Sabtu, 29 Maret 2014

Cuaca Buruk, Harga Gabah Anjlok

Sabtu, 29 Maret 2014

SUBANG - Harga gabah anjok dan akibat cuaca buruk petani kesulitan menjual hasil panennya. Hal tersebut, menyebabkan ratusan ton gabah hasil panen di Kecamatan Pagaden Barat, Subang, Jabar, terancam membusuk.

Menurut Yati (52), warga Desa Bendungan Kecamatan Pagaden Barat, akibat cuaca yang tidak menentu. Para petani di Kecamatan Pagaden Barat kesulitan untuk menjual hasil panenya. Kalau ada, harganya sangat murah dan merugikan para petani.

"Sekarang panen raya, memang biasanya harga agak turun. Tapi karena hujan terus, tidak ada tengkulak yang mau membeli padi. Alasanya susah menjemur karena hujan terus," ujarnya.

Diungkapkan Yati, para tengkulak skala kecil enggan membeli padi karena tidak bisa mengerinkan padi. Ada pun para tengkulak besar yang memilki alat untuk mengeringkan padi, sudah memilki stok yang melimpah, sehingga enggan membeli padi dari petani.

"Kita bingung jika tidak dijual. Padi basah kalau tidak dijemur akan menghitam dan membuat padi busuk Mau dijemur pun, hujan terus. Terngkulak besar yang punya penggarangan (alat untuk mengeringkan padi, red) tidak mau beli. Tidak tahu juga, mungkin sengaja biar harganya tambah murah," tegasnya.

Sementara itu warga lainnya, Muhamad berharap Bulog segera turun tangan, dengan cara melakukan pembelian gabah hasil panen para petani. Karena kalau tidak, para petani  akan merugi sampai dengan miliaran rupiah.

"Sekarang harga sudah parah berkisar Rp250 hingga Rp330 ribu per kuintal. Itu pun bayarnya ngutang. Harusnya pemerintah dan Dolog segera membeli gabah di masyarakat jangan hanya diam saja," tegasnya. (ded/vry)

http://www.jpnn.com/read/2014/03/29/225056/Cuaca-Buruk,-Harga-Gabah-Anjlok-

Bulog Sulteng Minta Masyarakat Awasi Penyaluran Raskin

Jumat, 28 Maret 2014

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Bulog Sulawesi Tengah Mar'uf minta masyarakat termasuk wartawan mengawasi penyaluran beras bagi keluarga miskin atau raskin di seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu.

"Jika ada petugas di lapangan yang nakal langsung saja laporkan kepada kami," katanya di Palu, Jumat.

Ia mengatakan tidak akan ada toleransi bagi karyawan Bulog yang melakukan tindakan merugikan, termasuk menyelewengkan atau menjual beras subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin.

Menurut dia, jika ternyata ada pegawai kami menjual raskin melebihi standar harga yang telah ditetapkan pemerintah, bersangkutan dipastikan di tindak tegas.

"Tak perlu segan-segan datang melapor dan saya akan mengambil tindakan tegas kepada karyawan Bulog yang nakal," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa kewajiban Bulog menyalurkan raskin hanya sampai di titik distribusi desa dan kelurahan.

Selanjutnya, raskin disalurkan pihak desa/kelurahan kepada masing-masing RTS yang ada di wilayahnya.

"Jadi kalau penyaluran raskin kepada RTS sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah desa dan kelurahan," katanya.

Seandainya ada RTS yang tidak menerima jatah raskin ataupun berkurang, itu juga sepenuhnya tanggung jawab pihak kelurahan/desa.

Bulog menjual raskin kepada RTS sebesar Rp1.600,00 per kilogram. "Itu sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," kata dia.

Berdasarkan alokasi raskin dari pemerintah setiap RTS menerima jatah beras subsidi 15 kilogram/kk.

Jumlah pagu raskin di Sulteng dialokasikan pemerintah pada 2014 sebanyak 36.223 ton dengan penerima raskin 201.239 kk.

Perum Bulog Divre Jambi Bangun Lima Gerai Bulog Mart

Jumat, 28 Maret 2014

TRIBUNNEWS.COM.JAMBI - Perum Bulog Divre Jambi telah membangun lima gerai Bulog Mart dari target 10 gerai di tahun ini. Gerai penyedia kebutuhan pokok dan sentra grosir ini ditargetkan membukukan penjualann masing-masing Rp 1 miliar setahun.

Kepala Perum Bulog Divre Jambi, Alwi mengatakan sesuai dengan bisnis yang dirambah Bulog ada dua segmen, PSO dan komersil. Dari sudut komersil Bulog sedang giat membangun pojok Bulog Mart. "Bulog Mart kita kembangkan karena omzetnya cukup besar sesuai targetnya, tidak tertutup kemungkinan bekerjasama dengan mitra lain, koperasi beserta pedagang," katanya, kemarin (27/3).

Kabid Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Jambi, David Susanto mengatakan Bulog Mart dibebani target untuk perdagangan umum seperti beras, gula pasir, minyak goreng, kedelai termasuk produk lain yang terkait dengan pangan. Dia menyampaikan Bulog Mart juga ditopang oleh unit penggilingan padi yang ada di Jambi maupun luar Jambi.

Dalam pemsaran tahap awal baru disalurkan di Kota Jambi, gerai Sarko, Bungo, Tebo, Kerinci, Kuala Tungkal termasuk ke pedagang. Alwi berharap kedepan dengan beroperasinya Bulog Mart ini harga di pasar bisa stabil. Adanya selisih harga yang tawarkan Bulog tentunya akan mengurangi beban belanja yang dikeluarkan oleh masyarakat. (hdp)

http://www.tribunnews.com/regional/2014/03/28/perum-bulog-divre-jambi-bangun-lima-gerai-bulog-mart

Jumat, 28 Maret 2014

Keluar dari Impor Pangan

Jumat, 28 Maret 2014

INDONESIA adalah pengimpor pangan yang sangat besar. Nilainya sekitar 9 miliar dollar AS, atau setara lebih dari Rp 100 triliun, setiap tahun dan angka ini terus membesar dari tahun ke tahun.
Menurut GreenPool Commodities (Australia), Indonesia menjadi importir gula terbesar dunia di tahun 2013, menggeser China dan Rusia.

Pada tiga tahun terakhir, setiap tahun rata-rata Indonesia mengimpor 1,5 juta ton garam (50 persen kebutuhan garam nasional), 70 persen kebutuhan kedelai nasional, 12 persen kebutuhan jagung, 15 persen kebutuhan kacang tanah, 90 persen kebutuhan bawang putih, 30 persen konsumsi daging sapi nasional, 70 persen kebutuhan susu; sementara impor buah (jeruk mandarin, apel, anggur, pir) dan sayuran  juga terus meningkat.

Jika tidak mampu meningkatkan produksi pangannya, Indonesia akan terus mengalami defisit neraca perdagangan pangan, yang telah menguras devisa kita dan memperlemah nilai tukar rupiah. Di tahun 2012, defisit perdagangan subsektor tanaman pangan mencapai 6,7 miliar dollar AS, hortikultura 1,3 miliar dollar AS, serta peternakan 2,9 miliar dollar AS. Di tahun 2013 (data sampai September) subsektor tanaman pangan defisit 3,8 miliar dollar AS, dengan hortikultura defisit 876,9 juta dollar AS, dan peternakan defisit 1,66 miliar dollar AS.

Indonesia perlu segera meningkatkan produksi dan kualitas pangannya secara signifikan. Hal ini mengingat penduduk yang 250 juta jiwa terbesar keempat di dunia; dengan laju pertambahan sekitar 1,3 persen per tahun. Selain itu, tingkat konsumsi pangan per kapita masih rendah, yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya.

Kebutuhan peningkatan produksi dan kualitas pangan juga didorong oleh meningkatnya jumlah kelas menengah. Kelas menengah adalah warga negara yang pengeluaran per kapita per harinya 2 dollar AS-20 dollar AS.

Data Bank Dunia menyebutkan, pada tahun 2003, kelas menengah Indonesia mencapai 37,7 persen dari populasi; pada 2010 kelas menengah berjumlah 134 juta jiwa atau 56,5 persen populasi, dan akan terus meningkat. Membesarnya kelas menengah Indonesia membutuhkan pangan yang lebih banyak dan lebih bermutu. Karena produksi dalam negeri tak dapat memenuhinya, impor pangan meningkat sangat besar.

Memperluas lahan
Tersedianya luasan lahan pertanian yang memadai menentukan kemampuan negara untuk memproduksi pangan.

Saat ini, rasio antara luas lahan pertanian pangan yang ada dan jumlah penduduk Indonesia sangat rendah, hanya 358,5 meter persegi per kapita (lahan sawah) dan 451,1 meter persegi per kapita (ditambah lahan kering); rasio lahan per kapita Thailand 5.225,9 meter persegi per kapita, India 1.590,6 meter persegi per kapita, China 1.120,2 meter persegi per kapita, dan Vietnam 959,9 meter persegi per kapita. Kondisi inilah yang membuat Indonesia tak mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangannya.

Indonesia memiliki pengalaman membuka areal pertanian baru yang sangat luas dikaitkan dengan pemerataan persebaran penduduk, yang terkenal dengan nama program transmigrasi. Selama 63 tahun dilaksanakan sampai tahun 2013, program transmigrasi telah membuka lahan pertanian baru sekitar 4,4 juta hektar, yang dibagikan kepada sekitar 2,2 juta kepala keluarga petani atau sekitar 8,8 juta orang; bentuk distribusi tanah kepada rakyat.

Program ini sangat besar peranannya dalam menjadikan Indonesia swasembada beras di tahun 1984 hingga 1998, yang membuat Presiden Soeharto atau Pemerintah Indonesia memperoleh Food Award, penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan menjadikan Indonesia pada waktu ini produsen terbesar kelapa sawit. Sayangnya, 16 tahun terakhir, program transmigrasi, yang juga bagian dari program perluasan areal pertanian, jumlahnya sangat kecil.

Dengan perluasan lahan pertanian yang signifikan, Indonesia dapat mencapai banyak sasaran sekaligus, yaitu memenuhi sendiri kebutuhan pangan bagi rakyat yang akan menghemat devisa, menyediakan lapangan kerja, dan selanjutnya menjadi negara eksportir pangan tropis yang akan meningkatkan cadangan devisa kita.

Kita melihat di era globalisasi ini, negara-negara yang secara ekonomi stabil adalah negara-negara yang cadangan devisanya besar. Indonesia juga termasuk sedikit negara yang berpotensi menambah pasokan pangan bagi dunia yang penduduknya terus bertambah 1 miliar jiwa setiap 13 tahun.

Adalah memalukan jika Indonesia yang terletak di kawasan tropis, berlahan subur, dengan curah hujan yang cukup, dan sinar matahari sepanjang tahun justru menjadi beban dunia untuk penyediaan pangannya.

Agar lebih efisien, perluasan lahan-lahan pertanian pangan baru sebaiknya dibangun di tepi sungai-sungai besar di Indonesia, antara lain Kapuas, Mahakam, Digul, Maro, Bian, Kampar, dan Musi, untuk memanfaatkannya sebagai jalur transportasi. Keberhasilan pembangunan pertanian Brasil yang telah menjadikannya penghasil besar jagung, gula tebu, ubi kayu, cokelat, dan lain-lain juga memanfaatkan sarana transportasi Sungai Amazon.

Modernisasi pertanian
Keseluruhan potensi pertanian yang dimiliki Indonesia luasnya 101 juta hektar. Areal pertanian yang telah ada menurut BPS luasnya 47 juta hektar. Lahan cadangan pertanian tersedia 54 juta hektar yang dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian yang produktif, termasuk perkebunan, atau hutan penghasil kayu yang juga bermanfaat secara ekologis, atau dapat rusak menjadi padang alang-alang atau belukar.

Potensi perluasan sawah mencapai 19 juta hektar. Dari 19 juta hektar ini, yang telah digunakan untuk komoditas lain 9 juta hektar sehingga yang masih tersedia 10 juta hektar (terluas di Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Riau). Sementara potensi perluasan areal pertanian di lahan kering 5,1 juta hektar.

Lahan pertanian pangan (plus hortikultura) yang ada sekitar 8,5 juta hektar. Dengan pertambahan penduduk 1,3 persen per tahun, diperlukan penambahan luas lahan pertanian yang lebih tinggi agar kita dapat swasembada dan menjadi eksportir. Kalau tumbuh 2 persen per tahun, berarti 170.000 hektar.

Untuk amannya, Indonesia memerlukan perluasan lahan pertanian 200.000 hektar per tahun. Untuk dapat segera menjadi negara eksportir pangan tropis, diperlukan perluasan lahan tanaman pangan 300.000 hektar per tahun. Itu pun harus dibarengi dengan mengerem konversi lahan pertanian ke penggunaan lain yang untuk Pulau Jawa sebagai penghasil pangan utama saat ini angkanya berkisar 50.000 hektar per tahun.

Program tersebut perlu diiringi dengan modernisasi (mekanisasi dan penggunaan teknologi maju pada benih, pupuk, dan penanggulangan hama) guna meningkatkan daya saing, serta dengan pemilikan lahan per petani yang semakin luas, untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sebagai perbandingan, pertanian Brasil maju pesat setelah Brasil memberi lahan sekitar 25 hektar per petani, dengan olah tanah menggunakan wheel tractor 50 HP.

Dengan peningkatan skala usaha petani Indonesia menjadi 4 hektar per kepala keluarga disertai dengan modernisasi pertanian, produksi dan produktivitas serta daya saing produk-produk pertanian kita akan meningkat. Semoga.

Siswono Yudo Husodo, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Pancasila

http://epaper.kompas.com/kompas/books/140328kompas/#/6/

Era Impor Produk Pertanian Harus Berganti Era Produksi

Kamis, 27 Maret 2014

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pertanian tak hanya bisa memberikan peluang luas lapangan kerja, tapi juga mendukung ketahanan pangan. Oleh karenanya, perlu tenaga kerja yang cukup besar di sektor pertanian sehingga produktivitas pangan meningkat serta importasi berkurang.

"Era impor ini yang harus kita hentikan, diganti dengan era produksi, dengan memberdayakan tenaga kerja kita," kata Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Kamis (27/3/2014).

Siti mengatakan perlu keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian. Di tengah lahan pertanian yang kian sempit, sebetulnya pemerintah memiliki andil cukup besar, karena masih memiliki sejumlah aset.

Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Conomics menambahkan, salah satu yang juga bisa mengangkat pertanian di Indonesia adalah keberadaan koperasi usaha tani. Sayangnya, peran koperasi di Indonesia telah tereduksi puluhan tahun.

"Sayangnya di Indonesia ini, kita gotong-royong untuk sosial, bukan gotong-royong untuk kepentingan ekonomi," imbuhnya.

Padahal, keberadaan koperasi dapat membantu para petani dan nelayan meningkatkan posisi tawar mereka. Hendri mencontohkan, koperasi petani di Jepang dan Korea memiliki peranan kuat.

"Nelayan di pasar ikan di sana, mereka punya posisi tawar yang kuat, karena memasok (ikan) ke restoran dan industri besar. Tapi kalau enggak ada (koperasi), mereka dipepet sama para tengkulak. Di sini, Bulog itulah seharusnya koperasi harapan petani," papar Hendri.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/03/27/2102472/Era.Impor.Produk.Pertanian.Harus.Berganti.Era.Produksi

Mimpi Indonesia Punya "Bulog" Gas

Kamis, 27 Maret 2014

INILAHCOM, Jakarta - Pemanfaatan energi tidak dapat lagi mengandalkan BBM. Namun untuk memanfaatkan gas, masih banyak kekurangan. Untuk itu perlu lembaga yang bertugas memetakan pasokan gas ke depan.

Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo bermimpi memiliki Badan Urusan Logistik (Bulog) yang khusus menyediakan gas bumi. Dengan demikian bisa melakukan pemetaan kebutuhan sampai mengintervensi harga.

"Suatu saat, kita harus punya Bulog gas agar bisa intervensi harga. Kita sudah tahu untuk pasokan pupuk sekian, dan transportasi sekian," ujar Susilo, yang pernah menjadi Staf Khusus Bidang Migas Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis (26/3/2014).

Pria asal Boyolali Jawa Tengah ini menjelaskan, untuk merealisasikan program konversi BBM ke BBG, telah terbentuk tim percepatan konversi BBM ke BBG. Dalam perjalanan pihaknya mengakui program itu memang belum optimal dijalankan.


Contohnya saja, lanjut Susilo yang menjawab Wamen ESDM sejak Januari 2013 lalu ini menjelaskan, dalam membangun SPBG, persoalan lahan, perizinan dan mekanisme harga masih menjadi momok yang kerap menghambat. "Tak mudah menjalankan program tersebut. Tapi sebagai pemerintah, kami wajib memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Salah satunya jika gas sudah banyak dipakai maka pasokannya harus diperhatikan," kata pria lahiran 4 September 1950 silam ini.

Susilo, lulusan teknik mesin, ITB angkatan tahjun 1970. Selama 33 tahun di ExxonMobil Oil Indonesia sejak tahun 1974 hingga tahun 2006. Pernah sebagai penasihat ahli di Cepu Mobil United.

Sejak tahun 2007 mendapat tugas sebagai penasihat ahli Wakil Kepala BP Migas (sekarang SKK Migas) hingga tahun 2010. Pada 2011, Jero menarik Susilo sebagai staff khusus Kementerian ESDM sebelum akhirnya sekarang diangkat menjadi Wakil Menteri ESDM.

Perhatiannya mulai terfokus pada kebijakan gas dalam negeri. Untuk itu, ia mengharapkan agar dalam beberapa bulan ke depan pemangku kepentingan telah menyiapkan roadmap solusi jangka panjang dalam menjalankan program konversi BBM ke BBG.

"Kami sedang petakan suplai gas dari mana sehingga SPBG-SPBG kalau sudah dibangun tidak jadi museum dan kalau sudah groundbreaking tidak menjadi batu nisan, melainkan betul-betul berfungsi dan memperrhatikan ketersediaan gas," ucapnya. [hid]

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2086813/mimpi-indonesia-punya-bulog-gas#.UzSxIuOSzME

Kamis, 27 Maret 2014

Deklarasi 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra 2014-2019

1. Membangun Ekonomi Yang Kuat, Berdaulat, Adil dan Makmur

a. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dari Rp 35 juta (3.500 dollar AS) menjadi Rp 60 juta (6.000 dollar AS) dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen per tahun menuju pertumbuhan diatas 10 persen.

b. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi jurang antara si miskin dan si kaya (menurunkan Indeks Gini dari 0.41 menjadi mencapai 0.31) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dari sekitar 75 mencapai sekitar 85.

c. Meningkatkan penerimaan negara dari pajak dari sekitar 12 persen hingga mencapai ratio minimal 16 persen dari Produk Domestik Bruto dengan melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan perbaikan sistem perpajakan yang lebih adil;menekan pemborosan dan inefisiensi pengeluaran anggaran; dan mengelola utang pemerintah dengan cermat dan bijak serta memanfaatkannya dengan efisien dan efektif.

d. Mendorong peran swasta dalam perekenomian nasional untuk menciptakan lapangan pekerjaan, nilai tambah, industrialisasi, dan industri pengolahan.

e. Menjadikan BUMN yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian bangsa sebagai lokomotif dan ujung tombak kebangkitan dan kedaulatan ekonomi.

f. Membangun industri pengolahan untuk menguasai nilai tambah bagi perekonomian nasional.

g. Membangun dan mengembangkan industri nasional:

- sarana transportasi darat (kereta api, mobil, dan sepeda motor)

- laut (angkutan kapal laut dan angkutan sungai)

- udara (pesawat terbang)

- alat berat dan alat mesin pertanian.


2. Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan

a. Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, dan koperasi dan UMKM, dan industri kecil dan menengah.

b. Mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, nelayan, buruh, pegawai, industri kecil menengah, pedagang tradisional dan pedagang kecil lainnya.

c. Mendirikan Bank Tani dan Nelayan yang secara khusus menyalurkan kredit untuk pertanian, perikanan dan kelautan serta memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil, petani, nelayan, buruh, pedagang tradisional dan pedagang kecil.

d. Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional.

e. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh termasuk buruh migran (TKI/TKW).

f. Membangun infrastruktur untuk rakyat di melalui Delapan Program Desa yaitu :

i. Jalan, Jembatan, dan Irigasi Desa dan Pesisir

ii. Listrik dan Air Bersih Desa

iii. Koperasi Desa, BUMDES, BUMP dan Lembaga Keuangan Mikro

iv.   Lumbung Desa

v. Pasar Desa

vi. Klinik dan Rumah Sehat Desa

vii. Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa

viii. Sistem Informasi Desa

g. Mendirikan Lembaga Tabung Haji.

h. Mempercepat implementasi reforma agraria untuk meningkatkan akses dan penguasaan lahan yang lebih adil dan berkerakyatan, menyediakan rumah murah sederhana bagi rakyat.


3. Membangun Kedaulatan Pangan dan Energi serta Pengamanan Sumberdaya Air

a. Mencetak 2 juta hektar lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan antara lain beras, jagung, kedele dan tebu dan lain-lain yang dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang.

b. Mendorong peningkatan produksi dan konsumsi protein yang berasal susu, telur, ikan, dan daging.

c. Mencetak 2 juta hektar lahan untuk aren, ubi kayu, ubi jalar, kelapa, kemiri serta bahan baku bioetanol lainnya dengan sistem tumpang-sari yang dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang.

d. Membangun pabrik pupuk urea dan NPK baru milik petani dengan total kapasitas 4 juta ton.

e. Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air dengan kapasitas total 10.000 MW.

f. Mendirikan kilang-kilang minyak bumi, pabrik etanol, dan pabrik DME (pengganti LPG).

g. Mengamankan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) dan sumber air.

h. Menjamin harga pangan yang menguntungkan petani dan nelayan, dan melindungi konsumen.


4. Meningkatkan Kualitas Pembangunan Manusia Indonesia Melalui Program Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Budaya serta Olahraga

a. Memperkuat karakter bangsa yang berkepribadian Pancasila, menjunjung tinggi sifat jujur,  disiplin, patuh terhadap hukum, toleransi terhadap perbedaan suku agama dan ras, hormat kepada budaya bangsa melalui pendidikan Pancasila, kebangsaan dan budi pekerti.

b. Melaksanakan wajib belajar 12 tahun dengan biaya negara, menghapus pajak buku pelajaran, menghentikan model penggantian buku pelajaran setiap tahun, dan mengembangkan pendidikan jarak jauh terutama untuk daerah yang sulit terjangkau dan miskin.

c. Merevisi kurikulum nasional yang berorientasi pada upaya memantapkan pengembangan budaya bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, memajukan karsa dan karya bangsa yang memiliki daya saing yang tinggi, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan menghargai kearifan lokal.

d. Mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan pertanian, kehutanan, maritim dan industri, termasuk Balai-balai  Latihan Kerja.

e. Meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru, dosen dan penyuluh.

f. Memberantas perdagangan manusia dan membasmi peredaran dan penyalahgunaan narkoba dengan hukuman berat.

g. Menyediakan komputer di sekolah dasar, menengah dan lanjutan serta sekolah kejuruan lainnya, memberikan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu, menyediakan fasilitas kredit bank untuk mahasiswa berprestasi dan mampu, serta membangun jaringan internet gratis.

h. Menjamin pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin.

i. Mengembangkan rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota dan memberikan jaminan sosial untuk fakir miskin, penyandang cacat dan rakyat terlantar.

j. Meningkatkan peran PKK, Posyandu dan Puskesmas.

k. Menggerakkan revolusi putih mandiri dengan menyediakan susu untuk anak-anak miskin di sekolah dengan mendirikan proyek-proyek sapi perah dan kambing.

l. Mewajibkan sarjana dan dokter yang baru lulus untuk mengabdi di kantong kemiskinan dan daerah tertinggal.

m. Melestarikan peninggalan dan warisan budaya bangsa sebagai kekuatan dan pemersatu bangsa.

n. Pembinaan dan pelatihan khusus untuk meningkatkan prestasi Tim Nasional Sepakbola Indonesia

5. Membangun Infrastruktur dan Menjaga Kelestarian Alam serta Lingkungan Hidup

a. Membangun prasarana di seluruh wilayah Indonesia :  jalan dan jembatan termasuk  3.000 km jalan raya nasional baru yang modern dan 3.000 km rel kereta api, pelabuhan laut (samudera dan nusantara) dan pelabuhan  udara, listrik, dan telekomunikasi.

b. Mempercepat pembangunan infrastruktur strategis irigasi di pedesaan dan pelabuhan perikanan di  pesisir.

c. Membangun infrastruktur, fasilitas pendukung dan kawasan industri nasional termasuk industri maritim dan pariwisata.

d. Melakukan rehabilitasi 77 juta hektar hutan yang rusak dengan sistem tumpang-sari dan konservasi aneka ragam hayati, hutan lindung, taman nasional dan suaka alam.

e. Mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan dan melindungi flora dan fauna sebagai bagian dari aset bangsa.

f. Mengembangkan infrastruktur pendukung pulau-pulau terluar.


6. Membangun Pemerintahan yang Bebas Korupsi, Kuat, Tegas dan Efektif

a. Mempercepat peningkatan kesejahteraan aparatur negara dan mengakselerasi reformasi birokrasi untuk mencapai sistem birokrasi yang efisien dan melayani dengan menerapkan sistem insentif dan hukuman yang efektif.

b. Menciptakan kepastian dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu dan seadil-adilnya.

c. Mencegah dan memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan menerapkan teknik-teknik manajemen yang terbuka dan akuntabel.

d.  Meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/Polri, pegawai negeri sipil dan keluarganya termasuk para veteran dan pensiunan.

e.  Menempatkan 30 % perempuan dalam posisi menteri dan atau pejabat setingkat menteri dan mendorong kedudukan strategis lainnya bagi perempuan pada pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota.

http://epaper.kompas.com/kompas/books/140327kompas/#/19/

Bulog Sulteng Serap Beras Petani 600 Ton

Rabu, 26 Maret 2014

Palu, (antarasulteng.com) - Bulog Sulawesi Tengah hingga kini sudah menyerap sebanyak 600 ton beras petani di daerah itu, kata Kepala Perum Bulog Sulteng Mar`uf.

"Target selama tiga bulan (Januari-Maret) sebanyak 300 ton," katanya di Palu, Rabu.

Ia mengatakan beras yang dibeli Bulog tersebut berasal dari Kabupaten Banggai, Poso, Parigi Moutong, Donggala dan Sigi.

Meski realisasi masih sedikit, Mar`uf tetap optimistis target di akhir tahun bisa tercapai, bahkan kemungkinan besar melebihi.

Target pembelian Bulog pada musim panen (MP) 2014 sebanyak 50.000 ton.

Tahun sebelumnya Bulog hanya menargetkan pembelian sebanyak 40.000 ton, tetapi terealisasi melebihi dari target.

Ia menegaskan, jika target yang ditetapkan Bulog terealisasi 100 persen, dipastikan bisa mengirim beras keluar daerah.

"Karena kebutuhan penyaluran beras Bulog Sulteng selama setahun hanya berkisar 40 ribu ton. Kalau kita berhasil membeli sampai 50.000 ton, kemungkinan besar bisa mengirim beras ke daerah yang masih defisit," katanya.

Bulog dalam membeli beras petani juga tetap mengacu kepada persyaratan yang telah ditetapkan dari segi kualitas. "Kualitas tetap kami perhatikan," ujarnya.

Ia juga mengatakan selain membeli beras, Bulog Sulteng juga mengupayakan membeli gabah.

Namun demikian, katanya, hingga kini pembelian gabah belum berhasil, masih nihil.

Petani di Sulteng tidak sama dengan di Jawa. Kalau di Jawa justru petani lebih suka menjual gabah daripada beras.

"Tetapi di Sulteng petani lebih suka menjual beras dibanding gabah," katanya. (skd)

http://www.antarasulteng.com/berita/13761/bulog-sulteng-serap-beras-petani-600-ton

Serapan gula lokal oleh Bulog masih minim

Rabu, 26 Maret 2014

BULOGTODAY.BLOGSPOT (26/03/2014)  Serapan terhadap gula dari petani lokal oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) VII di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) masih sangat minim.

Padahal perusahaan pelat merah ini mempunyai fungsi untuk menguasai banyak stok gula lokal dalam rangka stabilisasi harga. Kepala Perum Bulog Divre VII Sulsel Tommy S Sikado mengatakan, dalam setahun rata-rata pihaknya hanya mampu menampung 120 ton gula.  Itu berarti daya serapan dalam sebulan hanya mampu mencapai 10 ton.

Gula-gula tersebut, kata dia, akan didistribusikan melalui Bulogmart yang tersebar di Kota Makassar, Parepare, Barru, Bulukumba dan Sidrap. Tujuannya untuk memotong rantai distribusi.

“Ini pun kami sudah berupaya melakukan pendekatan kepada produsen gula lokal, seperti pabrik gula di Takalar dan Bone,” kata dia di Makassar, Selasa (25/3/2014).
Menurut Tommy, selama ini  rata-rata pabrik gula lokal telah memiliki pelanggan tetap, sehingga sulit bersaing dengan pelanggan yang sbeelumnya sudah lama menjalin hubungan bisnis.

http://www.ptpn-11.com/serapan-gula-lokal-oleh-bulog-masih-minim.htm

Rabu, 26 Maret 2014

Harga Beras Hanya Turun Tipis

Selasa, 25 Maret 2014

Bandarlampung (Antara Lampung)- Sejumlah pedagang beras menyebutkan harga beras dalam sepekan terakhir turun sehubungan panen gabah telah berlangsung di sebagian sentra pertanian padi di Provinsi Lampung.
   
"Kalau dulu pesan beras satu ton, paling yang dikirim 250 kg atau 500 kg.Sekarang pihak penggilingan gabah yang menawarkan beras ke kita. Meski kita bilang stok banyak, mereka tetap mengirimkan berasnya," kata Rodjie, salah satu pedagang beras di Pasar Tugu Bandarlampung, selasa.
   
Ia menyebutkan harga beras asalan sekarang berkisar Rp8.000/kg, sebelumnya mencapai Rp8.500-Rp9.000/kg.
   
Harga beras kualitas sedang berkisar Rp9.000- Rp9.500/kg, sedang beras premium tetap bertahan di atas Rp10.000/kg.
   
"Harga beras asalan yang turun banyak, harga beras premium hanya turun tipis,"katanya.
   
Ia menyebutkan permintaan atas beras tidak mengalami peningkatan sehingga harga beras masih berpeluang turun.
   
Para pedagang beras lainnya juga menyebutkan stok beras melimpah karena sebagian daerah di Lampung sudah panen padi.
   
Meski demikian, menurut salah satu pedagang beras Edy, harga beras hanya turun tipis karena produksi beras disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan masyarakat.
   
Mereka memperkirakan harga beras hanya turun tipis karena penggilingan gabah dilaksanakan sesuai permintaan.
   
Panen padi di Lampung diperkirakan masih berlangsung hingga Mei mendatang.
   
Lampung termasuk penghasil gabah utama di wilayah Sumatera, dan mutu berasnya termasuk bagus sehingga diminati masyarakat dari luar daerah itu. Sehubungan itu, beras Lampung banyak dibeli pedagang dari provinsi tetangganya.

http://www.antaralampung.com/berita/272578/harga-beras-hanya-turun-tipis

Wajah Lesu Petani Sambut Panen Rendeng

Selasa, 25 Maret 2014

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Petani pantura Subang, Jawa Barat, menyambut panen perdana musim rendeng dengan wajah lesu. Pasalnya, saat ini harga gabah sedang bagus. Yakni, kisaran Rp 420-470 ribu per kuintal. Tetapi, petani tak menikmati harga tersebut. Karena, mereka tidak memiliki gabah untuk di jual.

Ati Juharti (32 tahun), petani asal Kampung Poncol, Desa Jatibaru, Kecamatan Ciasem, mengatakan, saat ini sedang panen perdana. Tetapi, yang bisa dipanen itu hanya sebagian kecil. Dengan kata lain, petani mengalami gagal panen akibat banjir awal tahun kemarin.

"Yang kami panen saat ini, merupakan padi sisa banjir," ujar dia, kepada Republika, Selasa (25/3).

Karena sisa padi, maka kualitasnya jelek. Sebab, bulir padi warnanya tidak kuning keemasan. Melainkan, putih kecoklatan. Bulir berasnya juga berwarna kusam. Tidak seputih biasanya. Karena kondisi itu, harga gabahnya juga antara Rp 420-470 per kuintal. Tergantung kualitas padi.

Namun, harga musim rendeng tahun ini, jauh lebih baik ketimbang musim rendeng tahun lalu. Tahun kemarin, harga gabah tertingginya hanya Rp 450 per kuintal. Sedangkan terendah, sampai Rp 370 ribu per kuintal.

Meskipun harga sekarang bagus, petani tetap tak menikmati. Sebab, petani tidak punya gabah untuk dijual. Karena, petani banyak yang gagal tanam serta panen akibat banjir kemarin.

Marno (33 tahun), petani lainnya mengaku, hasil panen musim ini kurang maksimal. Dalam sehektare yang bisa dipanen sekitar dua sampai tiga ton. Itupun, kualitasnya jelek. Padahal, bila panen musim kemarau, hasilnya antara enam sampai tujuh ton per hektare.

"Makanya harga gabah masih tinggi. Karena, gabahnya masih langka. Sebab, banyak yang gagal panen," ujarnya. N Ita Nina Winarsih

http://www.republika.co.id/berita/nasional/pemprov-jabar/14/03/25/n2zj94-wajah-lesu-petani-sambut-panen-rendeng

Bulog targetkan serap 10.000 ton beras petani

Selasa, 25 Maret 2014

Bengkulu (Antara) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik  Divisi Regional Bengkulu menargetkan menyerap sebanyak 10.000 ton beras petani daerah itu pada 2014.

Ini untuk penguatan stok beras di Bulog Bengkulu, dengan ketersediaan stok yang cukup, dapat mengantisipasi kenaikan harga beras sehingga harga komoditas ini di pasaran tetap stabil," kata Kepala Bulog Divisi Regional Bengkulu Basirun di Bengkulu, Selasa.

Dia mengatakan target serapan beras petani pada 2014 meningkat dibandingkan dengan pencapaian pembelian beras dalam negeri pada 2013.

"Tahun lalu mencapai 6.210 ton, dan kami usahakan melampaui angka tersebut," kata dia.

Basirun mengatakan saat ini pembelian beras dalam negeri (Pengadaan DN) pada quartal pertama untuk daerah itu sudah mencapai 1.123 ton.

"Ini akan terus meningkat seiring datangnya masa panen 2014 di beberapa wilayah Bengkulu," katanya.

Selain menjaga stabilisasi harga jual beras ke masyarakat, peranan Bulog menyerap beras hasil tani di daerah itu juga menjadi alternatif bagi petani menjual komoditas pertanian dengan standar harga yang layak.

"Sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang perbesaran nasional, di mana harga dan kualitas beras yang dibeli Bulog sudah ditentukan, yakni Rp6.600 per kg, jika pengumpul membeli dengan harga murah, maka petani bisa menjual beras atau gabah mereka ke Bulog," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya membeli gabah giling kering dari petani dengan harga Rp4.200 per kg sedangkan gabah kering panen Rp3.300 per kg.***2***

http://www.antarabengkulu.com/berita/23245/bulog-targetkan-serap-10000-ton-beras-petani

Selasa, 25 Maret 2014

Bulog Belum Salurkan Raskin Dua Kabupaten di Sulteng

Selasa, 25 Maret 2014

Palu | kabar3

BADAN Urusan Logistik (Bulog) belum menyalurkan beras untuk warga miskin (raskin) di dua kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Perum Bulog Sulteng, Mar'uf mengatakan, dua kabupaten yang belum mendapat jatah raskin adalah Kabupaten Morowali Utara dan Banggai Laut. Ia mengatakan, belum disalurkannya beras subsidi itu karena dua daerah tersebut baru dimekarkan, sehingga data penerima raskin belum dipisahkan dari kabupaten induk. Misalnya, untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS) Kabupaten Banggai Laut masih jadi satu dengan Banggai Kepulauan. Begitu pula dengan Kabupaten Morowali Utara masih belum dipisahkan dengan Kabupaten Morowali. "Jadi sementara ini masih dalam proses pemisahan," katanya di Kota Palu, Selasa (25/3).

Menurut dia, keterlambatan penyaluran raskin di dua kabupaten di Sulteng tersebut karena data penerima raskin belum ada dan sedang dalam proses pemisahan. Mar'uf berharap, begitu RTS sudah dipisahkan, Pemkab Morowali Utara dan Banggai Laut secepatnya mengajukan Surat Perintah Alokasi (SPA) dan Bulog akan langsung mendistribusikannya. Jika SPA sudah ada, tak ada lagi alasan bagi Bulog untuk menunda penyaluran raskin ke titik distribusi.
Bulog wajib menyalurkan raskin sampai di titik distribusi. Selanjutnya, penyaluran kepada RTS menjadi tanggung jawab pihak kelurahan dan desa. Karena itu, jika terjadi penyelewengan di tingkat desa/kelurahan, itu bukan lagi tanggung jawab Bulog. Kecuali jika terjadi penyelewengan pendistribusian raskin dari gudang ke titik distribusi. Itu sepenuhnya tanggung jawab petugas raskin Bulog.

Antara | Mustakim

http://www.kabar3.com/news/2014/03/bulog-belum-salurkan-raskin-dua-kabupaten-di-sulteng/#.UzEtLeOSzME

Bulog tambah 20 BulogMart

Selasa, 25 Maret 2014

MEDAN - Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara akan membuka 20 gerai lagi untuk menambah empat BulogMart yang sudah ada guna memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga standar.

"Akhir pekan lalu, gerai BulogMart  ke-4 dibuka di Kisaran setelah yang pertama berada di Medan disusul Gunung Sitoli dan Pematang Siantar," kata Kepala Perum Bulog Divre Sumut Fasika Khaerul Zaman di Medan.

Bulog menargetkan, untuk tahap awal semua atau 33 kabupaten/kota di Sumut masing-masing  memiliki satu gerai Bulogmart.

Dengan Bulogmart, diharapkan mengurangi sedikit beban masyarakat dari harga jual barang yang lebih mahal di pasar dampak mata rantai perdagangan yang panjang.

Harga barang di Bulogmart sendiri bisa lebih murah karena Bulog membeli langsung barang-barang ke pabrikan atau distributor.

"Bulogmart diharapkan juga bisa menjadi acuan pasar sehingga menekan gejolak harga yang akhirnya bisa menahan inflasi,"katanya.

Bagi Bulog sendiri, Bulogmart menjadi bisnis eceran perusahaan itu di tengah keharusan perusahaan BUMN juga mendapatkan laba.
(dat03/antara)

Serapan gula lokal oleh Bulog masih minim

Selasa, 25 Maret 2014

Sindonews.com - Serapan terhadap gula dari petani lokal oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) VII di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) masih sangat minim.

Padahal perusahaan pelat merah ini mempunyai fungsi untuk menguasai banyak stok gula lokal dalam rangka stabilisasi harga. Kepala Perum Bulog Divre VII Sulsel Tommy S Sikado mengatakan, dalam setahun rata-rata pihaknya hanya mampu menampung 120 ton gula.  Itu berarti daya serapan dalam sebulan hanya mampu mencapai 10 ton.

Gula-gula tersebut, kata dia, akan didistribusikan melalui Bulogmart yang tersebar di Kota Makassar, Parepare, Barru, Bulukumba dan Sidrap. Tujuannya untuk memotong rantai distribusi.

“Ini pun kami sudah berupaya melakukan pendekatan kepada produsen gula lokal, seperti pabrik gula di Takalar dan Bone,” kata dia di Makassar, Selasa (25/3/2014).

Menurut Tommy, selama ini  rata-rata pabrik gula lokal telah memiliki pelanggan tetap, sehingga sulit bersaing dengan pelanggan yang sbeelumnya sudah lama menjalin hubungan bisnis.

(rna)

Bulog Solo Move Out 6.000 Ton Beras

Senin, 24 Maret 2014

SOLO, suaramerdeka.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta mengirimkan sebanyak 6.000 ton beras ke luar kota alias move out. Pengiriman beras ke luar eks Karesidenan Surakarta ini merupakan instruksi dari kantor pusat sebagai upaya pemerataan pasokan.

Sampai Maret, Bulog sudah mengirim beras ke sejumlah daerah seperti Kedu, Bandung bahkan ke Cianjur yang dikenal sebagai lumbung beras. Namun dia mengingatkan, Cianjur merupakan penghasil beras premium.

"Pasokan beras medium tidak banyak, karena itu harus didatangkan dari daerah lain," ucap Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Yudi Prakasa Yudha, Senin (24/3).

Kendati move out beras dalam jumlah besar, Bulog menjamin pasokan di dalam daerah tidak akan terganggu. Sampai saat ini, Bulog masih memiliki pasokan sebanyak 33.000 ton beras. Jumlah ini diperkirakan aman untuk memenuhi kebutuhan distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin) hingga lima bulan ke depan.

Bulog bahkan juga sudah melakukan percepatan distribusi raskin sesuai surat edaran Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Di dalamnya menginstruksikan distribusi raskin November dan Desember dibagikan pada Februari dan Maret.

"Kegiatan move sudah diatur kantor pusat. Kami sendiri tidak melakukan penawaran. Kalau ke depan masih ada permintaan move kami siap. Namun saat ini kami masih fokus pada penyerapan beras terlebih dahulu."

Bulog mencatat, penyerapan beras sejak Januari baru mencapai 6.000 ton. Jumlah ini diprediksi akan meningkat pesat lantaran sejak pertengahan Maret sejumlah daerah penghasil beras mulai mengalami panen raya.

Setiap hari, pasokan beras masuk di kisaran 300-400 ton. Sementara pada Januari dan Februari, tidak setiap hari ada beras masuk ke gudang Bulog. Pasokan paling besar berasal dari Sragen, kemudian Delanggu.

"Secara umum, hampir di semua wilayah di eks Karesidenan Surakarta sudah panen. Hanya saja, panen di Wonogiri dirasa belum optimal," katanya.

( Astuti Paramita / CN31 / SMNetwork )
http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/03/24/195803

Bulog Serap Beras 2.500 Ton Sehari

Selasa, 25 Maret 2014

SEMARANG - Penyerapan beras oleh Perum Bulog Divisi Regional Jateng terus naik. Sejak awal tahun hingga 21 Maret realisasi penyerapan mencapai 26.893 ton setara beras. “Dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya yang rata-rata hanya terserap 1.000 ton per hari, terjadi peningkatan menjadi rata-rata 2.500 ton per hari. Itu baru awal musim panen, belum puncak masa panen,” tutur Kepala Divisi Regional Jateng, Damin Hartono, di sela-sela pelatihan kepemimpinan kepala gudang bekerja sama dan Akpol Semarang di Kantor Bulog Divisi Regional Jateng, kemarin.

Menurut dia, penyerapan itu tersebar di enam eks karesidenan, yakni Semarang 4.464 ton, Pati 5.159 ton, Surakarta 3.305 ton, Banyumas 5.714 ton, Kedu 2.682 ton, dan Pekalongan 5.494 ton. Persediaan operasional setara beras per 21 Maret 2014 mencapai 186.100 ton yang juga tersebar di enam eks karesidenan. “Persediaan beras paling besar terdapat di eks Karesidenan Pati, jumlahnya mencapai 49.678 ton. Disusul eks Karesidenan Semarang 37.797 ton, Pekalongan 35.038 ton, Surakarta 33.398, Banyumas 19.140 ton, dan Kedu 11.048 ton,” jelasnya.

Persediaan tersebut, kata dia, bisa mencukupi kebutuhan penyaluran raskin hingga lima bulan ke depan atau Agustus 2014. Hujan yang saat ini masih sering terjadi belum berpengaruh terhadap hasil panen. Serapan masih besar dari semua daerah.

Raskin

“Dari 43 gudang, hingga kini masing-masing masih tersedia ruangan untuk penyerapan beras. Kami berharap persediaan terus meningkat seiring dengan laju penyerapan, khususnya saat panen raya yang diperkirakan terjadi pada akhir Maret dan April mendatang,” imbuhnya.

Sampai sekarang, lanjut dia, jumlah raskin yang sudah tersalurkan mencapai 147.186.480 kilogram atau 32,94% dari total pagu setahun 446.788.260 kilogram. Mengenai pelatihan yang diikuti oleh 43 kepala gudang seluruh Jateng, Damin mengungkapkan tujuannya untuk melatih kepekaan sebagai abdi masyarakat. Salah satunya penyaluran raskin kepada masyarakat yang membutuhkan kesabaran. “Kami membeli beras dari petani, kemudian menyalurkan. Selain itu, ada penyaluran CBP (cadangan beras pemerintah-Red) yang sama-sama membutuhkan pengabdian,” jelasnya.

Mereka dilatih kebersamaan, kerja sama, dan koordinasi sehingga bisa memberikan pelayanan secara maksimal kepada mitra kerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Instruktur dari Akpol dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Brigjen Pol Drs Srijono MSi.(J8-29)

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2014/03/25/256701

Senin, 24 Maret 2014

Penyerapan Beras Mulai Meningkat

Senin, 24 Maret 2014

SEMARANG (KRjogja.com)- Kepala Bulog Divre Jateng Damin Hartono mengatakan, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jawa Tengah mencatat, realisasi penyerapan setara beras sebanyak 26.893 ton, atau mengalami peningkatan rata-rata per hari 2.500 ton jika dibandingkan dengan tingkat penyerapan pekan sebelumnya 1.000 ton/hari. "Peningkatan tersebut terjadi karena bersamaan dengan musim panen di sejumlah daerah," ujar Damin.

Total persediaan operasional setara beras hingga Jumat lalu mencapai 186.100 ton, tersebar di enam karesidenan, yaitu
Semarang, Pati, Surakarta, Banyumas, Kedu, dan Pekalongan.Penyerapan beras Subdivre Semarang mencapai 4.464 ton per hari dengan total persediaan 37.797 ton, sementara di Pati tingkat penyerapan 5.159 ton dan total mencapai 49.678 ton.

Untuk wilayah Surakarta penyerapan  beras per hari mencapai 3.305 ton dengan total serapan mencapai 33.398 ton, sementara di Banyumas setiap hari masuk 5.714 ton dengan total 19.140 ton.Sedang subdivre Kedu total serapan per hari 2.662 ton dan total saat ini 11.048 ton, dan Pekalongan penyerapan per hari rata-rata sebesar 5.494 ton dengan total persediaan mencapai 35.038 ton.

Dikatakan,persediaan tersebut mencukupi penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin) hingga Agustus mendatang. Diprediksikan persediaan tersebut akan terus meningkat seiring dengan laju penyerapan, khususnya saat panen raya yang diperkirakan terjadi pada akhir Maret dan April.(Bdi)

http://kr.co.id/read/209506/penyerapan-beras-mulai-meningkat.kr

Minggu, 23 Maret 2014

BANJIR PANTURA TAK PENGARUHI STOK BERAS DI BULOG SUBANG

Minggu, 23 Maret 2014

SAPA -Banjir yang merendam puluhan ribu hektare lahan pertanian di Kabupaten Subang tidak berdampak signifikan terhadap targetan serapan beras sebesar 55 ribu ton pada tahun ini di gudang Bulog.

Data dinas Pertanian, dari 85 ribu lahan area pertannian di Subang, sekitar 25 ribu hekater yang terendam banjir pada Januari lalu, atau hanya 30% saja. "Asumsi angka sementara produksi bisa berprduksi 950 ribu ton, akibat banjir yang kemarin tidak banyak berpengaruh, karena petani melakukan replanting," kata Wakil Kepala Sub Drive Bulog Subang, Budi.

Meskipun aman, namun konsekwensi logis yang harus dilakukan Dolog, kata Budi, harus proaktif dan jemput bola ke pertanian saat panen nanti.

"Kita manfaatkan semua potensi, kita lebih proaktif dan jemput bola ke lapangan," imbuhnya.

Budi menjelaskan, untuk 5 bulan mendatang, Bulog menjamin stok beras masih aman. Stok beras yang tersedia di gudang Bulog sebanyak 15.000 ton. "Untuk 5 bulan ke depan stok beras aman. Yang ada di gudang kita 15.000 ton," kata Budi

Pada tahun ini, untuk Subang, Bulog menargetkan sebanyak 55 ribu ton. Yang sudah tercapai sebanyak 20 ribu ton.

Untuk memenuhi kekurangan dari target itu, kata Budi, pihaknya membentuk satuan petugas pengadaan. "Kita sudah bentuk satgas pengadaan sebanyak 5 unit dan sosialisasi ke mitra untuk bergerak. begitu panen kita proses pengadaan," imbuhnya.

Oleh: Dedy Tardiyo Korda SAPA Kabupaten Subang

http://www.sapa.or.id/b3/4304-penanggulangan-kemiskinan-tak-pengaruhi-staok-beras-bulog-subang

Bulog Jateng Tingkatkan Pelayanan Masyarakat

Minggu, 23 Maret 2014

Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah berupaya terus meningkatkan pelayanan kepada mitra kerja karena dengan tugas yang diemban saat ini dibutuhkan pengabdian maksimal kepada masyarakat.

“Salah satunya dengan penyaluran beras untuk warga miskin kepada masyarakat ini dibutuhkan kesabaran dan Bulog itu kan pelayan masyarakat, kita membeli beras dari petani kemudian menyalurkannya selain itu juga penyaluran CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang sama-sama membutuhkan pengabdian dan mindset sesuai dengan tugas kita,” ujarnya di Semarang.

Pihaknya mengatakan dengan mengikuti pelatihan yang bekerja sama dengan Akpol Semarang tersebut para pegawai Bulog diharapkan bisa mengetahui kemampuan masing-masing sehingga mencapai kinerja yang optimal.

“Di sini dilatih kebersamaan, tolong-menolong dan mengetahui kemampuan diri sebatas dengan tanggung jawab kita yaitu sesuai dengan pedoman umum dan SOP,” ujarnya.

Damin mengatakan pelatihan tersebut diikuti oleh 43 kepala gudang yang ada di seluruh Jawa Tengah serta kepala bidang dan kepala seksi.

“Harapan saya pelatihan ini bisa diteruskan kepada para pegawai di masing-masing gudang sehingga kita tahu bagaimana harus melayani mitra kerja,” ujarnya.

Diharapkan pula pelatihan tersebut bermanfaat bagi Bulog dalam peranannya ikut mengelola negara dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa.

Sementara itu Wakil Gubernur Akpol Semarang Brigjen Polisi Sriyono mengatakan melihat kondisi bangsa saat ini dibutuhkan masyarakat maupun aparatur Pemerintah yang mau bekerja keras.

“Sekarang ini lebih banyak orang yang berkomentar dari pada praktik. Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat di Indonesia tidak hanya sebagai penonton dan berkomentar negatif melainkan mengamalkan termasuk kaitannya dengan pelayanan Bulog terhadap masyarakat,” ujarnya.

Sriyono mengatakan pelatihan yang diberikan oleh Bulog sesuai dengan kepentingan instansi tersebut salah satunya kesabaran saat berada di tengah masyarakat.

http://halocities.com/43030

Ini Trik Bos Bulog Perluas Lahan Tanam Produktif di Indonesia

Sabtu, 22 Maret 2014

Liputan6.com, Jakarta Jumlah lahan pertanian yang produktif di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami penyusutan. Kementerian Pertanian mencatat penyusutan lahan produktif yang telah beralih ungsi mencapai 50 ribu-70 ribu hektare (ha) per tahun.

Ironisnya, pemerintah hanya sanggup menciptakan lahan baru hanya berkisar 20 ribu ha-40 ribu ha per tahunnya. Untuk itu, Perum Bulog mengaku akan turut serta dalam rangka terus meningkatkan peningkatan lahan-lahan produktif setiap tahunnya di Indonesia.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengaku telah memiliki cara untuk membantu pemerintah dalam penciptaan swasembada pangan melalui perluasan lahan pertanian produktif.

"Untuk membantu hal itu kita ada pemberian faasilitas kredit bagi para petani, kita sudah jalan di tahun yang kedua, total Rp 5 miliar itu untuk 1.000 hektare lahan," kata Sutarto yang ditulis Sabtu (22/3/2014).

Sutarto menjelaskan pemberian fasilitas kredit ini sudah dilakukannya sejak 2012. Pada periode pertama, Bulog telah menyalurkan kredit ketahanan pangan sebanyak 500 ha kepada para petani di Sumatera Selatan.

"Yang pertanian NPL-nya nol lho itu, kedua ini masih jalan.  Kami sebenarnya juga mereplikasikan ke daerah lain," jelasnya.

Lebih lanjut menurut Sutarto, pemberian modal ini dinilainya merupakan hal utama mengingat modal akan sangat mempengaruhi produktifitas pertanian.

Tidak hanya itu, Bulog mengaku selain dari pemberian kredit tersebut juga dibarengi dengan memberikan pendampingan bagi para petani yang dimana pendamping berasal dari Teknisi dari Kementerian Pertanian.

"Tahun ini target kita tambah 200 ha lagi, tapi tidak semua mengunakan kredit tadi, kita seleksi nantinya, tapi pembinaan tetap," pungkas Sutarto.

(Nurseffi Dwi Wahyuni)

http://bisnis.liputan6.com/read/2026464/ini-trik-bos-bulog-perluas-lahan-tanam-produktif-di-indonesia

Sabtu, 22 Maret 2014

Musim Kemarau, Bulog Percepat Alokasi Raskin

Jumat, 21 Maret 2014

METROSIANTAR.com - Bulog Sumatera Utara melakukan percepatan penyaluran beras untuk warga miskin dengan melakukan alokasi dua bulan sekaligus guna mengantisipasi pasokan yang ketat dan harga mahal menyusul musim kemarau.

“Untuk alokasi Februari dan Maret setiap penerima manfaat RTS (rumah tangga sasaran ) raskin mendapat 30 Kilogram dari biasanya hanya 15 Kilogram. Alokasi tambahan diambil dari jatah November dan Desember tahun ini,” kata Humas Bulog Sumut Rudi.

Rudi menerangkan, percepatan alokasi raskin mengacu pada Surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Nomor B. 23/MENKO/KESRA/II/2014 tanggal 7 Februari 2014 perihal Percepatan Penyaluran Raskin Tahun 2014.

Surat Menko Kesra itu sendiri mengacu pada hasil dan putusan Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Februari 2014 di Istana Negara.

Dia menjelaskan, kebijakan itu diambil antara lain melihat adanya kemungkinan terjadi gangguan panen akibat kemarau. Gangguan panen akan membuat pasokan beras di pasar terganggu dan otomatis terjadi lonjakan harga.

“Dengan adanya beras yang memadai di tangan masyarakat penerima raskin, maka permintaan di pasar berkurang dan otomatis lonjakan harga bisa ditekan.

Kalaupun nyatanya harga beras naik juga, imbasnya tidak menerpa masyarakat kecil. Pemerintah memang terus berupaya melindungi masyarakat kecil dan termasuk menekan inflasi yang terpicu dari kenaikan harga berbagai barang,” katanya.

Rudi menyebutkan, penyaluran dua bulan alokasi itu sudah dilakukan Bulog di daerah Padang Sidempuan dan Gunung Sitoli dan akan terus dilakukan ke daerah lain dengan cara “menjemput bola” ke pemerintah kota dan kabupaten.

“Bulog menjamin penyaluran raskin akan berjalan lancar meski ada terjadi percepatan alokasi, karena stok juga cukup aman,” ujarnya. (wsp/int/osi)

http://www.metrosiantar.com/musim-kemarau-bulog-percepat-alokasi-raskin/

Bulog Siapkan Rp 2 T untuk Stok Gula Nasional

Jumat, 21 Maret 2014

JAKARTA – Perum Bulog menyiapkan dana Rp 1-2 triliun untuk pengadaan stok cadangan (buffer stock) gula nasional sebanyak 340 ribu ton. Perusahaan pelat merah tersebut telah mendapatkan penugasan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menjadi lembaga penyangga dan stabilisator harga gula di Tanah Air pada Desember 2013. Namun, hingga saat ini, peran tersebut belum bisa dijalankan oleh Perum Bulog karena belum jelasnya kebutuhan gula dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, pihaknya hingga saat ini belum mengimpor gula, meski Kemendag sudah memberikan izin impor hingga 340 ribu ton sebagai buffer stock. Sebab, saat ini di dalam negeri masih terjadi perbedaan pendapat. Petani dan pabrik gula (PG) mengatakan stok gula masih cukup. Artinya, di dalam negeri perlu dibenahi karena adanya dugaan perembesan gula rafinasi ke pasar umum. Hal itu harus dibenahi untuk mengetahui berapa suplaipermintaan yang sesungguhnya.

“Selama itu tidak benahi akan susah. Untuk saat ini, izin belum digunakan karena masih belum jelasnya hal tersebut,” kata Sutarto saat menjadi pembicara dalam Bincang BUMN bertema Profesionalisme BUMN di Tahun Politik di Jakarta, Kamis (20/3).

Meskipun begitu, kata Sutarto, pihaknya tetap menyiapkan dana Rp 1- 2 triliun yang bersumber dari pinjaman perbankan. Hal ini sama halnya dengan Bulog melakukan pengadaan beras, untuk tahun ini misalnya Bulog menyiapkan dana Rp 22 triliun dari kredit perbankan untuk pengadaan 3,6 juta ton beras. Dana Rp 1-2 triliun itu siap digunakan begitu Bulog melakukan pengadaan gula untuk buffer stock. “Dana untuk keperluan itu, kami peroleh dari perbankan,” kata Sutarto.

http://www.investor.co.id/home/bulog-siapkan-rp-2-t-untuk-stok-gula-nasional/80714

Mendag: Izin Impor Gula untuk Bulog Segera Terbit

Jumat, 21 Maret 2014

Jakarta, GATRAnews - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, dirinya telah menandatangani izin impor gula untuk Perum Bulog sebagai tindak lanjut permintaan dari pemerintah agar Bulog mengadakan stok gula sebanyak 350.000 ton untuk menutup kekurangan kebutuhan gula nasional pada bulan Mei-Juli mendatang. Namun, izin tersebut belum terbit karena masih dalam proses birokrasi. "Segera, baru turun, baru dikasih minggu lalu. Dari meja saya sudah saya turunin, persisnya dimana saya nggak tahu," kata Lutfi kepada wartawan di Kantornya, Jakarta, Jumat (21/3).

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku telah mengirimkan surat permohonan izin untuk importasi gula ke Kementerian Perdagangan. Namun, meski seluruh persyaratan untuk permintaan izin sudah dipenuhi, izin impor gula untuk Bulog masih belum diterbitkan. "Saya sudah kirim surat ke Kementerian Perdagangan. Persyaratan biasa seperti NPWP dan sebagainya sudah kita penuhi kok, kita sudah pengalaman. Tinggal kita tunggu saja," kata Sutarto kepada media di Bangi Kopitiam, Jakarta, Kamis (20/3/).

Untuk pengadaan gula ini, Bulog sama sekali tidak mendapat anggaran PSO maupun dana stabilisasi dari pemerintah. Karena itu, Bulog akan mencari kredit dari bank sebesar Rp 1-2 triliun sebagai modal untuk mengimpor gula. "Perintahnya Rakortas kita menggunakan komersial. Jadi kita akan utang ke bank," tukasnya. Sutarto juga mengungkapkan, sebetulnya pihaknya masih ragu dengan perhitungan pemerintah bahwa akan ada kekurangan stok gula sampai 350 ribu ton di bulan Mei-Juli. Pasalnya, para petani tebu dan pabrik-pabrik gula memiliki perhitungan yang berbeda.

"Sekarang petani dan pabrik gula mengeluh karena ada stok banyak, rafinasi masuk. Itu yang saya anggap misterius, harus clear semua. Rafinasi berapa, untuk konsumsi berapa, produksi berapa," tegasnya. (*/MA)


http://www.gatra.com/ekonomi-1/49299-mendag-izin-impor-gula-untuk-bulog-segera-terbit.html

Jumat, 21 Maret 2014

Kantongi Izin Impor, Bulog Tetap Pilih Beras Lokal‏

Kamis, 20 Maret 2014

Jakarta, GATRAnews - Diam-diam, ternyata Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah mengantongi Surat Persetujuan Impor (SPI) 300.000 beras dari Kementerian Perdagangan. Izin impor ini diberikan oleh Kemendag pada kuartal IV 2013 lalu dan masih berlaku sampak akhir Maret 2014. Meski demikian, Bulog memilih untuk tidak menggunakannya. "SPI berlaku sampai 31 Maret 2014. Tapi kami tidak akan menggunakannya," tegas Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso dalam diskusi di Kopitiam, Jakarta, Kamis (20/3).

Sutarto menuturkan, Bulog pernah diberikan izin impor sampai 1 juta ton oleh Kemendag pada Juli 2013 lalu. "Pada Agustus rapat lagi. Saya diminta pendapat. Maksimum impor 600.000 ton. Saya masih minta tunggu dulu, teman-teman di daerah masih siap pengadaan. September, keluar izin 300 ribu ton," ujarnya. Namun, Bulog memilih untuk tidak mengimpor beras sama sekali karena surplus beras tahun 2012 berhasil menutup kebutuhan beras nasional hingga pertengahan tahun. Berkat produksi beras nasional yang baik pada 2012 tersebut, Bulog bisa menghimpun cadangan beras sampai 2 juta ton di akhir 2013. "Lagi-lagi saya berhitung, kalau akhir tahun Bulog akan punya stok 2 juta ton, Bulog nggak perlu impor," imbuhnya.

Adapun, untuk tahun ini, Bulog belum dapat memastikan apakah akan mengimpor beras atau tidak. Perhitungan baru dapat dilakukan setelah Juli nanti berdasarkan produksi masa panen pada Mei-Juli. "Tergantung nanti bulan juli. Panen bulan Mei-Juli. Setelah Juli baru kita bisa melakukan prediksi," katanya. Diakuinya, bencana banjir dan letusan gunung di awal 2014 ini menyebabkan gangguan produksi beras. Tetapi, bencana serupa juga terjadi setiap tahun, dampaknya terhadap produksi beras biasanya tak terlalu besar. "Kalau melihat angka tidak besar, cuma kejadiannya banjir menyebabkan putusnya jalan di Jabar sehingga pasokan beras ke Cipinang terganggu," ucap Sutarto.

Selain terganggu bencana, produksi beras juga terganggu oleh anomali iklim yang membuat waktu tanam padi mundur. Sutarto memperkirakan, puncak musim panen berubah dari Maret ke April akibat mundurnya musim tanam ini. Mundurnya musim tanam dan musim panen ini terlihat dari pengadaan beras Bulog yang baru meningkat hingga di atas 10 ribu ton per hari di awal Maret ini. Padahal, biasanya angka pengadaan sudah melonjak sejak Februari. "Mestinya 10 ribu ton itu Februari. Harapannya April 30-40 ribu ton," paparnya.

Sutarto berharap, pengunduran musim tanam ini tidak sampai mengurangi areal luas tanam kedua. Bila hal tersebut terjadi, dipastikan produksi beras nasional akan terganggu, sehingga mau tak mau harus dilakukan importasi. "Mudah-mudahan mundurnya waktu tanam tidak mengurangi luas tanam kedua. Kalau itu berkurang, produksi nasional nanti berkurang," tukas dia. Sebagai catatan, saat ini stok cadangan beras Bulog masih 1,5 juta ton. Bulog sendiri menargetkan cadangan sebesar 2 juta ton beras pada akhir tahun. "Stok 1,5 juta ton sekarang. Masih cukup 6 bulan," pungkas Sutarto. (*/MA)

http://www.gatra.com/ekonomi-1/49218-kantongi-izin-impor,-bulog-tetap-pilih-beras-lokal%E2%80%8F.html

Ogah Rugi, Bulog Belum Mau Impor Kedelai

Kamis, 20 Maret 2014

Jakarta, GATRAnews - Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, pihaknya masih tetap menyerap kedelai lokal pada tahun ini meski belum ada penugasan resmi dari pemerintah. Alasannya, penyerapan kedelai dari petani lokal tersebut merupakan bagian dari bisnis Bulog sekaligus upaya bisnis untuk menjalankan peran sebagai stabilisator harga pangan. "Kita diminta atau tidak oleh pemerintah, kita sudah melakukan itu (menyerap kedelai lokal) karena Bulog harus berbisnis tapi sekaligus menjadi stabilisator. Itu kan bagian dari bisnis Bulog," kata Sutarto kepada wartawan di Bangi Kopitiam, Jakarta, Kamis (20/3).

Namun, Bulog tidak menetapkan target untuk penyerapan kedelai lokal ini karena sangat minimnya produksi kedelai nasional. "Target pengadaan itu sulit ditetapkan karena produksinya saja hanya seperempat dari kebutuhan nasional. Tapi kita komit ke arah menjadi stabilisator kedelai. Kita membangun jaringan dengan petani, jaringan dengan produsen tahu tempe. Mulai dari kecil, bertahap," paparnya. Di sisi lain, Bulog belum berencana akan melakukan importasi kedelai karena harga kedelai impor yang masih sangat tinggi. Tetapi, Bulog tetap terus melakukan negosiasi dengan produsen di luar negeri.

