Sabtu, 30 April 2016

Pengoplos Beras di Tangerang Diduga Melibatkan Oknum Bulog Polisi Diminta Usut

Sabtu, 30 April 2016

indopos.co.id – Terbongkarnya kasus pengoplosan beras menggunakan kemasan Bulog oleh Polda Metro Jaya di Pergudangan Pantai Indah Dadap Blok BM Nomor 20, Jalan Raya Perancis Pantai Indah Dadap, Tangerang, diduga melibatkan oknum pegawai Bulog. Pasalnya, tidak sembarang orang bisa mendapatkan karung berlogo Bulog, dan hanya bisa diperolah oleh mitra yang mendapatkan kontrak kerjasama dengan Bulog.

Hal ini diungkapkan Koswara Purwasasmita SH, seorang pengamat sosial di Provinsi Banten kepada indopos.co.id, Kamis (28/4). Menurut Koswara, dugaan keterlibatan oknum pegawai Bulog dalam kasus pengoplosan beras kian menguat,karena beras yang dioplos adalah beras Vietman milik Bulog untuk Raskin, dan terdapat karung milik Bulog saat dilakukan pengerebekan.

”Polisi harus menelusuri darimana tersangka bisa mendapatkan beras Vietnam yang biasa untuk raskin,termasuk dimana tersangka bisa mendapatkan kemasan milik Bulog, dan ke Subdivre Bulog mana beras oplosan itu dijual. Sebab,tidak mungkin pedagang di pasar beras Cipinang mau membeli beras dengan kemasan Bulog dari pedagang lain,kecuali yang mendapatkan kontrak pengadaan dari Bulog,” paparnya.

Salah seorang mitra Bulog di Banten yang enggan ditulis namanya mengungkapkan, biasanya karung Bulog hanya bisa didapatkan dari oknum satgas Bulog Subdivre yang ditugaskan melakukan penyerapan beras di gudang gudang gudang kecil, dan mitra yang mendapatkan kontrak pengadaan dari Bulog. ”Diluar itu sangat sulit untuk mendapatkan kemasan Bulog,kecuali dari satgas satgas Bulog yang mencari beras untuk pengadaan raskin ke gudang gudang kecil,” ungkapnya.

Ditambahkan, jika alasan pengoplos tersebut mendapatkan beras Vietnam dengan kemasan Bulog dari hasil operasi pasar (OP) Bulog, harus ditelusuri delivery ordernya (DO)nya dari Subdivre Bulog mana, karena untuk mendapatkan beras dari OP harus dilengkapi DO dari Subdivre Bulog,” tegasnya. Sementara Kasubdivre Bulog Tangerang, Rusli saat dihubungi indopos.co.id membantah jika tersangka AM adalah mitra Bulog Subdivre Tangerang. Dia mengaku, tidak mengetahui darimana tersangka bisa mendapatkan karung Bulog, dan ke Bulog mana tersangka menjual beras hasil oplosannya tersebut.

”Kasus ini kan sudah ditanganioleh polisi,jadi kami menunggu hasil penyidikan dari polisi.Dan yang pasti,tersangka itu bukanlah mitra Bulog,” tegasnya. Kendati demikian, Rusli mengatakan, bisa saja pedagang beras di Pasar Induk Cipinang mendapatkan kontrak pengadaan dari Bulog, dan kesanalah tersangka menjual hasil beras oplosannya itu untuk dijual kembali kepada Bulog.”Tapi saya pasti, kontrak pengadaan itu bukan dari Subdivre Bulog Tangerang,” katanya menegaskan.

Hal senada diungkapkan Kadivre Bulog DKI Banten, Agus Dwi yang membatah,jika tersangka pengoplos beras Vietnam dengan beras Slyp super cap Kembang adalah mitra Bulog.”Kami juga tidak tahu darimana dia mendapatkan beras Vietnam dan kemasan Bulog,karena kami tidak mengenal tersangka,karena dia bukanlah mitra Bulog DKI-Banten,” kilahnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya berhasil menbongkar praktik pengoplosan beras Vietnam milik Bulog yang sudah rusak dicampur dengan beras Slyp Super Cap Kembang, beras kualitas Super Cap Strawberry, dan beras kepala beras super cap Kurmo yang dimasukan ke dalam kemasan beras Bulog. Selain mengamankan tersangka AM, aparat kepolisian juga menyita barang bukti berupa 900 karung beras kemasaan 15 kg bermerek Bulog, 100 karung beras terdiri dari bermacam-macam merek diantaranya Slyp Super Cap Kembang, beras kualitas Super Cap Strawberry, dan beras kepala beras super cap Kurmo yang dimasukan ke dalam kemasan beras Bulog 15 kg.

Polisi juga berhasil menyita empat buah mesin jahit karung, lima karung beras isi 15 kg hasil oplosan, 70 karung beras Bulog isi 50 kg asal Vietnam, dua buah timbangan beras, 20 karung beras bekas merek Bulog (kosong), dua buah sendok plastik ukuran besar, satu buah sendok plastik ukuran kecil, tiga buku surat jalan barang keluar juga turut diamankan. Selain itu, di dalam gudang juga ditemukan bahan kimia, berupa 20 karung isi Sulfur Volder (pemutih), 15 karung isi ANSAC (soda api), lima karung sodium, dan 10 jerigen hiprok. (yas)

http://www.indopos.co.id/2016/04/pengoplos-beras-di-tangerang-diduga-melibatkan-oknum-bulog.html

BULOG: Pemerintah Harus Intervensi Sikapi Fluktuasi Harga Bawang Merah

Sabtu, 30 April 2016

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah harus mengintervensi fluktuasi harga bawang merah yang terjadi musiman.

Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), menjelaskan fluktuasi harga bawang merah terjadi secara musiman dengan penanaman besar pada dua titik waktu yang bisa dipakai sepanjang masa.

Berdasarkan data 2015, bawang akan menurun pada Februari. Puncak produksi terendah jatuh pada bulan Maret. Sedangkan Juli dan Agustus merupakan bulan puncak produksi.

Dari data tersebut, kalau tidak ada intervensi yg memadai maka harga bawang akan bergerak ke atas sampai masuk musim panen. Upaya intervensi berupa pengadaan stok harus tetap berada di tangan pemerintah.

"Ini untuk memastikan petani tidak dirugikan dan konsumen tetap bisa memperoleh harga bawang dengan harga wajar," tuturnya melalui pernyataan resmi, Jumat (29/4/2016).

Bisnis mencatat, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta kementerian merumuskan kebijakan agar harga bawang merah di baaah Rp25.000 per kilogram.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menginginkan harga di level petani yang menguntungkan, yakni di kisaran Rp18.000 per kilogram.

http://industri.bisnis.com/read/20160430/99/543253/bulog-pemerintah-harus-intervensi-sikapi-fluktuasi-harga-bawang-merah

Bulog Jajaki Impor Daging Kerbau dari 13 Perusahaan India

Sabtu, 30 April 2016

Jakarta -Salah satu kebijakan yang dibuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan harga daging sapi di dalam negeri adalah dengan membuka impor daging kerbau dari India. Daging kerbau dari India lebih murah dibanding daging sapi dari Australia dan Selandia Baru.

Diharapkan impor daging kerbau dari India bisa membuat harga daging sapi saat lebaran turun sampai Rp 80.000/kg dari saat ini di atas Rp 100.000/kg. Saat ini impor daging kerbau dari India tinggal menunggi terbitnya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mengaturnya.

Perum Bulog telah mulai mempersiapkan diri bila nantinya ditugaskan mengimpor daging kerbau dari India. Penjajakan-penjajakan dengan para pemasok daging dari India sudah beberapa kali dilakukan.

Pekan lalu misalnya, Bulog bertemu dengan 13 perusahaan pemasok daging kerbau India yang dibawa oleh delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) India.

"Kita siap-siap saja kalau ditugaskan pemerintah. Sudah ada pembicaraan, kita sudah lakukan sejumlah pertemuan. Terakhir kali minggu lalu ada 13 perusahaan pemasok yang dibawa Kadin India," kata Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).

Berdasarkan hasil diskusi-diskusi awal dengan para produsen, diperkirakan harga daging kerbau dari India bisa di bawah Rp 80.000/kg seperti keinginan Jokowi.

"Kalau dari hitungan awal, beberapa pemasok menyampaikan sepertinya tidak lebih dari Rp 80.000/kg," tutur Wahyu.

Sampai saat ini Bulog memang belum menerima penugasan resmi dari pemerintah untuk mengimpor daging kerbau dari India. Bulog bisa segera melaksanakannya bila ditugaskan, tak butuh waktu lama untuk mendatangkan daging dari India.

"Tidak terlalu lama, kalau dari India 1-2 minggu sudah bisa sampai ke sini," tutupnya.

Sebelumnya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Muladno, menyatakan bahwa izin impor daging dari India hanya akan diberikan pada BUMN dengan kuota yang telah ditetapkan.

"Tidak semua importir atau feedloter. Sementara hanya untuk BUMN, kan ini untuk fungsi pengendalian. Jadi memang untuk tujuan tertentu," papar Muladno.
(ang/ang)

Jumat, 29 April 2016

Bulog Gandeng Swasta Untuk Impor Jagung

Kamis, 28 April 2016


Pertanianku – Kepala Bidang Sarana Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Taufik Kusumo mengakui perbedaan data hasil pertanian sampai kini masih kerap terjadi. Hal itu tidak hanya terjadi pada lintas kementerian, tetapi juga pada satu instansi.

Taufik sangat menyarankan agar ke depannya hanya ada satu lembaga saja yang mengeluarkan data terkait hasil pertanian ini. ”Misalnya Badan Pusat Statistik (BPS). Kami akan mencoba ke arah sana,” ujar Taufik.

Selain permasalahan data yang tidak akurat, pihaknya tidak menampik untuk membuka peluang kerjasama dalam impor pangan dengan pihak swasta. Taufik menilai, bulog sebagai lembaga yang sekarang ini diberikan kewenangannya untuk menampung produk impor jagung dan kedelai masih butuh adanya sinergi.

“Bulog saat ini memang diberi penugasan untuk impor jagung, tapi dalam masa berjalan, bisa saja nanti kerjasama dengan swasta, tidak hanya pada jagung tetapi juga pangan. Kerja sama itu nantinya pakai bendera bulog,” tutur Taufik.

Sumber daya manusia yang dimiliki bulog memang terbatas serta tidak ahli dalam hal impor jagung, karena itu pihaknya memberi ruang kerjasama dengan swasta. “Sama seperti impor daging saja, meskipun Bulog sebagai operator, tetapi tetap kerjasama dengan swasta,” jelas Taufik.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finances (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pengaturan impor jagung dan kedelai ini perlu dipertimbangkan secara rasional dan terukur. Dirinya meminta pemerintah supaya jangan sampai terlena dengan ambisi semu dengan menargetkan peningkatan produksi domestik secara fantastis.

Lebih lanjut Enny mengatakan, swasembada jagung dan kedelai ini pada jangka panjang memang dapat menjadi solusi pamungkas. Namun, banyak syarat yang mesti dipenuhi pemerintah antara lain perlu adanya kebijakan insentif yang signifikan bagi peningkatan produksi dan produktivitas.

”Yang pasti dengan realitas konsumsi jagung dan kedelai yang masih tumbuh lebih cepat dibandingkan produksi, pemerintah tentunya harus bijak mempertimbangkan kebijakan impor jagung dan kedelai yang tepat dan terukur agar nantinya stabilitas ekonomi makro dan kepentingan masyarakat luas menjadi hal prioritas,” ujar Enny.

http://www.pertanianku.com/bulog-gandeng-swasta-untuk-impor-jagung/

Polsek Jombang Berhasil Ungkap Aksi Pencurian di Gudang Bulog

Kamis, 28 April 2016

Bhayangkara.news, JOMBANG – Polsek Jombang kota berhasil mengungkap aksi pencurian puluhan karung sak beras yang tersimpan di gudang Bulog, Tunggorono, Jombang. Dari pengungkapan tersebut, petugas berhasil meringkus salah satu pelaku yakni Suparman alias Ayub (55), warga Desa Gongseng, Kecamatan Megaluh yang tak lain adalah salah satu pekerja gudang.

Dari penangkapan tersangka, petugas berhasil amankan barang bukti sebanyak 65 sak beras untuk warga miskin (raskin) yang belum sempat dibawa kabur. “Barang bukti ysng berhasil kami amankan sebanyak 65 sak atau seberat 975 kilogram. Setiap sak berisi 15 kilogram beras. Satu orang yang diduga sebagai pelaku berhasil kami tangkap," ujar Kapolsek Jombang AKP Yudiono, Kemarin Rabu (27/4/2016).

Pengungkapan kasus ini berawal ketika seorang petugas Satpam gudang Bulog tanpa diduga memergoki seseorang yang mencurigakan masuk ke dalam lingkungan gudang. Tak ingin beresiko, satpam tersebut langsung menelpon mapolsek. Dari telpon tersebut, petugas piket mapolsek segera memberitahukannya kepada beberapa anggota yang tengah lakukan patroli. “Beberapa anggota yang lakukan patroli segera datangi ke gudang bulog, dan lakukan penyisiran,” jelas Yudiyono.

Saat itulah, petugas mendapati adanya sejumlah sak berisi beras telah dilempar keluar pagar gudang. Tanpa buang kesempatan, petugas lakukan pengepungan di sekitar lokasi. Tak lama, petugas memergoki tersangka yang tak lain kuli gudang yang hendak mengambil puluhan karung beras tersebut. Petugas langsung meringkusnya. Selanjutnya, tersangka beserta barang bukti dibawa ke mapolsek. "Kasusnya kita terus kembangkan, karena diduga adanya pelaku lain yang membantu aksinya,” tandasnya. (hs/resjbg)

Kejari Sumenep Panggil Bulog Dan Saksi Kasus Dugaan Penyelewengan Raskin Desa Poteran

Kamis, 28 April 2016

KBRN, Sumenep : Kejaksaan Negeri Sumenep, madura terus melakukan upaya penyidikan terhadap kasus dugaan penyimpangan bantuan beras untuk warga miskin (Raskin) Desa Poteran, Kecamatan/Pulau Talango. Bahkan Kejari sudah melakukan pemanggilan terhadap saksi – saksi yang sesuai Daftar Penerima Manfaat sebanyak 823 Kepala Keluarga.

Kasi Intel Adi Harsanto mengatakan, pemanggilan juga ditujukan kepada satuan kerja pengiriman beras termasuk Kepala Gudang Bulog Sumenep Ainul Fatah. Namun yang datang memenuhi penggilan hanya sebagian satker saja, sementara Kepala Bulog tidak hadir tanpa alasan jelas.

“Surat pemanggilan kepada saksi dari DPM sekitar 500, namun yang sudah dilakukan pemeriksaan masih mencapai 200 orang, sedang sisanya tidak hadir dengan berbagai alasan. Ya, ada yang kerjalah dan sebagainya mas. Oleh karena itu kami akan melakukan pemanggilan ulang terhadap Kepala Bulog dan satker-satker lainnya, Senin mendatang,” paparnya, Kamis (28/4/2016).

Berdasarkan hasil pemeriksanaan sementara tandas Adi, saksi mengakui jika distribusi rakin tidak sampai secara utuh sesuai ketentuan pemerintah. Seharusnya, sesuai ketentuan pemerintah, distribusi raskin dilakukan secara rutin setiap bulan dengan jumlah takaran sebanyak 15 kg, dan uang tebusan Rp 1.600 per kg. (IM/HF)

http://www.rri.co.id/post/berita/270598/daerah/kejari_sumenep_panggil_bulog_dan_saksi_kasus_dugaan_penyelewengan_raskin_desa_poteran.html

Bulog Sumbawa Bangun 3 Gudang Baru

Kamis, 28 April 2016

Sumbawa, PSnews – Badan Usaha Logistik (Bulog) Sub Divre Sumbawa dalam tahun ini akan membangun tiga unit gudang baru. Ini merupakan bantuan dari Pusat, dalam upaya memberikan pelayanan ke masyarakat.

M SyaukaniKepala Bulog Sub divre Sumbawa – Muhammad Syaukani yang ditemui media ini Kamis (28/4/2016) menyebutkan, tiga gudang yang akan dibangun tersebut yaitu berlokasi di Kecamatan Alas dengan kapasitas 2.000 ton, di Kecamatan Labuhan Badas dan Lopok masing-masing berkapasitas 1.000 ton. “Dalam waktu dekat gudang-gudang itu akan dibangun,’’ terangnya.

Syaekuni menegaskan, bahwa saat ini sudah mulai dilakukan pengukuran lahan di tiga lokasi tersebut. Pengukuran dilakukan oleh tim Bulog Pusat. Dengan beroperasinya gudang-gudang tersebut, nantinya diharapkan akan lebih memaksimalkan penyerapan gabah dari para petani. Dan tujuan akhirnya, target yang telah dicanangkan Pemerintah Pusat bisa terealisasi.
“Kalau seluruh gudang itu sudah beroperasi, kami harap apa yang menjadi target pemerintah dalam program Upsus Swasembada Pangan bisa terealisasi,’’ pungkasnya, seraya menambahkan, untuk gudang Bulog di KSB pun sudah mulai beroperasi. (PSg)

TNI Mulai Setor Beras ke Gudang Bulog Banyumas

Kamis, 28 April 2016

KOMANDAN Rayon Militer (Koramil) di Bayumas, Jawa Tengah (Jateng), mulai menyetorkan hasil penyerapan pangan yang telah dilakukan oleh TNI. Setiap Koramil telah mengirimkan puluhan ton beras ke gudang-gudang milik Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas.

Komandan Koramil Tambak Kapten Inf Rosidun mengungkapkan pihaknya setiap hari menyiapkan beras yang dikirim ke Gudang Bulog Banyumas. "Hingga kini, Koramil Tambak telah menyetorkan sebanyak 30 ton melalui Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) Gudang Bulog di Klahang Sokaraja dan melalui Gudang Bulog Cindaga sebanyak 10 ton. Kebetulan saat sekarang di wilayah Kecamatan Tambak dan Sumpiuh tengah panen, sehingga kami terus menggenjot penyerapan," ujarnya, Kamis (28/4).

Koramil Jatilawang juga telah menyetorkan beras ke Gudang Cindaga sebanyak 6,5 ton. "Kami telah menyerap hasil panen petani dan
memprosesnya. Saat sekarang telah menyetor sekitar 6,5 ton ke Gudang Bulog," ujar Komandan Koramil Jatilawang Kapten Inf Syukur.

Kepala Gudang Bulog Cindaga Slamet Widodo mengungkapkan kalau pihaknya telah menerima setoran beras dari sejumlah Koramil di Banyumas. Ia
menyarankan agar Koramil menggandeng mitra Bulog atau UPGB, sehingga akan lebih baik setoran berasnya.

Sementara Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono mengatakan kalau penyerapan masih terus berjalan, bahkan dalam dua hari terakhir, beras
yang masuk di Gudang Bulog mencapai 1.000 ton setiap harinya.

"Saat ini, ada peningkatan pasokan dari para mitra ke Bulog. Jika pekan lalu setiap harinya sekitar 800 ton per hari, kini telah mencapai 1.000 ton per hari. Kami optimis, dalam bulan Mei masih akan terus melakukan penyerapan. Karena kami memprediksikan kalau akhir panen musim tanam (MT) I pada awal Juni," jelas Wastono.

Menurut Wastono, hingga kini, jumlah penyerapan yang telah masuk ke Gudang Bulog telah mencapai 17,5 ribu ton. Jumlah tersebut diperkirakan
masih akan terus meningkat pada bulan Mei mendatang. Meski penyerapan masih jauh di bawah target tahun 2016 yang mencapai 80 ribu ton.(OL-4)

Polisi Sita 30 Ton Beras Bulog Oplosan Sudah Beroperasi Satu Tahun

Kamis, 28 April 2016

indopos.co.id– Aparat Polda Metro Jaya menggrebek sebuah gudang beras Bulug oplosan di Komplek Pergudangan Pantai Indah Dadap Blok BM Kosambi Kabupaten Tangerang. Selain menyita puluhan ton beras oplosan yang siap diedarkan ke pasar Tangerang, Bekasi, dan Depok, serta Jakarta, aparat polisi juga mengamankan pemilik gudang berinisial AM, 43. Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono mengatakan, terungkap kasus ini setelah pihaknya mendapat informasi dari Bolug yang menemukan beras oplosan.

Informasi tersebut, kemudian ditindak dilanjuti, dengan mengambil sempel dari konsumen. ”Ternyata betul, beras menirnya lebih banyak dibandingkan beras utuhnya. Sekitar 80 persen beras menirnya. Begitu kami diberikan informasi itu langsung kami tindaklanjuti,” kata Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono yang memimpin penggerebekan di lokasi, Selasa (26/4).

Menurut Mujiyono, dari gudang itu ditemukan sekitar 30 ton beras oplosan siap edar. ”Ada 900 karung beras oplosan yang masing-masing beratnya 30 Kg dikemas ke dalam karung Bulog, lantas dijual dengan harga sedikit di bawah harga standar beras Bulog. Ditemukan pula 800 Kg beras yang akan dioplos ke dalam sekitar 1.000 karung beras lokal.

Jelas tindakan mereka ini sangat merugikan konsumen,” tandas Mujiyono. Sementara Kasubdit Indag Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto menjelaskan, dalam aksi kejahatannya, untuk mengelabui konsumen para pelaku menggunakan bahan kimia pemutih beras sehingga beras terlihat bersih dan segar. Aksi para pelaku menurut Agung sudah berjalan sekitar setahun terakhir ini. Agung menambahkan, beras-beras oplosan itu diedarkannya ke seluruh Jabodetabek dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran.

”Kalau beras Bulog yang bagus itu harganya Rp 7.500 per liter, namun tersangka menjual beras Bulog yang telah dioplos seharga Rp 6.800 per liter,” jelas Agung. Pelaku sendiri mengakui mendapatkan beras Bulog tersebut dari proses lelang resmi yang digelar Bulog terkait hasil sitaan beras selundupan asal Vietnam. ”Nah, sebenarnya beras Bulog yang dilelang itu adalah beras yang rusak yang seharusnya dimusnahkan atau dijadikan pakan ternak oleh pemenang lelang. Namun setelah diperiksa diketahui kalau pelaku membelinya dari pihak ketiga yang membeli beras lelangan dari Bulog.

Lantas pelaku menjualnya untuk keuntungan pribadinya,” urai Agung. Pelaku AM mengaku kepada penyidik keuntungan bersihnya dalam menjual beras oplosan itu itu rata-rata Rp 125 juta per bulan, atau Rp 1,5 miliar per tahun. Namun kepada penyidik pula, AM bersikeras mengatakan kalau tak ada oknum petugas Bulog yang terlibat dalam aksi kejahatannya itu. Ia ngotot kalau beras-beras itu didapatkan dari seseorang yang memenangkan proses tender lelang beras di kantor Bulog. Namun Agung mengakui kalau Bulog hingga saat ini memang belum menerapkan pengawasan ketat langsung di lapangan.

”Pengawasan secara langsung memang tidak ada. Adanya beras oplosan ini saja setelah rekanan Bulog di Tangerang menginfokan adanya beras Bulog yang kurang bagus. Setelah diteliti dan dicek kasat mata ternyata jauh lebih banyak menirnya,” papar Agung. Terkait bahan pemutih beras yang digunakan pelaku, ternyata pelaku menggunakan bahan kimia soda api, hidrogen peroksida, dan sodium polikarbonat. ”Bahan-bahan kimia yang digunakan sebagaui pemutih beras itu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yangmengonsumsinya, dampaknya menimbulkan cacat baik saat ini maupun secara genetik, dan berujung pada kematian bagi konsumennya,” terang Agung

. Menurutnya saat ini jajaran penyidik masih memeriksa 10 karyawan AN yang bertugas mengoplos, mengeringkan beras secara manual setelah dicampur bahan pemutih, dan memasukkan ke dalam karung-karung Bulog yang dipesan AN di sebuah percetakan karung. ”Tersangka kami kenakan pasal 139 UU Pangan dan atau Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara,” pungkas Agung. (ind)

Kamis, 28 April 2016

Bulog Minta Tambahan Infrastruktur untuk Serap Gabah

Rabu, 27 April 2016


JAKARTA (HN) - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, serapan beras harian rata-rata saat ini sekitar 28 ribu ton per hari. Jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan Maret sebanyak 1.000-2.000 ton per hari.
Menurut dia, puncak musim tanam memengaruhi serapan beras. Target penyerapan juga perlu didukung faktor lapangan. Hubungan serapan beras berkaitan dengan jumlah sentra produksi gabah yang menghasilkan panen.

"Kami menerapkan ke sana. Saya mencoba menambah uang yang cukup untuk menyerap gabah, memanfaatkan sewa penggilingan, pengering, dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/4).

Ia berharap pemerintah juga bisa melengkapi infrastruktur Bulog. Saat ini perlu penambahan infrastruktur, seperti lapangan pengering, alat perontok, hingga gudang penyimpanan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah telah menyusun skema pengadaan beras. Melalui Bulog, sebanyak 1,6 juta ton cadangan beras pada Juni akan diserap pemerintah.

Berdasarkan perhitungan progresif, Bulog memprediksi menyerap 2,6 juta ton beras. Langkah tersebut dinilai akan memerkuat cadangan beras. "Ini juga upaya menahan tren harga yang biasanya meningkat menjelang Ramadhan," ujar Darmin di Jakarta, Senin (25/4).

Langkah itu, kata Darmin, diperlukan untuk memastikan pasokan dan distribusi pangan nasional. Selain itu juga sebagai respons kondisi musim hujan yang mundur namun tidak diikuti musim kemarau yang mundur.

Ia telah memerintahkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera merampungkan revisi Lampiran Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang Penugasan Dana Cadangan Beras. "Kami ingin agar bisa selesai pekan ini. Lampiran ini berisi tentang definisi jenis cadangan beras yang bisa diimpor Bulog," katanya.

http://www.harnas.co/2016/04/27/bulog-minta-tambahan-infrastruktur-untuk-serap-gabah

Kuli Gudang Bulog Curi 975 Kilogram Beras

Rabu, 27 April 2016

Metrotvnews.com, Jombang: Sebanyak 975 kilogram beras milik badan usaha logistik (bulog) diamankan oleh Petugas Unit Reskrim Polsek Jombang dari tangan Suparman alias Ayub (55). Ayub, kuli gudang Bulog karena beras yang dibawanya tidak memiliki dokumen pendukung.

“Beras yang disita sebanyak 65 sak. Satu sak berisi 15 kilogram sehingga total beras yang dibawa sebanyak 975 kilogram, “ ujar Kapolsek Jombang AKP Yudiono, Rabu (27/4/2016).

Yudiono menjelaskan pengungkapan berawal dari laporan satpam yang mencurigai orang yang masuk dalam gudang. Petugas Polsek Jombang yang tengah melakukan patroli, bergegas menuju gudang Bulog Tunggorono. Di situ polisi berhasil menangkap Ayub dan melakukan penyisiran untuk mencari beras yang dicuri pelaku.

Setelah beberapa saat disisir, ternyata 65 sak beras oleh pelaku telah dilempar ke area persawahan di luar pagar gudang Bulog.

“Kasus ini masih kita kembangkan untuk mencari dugaan keterlibatan pihak lain. Kerugian yang ditaksir mencapai Rp7,1 juta,” kata Yudiono.

Tepisah, Kabulog sub dirve Surabaya Selatan, Norman Susilo mengatakan, pihaknya tengah melakukam komunikasi denganPpolsek Jombang untuk pengembangan kasus tersebut.

"Kita masih komunikasi dengan polsek terkait dugaan pencurian tersebut," ujarnya singkat saat dihubungi Metrotvnews.com.

http://jatim.metrotvnews.com/peristiwa/8Ky9nwxK-kuli-gudang-bulog-curi-975-kilogram-beras





Kalah Bersaing dari Tengkulak, Bulog Andalkan Mitra Kerja

Rabu, 27 April 2016

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Bulog Sub Divre Subang, optimalisasikan peran 15 mitra kerja. Kondisi itu, guna menggenjot serapan beras di tingkat petani. Pasalnya, jika tak dibantu sama mitra kerja, perusahaan milik BUMN itu akan sulit jika harus bersaing dengan tengkulak.

Kepala Bulog Sub Divre Subang, Taufik Budi Santoso, mengatakan, saat ini penyerapan beras maupun gabah oleh Bulog di lapangan masih terganjal. Kendalanya, yaitu soal harga gabah yang masih cukup tinggi. Harga gabah basah saja, masih dikisaran Rp 4.000-4.300 per kilogram. Sedangkan, harga beli Bulog yang diatur oleh HPP, hanya mampu membeli dengan harga Rp 3.700 per kilogram.

"Selisih harga yang lumayan itu, membuat petani tidak mau menjual gabahnya ke Bulog," ujar Taufik, kepada Republika, Rabu (27/4).

Karena kondisi itu, lanjut Taufik, pihaknya tetap mengutamakan peran mitra kerja. Ada 15 mitra kerja yang jadi binaan Bulog Subang. Tanpa mereka, Bulog akan kesulitan melakukan penyerapan.

Mitra kerja ini, merupakan petani yang sudah loyal terhadap Bulog. Mereka, dengan setia menjual gabah atau berasnya ke Bulog. Karena perannya itu, sampai saat ini Bulog sudah mampu menyerap 12 ribu ton setara beras.

"Tanpa 15 mitra kerja ini, kami akan kesulitan mendapat pasokan beras," jelasnya.

Menurut Taufik, di 2016 ini pemerintah pusat memberikan target ke Bulog Subang, untuk mampu menyerap 60 ribu ton setara beras. Meski demikian, pihaknya optimis target tersebut bisa terealisasi sampai akhir tahun mendatang.

Bulog Sub Divre Bengkalis Sayangkan Masuknya Beras Ilegal

Rabu, 27 April 2016
Bulog Sub Divre Bengkalis Sayangkan Masuknya Beras Ilegal

KBRN,Bengkalis : Kepala Perusaha umum Badan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Bengkalis, Muhammad Yusuf menyayangkan masuknya beras dari luar negeri tanpa dokumen resmi karena hal ini akan mempengaruhi harga pasar beras terutama di daerah Kabupaten Bengkalis,Hal ini akan mempengaruhi beras-beras lokal yang beredar di pasaran,karena dari segi harga beras illegal dijual dengan harga lebih murah.

"Kita sangat menyayangkan masuknya beras illegal ke Kabupaten Bengkalis ini,karena jelas akan berdampak terhadap harga," ucap M.Yusuf, Rabu (27/04/2016).

Namun sejauh ini, menurut pantauan Bulog, peredaran beras illegal tanpa dokumen tersebut dinilai masih sangat sedikit sekali sehingga belum berdampak terhadap harga pasar di negeri junjungan ini.

"Secara langsung berdasarkan pantauan kami di lapangan tidak melihat adanya beras illegal asal malaysia ataupun negara lainnya, tetapi untuk ke depannya kami akan berkoordinasi dengan disperindag kabupaten,akan segera mentau kembali," kata Ka.Bulog.

Selain itu, menurut Yusuf, apabila harga beras merangkak naik, pihaknya akan melakukan koordinasi juga dengan Pemerintah Daerah, dan Bulog siap untuk melakukan operasi pasar.

Menurut dia, sejauh ini ketersediaan beras di gudang Bulog Damon Bengkalis ada sekitar 200 ton dan akan masuk lagi 500 ton, dan gudang Bulog di Bunga raya kabupaten Siak sri Indrapura lebih kurang 150 dan akan masuk lagi sekitar 300 Ton,diperkirakan dengan jumlah yang ada  masih sangat mencukupi.

"Ya, karena kapasitas gudang kita tidak terlalu banyak,di gudang Bengkalis hanya mampu menampung 800 ton saja dan di gudang Bungaraya 500 ton," tambah M,Yusuf.

Beras yang masuk ke gudang Bulog di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak Sriindrapura berasal dari Kotamadya Dumai yang terdiri dari beras pulau jawa,Sulawesi dan beras Impor dari Thailan,Vietnam dan Filipina.

Seperti Pemberitaan sebelumnya Sat Pol air Polres Bengkalis berhasil mengamankan 1200 karung beras tanpa dokumen di perairan Selat Malaka diduga dari Malaysia, saat ini beras-beras tersebut masih diamankan di Markas Komando Polair Polres Bengkalis. (TSMI/HF)

http://www.rri.co.id/post/berita/269972/ekonomi/bulog_sub_divre_bengkalis_sayangkan_masuknya_beras_ilegal.html

Rabu, 27 April 2016

Beras Tidak Layak Konsumsi Ternyata Hasil Tender Bulog

Selasa, 26 April 2016

TANGERANG (Pos Kota) – Gudang beras oplosan di Komplek Pergudangan Pantai Indah Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang digrebek Subdit Indag Krimsus Polda Metro Jaya. Dari tempat itu, petugas mengamankan 30 ton beras putih berbahaya yang siap diedarkan ke masyarakat.

Selain barang bukti, petugas juga mengamankan AM,43, seorang pemilik sekaligus pengelola beras oplosan. Pria asal Tangerang itu dijerat undang-undang pangan dan perlindungan konsumen serta Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Mujiyono menjelaskan, aksi kejahatan AM diketahui telah berjalan selama setahun. Beras berbahaya itu diedarkannya di sejumlah daerah penyangga ibukota. Setiap bulannya, AM mendapatkan keuntungan Rp 1,4 miliar. “Tersangka kena pasal berlapis, tentang perlindungan konsumen, UU pangan bahkan TPPU,” ungkapnya.

Kepada petugas, sambung Agung Marliyanto, AM mengaku membeli beras asal Vietnam yang sudah tak layak itu melalui tender Bulog. Subdit Indag Krimsus Polda Metro Jaya mengaku sudah mengantongi aktor lain dalam jalur distribusi beras impor tidak layak konsumsi asal Vietnam, yang dioplos AM, untuk distribusikan ke masyarakat.

“Total ada 10 orang, yang akan Kita mintai keterangan. Kapasitasnya baru sebagai saksi,” terang AKBP Agung Marliyanto, di komplek pergudangan Dadap, Kabupaten Tangerang.

Diungkapkan Agung, AM pemilik gudang beras oplosan tersebut, merupakan orang yang memenangkan tender pemusnahan beras impor Vietnam tidak layak konsumsi, yang kini menyandang predikat tersangka.

“Ini akan Kita dalami lagii, apakah pemberi tender itu tahu, beras yang seharusnya dimusnahkan malah di oplos,” lanjut Agung.

Kadiv Bulod DKI Agus Dwi Indiarto mengatakan pemesanan beras impor dari Vietnam itu diasuransikan. Apabila dalam perjalanannya beras asal Vietnam itu rusak maka pihaknya akan mengembalikan beras tersebut. Menurutnya, untuk beras tidak layak konsumsi itu, pihak Bulog menyerahkan ke pihak asuransi.

“Biasanya dari total pesanan ada saja, beras yang diimpor itu, tidak sesuai spek Kita, artinya rusak atau tidak layak konsumsi karena kena air laut selama masa pengiriman dikapal,” ucap Agus.

“Kita tinggal kembalikan ke pihak asuransi untuk diberikan penggantian. Soal keterlibatan pihak lain, saya tidak berani berasumsi, tapi alurnya seperti itu” ungkapnya. (Baca: Polda Metro Gerebek Gudang Beras Tak Layak Konsumsi)

Biasanya, kata Agus, pihak asuransi akan melelang beras Vietnam yang rusak untuk dikonsumsi hewan ternak. Setelah melihat contoh beras Vietnam yang tidak layak konsumsi itu di gudang, Agus mengatakan bahwa beras itu bahkan sudah tidak layak untuk dikonsumsi hewan ternak. “Kalau yang seperti ini, untuk hewan ternak saja sudah tidak layak,” ucapnya. (imam)

http://poskotanews.com/2016/04/26/beras-tidak-layak-konsumsi-ternyata-hasil-lelang-dari-bulog/

Sebanyak 191.000 Ton Jagung Impor Tunggu Serapan Bulog

Selasa, 26 April 2016

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 191.000 ton jagung pakan ternak impor sudah masuk ke Indonesia. Perum Bulog diminta segera melakukan take-offer alias menyerap jagung tersebut untuk stabilisasi bahan pangan strategis. "Jadi Bulog akan bekerja sama dengan importir yang sudah memasukan itu," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Srie Augustina, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Srie mengatakan, sebelum pemerintah memberikan penugasan kepada Bulog untuk melakukan importasi jagung, importir telah merealisasikan impor jagung pakan ternak sebanyak 191.000 ton.

Sebagaimana diketahui, pada rapat koordinasi Desember 2015, pemerintah menugaskan Bulog melakukan importasi jagung pakan ternak sebanyak 600.000 ton untuk kuartal-I. Akan tetapi, hingga ditemui Senin (25/4/2016) Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, sampai bulan keempat tahun ini pihaknya belum ada rencana untuk melakukan importasi jagung pakan ternak.

Namun begitu, sejauh pengetahuan Djarot, importir produsen terdaftar sudah bersiap-siap merealisasikannya. "Mereka sudah siap-siap," kata Djarot singkat usai rakor di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin.

Djarot berdalih, belum adanya rencana impor jagung pakan ternak lantaran saat ini masih masuk musim panen. Panen masih berlangsung di sejumlah daerah, seperti Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Pasokan jagung juga disebutkan masih di kisaran 45.000 ton.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/04/26/144444526/Sebanyak.191.000.Ton.Jagung.Impor.Tunggu.Serapan.Bulog

Kasus Beras Oplosan, Polda akan Panggil Bulog

Selasa, 26 April 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengamankan pelaku pengoplos beras tidak layak konsumsi. Pelaku berinisial AM ini diketahui telah lebih satu tahun beroperasi.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Mujiono mengatakan saat ini timnya baru mengamankan AM sebagai pelaku pengoplosan beras di kawasan Dadap, Kosambi, Tangerang.

Timnya sudah mengetahui dari mana AM mendapatkan beras tidak layak konsumsi itu. Mujiono berujar telah melayangkan surat pemanggilan terkait pembelian beras Bulog tak layak konsumsi.

Namun Mujiono enggan mengatakan siapa pihak yang dimaksud dirinya telah dipanggil itu. Saat menanyakan apakah yang dipanggil adalah pihak Bulog, Kanit I Indag Ditkrimsus Polda Metro Jaya Kompol Daffie Pahlevi Sanjaya membenarkan. Namun ia segera mengklarifikasi bahwa pemanggilan tersebut masih sebagai saksi.

"Kita panggil (untuk) memberikan saksi," ujarnya di gudang beras oplosan, di Dadap, Tangerang, Selasa (26/4).

Ia berujar untuk kasus beras oplosan ini membutuhkan pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan. Selain pihak Bulog, penyidik juga memanggil Departemen Perdagangan dan Bea Cukai.

"Kita panggil departemen perdagangan, kita panggil Bea cukai arus masuk bagaimana kita perlu koordinasi," jelasnya.

Namun Doffie belum bisa memberikan waktu pasti kapan pemanggilan tersebut. Menurutnya ada kemungkinan minggu depan mereka akan menjalani pemeriksaan.

Selasa, 26 April 2016

Polda Metro Sita 30 Ton Beras Bulog Oplosan Berpemutih di Tangerang

Selasa, 26 April 2016

Jakarta - Polda Metro Jaya menyita 30 ton beras Bulog oplosan di sebuah gudang di kawasan pergudangan Pantai Dadap Indah Blok BM, Tangerang. Seorang pria pemilik gudang berinisial AN (43) diamankan di lokasi tersebut.

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombea Mujiyono mengatakan, kasus terungkap setelah polisi mendapatkan informasi dari Bulog akan adanya pabrik beras oplosan.

"Jadi pihak Bulog mendapatkan informasi dari konsumen bahwa ada beras Bulog tetapi kualitasnya tidak bagus, kebanyakan menirnya," ujar Mujiyono, Selasa (26/4/2016).

Informasi tersebut diselidiki oleh pihak Bulog dengan mengambil sampel dari konsumen. Ternyata betul, beras tersebut lebih banyak menirnya daripada butiran beras yang utuh.

"Kemudian pihak Bulog menginformasikan ke kami dan langsung kita tindak lanjuti dan hasilnya kami dapaf amankan satu orang tersangka berinisial AN selaku pemilik pabrik," imbuh Mujiyono.

Sementara itu, Kasubdit Industri dan Perdagangan (Indag) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto mengungkap, pihaknya menyita 30 ton beras Bulog rusak di lokasi.

"Di TKP ada 900 karung beras masing-masing beratnya 15 Kg yang dikemas dengan karung Bulog," ujar Agung.

Sementara pokisi juga menemukan 80 Kg beras Bulog uang akan dioplos dengan 1.000 karung beras lokal dan pemutih dibpabrik tersebut. Pemilik telah beroperasi selama satu tahun.

"Diedarkannya di wilayah Jabodetabek dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran. Kalau beras Bulog yang bagus itu Rp 7.500 per liter namun tersangka menjual beras Bulog yang telah dioplos Rp 6.800 per liter," jelas Agung.

Adapun, tersangka mendapatkan beras Bulog tersebut dari Bulog melalui proses lelang. Sebenarnya, beras Bulog yang dilelang itu adalah beras yang rusak yang seharusnya dimusnahkan atau dijadikan pakan ternak.

"Dia beli dari pihak ketiga yang membeli beras dari Bulog. Tetapi tersangka membeli beras tersebut untuk dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya. Dia keuntungan satu tahun bisa mencapai Rp 1,5 miliar," imbuhnya.

Namun Agung memastikan, bahwa tidak ada keterlibatan pihak Bulog dalam kasus ini. Tetapi memang diakuinya, Bulog tidak melakukan pengawasan secara langsung pemanfaatan beras rusak yang dilelang itu.

"(Pengawasan) secara langsung tidak ada, tapi ini berdasarkan rekan Bulog di wilayah Tangerang itu ada info beras Bulog itu kok kurang bagus, diteliti dan dicek kasat mata banyak menirnya, 80 persen beras pecah, dan 20 persen utuh, kalau beras Bulog kan 80 persen beras utuh, 20 persen beras pecah," paparnya.

Dicampur Bahan Kimia

Selain mencampur beras Bulog kualitas rendah dengan beras lokal, tersangka juga mencampurkan pemutih ke dalam beras sehingga beras menjadi lebih putih. Sementara ditemukan 4 senyawa kimia dalam beras tersebut, di antaranya Soda as, hidrogen peroksida dan sodium polikarbonat.

"Kami sedang mengecek ke labfor untuk kepastian senyawa kimianya. Tetapi yang pasti campuram senyawa kimia dalam bahan pangan apabila takarannya tidak tepat, jangka panjangnya bisa menimbulkan cacat atau kematian," lanjutnya.

Adapun, tersangka mempekerjakan 10 karyawannya untuk mengoplos beras tersebut. Beras yang telah dioplos dikeringnya secara manual dengan menggunakan kipas angin, kemudian dimasukkan ke dalam karung Bulog.

"Untuk karungnya dia beli ke percetakan," tuturnya.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 139 UU Pangan dan atau Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun penjara.

(mei/dra)

http://news.detik.com/berita/3197184/polda-metro-sita-30-ton-beras-bulog-oplosan-berpemutih-di-tangerang

Jokowi Minta Lebaran Tahun Ini Harga Jungkir Balik Turun, Siapkah Bulog?

Selasa, 26 April 2016

Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin harga pangan turun pada periode hari raya Idul Fitri tahun ini, berbeda dibandingkan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Perum Bulog siap mengamankan beras.

Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, Bulog siap menjaga harga beras yang memang menjadi kewenangannya.

"Bulog kan harus berkewajiban memastikan barang itu ada, harga itu tidak bergerak ke atas, dan itu perlu disiapkan dari sekarang, penyebaran stoknya itu harus dijaga," kata Djarot usai rapat persiapan lebaran bersama Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Saat ini jumlah stok beras yang ada di gudang Bulog seluruh Indonesia mencapai 1,75 juta ton. Menurutnya, stok beras bisa dijaga untuk mempertahankan harga, karena beras bisa disimpan dalam waktu lama. Tidak seperti daging dan telur yang harus diwaspadai pergerakan harganya.

"Harga beras per kilogram sekarang kalau di tingkat grosir itu beras termurah kita kan Rp 8.500 tapi itu kan variatif, rata-rata grosir untuk grosir, kalau yang mahal bisa Rp 12.000," ujar Djarot.

Apakah saat lebaran harga bisa turun seperti yang diinginkan Jokowi? Djarot mengatakan, harga tidak akan turun, namun akan dijaga tetap Rp 8.500/kg untuk beras termurah. Menurutnya, bila harga turun lagi, kasihan petani karena harga terlalu rendah.

Djarot menceritakan arahan khusus Jokowi dalam rapat tersebut.

"Bagaimana kita menjaga barang itu ada di bulan puasa, harganya tidak bergerak ke atas, ya keinginan presiden, seperti bawang merah, cabai, daging itu harus turun," jelas Djarot.

Lebaran tahun ini, bersamaan dengan panen raya padi. Djarot berharap, tidak ada masalah dalam distribusi beras, sehingga ketersediaan barang terjaga dan harga tidak naik.

Hingga Juni 2016 ini, ujar Djarot, Bulog menargetkan penyerapan beras dari petani mencapai di atas 2 juta ton.
(wdl/hns)

http://finance.detik.com/read/2016/04/26/171753/3197168/4/jokowi-minta-lebaran-tahun-ini-harga-jungkir-balik-turun-siapkah-bulog

Bulog Berambisi Simpan Cadangan Beras Minimal 1,6 Juta Ton

SELASA, 26 APRIL 2016

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Djarot Kusumayakti meyakini perusahaannya mampu menyerap minimal 1,6 juta ton cadangan beras sampai akhir Juni 2016. Langkah ini dinilai dapat menjaga harga beras jelang Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya melonjak karena kekurangan pasokan.

“Musim panen tahun ini kan baru sebulan yah, masih ada sisa dua bulan lagi sampai panen puncak. Saat ini Bulog baru menyerap 650 ribu ton. Kami targetkan dapat memiliki cadangan minimal 1,6 juta ton sampai sekitar 2,6 juta ton pada pertengahan tahun,” ujar Djarot usai rapat Koordinasi Kebijakan Stabilitas Pangan Nasional di Jakarta, Senin (25/4).

Djarot berharap Bulog dapat menyerap 750 ribu ton sampai akhir bulan ini. Dilanjutkan menyerap dengan jumlah yang sama pada Mei 2016. Terakhir pada Juni 2016, Bulog berharap dapat menyerap 500 ton pada Juni.

Bila terwujud, maka target Bulog menyerap 2,6 juta ton sampai Juni tahun ini dapat terealisasikan.

“Yah semoga sampai akhir April dapat 750 ribu, Mei dapat 750 ribu, Juni sudah mulai turun dapat 500, total sudah 2 jutaan,” jelas Djarot

Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan jumlah ketersediaan beras saat ini dinilai sudah cukup sampai enam bulan mendatang. Untuk harga beras sendiri pemerintah masih terus mencari strategi agar harganya tidak naik pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

“Strateginya nanti kerjasama dengan Bulog, di saat panen raya ini bagaimana kerja Bulog lebih ditingkatkan. Nah jadi ketika panennya sudah menurun, harus ada operasi pasar untuk mengendalikan harga. Nanti akan ada lagi rapat terkait itu,” ungkap Suryamin.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pasokan dan distribusi pangan nasional terjaga sehingga harga tidak melambung tinggi.

“Kami ingin memperbaiki dari dua sisi sekaligus, panen produksinya bagus, juga stock cadangan bagus. Keduanya saling mempengaruhi, kalau kualitas panen bagus, stok bisa disimpan lebih lama," ujar Darmin. (gen)

Kodam V/Brawijaya Bantu Bulog Percepat Penyerapan Beras

SELASA, 26 APRIL 2016

TEMPO.CO, Jakarta - Kodam V/Brawijaya mendorong Bulog Jatim untuk dapat mempercepat penyerapan beras sebesar 1 juta tahun dengan bantuan personel TNI-AD hingga di tingkat desa.

Panglima Kodam V Brawijaya Mayor Jenderal Sumardi mengatakan anggota TNI-AD mulai dari Babinsa dan Komandan Koramil sudah turun ke lapangan untuk membantu membantu Bulog dalam menyerap gabah petani.

“Personel TNI-AD sudah berupaya secara optimal dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional.Mudah-mudahan target penyerapan Bulog Jatim bisa tercapai," ujar Pangdam usai memimpin Upacara Pembukaan Apel Dansat (Komandan Satuan) Jajaran Kodam V/Brawijaya di Lapangan Batalyon Kavaleri 3/Serbu, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Senin (25 April 2016).

Selama turun ke sawah, personil TNI menemui berbagai masukan dariu petani. Diantaranya masalah harga. Secara umum, petani menilai harga gabah yang dipatok Bulog lebih rendah ketimbang harga yang dipatok tengkulak sehingga mereka lebih senang menjual hasil panennya ke mereka dengan pertimbangan harga lebih bagus.

Harga yang dipatok Bulog sesuai harga pembelian pemerintah (HPPO, yakni gabah kering panen Rp3.700 per kg, sedangkan harga petani di pasar di wilayah Kabupaten Malang Rp3.800-Rp4.200 per kg. Trennya, harga itu bertahan lebih tinggi dari HPP kendati sekarang memasuki musim panen raya.

Dia menilai selisih harga antara HPP dan harga pasar menjadi penghambat dalam penyerapan. Padahal selisih Rp10 per kg, dampaknya sudah sangat besar dalam penyerapan beras.

Meski begitu, jajaran Kodam V/Brawijaya tetap optimistis bahwa penyerapan beras maupun gabah sampai akhir tahun bisa tercapai sesuai dengan target yang dipatok.

Cara yang bisa ditempuh TNI-AD, seluruh personil melakukan sosialisasi, pendekatan, dan komunikasi kepada petani agar mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional.

Pangdam menilai, sudah sewajarnya jika petani melepas beras maupun gabahnya ke Bulog karena pemerintah sudah banyak memberikan bantuan kepada petani seperti sarana dan prasarana produksi.

Dengan bantuan itu dimaksudkan pula agar petani senang menanam padi dan tanaman pangan lainnya. Dengan bantuan itu pula diharapkan biaya produksi tanaman padi menjadi lebih ringan sehingga dapat meringankan beban petani.

Selain itu, untuk memperkuat ketahanan pangan, TNI juga berupaya menambah stok pangan dengan mengolah lahan aset negara untuk memperluas areal tanam padi.

Posisi Bulog Dinilai Rumit

Senin, 25 April 2016


JAKARTA (HN) - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengakui selama ini banyak campur tangan berbagai pihak terkait penyerapan gabah, meski secara administrasi di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Memang semestinya komando satu dari administrasi yakni Kementerian BUMN. Cuma dalam prakteknya banyak yang berkepentingan agar pangan stabil. Jadi terkesan banyak tangan yang mencampuri dan menyuruh Bulog. Memang semua untuk kebaikan tapi diakui juga ada kesulitan jika seperti itu," katanya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Minggu (24/4).

Menurut Djarot, semakin banyak orang yang berkepentingan akan semakin sulit melakukan pergerakan. Hal ini dikarenakan banyak persepsi antara satu pihak dengan pihak lain.

"Artinya tidak semua akan dirancang baik. Kalau satu kepala akan ada kepastian bagaimana saya serap, berapa jumlahnya, dalam bentuk apa. Ini bisa dirancang dari awal, baik infrastruktur pendukung, dana, dan caranya," ujar Djarot.

Saat ini, ia mengakui ada kesulitan merancang penyerapan pangan. Padahal untuk menyerap dan menimbun stok diperlukan rencana matang. Pengelolaan pangan tidak hanya sekadar menyerap, tapi bagaimana memutar stok.

Ekonom Institute for Development and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, status Bulog sangat rumit. Banyak komando akan menyulitkan menentukan pergerakan. Seharusnya komando dari satu organisasi yang independen dari kepentingan impor dan ekspor.

"Tidak akan bisa tercapai target Bulog jika struktur organisasi masih seperti itu. Harus ada perbaikan di struktur oerganisasi dan penambahan infrastruktur," ujarnya.

Menurut Enny, solusi permasalahan pangan dan Bulog yakni membangun lembaga pangan sesuai amanat UU Pangan. Dalam UU Pangan dijelaskan Badan Pangan kunci utama kebijakan sentral pangan. "Badan pangan ini penting segera dibangun. Kami terus menunggu. Katanya sudah masuk draf tapi hingga hari ini tidak ada bukti."


Bulog Masih Tunggu Instruksi Impor Daging Kerbau India

Senin, 25 April 2016

JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) masih menunggu penugasan pemerintah untuk melakukan impor daging kerbau dari India. Adapun, impor daging kerbau yang diwacanakan pemerintah sebagai upaya menekan harga daging sapi yang masih tinggi.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, hingga saat ini belum mendapatkan mandat untuk melakukan impor daging kerbau dari India.

"Saya kira kalau itu kami tidak dalam posisi minat atau tidak, tetapi hari ini kami tidak memperoleh penugasan, kalau memperoleh yah kita lakukan dan kita siapkan," kata Djarot di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Kendati demikian, sambung Djarot, perusahaan yang dipimpinnya tersebut selalu siap jikalau mendapatkan mandat untuk melakukan impor daging kerbau.

"Ini kan masalah sosialisasikan, kerbau itu dagingnya bagus tapi tidak semua orang terbiasa, kadang-kadang kan orang terpaksa apa ini kerbau, padahal kerbau ini enak," tandasnya.

(rai)

Kemampuan Bulog Memonopoli Jagung dan Kedelai Dipertanyakan

Senin, 25 April 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institue for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati meragukan perubahan sistem importasi jagung dan kedelai yang diberikan kewenangannya kepada Bulog.

Sejauh ini masih belum ada kepastian dan akurasi data yang digunakan pemerintah sebagai penentu besarnya kouta impor. "Dengan belum jelasnya kelembagaan Bulog maka pemberian hak monopoli kepada Bulog dikhawatirkan berpotensi menimbulkan moral hazard dan harga justru tidak kompetitif," kata Enny, Senin (25/4).

Enny melanjutkan, dengan adanya permintaan kebutuhan jagung yang terus meningkar untuk industri pakan ternak maka impor melalui Bulog ini dikhawatirkan akan semakin memperpanjang rantai pasokan tata niaga.

"Konsekuensinya, harga pakab ternak akan cenderung menigkat dan pada akhirnya harga daging ayam terus menigkat. Masyarakat sebagai konsumen akhir yang dikhawatirkan akan semakin dirugikan," ujarnya.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut, Enny menyarankan perlu ada langkah-langkah kongkret. Pertama perlu adanya validitas dan akurasi data produksi dan konsumsi.

Berikutnya kepastian target peningkatan produksi serta peningkatan produktivitas dan kualitas.

"Berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pengatutan impor jagung dan kedelai, kami menilai.pemerintah perlu mempertimbangkan secara rasional dan terukur. Pemerintah jangan sampai terlena dengan ambisi semu dengan menargetkan peningkatan produksi domestik aecara fantastik," ujar Enny.

Senin, 25 April 2016

Kepala Bulog Tidak Berdaya Ditanya Persediaan Beras oleh Danrem

Minggu, 24 April 2016

Bandar Lampung – Duta Lampung Online- Pencapaian target gabah di Provinsi Lampung melemah, hal ini diduga terkendala permasalahan penyerapan padi pasca panen sebanyak 500 ribu ton gabah.

Akan halnya Bulog, ada kesan lembaga ini seakan tidak mampu memenuhi target 500 ribu ton gabah yang telah dicanangkan Presiden RI Joko Widodo terkait swasembada pangan.

Komandan Korem (Danrem) Kolonel Inf. Joko Putranto  dalam rapat koordinasi di Makorem mengatakan, selain adanya dugaan permainan di tingkat Tengkulak, Danrem  juga merasa kesal karena tidak adanya kesesuaian angka harga di tingkat petani. Bahkan keadaan sama juga dilontarkan oleh juga Kadis Pertanian Provinsi Lampung dan ketua penyerapan gabah petani (Sergap) Kolonel Arm Winarto.

Seakan tak berdaya, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Lampung, Dindin Syamsudin, mengaku tidak sanggup melakukan serapan gabah yang ditargetkan provinsi Lampung ke nasional, dia hanya menyanggupi kemampuan untuk menyerap 200 ribu ton gabah kering saja.

“Kami hanya mampu menyerap 200 ribu ton,”ungkap Dindin Syamsudin, saat rapat di Makorem berlangsung.

Bahkan saat pihak Tim Sergap Mabes TNI meminta penjelasan secara rinci, pihak Bulog tidak sanggup menjelaskan,Dindin Syamsudin hanya tampak gelagapan menjawab pertanyaan dari tim sergap pusat tersebut, seakan mempermainkan amanat kementerian pertanian dan permintaan Presiden untuk mencapai target nasional.(LT.c)

Standar Harga Rendah, Beras Bulog Dijamin Kurang Bagus

Minggu, 24 April 2016

Girimarto,(sorotwonogiri.com)--Pengusaha hasil bumi mitra Bulog mengeluhkan rendahnya harga yang dipatok Bulog. Pasalnya, harga patokan Bulog sekarang sangat rendah hingga kualitas beras yang dijual ke Bulog tidak bisa sebagus dulu.

“Harga patokan Bulog jauh di bawah harga pasar. Sehingga beras yang kita jual ke Bulog juga tidak terlalu bagus,” jelas Sumiyem, seorang mitra Bulog di Kecamatan Girimarto, Sabtu (23/04/2016).

Menurut Sumiyem, saat ini harga patokan Bulog hanya berkisar Rp 7.000,- sampai Rp 7.400,-. Harga itu hanya standar harga beras medium. Artinya, meski berasnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi beras yang dijual ke Bulog tahun ini tidak begitu bersih seperti dulu.

Lain halnya dengan standar harga Bulog tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp 9.000,-. Dengan harga itu, otomatis berasnya lebih bagus.

“Perbedaan harga itu berdampak pada perbedaan perlakuan. Sehingga kalau dulu standar harga Bulog Rp 9.000,- lebih, kita memberikan beras premium yang sudah diayak (disaring-red). Tapi karena harganya sekarang hanya sekitar Rp 7.000,-, beras yang kita jual ya tidak disaring sampai bersih seperti dulu,” jelas Sumiyem.

Nah, dengan kondisi semacam itu, masyarakat harus bersiap-siap menerima beras kurang bagus jika suatu ketika Bulog melakukan operasi pasar. Begitu juga dengan rakyat yang selama ini mendapatkan beras miskin.

BULOG TIDAK SATU KOMANDO STABILKAN HARGA

Minggu, 24 April 2016
 
RMOL. Sulitnya pemerintah melakukan stabilisasi harga beras dinilai akibat peran Badan urusan Logistik (Bulog) yang sudah tidak satu komando.

Menurut peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, persoalan kelembagaan tidak hanya menjadi pintu masuk dalam menyelesaikan salah urus komoditas beras. Di mana, status komando pada Bulog saat ini berbelit dan akhirnya kesuliltan dalam menjalankan tugas utama.

"Status komando Bulog yang ribet, Bulog akan sulit untuk berperan sebagai penstabil harga," ujarnya di Jakarta, Minggu (24/4).

Selain itu, kata Enny, persoalan beras juga terjadi di tingkat petani yang mengeluhkan krisis kelembagaan pada sektor hulu, seperti balai penyuluhan yang tidak lagi sesuai fungsinya. Dia mencontohkan, penggunaan peralatan mesin pertanian yang seringkali tidak dapat dimanfaatkan petani, tetapi malah dipinjamkan oleh lembaga-lembaga pertanian untuk fungsi yang berbeda.

Dia menambahkan, persoalan lahan pertanian dan tenaga kerja yang semakin berkurang juga turut melambungkan harga beras.

"Ini adalah bentuk moral hazard, butuh kelembagaan yang optimal," tegas Enny. [wah]

http://www.rmol.co/read/2016/04/24/244400/Bulog-Tidak-Satu-Komando-Stabilkan-Harga-

Minggu, 24 April 2016

Perum Bulog Diperkirakan Tak Mampu Penuhi Penyerapan Gabah

Minggu,24 April 2016

JAKARTA, (PR).- Di musim panen raya ini, hingga minggu ketiga bulan April penyerapan beras oleh Perum Bulog hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. April 2015, penyerapan beras oleh Bulog mencapai 287.035 ton, dan saat ini, April 2016 telah mencapai 626.299 ton. Hal ini berarti pemerintah sudah hadir melalui Bulog dalam menstabilkan pasokan dan harga beras.

Namun demikian, menurut pengamat pertanian Husein Sawit, diperkirakan Perum Bulog tidak akan mampu memenuhi penyerapan gabah yang ditargetkan oleh pemerintah di musim panen raya ini mencapai 4 juta ton setara beras.

"Saat ini 40% penggilingan padi kecil mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gabah, dan di musim panen raya kali ini mereka tidak bisa membeli gabah karena harga gabah sudah relatif tinggi," kata Huseindalam Forum Diskusi Publik bertema "Salah Urus Beras", di Jakarta, Sabtu, 23 April 2016.

Bincang-bincang agribisnis itu menampilkan narasumber pengamat pertanian Husein Sawit, Direktur Indef Enny Sri Hartati, Sekjen Agri-Business Club Tony J. Kristianto, dan anggota Ombudsman 2016-2021 bidang Agraria dan Pertanian A. Alamsyah Saragih.

Hal ini, kata Husein, tentunya tidak akan terjadi jika memang terdapat surplus produksi. Indikasi peningkatan harga pun terungkap melalui data BPS. Berdasarkan data perkembangan mingguan harga eceran beberapa komoditas strategis yang dikeluarkan BPS, harga beras termurah pada bulan April 2015 sebesar Rp 9.767 per kilogram, dan harga beras termurah pada bulan April 2016 di minggu ketiga ini mencapai Rp 10.406 per kilogram.

Permasalahan beras saat ini, menurut Enny disebabkan karena pemerintah tidak hadir dalam menyusun kebijakan yang pro terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Bulog pasti memiliki kendala yang mengakibatkan tidak optimalnya dalam melakukan penyerapan gabah beras.

Menurutnya, hal ini disebabkan rapuhnya kelembagaan Bulog. “Bulog ini kan bapaknya banyak, ada Kementan, Kemendag, BUMN, Kemensos, dan TNI, siapapun yang menjadi Dirut Perum Bulog pasti akan mengalami kesulitan dalam menghadapi model kelembagaan seperti ini,” ujar Enny menambahkan.

Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Memenuhi ketersediaanya, menjamin keterjangkauan harganya, memastikan akses dan menjamin kualitasnya merupakan hal penting dalam menjaga ketentraman masyarakat dan ketahanan nasional.***

http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2016/04/24/perum-bulog-diperkirakan-tak-mampu-penuhi-penyerapan-gabah-367559

Warga Baturaja Keluhkan Kualitas Raskin

Jumat, 22 April 2016

REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Sejumlah warga di beberapa kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengeluhkan kualitas beras untuk keluarga miskin di wilayah itu. Beras yang diterima bercampur dedak karena kondisi butirannya hancur.

"Beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang kami terima tidak laik dikonsumsi. Selain hancur, warna beras juga kuning kecoklatan," kata Cik Endek salah seorang warga Kelurahan Sukajadi di Baturaja, Jumat (22/4).

Menurut dia, kondisi seperti itu bukan pertama kali terjadi. Setiap pembagian raskin dari Bulog setempat kondisi barang yang diterima masyarakat selalu hancur seperti dedak. "Tapi mau bagaimana lagi, kalau tidak diambil jatah raskin kami tidak bisa makan," jelasnya.

Hal senada dikatakan Ita (42 tahun) warga Kelurahan Saung Naga, Kecamatan Baturaja Timur. Selain itu, beras yang diterima beraroma tak sedap. "Kalau tidak dicampur dengan beras bagus yang dibeli di pasar, raskin tidak laik dikonsumsi karena berbau dan nasi dimasak juga hancur berwarna kuning," ungkapnya.

Sementara Kepala Bulog Sub Divre OKU, Armansyah Harahap menyatakan kualitas raskin yang hancur disebabkan karena beras terlalu lama disimpan di gudang penyimpanan perusahaan itu. "Mungkin terlalu lama disimpan di gudang hingga beras menjadi hancur dan berwarna kuning," jelasnya.

Ia mengimbau, bagi masyarakat yang mengalami hal sama dalam penerimaan raskin agar melapor ke perangkat desa ataupun kelurahan setempat untuk ditukar dengan beras kualitas bagus. "Beras yang tidak laik dikonsumsi akan kami tukar. Laporkan saja kalau masyarakat masih menerima raskin kualitas seperti itu," ujarnya.

Sabtu, 23 April 2016

Bulog Terus Mengintensifkan Kerja Sama Penggalian Informasi HPP

Sabtu, 23 April 2016

indopos.co.id – Perum Bulog mengklaim, harga gabah kering giling (GKG), gabah kering panen (GKP), bahkan harga beras masih terdeteksi berada baik di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, untuk dapat menggenjot penyerapan, Bulog terus mengintensifkan kerja sama penggalian informasi untuk mendeteksi di lokasi mana saja harga gabah petani yang mengalami penurunan hingga ke bawah HPP.

Kerja sama dilakukan, sehingga serapan gabah dapat langsung dilakukan. “Kondisi ini menyebabkan kami harus mencari titik-titik yang tidak terjamah tengkulak. Memang sering disampaikan kami diminta serap paling tidak 20-30 hektare dari 100 hektare panen, tapi kondisi di lapangannya memang tidak terjangkau. Dari catatan kami, per 17 April, serapan Bulog sebanyak satu juta ton gabah atau setara 497 ribu ton beras. Sebagai perbandingan, dalam RKAP tahun ini Bulog menargetkan serapan beras hingga 3,9 juta ton,” ujar Djarot di Jakarta, beberapa hari lalu.

Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, HPP GKP, GKG, dan Beras masing-masing, yaitu Rp 3.700, Rp 4.600, dan Rp 7.300. Saat ini, harga beras termurah di tingkat penggilingan berada di kisaran Rp 8-9 ribu. ”Saya menargetkan penyerapan beras 2,7 juta ton sampai Juni ini atau selama musim panen. Sehingga target 3,9 itu dapat dimanage dengan baik penyerapannya hingga akhir tahun. Sekarang serapan beras per hari sekitar 21 ribu ton,” jelas Djarot.

Kementerian Pertanian terus mendesak Bulog untuk dapat segera menyerap gabah petani karena potensi harga gabah yang dapat terus menurun saat panen raya. Belum lama ini, Kementan membentuk Tim Serap Gabah (Sergab). Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian Suwandi menyampaikan selama Maret-Mei 2016, protensi produksi GKG mencapai 30,9 juta ton atau setar 19,5 ton beras. Dengan konsumsi selama 3 bulan tersebut yaitu 7,98 juta ton, maka akan ada surplus beras sebesar 11,52 juta ton. “Jangan sampai kejadian yang terjadi Maret-April 2015 terulang lagi. Inibaru mulaipanen, harga gabah sudah turun,” kata Suwandi. (ers)

http://www.indopos.co.id/2016/04/bulog-terus-mengintensifkan-kerja-sama-penggalian-informasi-hpp.html

Realisasi Serapan Gabah Bulog Naik 100%

Sabtu, 23 April 2016

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian mengapresiasi tim Sergab (Serapan Gabah) yang dibentuk kementerian itu bersama Perum Bulog dan TNI guna melakukan akselerasi penyerapan gabah hasil panen petani yang akan dijadikan cadangan oleh Bulog.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan berdasarkan informasi yang diperolehnya, serapan gabah kering panen (GKP) oleh Bulog per 22 April 2016 telah mencapai 1,6 juta ton atau setara 800.000 ton beras.

“Kalau kita bandingkan dengan serpaan pada periode yang sama tahun sebelumnya, serapan saat ini itu naiknya sudah lebih 100%. Tahun lalu itu pada periode yang sama serapan GKP hanya 700.000 ton,” ungkap Amran pada Bisnis, Jumat (22/4/2016) malam.

Amran mengatakan pada Maret hingga Juni mendatang musim panen akan terus berlangsung. Untuk itu, Tim Sergab akan terus berupaya meningkatkan serapan di tingkat petani sehingga harga di tingkat mereka dapat terjaga.

Data Kementan menyebutkan panen raya padi Maret hingga Mei 2016 menghasilkan produksi 30.9 juta ton gabah kering giling setara dengan 19.5 juta ton beras, sedangkan kebutuhan konsumsi beras nasional selama tiga bulan hanya 7.98 juta ton. Artinya, ada surplus beras sebanyak 11,52 juta ton.

Adapun, serapan Bulog memang menjadi perhatian penuh Kementerian Pertanian. pasalnya, kendati hanya mampu menampung 6%-7% dari total produksi beras nasional, cadangan beras Bulog menjadi pertimbangan pemerintah untuk memutuskan impor beras.

http://industri.bisnis.com/read/20160423/99/540920/realisasi-serapan-gabah-bulog-naik-100

Bulog Lampung Baru Mampu Serap 13,5 Persen Gabah Kering Panen

Jumat, 22 April 2016

Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sepanjang tahun 2016, Perum Bulog Divre Lampung akan menyerap gabah kering panen (GKP) petani hingga 500 ribu ton.
Sedangkan, beras akan diserap hingga 250 ribu ton.
Kepala Perum Bulog Divre Lampung Dindin Syamsudin mengatakan, hingga tanggal 20 April 2016, GKP yang sudah terserap sebanyak 67.445 ton atau 13,5% dari target.
GKP dengan kadar air maksimal 25% dan hampa 10% dibeli dengan harga Rp 3.700 per kilogram (kg). Sedangkan, GKP dengan kadar air 26-30% dan hampa 11-15% dibeli dengan harga Rp 3.500 per kg.
"Di tahun 2016 ini, pemerintah telah membuat tim sergap (serap gabah petani). Tim ini terdiri dari Bulog, Pertanian, dan TNI. Tim ini dibentuk agar petani terbantu dalam menjual produksi, dan target stok akan tercapai. Sehingga, swasembada pangan pun akan tercapai," ujar Dindin, Jumat (22/4/2016).
Untuk beras, Bulog telah menyerap 26.267 ton hingga tanggal 20 April 2016. Beras yang sudah diserap akan disalurkan untuk raskin, cadangan beras pemerintah, dan operasi pasar jika terjadi gejolak harga.

http://lampung.tribunnews.com/2016/04/22/bulog-lampung-baru-mampu-serap-135-persen-gabah-kering-panen

450 Ton Beras di Bulog Wangiwangi Tidak Layak Konsumsi

Jumat, 22 April 2016

FAJARSULTRA, WANGIWANGI – Dari hasil pemeriksaan tim verifikasi Raskin Pemkab Wakatobi, Provinsi Sultra di gudang Bulog Wangiwangi beberapa waktu lalu, ditemukan 450 ton beras tidak layak konsumsi. Pihak Bulog akan mencoba membersihkan beras tersebut agar tetap bisa disalurkan ke masyarakat.

Kepala Bulog Wangiwangi La Ode Syafaruddin mengatakan, pihaknya masih mencari alternatif agar beras tersebut tidak dikembalikan ke gudang asalnya. Karena jika dikembalikan akan menelan lebih banyak biaya.

“Karena jika itu dilakukan, maka ongkosnya sudah akan berlipat ganda, mulai dari ongkos buruh, sewa kapal dan lain sebagainya,” katanya, Kamis (21/4/2016).

Ia mengakui keadaan beras yang ada di gudang Bulog Wangiwangi kebanyakan sudah mengalami kondisi tidak layak konsumsi. Namun pihaknya akan mencoba membersihkannya.

“Setelah operasi pemeriksaan itu, kami mulai membersihkannya dari kutu maupun kotoran lainnya. Setelah itu kami akan kembali lakukan kordinasi dengan Pemda siapa tahu bisa diberikan kelonggaran untuk bisa disalurkan ke masyarakat,” ucapnya.

Namun bila Pemda bersi keras tetap tidak bisa, pihaknya akan menggantinya dengan beras yang kualitasnya lebih baik serta lebih layak untuk dikonsumsi. “Kalau Pemda tetap tidak membolehkan, mau tidak mau terpaksa akan kami kembalikan ke gudang asalnya di Baubau,” tutur pria asal Baubau itu.

Sebelum tim dari Pemda lakukan pemeriksaan, beras tersebut rencananya akan didistribusikan ke masyarakat untuk jatah enam bulan ke depan. Rumaha tangga sasaran (RTS) yang akan dapat jatah itu 100 titik yang tersebut di delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Wakatobi. (p14)

http://sultra.fajar.co.id/2016/04/22/450-ton-beras-di-bulog-wangiwangi-tidak-layak-konsumsi/

Jumat, 22 April 2016

Djarot Lacak Raskin Berkutu dan Buruk yang Masih Beredar

Jumat,22 April 2016

JAKARTA, suaramerdeka.com – Kualitas beras untuk rakyat miskin (raskin) masih menjadi masalah, termasuk beras berkutu. Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti menerjunkan tim pengendali untuk melacak informasi masih ada raskin berkutu dan kualitas buruk yang beredar.

Contohnya raskin  yang akan didistribusikan kepada 1.987 warga di 17 RW di Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Selain kutu, kualitas beras yang bungkusnya berlabel Bulog itu juga buruk.

Djarot menegaskan telah menurunkan tim pengendali untuk melakukan pengecekan terhadap keluhan dan temuan warga tersebut. “Kemarin juga tim pengendali saya minta melakukan pengecekan dan juga menindak lanjuti,” ujar Djarot dihubungi di Jakarta, Kamis (21/4).

Sebelumnya warga daerah tersebut mengeluh karena tak bisa dikonsumsi, dan beras tersebut dikembalikan. “Raskin yang kami terima kualitasnya buruk dan banyak kutunya. Selain itu juga lembab sehingga sama sekali tidak bisa dikomsumsi. Makanya kami kembalikan ke Kelurahan,” keluh Sri 45, warga RW 4 Semper Barat.

Djumadi ketua LMK Kel Semper Barat terkejut saat mengecek jatah raskin ke wilayahnya banyak kutu dan lembab. “Ada 400 karung raskin yang banyak kutunya dan lembab sehingga kita kembalikan,” ujar Djumadi.

Perum Bulog sesuai komitmen, raskin yang berkualitas buruk dan berkutu akan digantikan dengan yang baik. “Kita sudah komitmen, raskin yang berkutu ini akan kita tarik dan digantikan dengan yang baru” kata Djarot.

Menurut Djarot,  disaksikan Kadiv Penyaluran Bulog, staf Kemensos Jakarta Utara, Babinsa dan pihak kelurahan telah dilakukan pengecekan terhadap sampel beras tersebut . “Insya Allah sudah diselesaikan,”tuturnya.

Saat ini Djarot sedang melakukan pengecekan penyebab beras itu  bisa keluar dan melaksanakan tindak lanjutnya terhadap pihak yang memiliki otoritas pengeluaran raskin dari gudang Bulog.

(A Adib / CN26 / SM Network)

http://berita.suaramerdeka.com/djarot-lacak-raskin-berkutu-dan-buruk-yang-masih-beredar/

Sejumlah Mitra Wonogiri Non Aktif, Stok Bulog Menipis

Kamis, 21 April 2016

WONOGIRI (KRjogja.com) - Sejumlah mitra Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam pengadaan beras miskin (Raskin) di daerah Wonogiri mundur atau non aktif memasok beras. Pasalnya, HPP (harga pembelian pemerintah) beras miskin yang ditetapkan Rp 7.300/kg dinilai jauh di bawah harga umum di pasaran yang sudah berkisar Rp 7.500-7.600/kg sehingga para pengusaha (mitra)  kesulitan memenuhi bahan baku raskin.

Menurut salah seorang mitra, ada perbedaan penetapan standar beras petani yang disetor ke Bulog antara kabupaten/kota satu dengan lainnya. "Di Pacitan misalnya Bulog di sana memberikan syarat yang tidak rumit sehingga diduga kini banyak beras kita yang lari ke sana," kata sumber yang enggan ditulis namanya.

Bahkan, lanjut mitra tadi, dengan harga pembelian beras di bawah HPP yakni Rp 7.200/kg para mitra Bulog tidak menanggung biaya angkutan sehingga lebih menguntungkan jika harus setor ke gudang Bulog Ngadirojo Wonogiri. "Akibat berkurangnya pasokan beras dari mitra, stok gudang Bulog Ngadirojo kini sangat minim," tandas dia.

Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Wonogiri Eddy Try Hardyantho SSos MM yang dikonfirmasi KR, Kamis (21/4), membenarkan ada sejumlah kecamatan yang menebus Raskin bulan April ini ke gudang Bulog Sragen. Soalnya, stok gudang Bulog Wonogiri menipis sehingga tidak mencukupi didistribusikan ke 25 kecamatan.

Dijelaskan Eddy, dari 70 569 KK atau rumah tangga sasaran (RTS) dengan total 1.058.535 kg Raskin di Wonogiri, ada 9 kecamatan yang menebus ke gudang Bulog Sragen untuk memenuhi kebutuhan 27.163 RTS. "Atau dengan total Raskin 407.445 kg," terang Kabag Perekonomian. (Dsh)


http://krjogja.com/web/news/read/297337/Sejumlah_Mitra_Wonogiri_Non_Aktif_Stok_Bulog_Menipis

TNI Geram Bulog Tak Serius Serap Beras Petani

Kamis, 21 April 2016


Rimanews - Komandan Komando Resor Militer/043 Garuda Hitam Kolonel Infantri Joko P Putranto meminta Bulog Lampung lebih serius menangani penyerapan gabah dari petani di provinsi itu.

"Saya lihat perbandingan target dengan kemungkinan penyerapan gabah petani sangat jauh ketimpangannya," kata dia saat memimpin rapat Koordinasi Penyerapan Gabah di Aula Ahmad Yani Korem 043/Gatam, Rabu (21/04/2016).

Menurut dia, penyerapan gabah dari target sebanyak 500 ribu ton yang telah ditetapkan pada Provinsi Lampung tidak sepenuhnya dapat dipenuhi oleh Bulog karena berbagai alasan.

"Bulog ini tidak serius menyerap gabah dari petani, karena melihat angka-angka sangat jauh dari target. Adanya ketidaksesuaian angka itu, alasannya ini dan itu," kata dia.

Padahal, ia melanjutkan, pihak Korem sudah melakukan pengawasan sejak mulai penggarapan, dan masalah pupuk pun dapat diatasi ketersediaannya.

"Bagaimana kita tidak bisa menyelesaikan target di antara kita. Bagaimana strategi dari Bulog untuk mengatasi, karena dari dinas pertanian dan Korem sudah melakukan upaya," ujarnya.

Ia menyebutkan mengetahui sejauhmana kompetisi tidak hanya di Bulog, tapi apakah karena adanya permainan di tengkulak.

"Ini akan kita telusuri sehingga target serapan dapat terpenuhi semuanya," kata Danrem.

Bagi TNI, kata Joko, jika capaian target tidak sesuai bisa-bisa taruhan jabatan. "Target pencapaian nasional gabah adalah 4 juta ton, untuk Provinsi Lampung target gabah 500 ribu ton. Nah yang ingin kita lihat seberapa besar keseriusan Bulog dalam menangani kasus-kasus ini," kata dia.

Sementara itu, Kadis Pertanian Provinsi Lampung, Lana Rekyanti, mengatakan, terkait serapan gabah, secara tim baik dari TNI, dinas pertanian, Bulog dan dari Dirjen Pertanian serta Bakorluh Lampung agar berkoordinasi untuk pencapaian target gabah dari penggarapan sebanyak 500 ribu ton gabah kering giling (GKG).

Bulog Divre Jawa Timur Gencarkan Penyerapan Gabah

Kamis, 21 April 2016

SURABAYA, KOMPAS.com – Bulog Divre Jawa Timur terus mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras petani untuk memenuhi target tahun 2016 sebanyak 1,05 juta ton setara beras.

Hingga hari ini, target yang sudah terpenuhi mencapai 159.677 ton atau sekitar 15 persen dari total pengadaan tahun ini.

Kepala Divre Perum Bulog Jatim, Witono mengatakan, hingga panen raya berakhir Juni mendatang, pihaknya optimis bisa menyerap higga 70 persen atau 736.000 ton dari target.

Sisanya 30 persen lagi atau 314.000 ton diupayakan pada pengadaan Juli hingga Desember.

Saat ini harga patokan pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) Rp 3.700 per kilogram, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kilogram, dan beras Rp 7.300 per kilogram.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Sidoarjo, Suprapto mengatakan, petani umumnya langsung menjual gabah. Karena jika ditahan, mereka tidak memiliki sarana lantai jemur dan tempat menyimpan.

“Petani cenderung melepas gabah dalam kondisi GKP, karena jika GKG, butuh waktu menjemur dan menyimpan sehingga menimbulkan ongkos, pilihan jual saat panen,” kata Suprapto.

Saat ini wilayah panen antara lain Gresik, Sidoarjo dan Surabaya serta Bojonegoro.

Sebagi mitra kerja Bulog Jatim, Suprapto juga rutin membeli gabah dari petani dalam berupa GKP. Karena selain memiliki mesin penggilingan padi, juga punya mesin pengering gabah.

“Gabah yang dibeli dari petani umumnya GKP, karena saya sudah memiliki mesin pengering,” ujarnya.

Saat ini menurut Witono, stok beras Bulog Jatim sebanyak 169.550 ton, dari hasil pengadaan Januari-18 April dan sisa stok beras 2015. Persediaan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim selama empat bulan atau Juli mendatang.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/04/21/174106626/Bulog.Divre.Jawa.Timur.Gencarkan.Penyerapan.Gabah.

Kamis, 21 April 2016

Raskin Dikirim Malam Hari, Kades Setiadarma Sulit Kontrol Kualitas

KEPALA Desa Setiadarma, Nunung, membenarkan adanya keluhan warga tentang beras raskin yang berkualitas buruk. Akibat buruknya kualitas beras, banyak warga yang mengetahui informasi tresebut, memilih tidak mengambil beras yang disediakan di Kantor Desa Setiadarma.

“Kejadian ini baru yang pertama kalinya, beras kualitas buruk masuk ke desa ini,” ucap Nunung, Rabu (20/4/2016).

Nunung menyampaikan, akibat kualitas yang buruk, pesanan dari pihaknya kurang lebih sebanyak 74 karung raskin, harus tersisa di Kantor Desa sebanyak 14 karung. Dikarenakan, sejumlah warga yang enggan mengambil raskin dan memulangkan beras yang sudah dibeli beberapa kali.

“Saya juga bingung dengan kondisi beras raskin saat ini. Dalam pengantarannya pun memang tidak bisa dilihat langsung kualitas berasnya. Lantaran, pengiriman berasnya dilakukan malam hari,” tukasnya. [dam/gob]

http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/04/20/raskin-dikirim-malam-hari-kades-setiadarma-sulit-kontrol-kualitas/

Bulog Terus Perkuat Stok Pangan

Kamis, 21 April 2016

Hadapi Bulan Suci Ramadan dan Lebaran

Medan, (Analisa). Meski stok beras dalam menghadapi bulan suci Ramadan dan Lebaran cukup aman, namun Badan Urusan Logistik (Bulog) terus memperkuat stok beras dan beberapa jenis pangan lainnya.

Kepala Bulog Divre I Sumut Fatah Yasin berjanji terus berupaya memperkuat ketersediaan pangan terutama menghadapi hari besar keagamaan.Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir.

Stok beras aman hingga untuk 5 bulan ke depan atau Agustus mendatang. Tapi pembelian gabah setara beras terus dilakukan terutama saat harga pangan ini menurun.

Tak bisa dipungkiri permintaan pangan menjelang bulan puasa dan lebaran kian meningkat. Namun dengan stok cukup akan bisa memenuhi permintaan masyarakat dan mengantisipasi kenaikan harga

“Di samping itu kita juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota di Sumut agar mempercepat penyaluran Raskin menjelang hari besar keagamaan”, pinta Fatah Yasin menjawab pers, Selasa (19/4).

Jika Raskin cepat disalurkan tentu akan cepat dinikmati para warga kurang mampu di segi sosial ekonomi terutama di bulan Ramadan dan Idulfitri 1437 H.

Dia mengatakan untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan dalam bulan puasa dan lebaran, Bulog bekerja sama dengan instansi terkait menyerap cabai dan bawang merah hasil produksi petani.

Bahkan Bulog merubah pola pengelolaan pangan ini melalui teknologi pengolahan yaitu menjadikan cabai giling dan bawang goreng. Ini salah satu cara memperkuat stok yang bisa bertahan lama.

“Soalnya ke dua jenis bahan kebutuhansehari-hari ini jangan sampai langka di pasaran. Jika pasokan berkurang menyebabkan harga cepat melambung. Sebaliknya jika hasil produksi petani anjlok, Bulog harus cepat menyerapnya”, ujar Fatah Yasin didampingi Humas Rudy Adlin, S Sos.

RPH

Ditanya tentang persediaan daging sapi, dia mengatakan Bulog bekerja sama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memenuhi kebutuhan daging sapi bagi masyarakat.

“Terkait ketersediaan gula pasir di Sumut, Bulog berjanji mendatang kan gula pasir lokal dari pulau Jawa. Kebutuhan gula termasuk tepung terigu menjelang hari besar keagamaan selalu meningkat. “Justru pasokannya juga harus ditingkatkan”, tambah Fatah Yasin. (bay)

http://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/bulog-terus-perkuat-stok-pangan/231489/2016/04/21

Stok sapi Bulog bakal ludes April ini

Rabu, 20 April 2016

JAKARTA. Persediaan sapi Perum Bulog semakin menipis dan diperkirakan segera habis pada bulan April ini. Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, saat ini, stok daging sapi di gudang milik Bulog tersisa 632.880,83 kilogram (kg). Stok tersebut tersebar di wilayah DKI sebanyak 631 ton dan di Jawa Barat 1,03 ton.

"Sebelumya stok awal daging sapi Bulog mencapai 1,06 juta kg, kata Djarot dalam rapat dengan Komisi IV DPR, Senin (18/4).

Djarot bilang, stok daging sapi sudah menipis, sementara kondisi stok sapi hidup sudah kosong. Terakhir Bulog mencatat telah menjual sebanyak 4.073 ekor sapi ke sejumlah Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menstabilkan harga daging sapi di pasaran.

Menurutnya, sampai saat ini Bulog masih belum melakukan pengadaan sapi hidup karena belum ada penugasan dari pemerintah. Di sisi lain, Bulog juga tengah fokus melakukan penyerapan gabah dan beras, karena tengah memasuki musim panen. "Kami lagi fokus meningkatkan penyerapan gabah dan beras," ujarnya.

Terkait kondisi ini, Bulog belum berencana melakukan impor daging sapi atau sapi hidup. Sebab yang berwenang melakukan itu adalah pemerintah lewat penugasan kepada Bulog. Sejauh belum ada penugasan dari pemerintah, Bulog masih fokus melakukan tugas utamanya saat ini menyerap gabah dan beras.

http://m.kontan.co.id/news/stok-sapi-bulog-diperkirakan-ludes-april-ini

Rabu, 20 April 2016

Ijon Bikin Bulog Sulit Serap Beras Petani

Selasa, 19 April 2016

SOLO, suaramerdeka.com – Mundurnya panen raya pada musim panen perdana tahun ini di Soloraya akibat El Nina, dari Februari ke Maret bahkan April, menjadi kendala bagi Bulog dalam penyerapan gabah/beras petani.

Tetapi yang lebih menyulitkan, kata Kepala Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, adalah masih maraknya sistem ijon yang dilakukan para petani. Menurut dia, masih banyak petani yang melakukan panen sebelum waktunya. Artinya, mereka menjual gabah kepada para pengijon sebelum panen.

“Bahkan padi baru berumur sebulan atau dua bulan sudah dijual,” kata dia ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (19/4).

Meski demikian Rizal optimistis dengan target pengadaan beras hingga akhir tahun ini, yakni 100.000 ton beras atau setara dengan 200.000 ton gabah kering panen (GKP). Dan untuk mencapai target itu, pihak Bulog bekerja sama dengan 56 mitra pengadaan beras. Mereke tersebar di enam kabupaten, yakni Sukoharjo (7 mitra), Klaten (12 mitra), Boyolali (5 mitra), Karanganyar (5 mitra), Wonogiri (2 mitra)N dan Sragen (23 mitra).

Namun para mitra itu tidak hanya mendatangkan beras dari Soloraya saja, tapi sampai ke luar daerah. Untuk mengamankan penyerapan gabah, Bulog juga menugaskan para satuan kerja a(satker) terjun bawah. Menurut dia, sekarang ini, pengadaan beras di Bulog Subdivre III Surakarta sudah mencapai 32.000 ton GPK atau rata-rata 1.200 ton hingga 1.600 ton GPK per hari, setara 600 ton hingga 800 ton per hari.

“Untuk prognosa, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) beras petani dihargai Rp 7.300 per kilo gram, dan gabah kering panen Rp 3.700 per kilogram,” katanya.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, saat ini cadangan beras di gudang Bulog di Surakarta masih cukup untuk kebutuhan hingga tiga bulan ke depan. Lagi pula, hingga saat ini juga belum ada permintaan pengiriman beras ke luar daerah. Menurut dia, permintaan keluar daerah biasanya terjadi di Bulan September hingga November. “Biasanya di awal tahun masih banyak daerah yang melakukan penyerapan.”

(Langgeng Widodo/CN19/SMNetwork)

http://berita.suaramerdeka.com/ijon-bikin-bulog-sulit-serap-beras-petani/

Bulog Melayani Pembelian Langsung dari Petani

Selasa, 19 April 2016

Harianjogja.com, SLEMAN– Pembelian gabah Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Jogja  tidak hanya dilakukan melalui gapoktan. Beberapa kali Bulog juga telah melayani pembelian langsung dari petani.

“Kemarin kami ketemu petani ada yang jual dua kuintal saja,” ungkap Kepala Bulog Divre Jogja Sugit Tedjo Mulyono pada wartawan saat melakukan Serapan Gabah dan Beras (Sergab) di Dusun Kwadungan, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Senin (18/4/2016).

Program penyerapan gabah dan beras ini merupakan bentuk kegiatan yang melibatkan Dinas Pertanian dan pihak Dandim. Menurutnya, kegiatan ini untuk menepis anggapan Bulog yang tidak banyak bergerak menyerap gabah petani.

“Sekarang Bulog akan lakukan kegiatan pembelian. Kami sudah beli di penggilingan. Jadi gapoktan mengumpulkan lalu kami beli,” ungkap Sugit.

Unit Distribusi Gapoktan Widodo Manunggal Agus Sulistia Wibawa mengatakan, penjualan gabah pada Bulog baru dilakukan pertama kali. Sebelumnya petani hanya menjual secara mandiri. “Yang penting [gabah dan beras] petani tidak ada yang dibeli dengan harga murah. Dengan pembelian Rp3.700 [GKP per kg], petani tidak rugi. Ini tadi dibeli Rp4.000,” ujarnya.

Total luas lahan di areal Gapotan Widodo Manunggal mencapai 350 hektare. Saat ini, gabah jenis 64 dengan varietas ciherang ini sudah memasuki masa panen. “Yang diserap baru 10 ton,” kata dia.

Agus berharap agar Bulog dapat menyerap semua gabah hasil panen di hamparan seluas 350 hektare tersebut. Ia juga berharap, dari penyerapan gabah oleh Bulog pertama kali ini, kerjasama dengan pihak petani dapat terus terjalin.

Menteri Sosial Sidak ke Gudang Bulog Cimahi

Selasa, 19 April 2016

MENTERI Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan pemantauan beras untuk rakyat sejahtera, di Gudang Bulog Cimahi, Jalan Mahar Martanegara Kota Cimahi, Selasa (19/4/2016). Hal itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan rastra aman menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 2016.*

CIMAHI, (PR).- Memastikan stok beras untuk rakyat sejahtera (rastra) aman menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 2016, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan inspeksi mendadak ketersediaan beras di Gudang Bulog Cimahi, Jalan Mahar Martanegara Kota Cimahi, Selasa 19 April 2016.

Khofifah langsung menyambangi gudang penyimpanan rastra dan mengecek secara acak kualitas beras miskin. Menjelang Ramadan, Khofifah memang rutin melakukan pemeriksaan gudang bulog di beberapa wilayah di Indonesia. "Kita cek ya kualitasnya, bagus layak konsumsi atau bagaimana. Kalian ya yang pilih karungnya, jangan yang kelihatan baru," katanya, kepada wartawan.

Khofifah lalu menusuk beberapa karung agar beras bisa diambil sampelnya ke atas nampan. Dia mengajak sejumlah orang termasuk wartawan untuk memperhatikan kualitas beras dari penampilan hingga baunya. "Kalau berasnya masih baru, dari baunya juga tercium aroma segar. Jadi enggak ada bau-bau busuk atau sudah lapuk ya," ujarnya.

Berdasarkan data Bulog Jabar, ketersediaan rastra untuk wilayah Bandung Raya cukup hingga empat bulan ke depan dengan realisasi sekitar 91 persen.

Pihaknya berharap kepala daerah sudah menyampaikan surat perintah alokasi ke gudang divre ataupun gudang subdivre Bulog terkait permintaan stok rastra. "Kalau SPA lancar, harapan saya stok sudah tersedia di gudang. Sehingga saat Ramadan hingga Lebaran warga miskin terutama kaum Muslim sudah merasa aman karena alokasi beras untuk sahur dan buka puasa mereka sudah ada di rumah masing-masing," katanya.

Karena itu, para kepala daerah harus menyegerakan SPA dan pembayaran harga tebus rastra dengan lancar. "Tolong disegerakan oleh bupati/wali kota untuk persiapan dukungan rastra pada bulan Ramadan bagi warganya masing-masing," katanya.***

Ribuan Kutu Serbu Raskin Jatah Warga Semper

Selasa, 19 April 2016
Salah seorang pegawai di kelurahan Semper Barat yang mengecek beras penuh dengan kutu. (wandi)

Salah seorang pegawai di kelurahan Semper Barat yang mengecek beras penuh dengan kutu. (wandi)

CILINCING (Pos Kota) –Ribuan kutu lebih dulu menikmati tumpukan beras miskin (raskin) yang akan didistribusikan kepada 1.987 warga di 17 RW di Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Selain kutu, kualitas beras yang bungkusnya berlabel Bulog itu juga buruk.

Karena tak bisa dikonsumsi, beras tersebut dikembalikan. “Raskin yang kami terima kualitasnya buruk dan banyak kutunya. Selain itu juga lembab sehingga sama sekali tidak bisa dikomsumsi. Makanya kami kembalikan ke Kelurahan,” keluh Sri 45, warga RW 4 Semper Barat.

Djumadi ketua LMK Kel Semper Barat terkejut saat mengecek jatah raskin ke wilayahnya banyak kutu dan lembab. “Ada 400 karung raskin yang banyak kutunya dan lembab sehingga kita kembalikan,” ujar Djumadi.

Korwil Bulog Jakarta Utara, Heru menuturkan, sesuai komitmen Bulog, raskin yang berkualitas buruk dan berkutu akan digantikan dengan yang baik. “Kita sudah komitmen, raskin yang berkutu ini akan kita tarik dan digantikan dengan yang baru” kata Heru saat mengecek raskin di Semper Barat.

Sedangkan Lurah Semper Barat, Benhard Sitohang, mengakui memang beras dari bulog kondisinya penuh kutu. Atas kondisi ini pihaknya juga sudah melaporkan ke pihak Bolog dan rencanannya akan segera diganti. (wandi/us)

http://poskotanews.com/2016/04/19/ribuan-kutu-serbu-raskin-jatah-warga-semper/

Bulog DIY Turun ke Sawah Beli Gabah Premium

Selasa, 19 April 2016

Dandim Lambar Geram pada Bulog

Senin, 18 April 2016

Liwa (Lentera SL): Dandim 0422 Lambar, Letkol. Iskandar, geram terhadap Bulog Lampung Barat  (Lambar). Pasalnya Bulog tidak melaksanakan instruksi Kementerian Pertanian RI yang mewajibkan menampung gabah hasil panen petani Lambar dan Pesisir Barat.

"Saya sudah minta Bulog Lambar untuk menampung hasil panen petani Lambar dan Pesisir Barat minimal yang ditargetkan Kementerian Pertanian yakni 16.857 ton beras," kata Iskandar, kemarin.

Menurut Dandim, pada saat dirinya mengundang Bulog, diperoleh keterangan mereka hanya siap menampung 2000 ton beras dari petani dan jumlah itu sangat jauh dari target. "Kami hanya ingin menjaga kehidupan petani, karena dengan Bulog membeli seluruh hasil panen, maka harga beras di Lambar akan terjaga dan stabil. Harapan kami kalau tahun yang akan datang terjadi gagal panen, maka stok Bulog untuk menggelar operasi pasar tercukupi. Oleh karenanya kami bertekad akan mengawal langsung kinerja Bulog Lambar," tegas Iskandar.

Dandim yang merupakan alumni Fakultas Hukum Unila ini menambahkan, Kodim 0422 Lambar telah memberikan peta dan data kepada Bulog di wilayah mana saja yang panen. Artinya, imbuh dia, pihaknya tidak hanya sebatas bicara tapi juga bertindak secara langsung hingga ke petani.

"Saya sudah perintahkan semua anggota kodim, koramil dan babinsa untuk mengecek secara langsung di wilayah mana saja yang sedang panen. Bahkan saya juga sudah perintahkan untuk membantu Bulog apabila ada kesulitan di lapangan," ujarnya.

Lebih lanjut ditegaskan oleh Iskandar, pihaknya juga akan meminta Bulog Lambar untuk membuat surat pernyataan resmi, yang menyatakan bahwa mereka memang tidak mau membeli gabah hasil panen petani. "Bulog harus buat surat pernyataan apabila mereka tidak membeli hasil panen petani," tandasnya. (Wan)

http://www.lenteraswaralampung.com/berita-1515-dandim-lambar-geram-pada-bulog-.html

Bulog Berani Beli Mahal Beras Petani Sleman

Senin, 18 April 2016

SLEMAN (KRjogja.com) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Yogyakarta berani beli harga tinggi khusus gabah dan beras dari Kabupaten Sleman. Pasalnya kualitas beras dan gabah Sleman karena termasuk premium.

"Kami standar harga tersendiri untuk membeli beras langsung dari petani. Khusus gabah di Kabupaten Sleman, Bulog berani membeli dengan harga lebih tinggi karena kualitasnya termasuk premium," kata Kepala Kepala Bulog Divre Yogyakarta, Sugit Tedjo Mulyono, Senin (18/04/2016).

Khusus untuk Sleman ada harga khusus yakni lebih 10 persen dari Harga Pokok Penjualan (HPP), baik untuk beras atau gabah. "Kalau beli sesuai PSO (medium), kami akan ditertawakan. Karena kualitasnya memang termasuk premium. Untuk itu kami berani membeli dengan harga beda dengan daerah lain," urainya.

Beberapa kali Bulog telah membeli beras maupun gabah milik petani langsung melalui Sergab. Pembeliannya sendiri tidak harus dilakukan melalui Gapoktan. Tidak harus dalam jumlah besar juga.

Dijelaskan Sugit, sampai saat ini Bulog telah menyerap 16 ribu ton GKP di seluruh wilayah DIY. Sedangkan targetnya sendiri hingga April nanti mampu menyerap 20 ribu ton GKP. (Awh)

Kementerian Pertanian klarifikasi pernyataan "benamkan bulog"

Senin, 18 April 2016

 "... ia menyebut akan membenamkan pegawai Bulog ke gudang beras..."

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, mengklarifikasi pernyataan untuk "membenamkan pegawai Bulog jika tidak mampu menyerap gabah produksi petani."

Pernyataan yang dikutip banyak media massa di Desa Mulyorejo, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu mengemuka empat hari lalu (14/4).

Konteksnya adalah saat dia inspeksi mendadak ke desa itu untuk melihat secara langsung serapan gabah oleh Perusahaan Umum Bulog, pada saat stok gabah banyak di tangan petani.

 Jika serapannya minim, ia menyebut akan membenamkan pegawai Bulog ke gudang beras.

Menurut dia minimnya serapan gabah akan berimbas pada kondisi stok beras di bulan berikutnya sehingga perlu ada upaya lebih keras mendorong serapan gabah.

"Saya tidak mungkin benamkan Bulog, orang kita sama-sama kok. Kami beli gabah petani dengan segala kondisi dan situasi," kata Irianto, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, di Jakarta, Senin.

Di hadapan anggota DPR, dia mengaku pemerintah dengan BUMN, dalam hal ini Perusahaan Umum Bulog, justru tengah berupaya berkoordinasi dalam mendukung kemandirian pangan nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog, Djarot Kusumayakti, mengatakan kondisi yang ada saat ini memang tidak menyenangkan untuk semua pihak.

"Saya sebagai direktur utama Bulog juga dalam posisi sulit. Saya tidak ingin memperpanjang ini agar jadi tidak terkendali," katanya.

Secara capaian, kata dia, hingga 17 April 2016, serapan beras oleh BUMN itu telah mencapai 497.000 ton setara beras atau 1 juta ton gabah kering.

"Dibandingkan periode lalu, capaian ini lebih baik. Tapi kalau target memang butuh banyak perjuangan. Maka, harus ada kerja sama yang baik antara Bulog dan Kementerian BUMN, agar tidak ada celah kontraproduktif di antara kami," kata dia.