoday.com/ekonomi/2013/11/26/1628/15713/gandeng-perbankan-kembangkan-bulog-mart#.UpXSiycy9ek

Jabar Siap Miliki 45 Outlet Bulog Mart

26 November 2013




INILAH.COM, Bandung - Perum Bulog akan menambah jumlah outlet Bulog Mart di Jawa Barat. Outlet ini akan menjadi galeri komoditas dengan brand lokal.

Kepala Divre Bulog Jabar Usep Karyana mengatakan, saat ini pihaknya memiliki sekitar sembilan outlet Bulog Mart. Toko yang menjual berbagai komoditas kebutuhan pokok itu tersebar di delapan sub divre.

"Sampai saat ini, jumlah Bulog Mart yang kami punya sebanyak sembilan outlet. Tahun depan akan kita tambah," ujarnya kepada wartawan di kantornya, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (26/11/2013).

Untuk menambah jumlah outlet, pihaknya akan memanfaatkan lahan gudang-gudang Bulog yang berada di kabupaten/kota. Pemanfaatan lahan gudang tersebut dianggap lebih efisien dibanding membeli atau menyewa lahan di tempat lain.

"Kita punya 45 gudang, nanti di sana akan ada corner Bulog Mart," katanya.

Namun demikian, pendirian Bulog Mart akan dilakukan secara bertahap. Gudang yang dinilai strategis akan menjadi prioritas utama.

Gudang tersebut harus berlokasi dekat dengan pemukiman warga. Dengan demikian, warga bisa lebih mudah mendapatkan barang kebutuhan yang diinginkannya.

"Gudang di Purwakarta sangat strategis, dekat dengan pemukiman masyarakat. Selain itu, gudang di Cimindi dan Gedebage juga cukup potensial untuk didirikan Bulog Mart," bebernya.

Menurutnya, Bulog Mart menjadi andalan baru dalam membantu stabilitas harga komoditas terutama beras. Selain kelas medium, pihaknya juga menyediakan beras kelas premium.

Usep berharap kehadiran Bulog Mart bisa menjadi acuan harga beras premium. Harga jual beras premium di tempat ini pun dipastikan lebih murah dari harga beras di tempat lain berkisar Rp9.000-10.000/kg.

"Retail menjual beras premium dengan harga sangat tinggi, kita ingin menjadi barometer harga beras," jelasnya.

Lebih lanjut dituturkannya, beras premium asal Jabar memiliki cita rasa tersendiri. Akan tetapi, masyarakat hanya mengenal Beras Cianjur dan Pandan Wangi yang notabene nama varietas padi.

Meliha kondisi tersebut, pihaknya mendorong beras lokal supaya bisa eksis. Merk beras yang diangkat antara lain, Beras Si Madu (Subang), Cap Mangga Gincu (Indramayu).

"Untuk mengubah mind set masyarakat, kita galakan beras dengan nama lokal," pungkasnya. [rni]

http://www.inilahkoran.com/read/detail/2050825/jabar-siap-miliki-45-outlet-bulog-mart