"Posisinya masih negosiasi terus karena dollar sedang tinggi, harga kedelai juga tinggi," tuturnya. Sutarto menambahkan, selama harga kedelai masih tinggi, Bulog tidak akan mengimpor kedelai. Pasalnya, tidak ada anggaran PSO maupun dana stabilisasi dari pemerintah untuk pengadaan kedelai Bulog. Artinya, bila terjadi kerugian, Bulog sendiri yang harus menanggungnya. "Selama masih rugi, kita tidak akan impor karena bukan penugasan," tandas dia. (*/MA)


http://www.gatra.com/ekonomi-1/49223-ogah-rugi,-bulog-belum-mau-impor-kedelai.html


Bulog Mulai Ekspor Ikan Bandeng Tahun Ini

Kamis, 20 Maret 2014

Jakarta, GATRAnews - Selain berbisnis daging sapi, kedelai, dan gula, Perum Bulog mulai merintis bisnis ikan bandeng pada tahun ini. Bahkan, Bulog sudah mulai mengekspor ikan bandeng, tetapi belum dilakukan secara langsung, masih melalui pedagang perantara (trader). "Kita sudah mulai ekspor ikan bandeng laut melalui trader. Kita jadi pemasok. Prospektif karena kita datangkan ikannya dari berbagai daerah," kata Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso dalam diskusi dengan media di Bangi Kopitiam, Jakarta, Kamis (20/3).

Namun, Sutarto belum bisa menghitung secara pasti berapa pendapatan dan keuntungan Bulog dari bisnis penjualan ikan ini. "Ekspornya masih kecil, baru mulai. Baru coba-coba saja," ungkapnya. Dia menuturkan, pasokan ikan Bulog paling banyak berasal dari Kalimantan Timur. Ke depan, Bulog juga akan mengumpulkan ikan dari Papua. "Ikannya paling banyak dari Kaltim. Kemarin rencana juga dari Papua tapi kesulitan transportasinya," ucapnya.

Sutarto mengaku juga telah melakukan pembicaraan dengan 2 BUMN perikanan, yakni PT Perindo dan PT Perikanan Nusantara terkait kemungkinan kerjasama. "Tapi implementasinya perlu waktu," katanya. Untuk bisnis perikanan ini, lanjut Sutarto, Bulog juga akan membangun cold storage sebagai infrastruktur penyimpanan ikan. "Kita bangun tahun ini. Biayanya sekarang sedang dihitung," tukasnya. Agar biaya pembangunan cold storage lebih murah, cold storage yang dibangun akan menggunakan gudang-gudang Bulog yang dimodofikasi.

"Membangun cold storage itu ternyata gampang, hanya dimasukkan di situ (gudang Bulog) buat kotak-kotak dikasi pendingin saja, selesai. Modifikasi gudang Bulog saja jadi lebih murah," jelas dia. Selain untuk menyimpan ikan, nantinya cold storage yang dibangun Bulog juga bakal digunakan untuk menyimpan daging sapi, bahkan sayur-sayuran. "Nantinya bisa untuk daging sapi, ikan, dan misalnya sayur mayur. Gudang Bulog kan sudah ada," tutup Sutarto. (*/MA)

Bulog sudah serap 100.000 ton beras

Kamis, 20 Maret 2014

JAKARTA. Masa panen padi juga merupakan waktu penyerapan beras oleh Perum Bulog. Hingga pertengahan Maret 2014, BUMN dagang ini sudah menyerap sekitar 100.000 ton beras.

"Sampai tadi pagi (19/3) sudah lebih dari 100.000 ton beras. Kalau kontrak sampai minggu depan sudah sampai 140.000 ton," ujar Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Bulog dalam acara bincang BUMN hari ini.

Saat ini, kata Sutarto, rata-rata pengadaan beras Bulog mencapai 10.000 ton per hari. Saat puncak panen April nanti, diharapkan pengadaan beras Bulog meningkat hingga 30.000-40.000 ton per hari.

Namun, waktu pengadaan Bulog kali ini sedikit terlambat. Pasalnya, musim panen tahun ini mundur. Sutarto berharap masa panen yang mundur kali ini tidak mempengaruhi masa tanam kedua tahun ini. "Karena kalau tanam kedua mundur, bakal mengurangi produksi tahun ini. Otomatis impor," kata dia.

Hingga saat ini, stok beras di Bulog masih sekitar 1,5 juta ton. Sutarto memperkirakan stok itu cukup sampai 6 bulan. Seharusnya, stok beras minimal yang dimiliki Bulog setidaknya 2 juta ton.

Cuma, akibat kejadian bencana alam, Bulog diminta menyalurkan raskin pertama dan kedua lebih cepat. "Sudah 2 kali penyaluran raskin masing-masing 500.000 ton," kata Sutarto.

Bulog Berharap Jadi Badan Otoritas Pangan

Kamis, 20 Maret 2014

JAKARTA - Perum Bulog menyatakan, birokrasi masih menjadi hal yang sangat menghadang aksi korporasi suatu perusahaan. Contohnya dalam hal ini, pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan. Birokrasi menjadi salah satu kelemahan untuk sukses dalam menjaga ketahanan pangan.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan, dalam menjaga ketahanan pangan nasional, seharusnya pemerintah Indonesia memiliki badan otoritas tertentu atau khusus dalam sektor pangan. Hal ini dilakukan agar efektif dalam menjaga ketahanan pangan.

"Kalau Bulog menjadi stabilisator, tentunya harus memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang jelas," ungkap Sutarto, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Sutarto mengungkapkan, badan otoritas di sektor pangan memang sangat diperlukan saat ini. Dirinya menyebutkan saat ini seperti di mana penyediaan raskin masih dari Kemenkokesra dan Kemensos. "Seperti cadangan beras di Kementan dan Kemendag jadi terlalu banyak yang ngatur jadi susah, sehingga idealnya ada badan otoritas pangan yang langsung," ungkapnya.

Dengan adanya badan otoritas, tidak hanya lebih memberikan efektif, badan otoritas juga diyakini dapat mempercepat swasembada pangan di Indonesia. Adapun, lanjut Sutarto, jikalau pemerintah ingin melakukan impor, dengan adanya badan otoritas, maka kegiatan tersebut dapat langsung dilakukan.

"kalau mau operasi pasar tidak usah nunggu diperintah. Jadi kan tidak nunggu, kalau nunggu kan seminggu bisa pengeruhnya (harga) luar biasa," tambahnya.

Oleh karena itu, Sutarto sangat berkeinginan kepada pemerintah agar memberikan kepercayaan kembali kepada Bulog yang menjadi badan usaha logistik. Tidak hanya itu, dari sektor infrastruktur dan SDM yang sudah tersedia.

"Bulog jadi badan otoritas pangan lah, ya kembali seperti dulu," tutupnya. (rzy)

http://economy.okezone.com/read/2014/03/20/320/958309/bulog-berharap-jadi-badan-otoritas-pangan

Bulog Beberkan Alasan Kualitas Beras Raskin Masih Rendah

Kamis, 20 Maret 2014

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia selama ini masih mengeluhkan rendahnya kualitas beras bantuan yang diberikan pemerintah melalui program raskin.

Selaku penyedia, Bulog menyadari belum bisa meningkatkan kualitas beras raskin mengingat masih keterbatasan kemampuan Bulog dalam melakukan penyimpanan beras.

"Ini juga menjadi keprihatinan kami, karena kita tidak bisa menyalurkan beras yang segar, soalnya enam bulan surplus, enam bulan minus. Padahal penyaluran harus setiap bulan. Pasti lebih dari tiga bulan diminta kalau tidak bau, tidak mungkin, karena disimpan di negara tropis, tapi itu layak makan," ungkap Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Untuk mengatasi hal itu, Sutarto mengaku sudah memiliki gambaran teknologi yang bisa meningkatkan kualitas beras dan kualitas penyimpanan.

Cara yang diterapkan menggunakan teknologi kompon dan CO2 stek. Namun hal itu diakui Sutarto memiliki biaya yang mahal.

Nantinya dengan teknologi itu akan mampu menjaga kualitas beras sampai satu tahun penyimpanan.

Selain itu, sebenarnya ada satu cara yang lebih murah yang bisa dilakukan Bulog untuk meningkatkan kualitas beras, yaitu dengan menggunakan model penyimpanan dalam bentuk gabah.

"Sayangnya tidak semua petani menjual gabah, karena kalau petani menjual beras dia dapat nilai tambah. Yang jual gabah itu model tebasan itu," kata Sutarto.

(Nurmayanti)


Tersangka Penggelapan Raskin di Sumenep Bertambah

Kamis, 20 Maret 2014

TEMPO.CO, Pamekasan - Penyidik Kepolisian Resor Pamekasan, Jawa Timur, menetapkan seorang tersangka baru dalam kasus penggelapan bantuan beras untuk warga miskin di Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pagantetan. "Namanya Taqdirul Amin," kata Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi Polres Pamekasan Inspektur Satu Ahmad Soleh, Kamis, 20 Maret 2014.

Taqdirul Amin tercatat sebagai tim monitoring dan pengawasan raskin yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Menurut Soleh, Amin mengaku berada di gudang Bulog saat beras sebanyak 5,04 ton milik warga miskin di Desa Bulangan Timur dikeluarkan untuk digelapkan.

Untuk menghilangkan jejak, setelah beras diangkut truk, Amin langsung melapor ke Bagian Kesra Pemkab Pamekasan. Namun, setelah polisi mengecek langsung ke Bagian Kesra, Amin ternyata baru melapor dua hari setelah beras dikeluarkan dari gudang Bulog. "Dari sinilah Amin kita tetapkan sebagai tersangka. Hasil pemeriksaan menunjukkan dia terlibat," ujarnya.

Perkara penggelapan raskin ini terungkap pada awal Maret 2014 lalu. Ketika itu polisi mengamankan sebuah truk bermuatan raskin 5,04 ton di sebuah gudang sewaan di Kecamatan Pakong. Beras yang masih dibungkus karung plastik merek Bulog itu rencananya digelapkan dengan cara menukarnya ke karung polos untuk kemudian dijual.

Selain truk, polisi menangkap dua tersangka utama bernama Musa dan Khairul Kalam. Musa adalah anggota satuan kerja Bulog, adapun Khairul anggota LSM antikorupsi. Dia bertindak sebagai penyewa gudang. "Dua orang lagi, yakni Saiful dan Mastuki, sedang kami dalami keterlibatannya," kata Soleh.

Menurut Kepala Desa Bulangan Timur Hosnul Hotimah, Mastuki adalah orang yang pertama kali meminta tanda tangan kepada dirinya untuk mengeluarkan raskin tersebut. Hosnul mengaku sempat menolak. Namun, karena dipaksa, akhirnya menuruti Mastuki untuk tanda tangan sehingga beras bisa keluar dari gudang Bulog. "Kalau para pelaku itu tidak ditangkap, pasti saya yang dituduh warga gelapkan raskin," ujarnya.

Kepala Bagian Kesra Pemkab Pamekasan Amirus Sholeh mengaku tidak tahu-menahu kasus tersebut. "Distribusi itu tanggung jawab Bulog, bukan kami," katanya.

Sesuai aturan yang ada, kata dia, distribusi melibatkan tim Bulog, tim pemantau, dan polisi. "Mestinya tidak ada lagi penyelewengan karena sangat ketat. Truk, misalnya, juga harus diberi stiker angkut raskin," ujarnya.

MUSTHOFA BISRI

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/20/058564012/Tersangka-Penggelapan-Raskin-di-Sumenep-Bertambah

Stok Beras Bulog Masih 1,5 Juta Ton

Kamis, 20 Maret 2014

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog mencatat stok beras yang dimilikinya masih 1,5 juta ton. Stok ini diklaim masih mencukupi kebutuhan dalam negeri selama enam bulan. "Stok yang kami miliki ini cukup selama enam bulan," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso dalam diskusi BUMN, Kamis, 20 Maret 2014.

Menurut Sutarto, sebenarnya, stok ideal Bulog untuk memastikan impor tidak diperlukan adalah 2 juta ton. Namun, pada awal tahun kemarin, Bulog sudah mendapat mandat dari pemerintah untuk mengalokasikan beras untuk keperluan masyarakat miskin (raskin) dua kali. "Dari situ, sudah terpangkas 500 ribu ton," ujarnya.

Sutarto mengatakan Bulog juga belum memutuskan apakah perlu melakukan impor beras pada tahun ini. Sebab, Bulog masih terus menghitung perkiraan produksi beras, harga, dan pasokan yang dimiliki saat ini. "Memang ada kemunduran waktu tanam, sehingga panen raya mungkin baru sekitar April," ujarnya.

Namun pihaknya akan tetap memaksimalkan pengadaan beras dari dalam negeri. Saat ini pengadaan beras baru sekitar 10 ribu ton per hari. Ia berharap, pada April mendatang, pengadaan beras sudah bisa 30-40 ribu ton.

Tahun ini, Bulog menargetkan menyerap beras 3,3 juta ton, khususnya dari petani lokal di lima besar daerah penghasil, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

AYU PRIMA SANDI


Kamis, 20 Maret 2014

Tujuh Kecamatan Belum Tebus Raskin

Kamis, 20 Maret 2014

Baturaja, BP
Hingga pertengahan Maret 2014, ada tujuh Kecamatan yang belum sama sekali menebus jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) 2014 dari bulan Januari. Hal ini diungkapkan kepala Bulog Subdrive  III OKU, Maizarani SH didampingi Kasi Informasi Leonardo saat ditemui di ruang kerjanya Kemarin (18/3).
Dikatakannya, ketujuh Kecamatan yang terhitung dari bulan Januari hingga Maret belum pernah menebus jatah raskin tersebut adalah Kecamatan Sosoh Buay Rayab, Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Lubuk Raja, Sinar Peninjauan Dan Peninjauan.
Sedangkan, untuk Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Baturaja Timur, baru menebus raskin bulan Januari dan Februari. “Nah untuk Kecamatan Baturaja Barat baru bulan Januari. Sedangkan dua Kecamatan lain yakni Muara Jaya dan Lubuk Batang sudah rampung menebus raskin hingga bulan Maret” tutur Maizarani.
Ditambahkannya, pihaknya tidak memberikan batas waktu pada pihak Kecamatan yang ingin mengambil jatah raskin. Namun alangkah baiknya jika jatah raskin tersebut diambil tepat waktu mengingat banyak warga miskin yang benar-benar mengharapkan adanya beras raskin tersebut.
“Kapan saja ingin mengambil jatah raskin silahkan saja pihak Bulog selalu melayani, karena itu diharapkan segera mungkin beras raskin diambil karena kalau tidak diambil, kasihan dengan warga yang memang membutuhkan beras raskin tersebut” terang Maizarani.
Dalam kesempatan tersebut Maizarani meminta kepada pihak Kecamatan yang belum menebus raskin agar segera menebus raskin tersebut sehingga tidak terjadi penumpukan. “Kami himbau agar pihak kecamatan segera mengambil jatah raskin tri wulan pertama’ kasian warga yang sudah mengharapkan raskin,” pungkasnya.
Terpisah, Camat Peninjauan Fery Iswan AP MSI mengaku berdasarkan hasil rakor raskin di tingkat kabupaten baru-baru ini, pihaknya sepakat untuk mendistribusikan raskin ke masyarakat langsung tiga bulan.
Karena selama ini, pihaknya masih menunggu petunjuk Pagu dari Pusat terlebih dahulu. “Petunjuk Pagu dari Pusat sudah kita terima insya allah, dalam minggu ini juga raskin tersebut sudah kita ambil untuk selanjutnya kita distribusikan ke masyarakat” ujar Fery. #her

http://beritapagi.co.id/read/tujuh-kecamatan-belum-tebus-raskin.html

Mendag: Impor Beras Klorin Tindakan Kriminal

Kamis, 20 Maret 2014

Jakarta – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi merasa kesal dengan ulah para importir yang mendatangkan beras asal Vietnam yang mengandung zat pemutih atau klorin. Maka dari itu, Lutfi menilai agar importir tidak hanya ditarik izin impornya namun juga mesti dibawa ke ranah hukum. Hal tersebut diungkapkan Lutfi usai menghadiri sosialisasi Pertauran Menteri Perdagangan (Permendag) No.70 tahun 2013 di Jakarta, Rabu (19/3).

Lutfi menjelaskan zat pemutih atau klorin adalah zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsi beras tersebut karena bisa mengakibatkan penyakit kanker. Maka dari itu, sambung dia, ketika ditemukan beras yang mengandung klorin maka mesti ditarik dari peredaran. “Dan untuk importirnya, bukan hanya ditarik izin impornya namun juga dituntut secara kriminal karena mengandung zat berbahaya,” jelasnya.

Dihubungi Terpisah, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan bahwa sebelum adanya pelarangan menggunakan zat pemutih terhadap beras, para petani pada zaman dahulu masih menggunakan klorin untuk membuat tampilan beras lebih bagus. Akan tetapi, tatkala keluar aturan pelarangan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 32/2007 tentang zat klorin yang dilarang penggunaannya ke sumber karbohidrat seperti beras misalnya untuk penggilingan. “Dulu para petani masih ada yang menggunakan klorin. Akan tetapi sekarang sudah bersih semua karena menuruti aturan dari Permentan tersebut,” umbarnya.

Winarno menyatakan beras impor tidak hanya didatangkan dari Vietnam saja namun juga dari beberapa negara lainnya seperti India, Kamboja, dan Jepang. “Kalau saya punya keyakinan banyak, cuman harus dibuktikan dengan uji laboratorium,” tegasnya. Penggunaan klorin untuk beras sebelumnya dilakukan oleh produsen lokal. Akan tetapi setelah Undang-Undang (UU) Pangan, domestik menghentikan kegiatan tersebut. “Karena tidak aman bagi pangan,” ungkap Winarno.

Ia mengatakan pemerintah belum pernah melakukan uji laboratorium untuk menguji beras impor. "Tidak pernah ada pengujian, lengah pemerintah," tegasnya. Winarno mengungkapkan masyarakat patut mencurigai beras berwarna bening dan keruh setelah dicuci. Dugaannya mengandung zat klorin. Lalu beras yang direndam untuk jangka waktu 24 jam tidak menimbulkan bau kurang sedap artinya juga mengandung klorin.

Ia menegaskan pemerintah seharusnya merevisi pemberlakuan kebijakan tarif. Pasalnya, aturan itu gagal melindungi masyarakat. “Dengan bea masuk yang ditinggikan bisa dibayar,” tuturnya. Pemerintah seharusnya memberlakukan kebijakan non tarif untuk melindungi masyarakat. “Buah-buahan dari China, ada yg terlalu lama di kontainer, tidak rasa, bahkan mengandung lalat buah, hal itu harusnya menjadi kesempatan untuk ditolak untuk pasar dalam negeri,” tambahnya.

Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi beralasan sesuai peraturan, yang merekomendasikan penunjukan importir beras adalah Ditjen P2HP Kementan. “Permentan nomor 32/2007 tentang pelarangan penggunaan bahan kimia untuk penggilingan padi, hilir, dan pencacahan beras itu memang dilarang penggunaan klorin. Kalau nanti memang ada maka kita akan berkoordinasi dengan Kementan khususnya P2HP dalam kaitannya untuk mengikat importir menarik dari peredaran,” kata Bachrul.

Sementara itu, aturan yang ada di Kemendag mengenai produk SNI (Standarisasi Nasional Indonesia) beras tidak diwajibkan SNI sehingga Kemendag tidak dapat melakukan pengawasan lebih mendalam. “Berdasarkan SNI kita namun parameter dalam SNI tidak tercantum secara spesifik mengenai kadar klorin itu dapat diartikan tidak boleh, namun SNI ini belum diterapkan sebagai SNI wajib. Sehingga dari Kemendag yang bisa melakukan pengawasan karena dia bukan SNI wajib, maka kita tidak bisa melakukan pengawasan yang lebih mendalam,” tuturnya.

Namun Kemendag sampai saat ini masih menunggu laporan resmi dari DJBC atas isu adanya kandungan klorin di dalam beras yang disita DJBC. “Bahwa informasi berdasarkan analisa lab dari Bea Cukai, sampai saat ini Bea Cukai belum keluarkan hasil dan Kemendag belum dapat informasi apakah benar hasil lab tersebut resmi yang dilaksanakan Bea Cukai, sampai sekarang belum ada informasi yang pasti karena memang masih perlu menunggu hasil,” katanya

Selain melanggar Peraturan Menteri Pertanian dan aturan kepabeanan, kandungan klorin dalam beras ini mengindikasikan adanya pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jika terbukti mengedarkan barang tersebut, pelaku bisa terkena pidana penjara lima tahun dan denda Rp 2 miliar.

http://www.neraca.co.id/article/39681/Mendag-Impor-Beras-Klorin-Tindakan-Kriminal

Bulog pasok 1.134 ton daging impor

Kamis, 20 Maret 2014

JAKARTA - Perum Bulog meminta dukungan semua pihak, untuk menstabilkan harga daging sapi. Pasalnya, Perum Bulog merasa ada hambatan untuk menstabilkan harga daging sapi yang diimpor dan dipasarkan di sejumlah tempat, bahkan ditolak di pasar-pasar strategis walaupun harganya di bawah harga umum.

"Kami mengimpor daging sapi untuk membantu rakyat, untuk memilih daging sapi beku apa segar yang ada dipasar-pasar dengan harga yang lebih murah." ujar Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, di Jakarta seperti dirilis Bulog.

Sutarto mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menurunkan harga daging sapi. Upaya yang dilakukan Perum Bulog adalah dengan mempercepat pemasukan daging jenis secondary cuts asal Australia menggunakan pesawat udara selain pemasukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok.

"Meski demikian, dengan berbagai upaya kami dapat memasukkan daging melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 16 Juli, dan operasi pasar langsung digelar pada 17 Juli. Sebenarnya, mendatangkan daging menggunakan pesawat udara membutuhkan biaya jauh lebih besar dibandingkan kapal laut yang memerlukan waktu sekitar 10 hari," ucapnya.

Pihaknya telah menghitung harga daging yang didatangkan dengan menggunakan pesawat udara dijual dengan harga Rp. 67.000,- sampai Rp. 77.000,-/kg dan dijual pedagang ke konsumen Rp 75.000,- sampai Rp. 85.000,-/kg. Setelah kedatangan melalui kapal laut terjadi penyesuaian harga akibat perbedaan jenis transportasi, harga jualnya menjadi Rp. 64.000,- sampai Rp. 73.000,-/kg dan dijual pedagang ke konsumen menjadi Rp. 77.000,- sampai Rp. 79.000,-/kg.

Sejak izin keluar pada 12 Juli lalu, Bulog telah mendatangkan 1.134 ton daging dari impor 3.000 ton yang ditugaskan pemerintah. Menurutnya, ini sudah termasuk cepat, sebab tidak ada importir daging yang dalam waktu satu bulan bisa memasukkan 1.000 ton. Adapun, daging yang telah terserap konsumen baru sekitar 302 ton, sehingga masih ada sisa 832 ton daging yang disimpan Bulog dalam coldstorage.

"Izin 3.000 ton ini sebenarnya sampai 31 Desember 2013. Kami sepakat dipercepat impornya, tapi menyalurkannya tidak mudah karena ada pihak-pihak yang dirasa menghambat. Antara lain ada isu daging sapi yang diimpor Bulog tidak halal, tidak segar dan mengandung hormon. Padahal, sebelumnya tidak ada isu seperti ini " tuturnya.

Dia memaparkan, untuk menurunkan harga daging sapi ini perlu melihat persoalan dari hulu sampai hilir. Misalnya, sebelum ke konsumen, daging dijual pedagang pasar dan ada juga yang masuk melalui industri pengolahan, misalnya untuk dibuat bakso dan sosis. Pedagang pasar dan industri pengolahan mendapatkan daging melalui distributor. Distributor mendapat daging dari rumah pemotongan hewan (RPH) atau dari importir. RPH mendapatkan daging melalui feedlotter atau dari peternak sapi lokal. Feedlotter mendapatkan sapi dari impor atau peternak dalam negeri.

"Kalau ingin memperbaiki harga, melihatnya dari hulu sampai hilir. Pertama, yang menentukan adalah ketersediaan sapi yang dipotong. Ketersediaan dari mana. diutamakan peternak dalam negeri dan dari feedlotter. Dari peternak cukup atau tidak, impor bagaimana? Kalau hitungan ini benar, harga pasti bisa dikendalikan dengan baik. Ini saja yang harus kita lihat. Ini harus dievaluasi, di mana letak bottleneck-nya," katanya.

Sebetulnya, kata Sutarto, pemerintah dapat mengandalkan Bulog menurunkan harga daging sapi apabila ada stok daging sebanyak 8% sampai 10% dari total jumlah konsumsi. Berkaca pada beras, Bulog berhasil mengendalikan harga beras lantaran memiliki stok beras sebanyak 8% sampai 10% dari total konsumsi untuk melakukan operasi pasar.

"Jumlah 3.000 ton daging sapi yang diimpor Bulog sangat kecil dibandingkan dengan jumlah konsumsi nasional yang mencapai 500.000 ton. Bahkan, dibandingkan dengan kuota impor daging 80.000 ton tahun ini ditambah sapi siap potong, jumlah 3.000 ton itu kecil sekali," ujarnya.
(dat03/wol)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=319573:bulog-pasok-1134-ton-daging-impor&catid=18:bisnis&Itemid=95

Bulog Kejar Pengadaan 2,31 Juta Ton Beras

Kamis, 20 Maret 2014

JAKARTA – Perum Bulog optimistis merealisasikan pengadaan beras sebanyak 2,31 juta ton hingga Juni ini, atau setara 60% dari target pengadaan tahun ini yang mencapai 3,85 juta ton. Dengan tercapainya target pengadaan sampai pertengahan tahun tersebut, BUMN penyangga pangan itu menjamin tahun ini tidak perlu impor beras.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mengoptimalkan penyerapan beras atau gabah di dalam negeri, sehingga target 2,31 juta ton sampai Juni ini tercapai. Hingga Rabu (19/3), realisasi pengadaan beras Bulog baru 100 ribu ton. “Kami, Sabtu- Minggu tetap kerja untuk mengejar target 2,31 juta ton sampai Juni, ini agar Indonesia tidak impor beras lagi tahun ini,” kata dia di Jakarta, Rabu (19/3).

Sebelumnya, Perum Bulog menargetkan pengadaan beras dari dalam negeri tahun ini sebesar 3,85 juta ton, atau naik 9,69% dari realisasi 2013 yang mencapai 3,51 juta ton. Target 3,85 juta ton itu sudah memperhitungkan penugasan penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) ke-13 dan 14 oleh pemerintah. Apabila target tersebut tercapai, perusahaan pelat merah itu memastikan tidak ada impor beras pada tahun ini seperti halnya 2013.

Sutarto menuturkan, mulai bulan ini, Bulog mampu meningkatkan pengadaan secara signifikan karena bertepatan dengan waktu panen. Di saat yang sama, harga beras atau gabah turun karena pasar sudah mulai jenuh. Pengadaan Bulog saat ini mencapai 10 ribu ton per hari dibanding sebelum waktu panen datang yang hanya puluhan ton.

“Bulog optimistis pengadaan beras terus meningkat dengan datangnya panen raya pada April 2014. Pengadaan harian Bulog mulai minggu depan diharapkan minimal 20 ribu ton dan pada April naik menjadi 30-40 ribu ton,” ungkap Sutarto Alimoeso.


Jelang Pemilu Bulog harus Jaga Pasokan Beras

Kamis, 20 Maret 2014

INILAHCOM, Jakarta - Pelaku usaha sektor pertanian mengharapkan pada pemilu kali ini, Badan Urusan Logistik (Bulog) menjaga stok beras.

Kebutuhan beras merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sebabnya tanpa beras banyak beredar inflasi akan melesat tinggi.

"Justru dengan pemilu gudang Bulog jangan kosong. Dalam gudang Bulog bufffer stok cukup," ujar Nellys Soekidi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Penggilingan Padi saat menghadiri Pembukaan Gelaran Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian di Kementan, Rabu (19/3/2014).

Dengan mulainya panen raya padi sejak Maret ini, lanjut Nellys, Bullog dapat memanfaatkan panen raya untuk menyerap beras petani. Sebab Bulog akan mengadakan pengadaan serapan beras sebanyak 60% dari petani.

Sisanya bisa melalui impor atau panen reguler. "Berapa jumlah pengadaan Bulog, berani. Setelah tahu jumlahnya cukup kira -kira bisa gak 3 juta ton seluruhnya," paparnya.

Nellys menyebutkan, pada tahun lalu Bulo menyerap 2,5 juta ton. Dengan Bulog berani mengambil sikap pengadaan beras 3 juta ton tahun ini untuk menghindari spekulasi beras. "Ini Bulog harus ambil sikap agar pelaku usaha beras nggak spekulatif," jelasnya.[hid]

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2084488/jelang-pemilu-bulog-harus-jaga-pasokan-beras#.Uyp3ROOSwuM

Rabu, 19 Maret 2014

Petani Tolak Kesepakatan Harga Gula RNI-Bulog

Rabu, 19 Maret 2014

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, memprotes kesepakatan jual beli gula tebu antara PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan Perum Bulog. PT RNI dan Bulog sepakat melakukan jual beli gula sebanyak 12 ribu ton dengan harga Rp 8.600 per kilogram. Bila asumsi rendemen 7 persen dengan produksi tebu 80 ton, kata Arum, maka biaya produksi gula petani tembus Rp 10.000 per kilogram.

Di lain pihak, Dewan Gula Indonesia mengusulkan harga patokan petani senilai Rp 9.500 per kilogram. "Mengapa RNI dan Bulog melakukan perjanjian jual beli gula seharga Rp 8.600 per kilogram? Ini bisa menjadi preseden buruk terhadap harga gula petani pada tahun giling 2014," kata Arum Sabil kepada Tempo, Rabu, 19 Maret 2014.

Secara psikologis, ia melanjutkan, kesepakatan itu akan menyeret turunnya harga gula di tingkat petani. Pihaknya mengecam keras tindakan PT RNI dan Bulog tersebut. Ia menuding kesepakatan itu didorong oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. "Tolong sampaikan kepada Ismed (Dirut RNI) kalau tindakanya telah melukai petani," Arum menegaskan.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan kesepakatan jual beli gula tebu ini diharapkan akan mendorong terjadinya pembentukan harga yang lebih baik bagi produsen maupun konsumen. Menurut dia, langkah ini penting agar harga gula tidak terpuruk dan kesejahteraan petani tebu terjamin.

DIANANTA P. SUMEDI

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/19/090563632/Petani-Tolak-Kesepakatan-Harga-Gula-RNI-Bulog

Duh, Indonesia Negara yang Campur Klorin dalam Beras

Rabu, 19 Maret 2014

Para pedagang beras di beberapa negara diduga menggunakan zat klorin yang dicampur ke dalam beras untuk mempercantik fisik beras agar lebih putih sehingga harganya menjadi lebih tinggi.
"Ada tiga negara yang sering mencampurkan klorin ke beras yaitu kita (Indonesia), Vietnam dan Myanmar," ungkap penjual beras sekaligus mantan importir beras yang tidak mau disebutkan namanya di Jakarta akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, sebanyak 32 kontainer isi 800 ton beras impor asal Vietnam disita Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok. Pedagang beras itu mengatakan praktik mencampurkan klorin seperti ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu namun sayangnya tidak ditindaklanjuti secara berkelanjutan.

Padahal zat klorin masuk kategori zat yang cukup berbahaya. Sementara itu praktik pemolesan beras dengan klorin lazim dilakukan pedagang beras karena ketidakmampuan mereka membeli alat pemoles beras atau yang biasa disebut Rice Polishing Machine.

Dikatakan dia, harga Rice Polishing Machine cukup mahal yaitu hingga mencapai Rp 1 miliar/unit. Dia mengatakan salah satu negara yang sudah banyak menggunakan mesin ini adalah Jepang dan Thailand.

Sehingga pemolesan beras dengan klorin khususnya di Thailand sangat sedikit terjadi atau bahkan tidak ada."Kalau Thailand sudah jarang karena pertanian mereka sudah maju dan mereka sudah mampu membuat mesin ini," katanya.

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak membantah soal adanya kabar temuan beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin. Klorin merupakan unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas yang bersifat racun dan berbau menyesakkan, dipakai sebagai zat pemutih dan pembunuh kuman dalam air.

"Kandungan klorin di beras impor bukan isu yang tidak benar, tetapi kami masih perlu waktu untuk mengklarifikasi ke teman-teman unit pengawasan, yang jelas kalau dari Priok tidak pernah ajukan uji lab untuk klorin," ungkap Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono Moegiarso.

Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Badan Karantina Pertanian Antarjo Dikin mengungkapkan zat Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Ia mengaku mendapatkan laporan ada atau tidaknya kandungan klorin pada beras."Klorin itu dilarang peredarannya. Klorin masuk kimia berbahaya dan terlarang," ungkapnya.

Antarjo menambahkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 32/2007 dijelaskan Klorin dilarang dicampur pada sumber karbohidrat seperti beras. Aturan itu sudah dipatuhi oleh negara-negara pengekspor beras ke Indonesia.

"Otomotis negara luar dia sudah baca peraturan ini dan tidak mungkin memasukan (beras mengandung klorin). Ini bahaya dan mereka (negara pengekspor) beras terancam kena reputasi buruk dan bisa saja dituntut Indonesia," imbuhnya. Terimakasih.

Facebookers :

"Indonesia mengalami krisis kepemimpinan yang akut sehingga berdampak ke seluruh sektor kehidupan masyarakat. Penguasa negeri ini sibuk memerkaya kelompoknya saja. Sibuk tuding-tudingan pada lawan partainya. Sepeninggalnya Pak Harto sebenrnya Indonesia semakin parah korupsi trang2an bisa tak tergugat adu otot secara politik. Padahal harga cermin itu murah tapi pejabat sekarang tak mau berkaca diri untuk sifatnya dan pengabdiannya sebagai pejabat."
Aguztin Siregar

"Hati2 beli beras"
Abdul Manan

"Semakin PARAH aja negara ini."
Fithriiy SinOehazhiie

"Hidup Petani lanjutkan perjuanganmu."
Teuku Hamzah

"Itu informasinya dah seminggu yg lalu beredar !"
Desimah Yusraini

"Mari beli beras lgsg dr kilang padi terdekat.ayoo media,caritau dan kasi solusi."
Fina Ginting

"Jangan heran para pemburu Rupiah ngga' heran lg,biji kopi yg blm di gongseng ceritanya srg di campur serbuk semen."
Regar Margana

"Demi mendapatkan hasil finansial yg lebih tinggi, nyawa manusia jadi taruhan. Sungguh perbuatan yg sangat terkutuk & perlu sanksi yg berat."
Cesc Fadlee Dong-chul

"Negara kita sengaja bos dirusak dari segi manapun....dari makanan....minuman obat obatan...itu semua karna yang mimpin negri ini ngak beres"
Torang Silaban

"SeLain masyarakat hrs berhat-hati, pemerintah juga hrs menindakLanjuti hal tsb sbLum ada jatuh korban dgn menginspeksi pasar secara rutin !!!"
Sehat S M Silalahi

"Seharusnya masalah begini harus cepat-cepat diatasi,mau berapa orang lagi yang kena akibat ulah mereka yang hanya mementingkan diri nya saja."
Vera Prastika Hutauruk

"Beras produksi indonesia masih bagus loh,apalagi beras kampung yang di panen oleh petani kita, walaupun agak kotor sedikit yang penting kwalitasnya tidak kalah.,mantap tuh. "
Harun Al Rasyid

Black Berry Messenger :


"Wahhh,sungguh amat mengerikan.terlalu pintar jg bs salah gunakan. *pensive* *pensive*"
Suyamti

"Ampun dah nanggung amat kalo mau nyiksa rakyat engga sekalian aja tembak mati rakyat kecil,pake nambahin zat berbahaya di beras. Mana direktorat pajak & dinas kesehatan yang tugasnya ngawasin beras import. #hidup medan bisnis"
Arbain

"Msa sih gk snggup bli tuch mesin, pdhal pndpat indonesia tdk sdkit dlm bbrp devisa dll,, jd, ap ygg murni drii indonesia,untk indonesia? Prhatian pmerintah sngat kurang, d saat pmeriantah mberi prhatian dsaat itu pula trlambat,,,tnggu bnyk korban jiwa sprtinya."
DiaS Kahfi

"Satu2nya langkah menghetikan ini pemerintahlah yg harus turun tangan untuk mengawasi kepada pihak yg melakukan kecurangan ini. Karena beras adalah bahan pokok utama kita.sudah seharusnya ada sanksi yg tegas dan BPOM mengawasi perkembangan beras yg d jual d pasaran."
Tama Azaa Nst

"Gawat sekali jika beras yang kita makan selama ini mengandung zat yg berbahaya seperti klorin. Rakyat Indonesia sudah miskin, banyak yang kurang gizi, ehh malah makanan pokok seperti beras saja ditambah klorin untuk memperindah bentukk fisiknya. Kepada pemerintah harus menindak tegas pada pedagang dan pengusaha berass yang nakal, jangan sampai generasi mudah Indonesia banyak yang kurang gizi dan sakit lalu mati karena berass yang kita makan tak sehat dan malah berbahaya karena mengandung Racun. Kami rakyat Indonesia ingin Sehat. Apa yang mau kami makan. Ketika beras saja sudah berbahaya untuk dikonsumsi."
Yoga Natadiningrat

"Beras cantik memang tak selamanya bagus. Itu terbukti dengan banyaknya kandungan pemutih dalam beras. Sehingga untuk mengurangi zat berbahaya dalam hal ini klorin kita harus mencuci beras berulang kali. Walau hal itu bisa mengurangi vitamin yang ada diberas tsbt. Indonesia sebagai negara agraris seharusnya malu karena tidak bisa memenuhi konsumsi beras dalam negeri. Al hasil kita mengimpor beras. Nah ini beras - beras imporan ini banyak mengandung klorin yang berbahaya bagi konsumen jika dikomsumsi. Bea Cukai sebagai pengawas juga acap kali membiarkan hal tsb. Entah apa alasannya. Inilah lemahnya negara kita membiarkan hal yang buruk dikonsumsi warganegaranya. Pemerintah harus bertindak cepat."
Randa FH

"Beras bercampur klorin sangat membahayakan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan razia pasar. Namun, yang perlu dicermati dalam kasus beras bercampur klorin ini, kenapa bisa lolos dari importir? Sementara beras berklorin itu banyak yang datang dari Vietnam. Apa untungnya beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin di pasarkan? Yang iyanya hanya membunuh masyarakat luas khususnya masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah secara perlahan-lahan. Untuk itu, saya berharap Indonesia yang memiliki banyak lahan dan seharusnya difungsikan lagi, agar beras tidak perlu di import dari negera-negara lain. Berdikari jauh lebih baik apalagi Indonesia yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruas. Hentikan impor tapi perkuat kemandirian, setelah mandiri secara otomatis akan mengekspor."
Bukit Bebera Ribuna S.Sos

"Yang saya tahu penggunaan zat Klorin berlebihan digunakan sebagai alat pemutih kertas dan tekstil, sedangkan reaksi yang dapat langsung terlihat secara kasat mata jika dimakan manusia adalah akan terasa mual dan muntah-muntah. Secara ekonomi hal ini hanya menguntungkan sebelah pihak saja, sedangkan secara kesehatan sangat merugikan masyarakat banyak, namun sepertinya keadaan ini seperti air mengalir tanpa ada halangan maupun tindakan tegas dari pihak yang berwajib. "
Husni Hastina

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/03/19/85426/duh_indonesia_negara_yang_campur_klorin_dalam_beras/#.UykEHSejLFw