Kamis, 7 April 2016
surabayanews.co.id – Mencermati soal kelebihan impor raw sugar atau gula mentah bahan baku produksi gula rafinasi, yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengamankan konsumsi gula nasional dimana pemerintah menurut data pemerintah akan mengimpor 5,7 juta ton. Sebaliknya, APTRI memiliki data konsumsi gula nasional 4,7 juta ton, dengan selisih 1 juta ton, mendapatkan komentar dari Drs.Henky Kurniadi,SH,MH, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Mantan anggota komisi XI DPR RI ini mengkritisi tentang kelebihan impor gula rafinasi raw sugar atau gula mentah untuk bahan baku produksi gula rafinasi berdasar kebutuhan. Menurutnya, Target gula nasional hanya 2,7 juta ton. Pemerintah perlu menurutp kekurangan dengan import sekitar 3,1 juta ton.
“ Jadi kalau total keseluruhan memang negara membutuhkan stock gula nasional sebesar 5,6 juta ton. Sedangkan kebutuhan nasional terdata hanya 4,7 juta ton ada kelebiahan 0,9 juta ton,” terang Hengky.
Kelebihan import gula menurt Hengky tidak ada masalah, asalkan yang mengimpor adalah pihak Bulog dan bukan mengusaha yang diberi ijin.
“ Kalau yang mengimpor adalah kelompok usaha yang diberi ijin berorientasi kepada profit maka kita stock gula kita bermasalah. Kalau bulog, maka fungsinya sebagai stabilisator maka tidak ada masalah. Karena Bulog menjaga ketersediaan bahan dan juga stabilitas harga. Tidak bisa bermain semabarangan,” paparnya.
Hengky yang pernah duduk di komisi XI mengaku bahwa peran bulog harus terus dioptimalkan dalam peran ketahanan pangan.
“ Tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang didalamnya ada Bulog. Bulog sendiri berfungsi agar harga tidak dimainkan semabarangan oleh para tengkulak. Karena Bulog bukan untuk provit motif tapi juga menjaga keseimbangan,” jelasnya.
Bagi Hengky bairlah negara memiliki kelebihan cadangan gula biar menjadi cadangan untuk pemerintah dalam mengendalikan harga gula nasional.
“ Kelebihan 1 juta ton ini ingin kita jaga dan menjadi cadangan bagi negara dan bulog tidak bisa sembarangan dalam memainkan peredaran gula,” katanya.
http://surabayanews.co.id/2016/04/07/52355/dpr-ri-kelebihan-stock-gula-tak-masalah-asal-dipegang-bulog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar