Rabu, 27 April 2016
JAKARTA (HN) - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, serapan beras harian rata-rata saat ini sekitar 28 ribu ton per hari. Jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan Maret sebanyak 1.000-2.000 ton per hari.
Menurut dia, puncak musim tanam memengaruhi serapan beras. Target penyerapan juga perlu didukung faktor lapangan. Hubungan serapan beras berkaitan dengan jumlah sentra produksi gabah yang menghasilkan panen.
"Kami menerapkan ke sana. Saya mencoba menambah uang yang cukup untuk menyerap gabah, memanfaatkan sewa penggilingan, pengering, dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/4).
Ia berharap pemerintah juga bisa melengkapi infrastruktur Bulog. Saat ini perlu penambahan infrastruktur, seperti lapangan pengering, alat perontok, hingga gudang penyimpanan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah telah menyusun skema pengadaan beras. Melalui Bulog, sebanyak 1,6 juta ton cadangan beras pada Juni akan diserap pemerintah.
Berdasarkan perhitungan progresif, Bulog memprediksi menyerap 2,6 juta ton beras. Langkah tersebut dinilai akan memerkuat cadangan beras. "Ini juga upaya menahan tren harga yang biasanya meningkat menjelang Ramadhan," ujar Darmin di Jakarta, Senin (25/4).
Langkah itu, kata Darmin, diperlukan untuk memastikan pasokan dan distribusi pangan nasional. Selain itu juga sebagai respons kondisi musim hujan yang mundur namun tidak diikuti musim kemarau yang mundur.
Ia telah memerintahkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera merampungkan revisi Lampiran Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang Penugasan Dana Cadangan Beras. "Kami ingin agar bisa selesai pekan ini. Lampiran ini berisi tentang definisi jenis cadangan beras yang bisa diimpor Bulog," katanya.
http://www.harnas.co/2016/04/27/bulog-minta-tambahan-infrastruktur-untuk-serap-gabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar