Rimanews - Badan Urusan Logistik Subdivre Tulungagung, Jawa Timur mengakui serapan gabah atau beras hasil panenan petani di wilayah kerjanya masih lambat, sehingga dari total target 60 ribu baru saat ini baru tercapai sekitar 5,8 persen.
"Memang masih kecil, karena panen raya di wilayah Tulungagung dan sekitarnya belum mencapai puncak," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Tulungagung Budi Cahyanto di Tulungagung, Kamis (07/04/2016).
Ia memperkirakan, volume panenan padi di wilayah Tulungagung dan sekitarnya antara 10-15 persen.
Namun, Dandim 0807 Tulungagung yang melakukan inspeksi mendadak ke dua gudang bulog di Tulungagung menyebut volume panen padi petani hingga akhir Maret lalu baru sekitar 13 persen.
"Tulungagung bahkan terendah kedua di banding kabupaten/kota lain se-Jatim," ujarnya.
Namun, kritik tersebut ditanggapi Kasubdivre Tulungagung Budi Cahyanto yang beralasan panen raya musim tanam (MT) 1 memang belum terjadi, sehingga serapan belum banyak.
"Dari target sekitar 60 ribu ton beras tadi, saat ini kami baru berhasil menyerap sekitar 3.500 ton saja. Itu karena panen baru sebagian, belum semua atau serentak," ujarnya.
Budi mengaku tetap optimistis target serapan 60 ribu ton selama kurun 2016 bisa tercapai.
Kata dia, optimalisasi serapan akan dilakukan pada saat panen raya dimulai.
"Targetnya nanti sehari bisa menyerap 1.000 ton gabah kering giling setara beras atau sekitar 450 ton beras. Kalau sekarang kami baru bisa menyerap sekitar 900 ton produk setara beras dari total lima unit gudang di wilayah Tulungagung, Blitar serta Trenggalek," ujarnya.
Salah satu strategi untuk mendongkrak serapan beras itu, kata Budi, Bulog akan melakukan pembelian semua produk beras atau gabah kering giling setara beras yang dipanen petani.
"Kami akan lakukan 'rafraksi' atau penyesuaian harga untuk beras-beras dengan kualitas berbeda," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar