Selasa, 31 Desember 2013

Surplus Beras Malah Bikin Pusing Bulog, Lho Kok?

Senin, 30 Desember 2013

http://images.detik.com/content/2013/12/30/4/170701_berasdepan.jpg

Jakarta -Tahun ini produksi beras Indonesia mengalami surplus 5,4 juta ton lebih. Walau belum mencapai target swasembada beras 10 juta ton, namun surplus beras ini menimbulkan persoalan baru bagi Bulog.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengungkapkan surplus beras 5,4 juta ton ini menimbulkan masalah baru bagi Bulog, karena terlalu banyak menyimpan beras.

"Bulog harus menangani beras yang terlalu banyak disimpan di gudangnya, kalau tidak menerapkan teknologi yang benar, maka bisa menurunkan kualitas beras. Sementara menyimpan beras ini perlu biaya juga," kata Rusman di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (30/12/2013).

Rusman khawatir dengan makin banyaknya beras yang disimpan ini kualitas menurun, dan ditakutkan ketika dibagikan ke masyarakat sebagai beras untuk rakyat miskin (raskin) masyarakat tidak puas.

"Niatnya baik, raskin dibagikan untuk membantu masyarakat miskin, tapi jika tidak dikelola dengan benar, takutnya apek, masyarakat tidak puas. Hal inilah yang harus menjadi perhatian Bulog," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan tahun ini Bulog tidak perlu impor beras lagi, karena produksi beras dalam negeri mengalami surplus sebesar 5,4 juta ton.

"Tahun ini produksi padi kita realisasinya mencapai 70,87 juta ton, sedangkan ketersediaan beras tahun ini mencapai 39,8 juta ton dimana kebutuhan tahun ini sebesar 34,4 juta ton, kita surplus beras sebesar 5,419 juta ton," kata Suswono.

Suswono menegaskan dengan surplus 5,4 juta ton tersebut, membuat Bulog tidak perlu lagi impor beras.

"Jadi tahun ini Bulog tidak impor beras, karena stok di gudangnya cukup," ucap Suswono.
(rrd/dru)

http://finance.detik.com/read/2013/12/30/170550/2454320/4/surplus-beras-malah-bikin-pusing-bulog-lho-kok

Bulog Tegaskan Stok Beras sampai Akhir Tahun Lebih dari 2 juta Ton

Senin, 30 Desember 2013

Bulog Tegaskan Stok Beras sampai Akhir Tahun Lebih dari 2 juta Ton


ASATUNEWS - Di penutup tahun 2013 ini ada  berita yang paling menggembirakan buat Indonesia. Sejak 25 Desember  lalu, Bulog  berhasil membeli beras dari petani sebanyak 3,5 juta ton beras.  Bulog belum pernah membeli beras dalam jumlah yang besar seperti itu dan menjadi sejarah tertinggi bagi Bulog selama ini.

Beras tersebut dibeli dari para seluruh  petani  desa Godean, Sleman, Yogyakarta: tanaman padi mereka berhasil mencapai masa panen dengan selamat. Sudah empat tahun lamanya para petani itu hanya bisa menanam padi tapi tidak pernah bisa memanen. Setiap kali padi yang mereka tanam memasuki masa tuail, serbuan tikus merajalela merusak dan memakan padi, sehingga petani gagal panen.

“Rupanya ada seorang petani Godean yang mendengar bahwa saya lagi gencar-gencarnya melakukan penataan sistem distribusi pupuk. Saya memang keliling desa-desa untuk mengecek apakah sistem baru rayonisasi distribusi pupuk sudah bisa berjalan sampai ke tingkat yang paling bawah. Ke tingkat kios pupuk di desa-desa.” Ucap Dahlan Iskan, Mentri BUMN

Dengan rayonisasi itu tidak akan ada lagi "perang pupuk" antar lima pabrik pupuk raksasa milik BUMN. "Perang" yang hanya mengakibatkan seringnya terjadi kelangkaan pupuk di satu daerah dan penimbunan pupuk di daerah lainnya. Saya dukung penuh konsep rayonisasi dari Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Ir Arifin Tasrif ini.

Seorang petani Godean rupanya tidak tertarik dengan langkah penting yang mendasar itu. "Yang kami perlukan sederhana saja. Bagaimana kami bisa dibantu memberantas hama tikus," tulis Pak Suroyo, petani itu, dalam SMS-nya kepada Dahlan. Pak Suroyo lantas menceritakan duka nestapa para petani Godean selama empat tahun terakhir.

Menanggapi sms itu, Dahlan segera mengecek kebenarannya menuju Godean dan ternyata benar. Dahlan Iskan kemudian mengajak Arifin dan tim PIHC untuk rapat. Apalagi PIHC memang sudah meliliki unit baru bernama "brigade hama". Inilah ujian pertama brigade itu.

Rapat dengan kelompok tani pun dilakukan berkali-kali. Untuk merumuskan kesepakatan metode baru "gropyokan tikus". Agar efektif. Hampir 13.000 ekor tikus berhasil ditangkap: hidup atau mati. Setelah itu petani bersemangat lagi menanam padi, dan berhasil. Minggu depan panen. Semoga tidak ada gangguan mendadak apa pun dalam lima hari mendatang ini.

Tentu saja keberjhasilan ini menjadi prestasi buat Indonesia, Dimana Indonesia dikenal sebagai negara agraris tapi kok masih import beras. Syukurlah gabungan antara pupuk yang tepat, produksi yang meningkat, pemberantasan hama yang konsisten, dan pengadaan beras yang all-out benar-benar membukukan prestasi yang nyataKita malu. Kita terhina. Tapi kita tidak boleh menyerah. Tidak boleh hanya diam.

Dirut Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, menegaskan stok beras di gudang Bulog akhir tahun ini lebih dari dua juta ton. Pak Tarto adalah sedikit generasi tua di BUMN yang memeiliki semangat kerja yang tinggi. Dia masih kuat seperti kitiran: muter terus ke gudang-gudang Bulog di seluruh sentra produksi beras. Dengan sepatu ketsnya, Pak Tarto sering harus bermalam minggu di gudang beras.

Bersyukur dengan adanya stok beras nasional yang berlebih seperti itu selain ada postifnya ada juga negatifnya. Karena jika terlalu lama disimpan dan tidak tersalurkan, beras menjadi turun kualitasnya. Dahlan mengikuti usulan dari seoran petan di Bantul agar sebagian beras di simpan dalam bentuk gabah saja sehingga bisa lebih tahan lama. Suatu ide yang bagus dari seorang petani dan akan direalisasikan tahuin depan dengan menyimpan beras dalam bentuk gabah sebanyak 20 persen, daripada membangun silo-silo fakum yang amat mahal. 

“Begitu lega rasanya tutup tahun ini ditandai dengan keberhasilan tidak impor beras selama tahun 2013, dan keberhasilan panen di Godean” Ujar Dahlan Iskan dalam sebuah pesawat menuju Meulaboh di tengah hujan lebat selama penerbangan.

Namun kerja belum selesai, agaknya keberhasilan petani di Godean ini menularkan juiga bagi opara petani di daerah-daerah lainnya. | ANT/ASN-026/UCI

http://www.asatunews.com/berita-16598-bulog-tegaskan-stok-beras-sampai-akhir-tahun-lebih-dari-2-juta-ton.html

Bulog Diminta Perkuat Cadangan Gula Nasional

Senin, 30 Desember 2013

pabrik Gula

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Suswono berharap penugasan Perum Bulog untuk menjaga cadangan gula nasional segera terwujud. Bulog pun diandalkan untuk menyerap tebu dari petani lokal.

"Bulog harus ditugaskan untuk menyediakan cadangan gula agar harga juga stabil," ujar Mentan saat Konfrensi Pers Refleksi 2013 dan Prospek 2014 di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Senin (30/12).

Kehadiran Bulog sekaligus mengecilkan peluang gula rafinasi rembes di pasaran. Selama menjalankan tugasnya, Bulog akan diberi izin untuk mengimpor gula rafinasi.

Tahun depan produksi pangan nasional akan dipacu pertumbuhannya. Produksi gula nasional ditargetkan tumbuh sebesar 26,19 persen setara dengan jumlah produksi 3,10 juta ton. Angka ini untuk menambal kebutuhan yang diproyeksi mencapai 2,72 juta ton. Tahun ini produksi gula hanya menyentuh 2,54 juta ton.

Kementerian Pertanian pun telah merevisi target swasembada gula sejak beberapa bulan yang lalu. Gula rafinasi dikecualikan dari target swasembada gula melihat kondisi industri makanan dan minuman yang masih membutuhkan gula rafinasi dalam jumlah banyak.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan pemerintah perlu melakukan terobosan agar revitalisasi pabrik gula terwujud. Hal ini penting untuk meningkatkan nilai tambah rendemen. "Kenyataannya rendemen terus turun, padahal BUMN menargetkan rendemen 8 persen.  Intruksi ini tidak dibarengi aksi yang nyata," katanya ketika dihubungi ROL, Senin (30/12).

Selain itu petani tebu juga masih dihadapkan dengan harga lelang gula yang rendah. Soemitro khawatir apabila tidak dibenahi petani tebu akan beralih menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan.

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/12/30/mym2df-bulog-diminta-perkuat-cadangan-gula-nasional

Senin, 30 Desember 2013

Lega Tidak Impor dan Lega di Godean

Senin, 30 Desember 2013

INILAH berita yang paling menggembirakan bagi bangsa Indonesia di akhir 2013 ini: Indonesia berhasil tidak impor beras lagi. Ini karena pengadaan beras oleh Bulog mencapai angka tertinggi dalam sejarah Bulog. Sampai 25 Desember kemarin Bulog berhasil membeli 3,5 juta ton beras petani.

Inilah berita yang paling menggembirakan seluruh petani Desa Godean, Sleman, Jogjakarta: tanaman padi mereka berhasil mencapai masa panen dengan selamat. Tanggal 3 Januari minggu depan mereka mengundang saya untuk ikut panen raya.

Sudah empat tahun lamanya para petani itu hanya bisa menanam padi, tapi tidak pernah bisa memanen. Setiap kali padi yang mereka tanam memasuki masa hamil, serbuan tikus merajalela. Ludes. Tumpes. Ngenes. Petani tidak berdaya melawan tikus.

Rupanya, ada seorang petani Godean yang mendengar bahwa saya lagi gencar-gencarnya melakukan penataan sistem distribusi pupuk. Saya memang keliling desa-desa untuk mengecek apakah sistem baru rayonisasi distribusi pupuk sudah berjalan sampai ke tingkat yang paling bawah. Ke tingkat kios pupuk di desa-desa.

Dengan rayonisasi itu tidak akan ada lagi "perang pupuk" antarlima pabrik pupuk raksasa milik BUMN. "Perang" yang hanya mengakibatkan seringnya terjadi kelangkaan pupuk di satu daerah dan penimbunan pupuk di daerah lain. Saya dukung penuh konsep rayonisasi dari Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Ir Arifin Tasrif ini.

Seorang petani Godean, rupanya, tidak tertarik dengan langkah penting yang mendasar itu. "Yang kami perlukan sederhana saja. Bagaimana kami bisa dibantu memberantas hama tikus," tulis Pak Suroyo, petani itu, dalam SMS-nya kepada saya. Pak Suroyo lantas menceritakan duka nestapa para petani Godean selama empat tahun terakhir.

Segera saja saya ke Godean. Mengecek kebenaran pengaduan itu. Ternyata benar. Saya pun mengajak Arifin dan tim PIHC untuk rapat. Apalagi, PIHC memang sudah memiliki unit baru bernama "brigade hama". Inilah ujian pertama brigade itu.

Rapat dengan kelompok tani pun dilakukan berkali-kali. Mereka merumuskan kesepakatan metode baru "gropyokan tikus". Agar efektif. Hampir 13.000 ekor tikus ditangkap: hidup atau mati. Setelah itu petani bersemangat lagi menanam padi. Berhasil. Minggu depan panen. Semoga tidak ada gangguan mendadak apa pun dalam lima hari mendatang ini.

Gabungan antara pupuk yang tepat, produksi yang meningkat, pemberantasan hama yang konsisten, dan pengadaan beras yang all-out benar-benar membukukan prestasi yang nyata. Sudah bertahun-tahun kita diejek di kampus-kampus, di talk show televisi, di warung-warung, dan di mana saja. Mengapa negara agraris Indonesia sampai impor beras.

Kita malu. Kita terhina. Tapi, kita tidak boleh menyerah. Tidak boleh hanya diam.

Tidak bisa hanya ngomel-ngomel. Hanya rapat-rapat. Hanya berwacana. Kita harus berbuat sesuatu. Dan, ternyata bisa. Kita tidak perlu lagi impor beras. Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso menegaskan, stok beras di gudang Bulog akhir tahun ini lebih dari dua juta ton.

Pak Tarto termasuk sedikit generasi tua di BUMN yang tidak mau kalah dengan generasi lebih muda. Dia masih kuat seperti kitiran: muter terus ke gudang-gudang Bulog di seluruh sentra produksi beras. Dengan sepatu ketsnya, Pak Tarto sering harus bermalam minggu di gudang beras.

Dengan stok beras nasional yang berlebih seperti itu memang ada juga negatifnya: kalau lama tidak disalurkan, kualitas berasnya menurun. Untuk itu saya menerima usul menarik dari seorang petani di sebuah desa di Bantul. Tahun depan sebaiknya sebagian pengadaan beras Bulog berupa gabah sehingga bisa disimpan lebih lama.

Ide yang bagus dan aplikatif dari seorang petani kecil. Tahun depan ide itu benar-benar akan dilaksanakan oleh Bulog. Sekitar 20 persen pengadaan Bulog akan berupa gabah. Ini lebih realistis dan hemat daripada membangun silo-silo vakum yang amat mahal.

Begitu lega rasanya tutup tahun ini ditandai dengan keberhasilan tidak impor beras selama 2013 dan keberhasilan panen di Godean. Tapi, kelegaan itu tidak boleh lama-lama. Tahun 2014 harus bisa bertahan tidak impor beras lagi. Artinya: tetap harus segera kerja, kerja, kerja.

Manufacturing Hope penutup tahun ini saya tulis di dalam pesawat kecil menuju Meulaboh, di tengah hujan lebat selama penerbangan, dan masih hujan dalam pendaratan menjelang malam. Selamat tahun baru!

  Dahlan Iskan
 Menteri BUMN

http://www.jpnn.com/read/2013/12/30/208086/Lega-Tidak-Impor-dan-Lega-di-Godean-

Perum Bulog Raih Penghargaan Dalam Jamsostek Award 2013 Tingkat Jawa Barat di Bandung

Sabtu, 28 Desember 2013


BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyerahkan penghargaan khusus mitra strategis pada Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Barat Usep Karyana disaksikan Direktur Utama PT Jamsostek (Persero) Elvyn G Massasya dan Kepala Kantor Wilayah PT Jamsostek (Persero) Jawa Barat Teguh Purwanto saat berlangsung Jamsostek Award 2013 di Hotel Hilton, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Bandung, Jumat (27/12/2013) malam. Dalam pemberian Jamsostek Award 2013 ini terpilih sejumlah kota yang dinilai berhasil membina dan meningkatkan kepesertaan serta menyelesaikan kasus. Untuk juara I, II dan III  terpilih berturut-turut Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kota Cimahi. Selanjutnya untuk harapan I, II dan III adalah Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Karawang. Adapun untuk perusahaan besar dan kecil diantaranya diterima PT Putrama Abadi Industri Sukabumi, PT Inti Persero Bandung, PT Isput Bukit Jaya dan RS Islam Asyifa. BNP/Yurri Erfansyah

http://bandungnewsphoto.com/mobile/?content=peristiwa&op=view&id=281835315#.UsCrNvsy9ek

Jumat, 27 Desember 2013

Wabup Pimpin Rapat Evaluasi Beras Raskin Tahun 2013 Tingkat Purwakarta

Jumat, 20 Desember 2013

IMG_7422

(Purwakarta),-Untuk meningkatkan tertib administratif dan tepat sasaran terutama dalam penditribusian Raskin, Pemkab Purwakarta bersama Bulog Regional II Subang – Purwakarta, melaksanakan rapat evaluasi Raskin tahun 2013, di Bale Sawala Yudistira, Kamis (19/12). Rapat evaluasi tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Purwakarta Drs. H. Dadan Koswara yang didampingi oleh Sekretaris Daerah (SEKDA) Purwakarta, Padil Karsoma, M.Si serta beberapa pejabat OPD, Camat, sedangkan Bulog sendiri hadir Kepala Divisi II Regional Bulog Subang-Purwakarta, Siti Kuwati.
Dalam sambutannya Dadan mengungkapkan bahwa selain distribusi yang harus tepat sasaran juga tertib administratif yang harus diperhatikan. “ program raskin adalah sebuah program untuk masyarakat terutama untuk masyarakat kurang mampu, sehingga perlu kehati – hatian selain pendistribusian juga dalam masalah administratif.”, ujarnya.
Selain meminta tata administrasi yang baik, Wabup pun meminta agar tata distribusi bisa tepat sasaran, hal itu sebagai upaya dalam meminimalkan hal – hal yang tidak diinginkan. “ selain administrtif yangm perlu diperhatikan selain itu adalah sasaran, saya meminta agar seluruh aparat pemerintah baik di desa dan di kecamatan harus benar – benar dalam mendata agar beras raskin bisa tepat sasaran agar bisa mengurangi hal yang tidak diinginkan selain itu saya juga berharap agar Bulog memperhatikan kualitas dari Raskin sendiri. “, ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Regional II Bulog untuk subang dan Purwakarta, Siti Kuwati, dirinya mengungkapkan bahwa kedepan kualitas beras raskin akan ditingkatkan selain itu dirinya mengapresiasi pendistribusian Raskin di Purwakarta sudah berjalan dengan cukup baik. “Kami sering menerima laporan terkait kualitas beras raskin yang jelek. Untuk itu kami siap mengganti beras berkualitas buruk tersebut dengan beras kualitas yang lebih baik untuk kedepan sedangkan untuk Standar beras bagus itu memiliki kadar air 14 persen, butir menir 2 persen dan butir patah sebesar 20 persen, dan kemungkinan berubahnya kualitas beras sendiri dikarenakan terlalu lama disimpan digudang Bulog, bahkan beras premium pun akan berubah apabila disimpan terlalu lama. “, ujarnya.
Siti pun mengapresiasi untuk beberapa wilayah yang ada di Purwakarta terkait pendistribusian dan administratif beras raskin menurutnya ada 13 Kecamatan di Purwakarta yang berpredikat sangat baik. “ dari 17 kecamatan di Purwakarta 13 kecamatan yang berpredikat baik dalam adminisratitatif dan kedepan diharapkan seluruh kecamatan bisa lebih baik lagi, dan salah satu kecamatan yang mendapatkan predikat terbaik adalah kecamatan Wanayasa dan Desa sendiri adalah Desa Sakambang Kecamatan Wanayasa.”, tuturnya.
Sedangkan selain melaksanakan rapat evaluasi, dalam kegiatan tersebut dirangkaikan dengan penyerahan penghargaan kepada Desa dan Kecamatan yang mendapatkan predikat terbaik dalam pendistribusian dan administratif Beras Raskin.

(HUMAS PEMKAB PURWAKARTA).

http://purwakartakab.go.id/wabup-pimpin-rapat-evaluasi-beras-raskin-tahun-2013-tingkat-purwakarta

Kamis, 26 Desember 2013

Kabulog Siap Pimpin Kembali PSTI Jateng

Kamis, 26 Desember 2013

Semarang, Antara Jateng - Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Witono menyatakan kesiapannya untuk kembali memimpin Pengprov Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jateng periode 2013-2017.

Witono yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Pengprov PSTI Jateng usai membuka kejuaraan provinsi (kejurprov) ke-9 sepak takraw Jawa Tengah di Semarang, Kamis, mengatakan, dirinya menyatakan kesiapannya untuk memimpin kembali induk organisasi olahraga sepak takraw di Jateng periode empat tahun mendatang.

Tetapi, lanjut dia, semuanya diserahkan kepada mekanisme yang ada. "Saya siap tetapi mekanisme diserahkan kepada aturan yang ada dan terbuka," katanya.

Pengprov PSTI Jawa Tengah dijadwalkan menggelar Musyawarah olahraga provinsi (Musprov) untuk memilih ketua umum periode 2013-2017 di Semarang, Minggu (29/12).

Ketika ditanya adanya 18 kabupaten/kota (pengurus cabang olahraga) di Jateng yang memberikan dukungan kepada dirinya untuk memimpin kembali organisasi olahraga sepak takraw di Jateng, dia mengatakan, itu sah-sah saja.

Menurut dia, tantangan cabang olahraga sepak takraw Jawa Tengah ke depan semakin berat apalagi Jateng menargetkan untuk menjadi juara umum pada PON XIX/2016 Jabar. "Kami memang sempat merosot peringkatnya pada PON XVIII/2012 Riau yaitu hanya menempati urutan kedua setelah pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur menjadi juara umum," katanya.

Makanya, kata dia, pada pesta olahraga multievent empat tahunan di Jawa Barat mendatang, Jateng menargetkan untuk kembali menjadi juara umum.

"Sekarang ini persaingannya sangat ketat antara Jateng, Riau, dan tuan rumah Jabar makanya tantangan Jateng ke depan semakin berat," katanya menegaskan.

Ia menambahkan, melalui kejuaraan provinsi ini diharapkan muncul bibit-bibit unggul yang nantinya bisa menjadi kekuatan utama Jateng pada PON 2016 di Jabar.

"Kami berharap melalui kejuaraan ini masing-masing kabupaten/kota bisa memberikan kontribusi untuk Jawa Tengah," katanya.

Di samping itu, lanjut dia, melalui kejuaraan ini juga diharapkan olahraga sepak takraw bisa merata di semua daerah di Jateng mengingat selama ini hanya terkonsentrasi pada beberapa daerah seperti Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Banyumas. "Bahkan daerah asal saya yaitu Kabupaten Pati belum ada dan tidak ikut pada kejuaraan ini makanya ini menjadi tantangan ke depan," katanya.

Kejuaraan provinsi sepak takraw ini diikuti 20 tim putra dan 16 tim putri dari 18 kabupaten/kota di Jateng. Ke-18 daerah tersebut seperti Salatiga, Purbalingga, Kabupaten Magelang, Temanggung, Batang, Purworejo, Tegal, Brebes, Cilacap, Demak, Kota Semarang, Kendal, Jepara, Surakarta, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pekalongan.

Kejuaraan yang memakai sistem gugur ini mempertandingkan dua nomor yaitu nomor regu putra-putri serta nomor double even putra-putri dengan memperebutkan total hadiah Rp10 juta dan berlangsung dua hari yaitu 26-27 Desember 2013.

http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=89206#.UrxX_fRdU7k

Pemerintah Dinilai Tak Serius

Kamis, 26 Desember 2013

JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah tidak pernah serius dalam menyikapi kenaikan harga bahan pangan dan komoditas pertanian, khususnya pada hari-hari besar seperti Natal dan Tahun Baru sekarang ini. Cuaca buruk dan keterlambatan pasokan selalu saja dijadikan alasan.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo, harga kebutuhan pokok naik karena pemerintah memang tidak pernah serius melakukan persiapan. Dia mengatakan di Jakarta kemarin, kenaikan harga bahan pokok dan pangan setiap hari besar merupakan dampak kebijakan pemerintah menyerahkan berbagai komoditas pertanian kepada mekanisme pasar.
Firman mengingatkan, di berbagai negara maju, pangan dan kebutuhan pokok orang banyak dilindungi negara sehingga harganya selalu stabil, termasuk saat hari-hari besar.
"Pemerintah seharusnya punya lembaga ketahanan pangan yang bisa menstabilisasi harga bahan pokok. Lembaga tersebut kira-kira berperan seperti Bulog dulu di zaman Orde Baru," tuturnya.
Jika kondisi saat ini terus dibiarkan tanpa intervensi pemerintah, menurut Firman, bisa timbul kartel dalam perdagangan bahan pangan. Konsekuensinya, setiap tahun harga pangan melonjak setiap kali menjelang hari-hari besar nasional.
"Ini persoalan serius. Tahun lalu kartel mempermainkan komoditas kedelai. Akibatnya, pemerintah dibuat seperti kebakaran jenggot dan terdorong menurunkan pajak impor kedelai dari lima persen menjadi nol persen. Tetapi, keputusan tersebut berdampak menghilangkan potensi pemasukan negara sebesar Rp 400 miliar per tahun," ujar Firman.
Bagi pengamat ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam, pemerintah mesti tegas mengendalikan pasokan kebutuhan pokok. Ini untuk menghindari monopoli dan permainan spekulan.
"Apalagi harga bahan pokok utama (beras) yang terkendali sangat strategis dalam menekan inflasi. Sumbangsih beras terhadap inflasi berkisar 17,5 hingga 20 persen," ujarnya.
Selain itu, harga beras juga menjadi acuan. Oleh karena itu, jika harga beras naik, sangat mungkin harga kebutuhan pokok lain juga melonjak.
Sementara itu, sejumlah kepala daerah melakukan peninjauan ke pasar-pasar tradisional dalam menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang ini.
"Pedagang jangan memanfaatkan kesempatan Natal dan Tahun Baru untuk menikmati untung besar. Kita harus bersama-sama menjaga keseimbangan sehingga saudara kita dapat merayakan Natal dengan nyaman," tutur Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, di Medan kemarin.
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga berbagai bahan kebutuhan pokok dan komoditas pertanian naik bervariasi. Selain harga daging sapi yang terus bertahan tinggi Rp 95.000 per kilogram (kg), harga daging ayam juga mengalami kenaikan signifikan.
"Kenaikan harga itu dipengaruhi lonjakan permintaan untuk Natal," kata Murdop, seorang pedagang daging ayam di Pasar Turi Kuning di Medan, Rabu (25/12).
Dia memperkirakan harga daging akan naik lagi mendekati tahun baru, menyusul meningkatnya permintaan menjelang pergantian tahun tersebut. "Saat mendekati Lebaran lalu saja, harga melonjak tajam hingga Rp 30.000 per kilogram," ucapnya.
Harga kebutuhan sembako lainnya, seperti beras, telur, minyak curah, terigu, dan gula pasir, juga mengalami kenaikan. Harga beras IR juga mengalami kenaikan yakni semula Rp 8.500 menjadi Rp 9.500 per kg, kentang dari Rp 8.000 menjadi Rp 10.000 per kg di Pasar Sei Sikambing dan Pusat Pasar Medan. Demikian pula kol dari Rp 6.000 menjadi Rp 10.000 per kg, tomat Rp 8.000 naik menjadi Rp 20.000 per kg, bunga kol menjadi Rp 20.000 per kg dari semula Rp 10.000. Tidak ketinggalan cabai rawit dari Rp 14.000 menjadi Rp 24.000 per kg, daun pare dari Rp 8.000 menjadi Rp 10.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Bidar Alamsyah mengatakan, stok ayam menghadapi Natal dan Tahun Baru cukup aman. Disebutkannya, stok ada 17 juta ekor dari kebutuhan yang diperkirakan 10,5 juta ekor.
Kenaikan harga kebutuhan pokok juga terjadi di sejumlah pasar tradisional di Cirebon, Jawa Barat. Kenaikan yang paling signifikan terjadi pada komoditas sayuran, terutama cabai merah yang mengalami kenaikan hingga 60 persen dari harga sebelumnya.
Seorang pedagang grosir sayuran di Pasar Jagasatru, H Sadeli, menyebutkan, harga sayuran umumnya mengalami fluktuasi setiap harinya. Saat ini harga sayuran sedang naik karena stok barang berkurang akibat musim hujan. "Tidak hanya menjelang Natal atau Lebaran kalau harga sayuran naik turun, tergantung stok barang ada atau nggak," ujarnya.
Di Pasar Jagasatru sendiri harga cabai merah jenis beauty, yang sebelumnya dijual Rp 20.000, naik menjadi Rp 32.000 hingga Rp 33.000 per kg. "Kalau permintaan dari pembeli sih biasa saja, dibanding ketika menjelang Lebaran," tuturnya.
Pedagang sembako lainnya, Rahmat, mengaku hampir semua kebutuhan sembako mengalami kenaikan. Ia sendiri mengaku bingung dan serbasalah dengan fluktuasi kenaikan harga. Terutama untuk menjelaskannya kepada konsumen. "Wah, harga sembako pada naik menjelang akhir tahun, apalagi mau muludan, pasti naik lagi," ujarnya.
Dia menambahkan, kalau tahun baru yang banyak naik itu telur dan minyak curah. Namun, harga telur dan minyak curah biasanya kembali mengalami penurunan. "Sedangkan kalau susu dan kopi, yang naik itu nggak bakal turun lagi," ungkapnya.
Sementara di wilayah Jakarta, terpantau sejumlah harga sayuran dan bahan kebutuhan pokok, sejak awal pekan ini masih bertahan di harga yang sama seperti pekan lalu. Misalnya, di PD Pasar Jaya Santa, Jakarta Selatan, bahan kebutuhan pokok lain yang mengalami sedikit kenaikan pada awal pekan ini yaitu tepung terigu dan telur. Kenaikan tersebut dianggap normal seiring dengan masuknya musim penghujan sekaligus menjelang perayaan Natal.
"Tepung terigu naik sedikit, cuma Rp 1.000, mungkin karena Natal sama Tahun Baru, jadi kebutuhannya banyak," ujar seorang pedagang di pasar tersebut. (Bayu/Antara/Budi Seno)

Firman Subagyo, Wakil Ketua Komisi IV DPR

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=341276

Selasa, 24 Desember 2013

Di Balik Swasembada Beras di Tahun 2013

Selasa, 24 Desember 2013

 Meski sah saja, kebijakan impor beras selalu menuai sentimen negatif dari publik. Bagi negara agraris seperti Indonesia yang luas lahan sawahnya mencapai 8 juta hektar, mengimpor beras sungguh keterlaluan. Bukti bahwa pemerintah tidak mampu mewujudkan kemandirian pangan. Karena itu, swasembada beras adalah sebuah harga mati.

Impor beras juga menggerus devisa negara. Sepanjang tahun 2010 hingga 2012, misalnya, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 4,4 juta ton. Beras impor sebanyak ini telah menggerus devisa  lebih dari 10 triliun. Tentu alangkah lebih bermanfaat jika uang sebanyak ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, yang sebagian besar masih bergumul dengan kemiskinan.

Kabar baiknya, tahun ini Indonesia hampir dipastikan tidak mengimpor beras. Dengan kata lain, swasembada beras bakal direngkuh.

Sepanjang tahun 2013, harga beras relatif stabil. Nyaris tak ada gejolak  harga yang berarti. Tahun ini, pengadaan beras oleh Bulog mencapai 3,45 juta ton, dan stok beras di gudang Bulog hingga akhir tahun di atas 2 juta ton. Lebih dari cukup untuk menjamin harga beras tetap stabil.

Ini tidak lepas dari keberhasilan pemerintah dalam menggenjot produksi padi hingga mencapai 70,87 juta ton gabah kering giling (angka ramalan II BPS) tahun ini. Moncernya kinerja Bulog dalam menyerap gabah/beras produksi petani juga mendukung. Sehingga, harga beras stabil dan stok beras lebih dari cukup hingga akhir tahun tanpa ada impor.

Sayangnya, meski produksi beras tahun ini melimpah, kesejahteraan petani—yang merupakan aktor utama dalam menggenjot produksi—justru begitu-begitu saja. Hal ini tercermin dari perkembangan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang cenderung melandai alias stagnan sepanjang 2013.

1387854493583797240

Diolah dari data BPS

Seperti diketahui, perkembangan NTP merupakan indikator yang kerap digunakan untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Kenaikan nilai NTP menunjukkan perbaikan tingkat kesejahteraan petani, begitupula sebaliknya.

Sepanjang periode Januari hingga April 2013, nilai NTP bahkan terus mengalami penurunan secara konsisten. Itu artinya, tingkat kesejahteraan petani terus memburuk meski pada saat panen raya, di saat produksi berlimpah.

Ini mengkonfirmasi, pembangunan pertanian selama ini terlalu dititikberatkan pada peningkatan produksi secara aggregate dan cenderung abai terhadap peningkatan kesejahteraan petani.

Dengan tak kunjung dilaksanakannya reforma agraria sebagaimana yang dijanjikan, pemerintah seolah menutup mata bahwa peningkatan produksi yang terjadi sejatinya merupakan hasil perjuangan dan jerih payah para petani kecil.

Secara faktual, hasil Sensus Pertanian tahun 2013 yang dirilis Badan Pusat Statistik pada awal bulan ini (2 Desember) menyebutkan bahwa sebagian besar petani kita adalah petani gurem, dan rata-rata luas lahan sawah yang dikelola petani hanya sebesar 0,2 hektar. Ini merupakan sinyalemen bahwa distribusi penguasaan lahan di tingkat petani kian timpang dan dominasi petani kaya dengan akses penguasaan lahan yang luas.

Jadi, tidak usah heran bila kebanyakan petani tetap miskin meski pada saat yang sama produksi melimpah bahkan swasembada. Karena sejatinya, dampak ekonomi dari peningkatan produksi yang terjadi lebih dinikmati oleh para petani kaya. Sebaliknya, para petani kecil dan buruh tani tetap miskin. (*)



Kadir Ruslan
Penulis bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS)

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/12/24/di-balik-swasembada-beras-di-tahun-2013-619292.html

Mentan Menegaskan Tak Perlu Impor Beras

Senin, 23 Desember 2013

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Hingga akhir tahun ini, stok beras Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah mencapai lebih dari dua juta ton. Oleh sebab itu, Menteri Pertanian, Suswono menegaskan tahun ini Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.

"Tahun ini tidak perlu impor beras. Stok Bulog cukup. Sudah lebih dari dua juta ton," kata Mentan Suswono saat meninjau Gudang Beras Bulog di Klaten, Jawa Tengah, Senin (23/12).

Untuk produksi beras tahun ini, ia menjelaskan, sudah mencukupi kebutuhan nasional, bahkan surplus. Produksi gabah kering giling mencapai lebih dari 70 juta ton atau setara dengan 40 juta ton beras.

Sementara konsumsi beras nasional mencapai 33 juta–34 juta ton tahun ini. Jadi terdapat surplus antara 6 juta-7 juta ton.

"Bulog juga dapat menyerap beras petani dengan baik, sehingga tidak ada alasan untuk impor," kata Suswono.

Bulog, ia menambahkan, biasanya melakukan impor jika tidak dapat menyerap beras di dalam negeri karena faktor harga di tingkat petani yang lebih tinggi dari Harga Penetapan Pemerintah (HPP). Sebab, jika Bulog membeli beras di atas HPP hal itu melanggar Undang-Undang.

Bulog akan mencari beras di pasar luar negeri yang harganya di bawah HPP untuk memenuhi stok dua juta ton di akhir tahun. Stok beras di Bulog digunakan untuk tanggap bencana, raskin, dan operasi pasar.

Suswono juga menjelaskan, meski menghadapi laju konservasi lahan pertanian 100 ribu hektare setiap tahun - sementara kemampuan cetak sawah pemerintah hanya 50 ribu hektare per tahun, perubahan iklim, serta penurunan anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp 2 tiliun, target surplus 10 juta ton beras tahun 2014 akan terus diupayakan tercapai.

"Kita akan terus berupaya mencapai target surplus beras 10 juta ton di akhir 2014. Caranya dengan mengenjot produktivitas sawah-sawah yang ada," katanya.

Pupuk Bersubsidi

Dalam rangka meningkatkan produksi beras nasional pemerintah juga meningkatkan subsidi pupuk hingga Rp 18 triliun. Pemerintah pun akan menyediakan pupuk bersubsidi berapa pun kebutuhan kelompok tani.

Petani sempat kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, karena tiba-tiba hilang di pasaran. Pemicunya adalah kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk. Kenaikkan itu menyebabkan turunnya produksi pupuk bersubsidi dari 9,2 juta ton menjadi 8,6 juta ton.

Namun kini kelompok tani bisa menebus pupuk bersubsidi seusai dengan kebutuhannya asal memiliki Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Bagi daerah yang mengalami kekurangan penyediaan pupuk bersubsidi untuk pertanaman pada Desember 2013 tetap akan dipenuhi PT Pupuk Indonesia (Persero) berdasarkan RDKK yang telah disusun kelompok tani dan disetujui oleh Dinas Pertanian setempat.

"Jadi berapa pun kebutuhan pupuk akan disediakan pemerintah. Dan kelompok tani yang memiliki RDKK bisa menebus pupuk bersubsidi di kios-kios yang ditunjuk," kata Suswono menjelaskan.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/12/23/my9ifr-mentan-menegaskan-tak-perlu-impor-beras

RNI: Seharusnya Bulog Dikasih Jatah 2 Juta Ton untuk Impor Gula

Senin, 23 Desember 2013

JAKARTA - Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gula nasional telah menunjuk dan memberikan izin impor kepada Perum Bulog untuk impor gula. Di mana, Bulog dijatahkan sebesar 300 ribu ton untuk impor gula jenis rafinasi.

Namun, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan, izin impor gula yang akan dilakukan oleh Bulog tidak akan memberikan dampak yang baik bagi niatan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gula nasional. Pasalnya, 300 ribu ton masih jauh dari kebutuhan gula rafinasi nasional yang mencapai 3 juta ton per tahunnya.

"Sebanyak 300 ribu ton itu tidak akan berdampak apa-apa, karena kebutuhannya itu lebih dari itu, seharusnya Bulog dikasih 2 juta ton minimalnya, baru bisa menstabilkan gula," kata Ismed kepada wartawan di Kantornya, Jakarta, Senin (23/12/2013).

Ismed menilai, impor gula rafinasi yang diberikan pemerintah kepada Bulog akan berdampak sama halnya dengan Bulog yang ditugaskan menstabilkan harga daging sapi potong dalam waktu beberapa waktu yang lalu.

"Sama seperti daging sapi, akan tidak memberikan dampak apa-apa," jelasnya.

Selain itu, lanjut Ismed, pemerintah seharusnya benar-benar maksimal memberikan kuota impor gula kepada Bulog, dengan memberikan minimal kuota sebesar 2 juta ton.

"Harusnya semuanya diberikan ke Bulog, nanti bulog yang distribusikan, harga sudah dipatok oleh Bulog, kalau ada yang macam-macam tinggal cut," imbuhnya.

Adapun alternatif lain, kata Ismed, jika benar pemerintah ingin memenuhi kebutuhan gula, selain Bulog yang mendapatkan penugasan, BUMN berbasis tebu pun bisa ditunjuk untuk memenuhi kebutuhan impor.

"Kalau pemerintah ingin membantu kenapa Bulog yang ditunjuk, kenapa gak BUMN yang berbasis Tebu," pungkasnya.(rez)    (wdi)

http://economy.okezone.com/read/2013/12/23/320/916365/rni-seharusnya-bulog-dikasih-jatah-2-juta-ton-untuk-impor-gula

Sabtu, 21 Desember 2013

Bulog Dorong Petani Sulut Tanam Kedelai

Sabtu, 21 Desember 2013

METRO, Manado-  Terkait penghapusan impor kedelai, Bulog Divisi Regional (Divre) Sulut mendorong  agar petani di daerah ini menanam kedele. Karena harga pembeliannya sangat bagus saat ini.

“Jika dulu petani malas menanam kedele  karena harganya kurang bagus, saat ini tidak lagi. Bulog siap membeli dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah yakni Rp 7.400/kg,” ujar Kepala Bulog  Sulut Benhur Ngkaimi, Jumat (20/12).

Lagi pula dikatakan Benhur, menanam kedelai tidak begitu rumit, tidak seperti halnya padi yang memerlukan perawatan yang ekstra agar hasilnya banyak. Tapi kedele tidak seperti  itu, setelah ditanam dibiarkan saja asalkan tanahnya tidak terlalu kering maka akan menghasilkan buah yang cukup banyak. “Lamanya untuk panen hanya sekitar tiga bulan. Oleh sebab itu marilah petani Sulut untuk menanam kedelai saat ini, karena harga permbeliannya sudah cukup bagus,” ajaknya.

Bulog sendiri, lanjut Benhur,  sudah menanam kedelai di daerah Bolmong yang merupakan lahan milik Bulog sekitar dua hektar. Ini akan menjadikan percontohan nasional karena  Bulog terlibat langsung untuk memproduksi kedelai. “Jika tidak ada halangan, mungkin  Februari tahun depan sudah panen  dan rencananya akan dihadiri langsung oleh Dirut Bulog pada panen perdana tersebut,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Benhur, pihaknya rencana akan juga mengundang  Gubernur Sulut untuk menghadiri langung panen Kedelai  di Bolmong, sekaligus juga mengajak pemerntah daerah mendorong agar petani Sulut maupun instansi untuk ramai-ramai menanam kedelai, dalam rangka menghapus impor kedelai tahun 2014 mendatang.(05)

http://harianmetro.co.id/index.php/ekonomi/12674-bulog-dorong-petani-sulut-tanam-kedelai#.UrVs5vsy9ek

Kedelai Petani Dibeli Bulog Seharga HPP

Jumat, 20 Desember 2013

PEKANBARU - Untuk meningkatkan pendapatan petani kedelai di kabupaten Rokan Hulu, Bulog divre Riau Kepri membeli kedelai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan.

Kepala Bulog Divre Bulog Riau Kepri, Agus Dwi Indiarto mengatakan, pembelian kedelai tersebut juga dimaksudkan untuk pengadaan stok kedelai di Riau.

"Sebab stok itu akan dipasarkan di Riau untuk memenuhi permintaan kedelai. Apalagi harga kedelai pada tahun ini bergejolak seiring dengan kebijakan pemerintah tentang pengetatan barang impor," ujar Agus Di Indiarto.

Lebih lanjut dikatakannya, permintaan kedelai di Riau tidak mengalami penurunan. Bahkan terus meningkat untuk bahan baku pembuatan tahu dan tempe.

"Bulog turut berperan membantu menyediakan pasar bagi petani dan menjualnya ke pelaku industri tahu dan tempe," sebutnya.

Soal harga, Agus menyebutkan disesuikan dengan HPP antara Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kilo gram.

Lahan areal tanaman kacang kedelai di Rokan Hulu semakin berkurang setiap tahun. Berdasarkan data Agustus 2013 areal lahan untuk pengembangan kacang kedelai mencapai 542 hektare. (tks)

http://www.politikriau.com/read-4397-2013-12-20-kedelai-petani-dibeli-bulog-seharga-hpp.html

Kamis, 19 Desember 2013

Bulog menjadi stabilisator harga gula di 2014

Kamis, 19 Desember 2013

Bulog menjadi stabilisator harga gula di 2014

JAKARTA. Tugas Perum Bulog sebagai stabilisator komoditas bertambah. Selain beras dan kedelai, mulai tahun depan, pemerintah secara resmi telah menunjuk perusahaan logistik plat merah ini untuk mengamankan pasokan gula konsumsi. "Ini upaya pemerintah untuk memiliki cadangan stok gula," ujar Bayu Khrisnamurti, Wakil Menteri Perdagangan, Rabu (18/12).

Namun, Bayu tidak merinci lebih lanjut soal penugasan tersebut. Misalnya saja, apakah Bulog harus melakukan impor ataupun membeli gula dalam negeri. Kemudian apakah jenis gulanya gula mentah (raw sugar) atau gula kristal putih. Demikian pula halnya dengan volumenya. Bayu mengatakan, rincian tersebut diserahkan kepada Bulog. "Berapa nanti jumlahnya, angka resminya datang dari Bulog," kata Bayu.

Colosewoko, Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) mendukung rencana pemerintah tersebut. "Tetapi secara logika, Januari-Mei masih cukup," ujar Colosewoko.

Menurut Colosewoko, stok gula di akhir tahun ini mencapai 1,4 juta ton. Dengan perhitungan, rata-rata konsumsi gula nasional sebesar 220.000 ton per bulan, berarti stok gula ini bisa mencukupi untuk kebutuhan selama enam bulan ke depan. "Akhir tahun ini, masih ada beberapa perusahaan yang masih memasuki musim giling gula," kata Colosewoko.

Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog pernah mengatakan, jika Bulog ditunjuk menjadi stabilisator gula setidaknya Bulog harus menguasai 10% dari kebutuhan konsumsi. Dalam perhitungan Sutarto, Bulog membutuhkan gula sebanyak 300.000 ton. "Keinginan kami adalah harus ada stok sehingga harga terjamin," kata Sutarto.

Soemitro Samadikoen Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendukung langkah Bulog untuk menjadi stabilisator harga gula. Asalkan, Bulog mendapatkan pasokan gula dari petani lokal dan bukan impor.

Jika Bulog mengimpor gula, langkah itu akan semakin mematikan petani tebu rakyat. "Ini adalah momen yang tepat untuk membeli gula dari petani," kata Soemitro.

Seperti diketahui, tahun ini bukan tahun yang manis bagi petani tebu. Pasalnya, harga lelang tebu lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, rata-rata harga lelang tebu bisa mencapai Rp 10.000 sampai Rp 10.500 per kilogram (kg). Tahun ini, harga lelang gula hanya Rp 8.000 sampai Rp 9.000 per kg.

http://industri.kontan.co.id/news/bulog-menjadi-stabilisator-harga-gula-di-2014

Bulog Siap Stabilkan Harga Gula Dalam Negeri

Kamis, 19 Desember 2013

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Perum Bulog menyatakan kesiapannya menjadi stabilisator harga gula rafinasi industri dalam negeri. Akan tetapi untuk menjadi stabilisator, setidaknya Bulog harus memiliki cadangan gula rafinasi sebesar 300 ribu ton.

Kebutuhan gula rafinasi pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,8 juta ton. Dengan kebutuhan sebanyak itu, Bulog sudah siap dengan cadangan gula.

"Prinsipnya, bulog harus menjadi stabilisator, dan untuk menjadi stabilisator gula Bulog harus menguasai buffer stok minimal 300 ribu ton," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso Rabu (18/12/2013).

Terkait kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN untuk pengadaan gula rafinasi, dirinya membuka peluang kerjasama seluas-luasnya. Begitu juga dengan rencana pemerintah untuk melakukan impor gula pada tahun depan, Bulog sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah.

"Apakah Bulog harus impor gula putih atau raw sugar (gula mentah) untuk kemudian di olah dipabrik-pabrik gula nanti, itu pemerintah yang atur," ungkap Sutarto.

Lebih lanjut Sutarto mengatakan, dengan cadangan gula sebesar 300 ribu ton, maka Bulog dapat menjaga ke stabilan harga gula. Pasalnya, jika ada daerah yang mengalami kekurangan, bisa dipasok oleh Bulog.

"300 ribu ton itu, cukup mampu menyeimbangkan satu daerah jika kekurangan. Dengan begitu harga tidak bergejolak," jelas Sutarto.

http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/18/bulog-siap-stabilkan-harga-gula-dalam-negeri

Rabu, 18 Desember 2013

SUBDIVRE KEDU DALAM FOTO

Rabu, 18 Desember 2013

Orientasi Pengelolaan Cadangan Pangan.

Kunker Tim Ketahanan Pangan Se-Jateng di Gudang Bulog (GB) 501 Mertoyudan - Magelang.
Rabu, 18 Desember 2013




Stabilkan Harga, Bulog Akan Impor 300.000 Ton Gula

Rabu, 18 Desember 2013


JAKARTA, KOMPAS.com - Guna menjaga ketersediaan gula, Perum Bulog mendapat tugas dari pemerintah untuk menyediakan cadangan gula (buffer stock) sekitar 300.000 ton pada 2014 mendatang.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menuturkan, Perum Bulog sekiranya telah mengusulkan importasi sebanyak 300.000 ton. Sementara itu, Dewan Gula Nasional mengusulkan jumlahnya antara 200.000-300.000 ton.

"Kita akan sesuaikan dengan Dewan Gula Nasional, dan Menko. Dan ini akan dilakukan Bulog tentunya dengan mempertimbangkan akomodasi stok dari petani yang masih ada," ujar Gita ditemui usai Rakor Pangan di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Dengan demikian, sambung Gita, diharapkan tidak ada rembesan gula lagi. Ia juga menambahkan, Gubernur jawa Timur, sudah menyurati Kementerian Perdagangan, agar tidak ada lagi rembesan gula rafinasi.

Selain itu, Gita juga mengatakan, pemerintah masih mengkaji apakah perlu ada keterlibatan BUMN dalam penyediaan buffer stock gula.

Ditemui dalam kesempatan sama, Kepala Perum Bulog, Soetarto Ali Moeso mengatakan, pihaknya siap bekerjasama dengan pihak manapun.

"Kami prinsipnya Bulog menjadi stabilisator. Untuk bisa menjadi stabilisator gula harus kuasai buffer stock, yang kami harapkan 300.000 ton. Itu mampu untuk menyeimbangkan, misal satu daerah kurang, sehingga harga tidak bergejolak," pungkasnya.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/18/1258363/Stabilkan.Harga.Bulog.Akan.Impor.300.000.Ton.Gula

Bulog: Tak ada Impor Beras Tahun Depan

Rabu, 18 Desember 2013

Bulog: Tak ada Impor Beras Tahun Depan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso menegaskan, pemerintah tahun depan tidak ada rencana untuk impor beras. Hal itu didukung dengan adanya pasokan beras yang melimpah dari hasil produksi dalam negeri sebesar 5 juta ton.

"Bulog sampai hari ini memutuskan tidak ada impor beras tahun depan. Pak Suswono (Menteri Pertanian) bilang masih ada surplus beras 5 juta ton," ujar Sutarto, Rabu (18/12/2013).

Sutarto menjelaskan hingga saat ini harga beras juga cenderung stabil. Meski memasuki hari raya natal dan tahun baru, harga beras sudah 30 persen diatas harga pembelian pemerintah (HPP).

"Beras-beras medium dari Rp6.600 per kilo gram, sekarang menjadi Rp8.100-Rp8.200 per kilo gram," jelas Sutarto.

Selain surplus beras sebesar 5 juta ton, sampai dengan saat ini Bulog juga masih memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. Namun hal itu dengan catatan, harga beras tidak bergejolak dalam artian naik.

"Stok cukup dan harga terjangkau, pasti tidak akan impor," papar Sutarto.

http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/18/bulog-tak-ada-impor-beras-tahun-depan

Senin, 16 Desember 2013

Bulog Dukung Pemprov Maluku Gelar Pasar Murah

Senin, 16 Oktober 2013

Ambon, Tribun-Maluku.com : Perum Bulog Maluku mendukung Pemerintah Provinsi setempat menggelar pasar murah menjelang Hari Raya Natal dari tanggal 17 - 20 Desember.

"Bulog Maluku ikut menjual beras dengan harga Rp7.250/kg, sama dengan harga yang diterapkan saat pelaksanaan operasi pasar murah yang dilakukan Bulog Maluku di Pasar Mardika maupun Pasar Batu Merah," kata Kabid Penyaluran Divre Perum Bulog Maluku Latif Malawat di Ambon, Senin (16/12).

Dia mengatakan penetapan harga ini juga sama dengan yang dipatok pada pelaksanaan pasar murah yang dilakukan Pemerintah Kota Ambon dari tanggal 10 - 13 Desember.

Mengenai jumlah beras yang disiapkan guna mendukung pasar murah cukup banyak, katanya, karena beras yang terjual pada pasar murah yang dilaksanakan Pemkot Ambon mencapai lima ton.

"Jadi kami siapkan cukup banyak, apalagi pelaksanaan kali ini bukan saja di kawasan Batu gajah, Kecamatan Sirimau, dengan mendirikan sejumlah tenda besar juga dilakukan secara mobile ke sejumlah desa dan negeri pada tiga kecamatan," ujarnya.

Yang jelas, lanjutnya, beras yang disiapkan tidak terbatas, berapa saja yang akan dibeli masyarakat akan dilayani sebab stok beras Bulog Maluku sekarang ini cukup banyak, bahkan bisa mengisi permintaan pasar hingga Maret 2014.

Sedangkan barang kebutuhan lain akan disiapkan Pemprov Maluku dengan melakukan kerja sama dengan para distributor yang ada di daerah ini seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, telur, susu kental manis, mentega, mie instan dan lainnya yang selalu dijual pada saat kegiatan pasar murah.

Pantauan Antara di Pasar Mardika dan Batu merah, Senin, para pedagang menjual beras operasi pasar Bulog Maluku Rp7.250/kg, sedangkan beras antarpulau jenis Tawon dan Bulir Mas Rp11.000/kg, sedangkan beras tanpa merek Rp10.000/kg. (ant/tm)

http://www.tribun-maluku.com/2013/12/bulog-dukung-pemprov-maluku-gelar-pasar.html

Sulit Lawan Jaringan Pedagang, Bos Bulog Ngaku Susah Jualan Daging

Senin, 16 Desember 2013

http://images.detik.com/content/2013/12/16/4/bulog320.jpg

Jakarta -Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku kesulitan menjual daging beku impor dari Australia. Bulog kesulitan memutus jaringan para pedagang yang sudah terbentuk di pasar-pasar tradisional Jakarta dan sekitarnya.

Ia menjelaskan masing-masing pedagang pasar sudah memiliki distributor lama sedangkan Bulog sebagai pemain baru sulit menembus ke para pedagang.

"Selama ini untuk daging atau kedelai sekalipun jaringan pasarnya sudah terbentuk, jadi sulit kita untuk masuk. Dan tentunya Bulog sebagai pemain baru pasti akan kalah," kata Sutarto kepada detikFinance, Senin (16/12/2013).

Bulog telah berhasil mendatangkan sebanyak 1.134 ton daging sapi impor dari Australia dari 3.000 ton izin yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan.

Daging-daging tersebut sudah sebagian besar diserap masyarakat, melalui penjualan Bulog Mart dan operasi pasar. Untuk harga Bulog menjual harga daging keluar gudang sebesar Rp 64.000-73.000/Kg.

"Sisanya tinggal sedikit," katanya.

Ia juga masih hitung-hitung untuk mendatangkan kembali sisa alokasi izin yang diberikan pemerintah. Dengan fluktuasi nilai tukar rupiah dan rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging impor beku, Bulog bisa saja membatalkan kedatangan sisa impor daging di tahun 2013.

"Jadi bisa saja kita datangkan sisanya atau juga tidak. Lagian masyarakat ini belum terbiasa degan daging beku karena sosialisasi yang belum sampai di sana. Bulog sendiri hanya dibatasi masuk ke pasar kemudian pasar itu sudah terbentuk jaringan pasar. Jadi tentunya kita sulit untuk bersaing," katanya.
(wij/hen)

http://finance.detik.com/read/2013/12/16/155429/2443373/4/sulit-lawan-jaringan-pedagang-bos-bulog-ngaku-susah-jualan-daging

Bulog DIY tingkatkan serapan beras petani

Senin, 16 Desember 2013

Bulog DIY tingkatkan serapan beras petani

Sindonews.com - Bulog Divre Yogyakarta (DIY) dan Pemkab Kulonprogo akan membuat Memorandum of Understanding (MoU) pemanfaatan beras petani lokal untuk kebutuhan raskin. Langkah ini dinilai positif untuk meningkatkan serapan beras petani.

Kabulog Divre Yogyakarta, Awaludin Iqbal mengatakan, MoU dengan pemkab sekaligus menjadi ujian keberhsilan program ini. Menurutnya, langkah ini dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan serapan beras dari petani.

Langkah ini juga membuat bulog memiliki pintu lebih banyak. "Tahun depan target serapan kita mencapai 65 ribu ton. Dan angka itu belum pernah dicapai sebelumnya. Tahun ini saja, target kita 55 ribu ton berdasarkan revisi November lalu, sekarang baru terealisasi 52 ribu ton lebih," kata Awaludin, Senin (16/12/2013).

Dia menjelaskan, serapan beras pertanian terbaik pernah dicapai pada 2012. Namun itu baru mencapai angka 62 ribu ton. "Jadi yang di Kulonprogo itu nanti jadi test case, juga jadi kesempatan kita meningkatkan serapan di puncak masa produksi," jelasnya.

Menurutnya, secara prinsip sudah ada kesepahaman terkait realisasi beras daerah (rasda) di Kulonprogo. Hanya saja, dia menegaskan masih perlu ada penajaman kesamaan persepsi terkait proses ini. Terutama dari aspek legal formal maupun administrasi.

Pihaknya mengaku sebelumnya sempat bertemu dengan instansi terkait untuk membicarakan masalah yang sama. Dia berencana bertemu lagi untuk mempertajam pemahaman terkait rencana ini. Pasalnya, untuk bisa direalisasikan program ini membutuhkan kerja sama banyak pihak seperti Gapoktan dan dinas terkait.


(izz)

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/12/16/34/817399/bulog-diy-tingkatkan-serapan-beras-petani

Eksistensi “Bulog” Stabilitas Pangan

Senin, 16 Desember 2013


Bulog dalam kalimat “Perum Bulog” hanyalah sebuah ikon. Tidak memiliki makna apa-apa, selain mengingatkan ke masa lalu saja. Ini penting disampaikan, karena pada saat Bulog dilahirkan, pengertian Bulog adalah akronim dari Badan Urusan Logistik, yang memiliki beragam fungsi dan kewenangan. Bulog juga diperankan sebagai”lembaga parastatal”yang diminta menjadi penyangga ekonomi, khusus nya dalam mewujudkan stabilisasi harga pangan pokok masyarakat. Dalam konteks kekinian rakyat lebih mengenali Bulog sebagai”lembaga Pemerintah”yang memiliki tugas untuk mengelola beras. Akibat nya sah-sah saja, kalau publik mengidentikan Bulog adalah Beras.
Di bawah logo Perum Bulog tercantum kalimat :”andalan ketahanan pangan”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Perum Bulog haruslah mampu tampil menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang piawai dalam mewujudkan ketahanan pangan. Perum Bulog mesti mempertontonkan kinerja yang membanggakan. Sebagai lembaga Pemerintah yang salah satu fungsinya menciptakan stabilisasi harga pangan, Perum Bulog tentu harus cekatan dan senantiasa mampu membaca isyarat zaman yang tengah bergulir. Keberadaan Perum Bulog tidak boleh lagi hanya mengagungkan kebesaran masa lalu, tapi yang lebih penting lagi adalah sampai sejauh mana Perum Bulog mampu berkiprah dalam suasana sekarang sambil memperlihatkan kinerja lembaga yang unggul dan pantas menyandang atrribut andalan ketahanan pangan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah kerap kali memberi penugasan kepada Perum Bulog berbagai program yang cukup rumit dan njelimet. Selain tugas rutin nya menyelenggarakan impor beras, Perum Bulog kini ditugasi pula untuk menjadi pelaksana impor kedelai dan impor daging sapi. Hal ini wajar terjadi, karena sebagai operator, Perum Bulog harus selalu siap menjalankan penugasan yang diberikan Pemerintah. Walau hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diinginkan, namun dalam berbagai program yang digarapnya, Perum Bulog mampu memberi hasil yang membanggakan. Paling tidak, Perum Bulog mampu memerankan diri sebagai”pemadam kebakaran”atas masalah yang muncul secara tiba-tiba.
Selaku BUMN, Perum Bulog sebetulnya memiliki dua fungsi yang harus berjalan secara simultan dan saling melengkapi. Pertama adalah fungsi”pelayanan publik”, yang dalam pelaksanaannya tidak terlalu mengedepankan”nilai tambah ekonomi”. Dan kedua adalah fungsi bisnis yang tentu saja tidak boleh lagi hanya mengedepankan”nilai tambah kemanusiaan”. Ke dua fungsi ini, sepantas nya melekat dalam Perum Bulog, sekali pun pada kenyataannya masih belum tercapai proporsi yang berimbang. Suka atau pun tidak, kiprah Perum Bulog sebagian besar masih menjalankan fungsi PSO dan sebagian kecil saja menjalankan fungsi komersilnya.
Spirit menampilkan Perum Bulog sebagai andalan ketahanan pangan, rasa nya perlu dijadikan bahan pencermatan kita yang serius. Selaku lembaga Pemerintah yang memiliki peran strategis menciptakan stabilisasi harga pangan, Perum Bulog dituntut untuk dapat memainkan peran utamanya sebagai lembaga parastatal. Beberapa pihak memaknai lembaga parastatal adalah lembaga Pemerintah yang diharapkan mampu menciptakan stabilisasi harga pangan, agar produsen dan konsumen pangan memperoleh keuntungan yang sama. Kebijakan Pemerintah lewat Harga Pembelian Pemerintah atau HPP adalah instrumen kebijakan harga yang ingin memperjelas soal”keparastatalan”sebuah lembaga pangan.
Eksistensi Bulog dalam pembangunan, telah sama-sama kita kenali. Perjalanan Bulog (mulai LPND hingga BUMN) juga telah sama-sama kita rasakan. Oleh karena itu, kalau kita ingin menelusuri jejak langkah Bulog dalam perjalanan pembangunan yang kita lalui, rasa nya menjadi kurang afdol, manakala hal tersebut tidak kita kaitkan dengan pasang surut kelembagaan Bulog di negeri ini. Ini sangat penting untuk dipahami, karena sekiranya kita mampu menggambarkan potret Bulog dari masa ke masa, maka secara tidak langsung, langkah itu merupakan upaya nyata guna menguakkan eksistensi Bulog dalam proses pembangunan yang kita lakoni.

http://empree.blogspot.com/2013/12/eksistensi-bulog-stabilitas-pangan.html

Sabtu, 14 Desember 2013

Bulog Perlu Mekanisme Baru dalam Menyerap Beras Petani

Sabtu, 14 Desember 2013

Menteri BUMN, Dahlan Iskan telah menginstruksikan Perum Bulog untuk mengkaji mekanisme baru dalam menyerap produksi beras dari petani. Bulog disarankan untuk lebih banyak menyerap produksi petani dalam bentuk gabah agar lebih tahan lama disimpan di gudang.

Dahlan mengatakan,  saat ini stok beras di gudang Bulog telah melebihi kapasitas  sehingga dikhawatirkan akan terjadi penurunan kualitas beras tersebut. Di lain pihak, Bulog dipastikan tidak akan melakukan importasi beras sepanjang 2014  karena stok yang tersedia telah mencukupi. Menurutnya, mekanisme penyerapan gabah kemungkinan akan ditolak para petani  karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan beras. Selain itu, para petani akan kehilangan potensi pemanfaatan dari sisa gabah  yang selama ini banyak digunakan sebagai pakan ternak.

http://radiosmartfm.com/smartjurnal/13865-bulog-perlu-mekanisme-baru-dalam-menyerap-beras-petani.html

Bulog Jamin Stok Beras di Sumut Aman

Sabtu, 14 Desember 2013

Bulog Jamin Stok Beras di Sumut Aman

Jakarta, Aktual.co — Bulog menjamin stok beras untuk Sumatera Utara (Sumut) aman hingga akhir tahun, bahkan sampai awal 2014. Hal itu dikatakan Humas Bulog Sumut Rudi, Sabtu (14/12).

"Stok sebanyak 43.000 ton, dan menyusul ada tambahan dalam waktu dekat dari daerah lain dipastikan akan mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun, dan bahkan awal 2014," katanya di Medan.

Dia menjelaskan, alokasi beras untuk Sumut per bulannya di kisaran 11 ribuan ton. Jika memerlukan tambahan, maka pasokan bisa dilakukan segera. "Akhir pekan ini misalnya ada pasokan beras sebanyak 3.000 ton dari Sulawesi Selatan," katanya.

Beras yang diangkut KM Senang Sejati mulai di bongkar di Pelabuhan Belawan.Setelah dari Sulawesi Selatan, akan ada masuk lagi sebanyak 15.000 ton dari Jawa Timur. Bulog akan terus melakukan kerja sama bisnis padi/beras dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi), setelah kesepakatan ditandatangani 31 Oktober lalu.

(Ant)   
Heriyono

http://m.aktual.co/nusantara/091940bulog-jamin-stok-beras-di-sumut-aman

Ini BUMN dengan keterbukaan informasi terbaik

Jumat, 13 Desember 2013

Sindonews.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil meraih peringkat I dalam Penghargaan Keterbukaan Informasi Badan Publik untuk kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan Angkasa Pura I (Persero) di peringkat IV.

Penghargaan ini diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono dan diterima oleh Human Capital and General Affair Director Angkasa Pura I Daan Achmad.

Pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik ini dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) untuk mengetahui tingkat pelaksanaan Undang-undang No.14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dari badan publik dalam menjalankan kewajiban dan memberikan akses informasi publik kepada masyarakat.

“Tahun ini, KIP melakukan penilaian kepada 323 badan publik yang terbagi dalam empat kategori, yaitu Badan Publik Pemerintahan Pusat yang terdiri dari Kementerian/Lembaga dan Lembaga Non-Struktural, Badan Publik Pemerintah Propinsi, Badan Publik BUMN, serta Badan Publik Partai Politik Nasional,” kata Ketua KIP Abdulhamid Dipopramono dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (13/12/2013).

Pada kategori BUMN, PT PLN berhasil meraih nilai tertinggi, diikuti oleh PT Biofarma, PT Taspen, PT Angkasa Pura I, PT Jamsostek, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Inhutani IV, Perum Bulog dan PT Timah.

Untuk kategori pemerintahan pusat, yang menerima penghargaan adalah Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, BKKBN, Badan Pengusahaan Batam, Kejaksaan Agung, Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perhubungan dan Bappenas.

Sedangkan pada kategori pemerintah provinsi, penghargaan diberikan kepada Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Aceh, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Banten, Provinsi NTB, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Riau.

“Untuk kategori partai politik, sampai batas waktu pengembalian kuesioner berakhir, hanya satu parpol nasional yang mengembalikan kuesioner ke tim penilai KIP, sehingga tidak ada nominator untuk kategori ini,” imbuh Abdulhamid.

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/12/13/34/816549/ini-bumn-peraih-penghargaan-keterbukaan-informasi-terbaik

OPM DIY Gelontorkan Beras Medium

Jumat, 13 Desember 2013


YOGYA (KRjogja.com) - Operasi Pasar Murni (OPM) akhirnya mengelontorkan 30 sampai 40 ton beras kualitas medium baik di masyarakat maupun pedagang di seluruh kabupaten/kota se-DIY sesuai permintaan. Pengadaan OPM ini guna mengantisipasi permintaan dan melonjaknya harga beras jelang Natal dan akhir tahun 2013 dengan harga julah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sebesar Rp 6.800 per kilogram.

Demikian disampaikan Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM DIY, Eni Rosilawati kepada KRjogja.com, Jumat (13/12/2013). Menurut Eni OPM tersebut telah digelar di beberapa kabupaten/kota dan beberapa pasar berkerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY dan Dinas Pengelolaan Pasar setempat sejak 16 sampai 24 Desember 2013 mendatang sesuai dengan jadwal pemintaan masing-masing.

"Setiap kabupaten/kota se-DIY yang telah mengajukan permintaan OPM jelang akhir tahun ini yang kali ini selain bisa di akses masyarakat juga bisa dibeli oleh para pedagang. Dari OPM sebelumnya, mayoritas yang beli beras OPM yang dikemas dalam takaran 5 kilogram adalah pedagang daripada masyarakat," tandas Eni.

Eni menjelaskan rata-rata setiap kabupaten/kota baik untuk konsumen atau pedagang dialokasikan sekitar 6 ton sampai 12 ton beras sesuai permintaan. Seperti Kota Yogyakarta yang mengajukan 10 ton beras untuk disalurkan di Pasar Umbulharjo, Tegalrejo, Kotagede dan lain-lain. Kemudian Kabupaten Bantul yang mengajukan alokasi beras 12 ton untuk disalurkan di Pasar Niten dan Piyungan. (*-24)

http://krjogja.com/read/197223/opm-diy-gelontorkan-beras-medium.kr

Bulog Belum Dapat Izin Impor Gula Rafinasi

Jumat, 13 Desember 2013

Bulog Belum Dapat Izin Impor Gula Rafinasi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan membantah telah memberi izin impor gula rafinasi kepada Perum Bulog (Baca: Sebentar Lagi Bulog Impor Gula Rafinasi). "Sampai hari ini, belum ada surat persetujuan impor gula apa pun untuk Bulog," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Gunaryo (Baca: Gita Wirjawan: Saya Tidak Pro-Pasar) pada Tempo, Jumat, 13 Desember 2013.

Menurut Gunaryo, gula merupakan salah satu bahan pokok yang tata niaganya diatur dan diawasi pemerintah. Kebijakan impor gula rafinasi, kata dia, tidak diputuskan sendiri oleh Kementerian Perdagangan, tapi juga melibatkan Kementerian Perindustrian. Sebab, gula rafinasi ini seharusnya memang digunakan sebagai bahan industri.

"Izin impor gula rafinasi akan diterbitkan setelah ada rekomendasi Kementerian Perindustrian. Ini juga belum ada," ujarnya. Tak hanya itu, Gunaryo juga menyatakan, pemerintah sampai saat ini belum membuat kebijakan impor gula melalui satu pintu, yaitu Bulog. "Belum ada," katanya.

Sayangnya, Gunaryo tak mau terbuka soal hasil audit gula rafinasi yang sebelumnya diduga bocor ke pasar bebas. Ia hanya memastikan bahwa Kementerian Perdagangan tak akan sembarangan mengeluarkan izin impor gula. Izin impor pasti diberikan dengan perhitungan matang dan alasan kuat, yakni memenuhi kebutuhan dan menjaga stabilitas harga.

"Jadi,  tidak ujug-ujug impor tanpa justifikasi, dan itu pun harus dikoordinasikan," ujarnya.

Semua pernyataan Gunaryo tersebut membantah pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Kemarin, pada sejumlah media, Dahlan mengklaim Kementerian Perdagangan telah memberi lampu hijau bagi Perum Bulog untuk mengimpor gula rafinasi pada tahun depan. Pada tahap awal, Bulog akan mendatangkan 350 ribu ton untuk dialokasikan ke pabrik-pabrik gula BUMN.

PINGIT ARIA

http://www.tempo.co/read/news/2013/12/13/090537245/Bulog-Belum-Dapat-Izin-Impor-Gula-Rafinasi

Jumat, 13 Desember 2013

Bulog siap menambah stok pangan nasional

Jumat, 13 Desember 2013

Bulog siap menambah stok pangan nasional

JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku, pihaknya siap meningkatkan cadangan pangan nasional terutama beras. Menurut Sutarto, sebagai negara berkembang, Indonesia mesti menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan.

"Bulog sudah menyiapkan diri. Kami mengajukan kepada pemerintah untuk meningkatkan cadangan pangannya terutama beras," tutur Sutarto, Kamis (12/12). Ia menjelaskan, semua pihak sepakat bahwa cadangan beras pemerintah mencapai 1 juta ton miliknya Bulog  dan 1 juta ton cadangan beras milik pemerintah.

Sehingga kata Sutarto, total cadangan beras Perum Bulog berjumlah 2 juta ton. Bahkan Sutarto optimistis, Indonesia bisa mencapai swasembada beras sebanyak 10 juta ton, seperti ditargetkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Namun, rencana itu bisa tercapai jika pemerintah membuka areal tanam baru dan menjaganya agar tidak terjadi alih fungsi lahan pertanian. Hingga saat ini, produksi beras sudah mencapai 5 ton dan diharapkan bisa mencapai 7 ton per hektare (ha).

"Kalau, katakanlah sekarang 1 tahun kami bisa luas panen 13 juta per ha, atau mungkin hanya 10 juta per ha, kalau ini bisa naik maka 1 ton saja, bisa 10 juta ton," beber Sutarto.

Editor: Asnil Bambani Amri

http://nasional.kontan.co.id/news/bulog-siap-menambah-stok-pangan-nasional/

Kamis, 12 Desember 2013

Tahun depan, Bulog akan impor gula rafinasi

Kamis, 12 Desember 2013

Tahun depan, Bulog akan impor gula rafinasi

JAKARTA. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahan Iskan mengatakan, tahun depan Bulog diinstruksikan mengimpor gula mentah (raw sugar) untuk produsen gula ranifasi.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus perembesan gula ranifasi yang sebenarnya diperuntukan bagi industri makanan dan minuman di pasar tradisonal.

"Bulog sudah dapat penunjukkan (impor gula rafinasi) dari Menteri Perdagangan," tutur Dahlan Kamis (12/12) di Kementerian BUMN.

Menurut Dahlan, kuota impor gula mentah yang diperoleh saat ini oleh Bulog masih sangat kecil, hanya sekitar 350 ton. Nanntinya, gula mentah impor tersebut akan didistrubusikan kepada pabrik gula miliki BUMN.

"Dengan demikian kebocoran gula di pasar bebas itu kan bisa lebih dikendalikan,"jelasnya.

Dahlan mengapresiasi langkah Bulog yang berani tidak mengimpor beras pada tahun ini untuk pertama kalinya.

Dalan berencana akan mengadakan syukuran atas keberhasilan Bulog tersebut dan dia berharap tahun depan Bulog tidak akan mengendurkan pengadaan beras dari dalam negeri.

"Tapi cara pengadaannya sedikit diubah. Yaitu, jangan semuanya dalam bentuk beras, sekitar 20% harus bentuk gabah," katanya.

http://industri.kontan.co.id/news/tahun-depan-bulog-akan-impor-gula-rafinasi

Kualitas Beras Bulog Turun, Dahlan Minta Stok dalam Bentuk Gabah

Kamis, 12 Desember 2013

Kualitas Beras Bulog Turun, Dahlan Minta Stok dalam Bentuk Gabah

Liputan6.com, Jakarta : Melimpahnya pasokan beras yang ditimbun di gudang-gudang milik Bulog yang tersebar di seluruh Indonesia mengakibatkan kualitas beras menjadi menurun.

Penurunan kualitas ini ternyata mengundang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan angkat bicara.

"Gudang Bulog di mana-mana penuh sekali dampaknya sebagian besar mutunya menurun. Tahun depan pengadaannya tidak boleh kendor, tetapi cara pengadaanya sedikit diubah," kata Dahlan di Gedung Kementrian BUMN, Kamis (12/12/2013)

Untuk tetap menjaga kualitas beras Dahlan mengusulkan kepada Bulog untuk mengubah pola penyimpanan beras di gudang Penimbunan nantinya diminta tidak semua dalam bentuk beras. Semisal 20% disisakan dalam bentuk gabah.

Meski memberi masukan kepada Bulog, namun Dahlan mengapresiasi apa yang sudah dicapai BUMN ini yang sudah menjadikan Indonesia swasembada beras.

Dia pun mendukung rencana Bulog untuk membuat syukuran besar demi memperingati pencapaian pertama kali itu. "Kita setuju Bulog mengadakan syukuran, karena tahun ini setelah beberapa tahun ini pertama kalinya Indonesia tidak perlu impor beras," lanjut dia.

Syukuran ini, menurut Dahlan, bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia agar mengetahui pangan konsumsi utamanya merupakan bagian dari prestasi pencapaian swasembada beras.

"Seluruh masyarakat Indonesia harus tahu bahwa tahun ini sudah tidak impor. Semua rakyat tahu, dan jajaran Bulog harus kerja keras lagi," tegas Dahlan. (Yas/Nrm)

http://bisnis.liputan6.com/read/772284/kualitas-beras-bulog-turun-dahlan-minta-stok-dalam-bentuk-gabah?wp.trkn

Bulog Ditunjuk Impor Low Sugar 350 Ribu Ton

Kamis, 12 Desember 2013

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menunjuk Perum Bulog untuk melakukan impor low sugar tahun depan. Langkah impor ini diambil untuk membantu pemerintah mengantisipasi kekurangan gula.

"Bulog sudah dapat penunjukan dari Kemendag untuk mengimpor low sugar yang nanti Bulog akan menyalurkan itu. Dengan demikian kebocaran low sugar di pasar bebas itu bisa lebih dikendalikan," ucap Menteri BUMN Dahlan Iskan usai mengelar rapat pimpinan (Rapim) di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Kamis (12/13).

Lalu berapa banyak jumlah gula yang bakal diimpor? "Jumlahnya baru 350 ribu ton untuk tahun depan," sebut mantan Dirut PLN itu.

Kebutuhan industri makanan minuman yang tidak sebesar alokasi impor gula rafinasi rawan kebocoran.
Sepanjang 2012, rembesan gula rafinasi mencapai 250 ribu ton. Sementara 2013, disinyalir rembesannya meningkat mencapai 350 ribu ton oleh tiga perusahaan yang izinnya mengolah tebu kemudian berubah menjadi impor gula rafinasi. Akibat rembesan itu, gula kristal putih (GKP) dari petani lokal tidak terserap optimal.

Komite Pembinaan Organisasi, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Tri Wibowo Susilo, menegaskan bahwa gula rafinasi diperuntukkan industri. Adanya rembesan dikarenakan selama ini kurangnya instrumen pengawasan dari pemerintah.

Merembesnya gula rafinasi berbuntut aksi demo yang dilakukan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di depan kantor Kementerian Perdagangan. Para petani tebu menyayangkan izin impor gula rafinasi yang terus-menerus diberikan kementerian terkait.

Menanggapi hal itu Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan bahwa pemerintah saat ini tengah berkomitmen membereskan persoalan bocornya gula rafinasi ke pasar konsumsi.

"Kita akan tindak lanjuti. Kita minta buktinya kalaupun itu benar terjadi. Kita akan bijaksana menyelesaikan masalah ini," kata Gita beberapa waktu lalu. (chi/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2013/12/12/205357/Bulog-Ditunjuk-Impor-Low-Sugar-350-Ribu-Ton-

Dahlan: Bulog tidak impor beras boleh dirayakan

Kamis, 12 Desember 2013

Seorang petugas melintas di antara tumpukan beras di gudang Bulog. (FOTO ANTARA/Basri Marzuki)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengizinkan Perum Bulog untuk merayakan secara besar-besaran keberhasilan perusahaan itu tidak lagi mengimpor beras.

"Mulai tahun ini (2013) Bulog tidak perlu lagi impor beras. Ini prestasi yang membanggakan dan pantas untuk dirayakan sebagai rasa syukur kita," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Menurut Dahlan, berkat kerja keras jajaran Bulog, Indonesia untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade  tidak perlu lagi impor beras.

Selama tahun 2013, persediaan Bulog mencapai 3,6 juta ton, diharapkan pada tahun 2014 bisa dipertahankan.

"Pesta syukuran itu agar seluruh masyarakat Indonesia tahu akan keberhasilan Bulog dalam mengelola perberasan nasional," tegas Dahlan.

Lokasi syukuran, ditambahkan mantan Dirut PT PLN ini terserah kepada Dirut Bulog Sutarto Alimoeso.

"Bisa di Monas, bisa juga digelar di semua divisi regional di seluruh Indonesia, terserah saja," ujar Dahlan.

Ia menambahkan, keberhasilan Bulog tersebut tercermin dari gudang yang saat ini dalam kondisi penuh di seluruh Indonesia.

Meski begitu Dahlan mengingatkan agar Bulog mengubah sistem pergudangannya karena kualitas beras Bulog yang tersimpan sedemikian lama telah menurunkan kualitas berasnya.

Untuk itu Bulog diminta mengubah porsi penyimpanannya, yaitu 80 persen beras, sedangkan sisanya 20 persen dalam bentuk gabah.

Editor: Fitri Supratiwi

http://www.antaranews.com/berita/409170/dahlan-bulog-tidak-impor-beras-boleh-dirayakan

Serapan Kedelai Lokal Masih Minim

Kamis, 12 Desember 2013

WILUJENG KHARISMA/"PRLM"
SEORANG petani di Kecamatan Sukaluyu saat panen kedelai terakhir di tahun ini sebelum musim penghujan beberapa waktu lalu. Pasokan kedelai di Cianjur aman, selain dari kedelai impor sebanyak 6.000 ton yang diimpor oleh Bulog, serapan kedelai lokal juga digenjot, meskipun susah didapatkan.*
CIANJUR, (PRLM).- Pasokan kedelai Jawa Barat (Jabar) dipastikan aman. Pasalnya, Bulog Jabar saat ini sudah mengimpor kedelai sebanyak 20 ribu ton kedela. Sedangkan Kabupaten Cianjur, mendapatkan sekitar 6.000 ton kedelai.

Demikian diungkapkan Kepala Bulog Subdivre Cianjur, Bogor, dan Sukabumi, Rizal Mulyawan saat ditemui "PRLM" di kantornya, Jalan Muwardi, Cianjur, Rabu (11/12/2013).

Meskipun demikian, serapan kedelai lokal terus ditingkatkan walaupun susah mendapatkan kedelai lokal dari petani. Pasalnya, petani lebih suka menjual keelai saat usia muda.

"Sesuai Peraturan Presiden (Perpres )No 32 Tahun 2013 Tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum Bulog Untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai, maka Bulog sudah mulai melakukan untuk menjaga pasokan kedelai dalam negeri," ucapnya.

Rizal menuturkan pasokan kedelai nanti akan didistrubisikan langsung ke masing-masing Kopti ((Koperasi Pengrajin Tempe Tahu Indonesia)di wilayah-wilayah karena sebelumnya untuk Cianjur sudah ada nota kesepahaman mengenai pendistribusian kedelai.

"Kami saat ini belum mempunyai gudang penyimpanan khusus kedelai. Jadi, kalaupun harus diinapkan di gudang kami rencananya menggunakan gudang pinjaman di Cibitung, Bekasi," ujarnya.

Harga kedelai impor oleh Bulog, kata rizal, sesuai dengan harga yang ditetapkan menteri perdagangan. Sehingga dipastikan pasokan kedelai akhir tahun aman dan ini juga merupakan langkah untuk membuat pasokan kedelai ke depan lebih stabil sehingga para pengrajin tempe tidak perlau khawatir lagi adanya gejolak harga kedelai.

Selain itu, kata Rizal, Bulog juga ditugaskan untuk menyerap kedelai lokal. Namun, hal tersebut tidak semudah yang dikira. Pasalnya, pasokan kedelai dari petani lokal juga susah dicari.

"Kami baru dapat menyerap sekitar lima ton saja dalam sebulan lalu. Itupun mencari pasokan kedelai lokal susah. Kami dapat pasokan dari Jampang, Sukabumi. Kalau dari Cianjur, justru tidak ada karena kebiasan petani kedelai di Cianjur menjual kedelai yang masih muda beserta kulitnya," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Kopti Cianjur, Hugo Siswaya menuturkan langkah tersebut merupakan salah satu langkah yang baik untuk memberikan rasa aman mengenai pasokan yang selama ini dipusingkan oleh para pengrajin tahu tempe.

"Tanpa pasokan, harga tempe tidak akan stabil. Keterlambatan impor saja akan mempengaruhi harga kedelai. Ini yang sering dipusingkan oleh para pengrajin tempe tahu. Jika memang bulog sudah mulai mengimpor, kami inginkan ada kontinuitas sehingga harga kedelai tidak selalu begejolak," ujarnya. (A-186/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/262049

Rabu, 11 Desember 2013

Bulog Serap Beras Petani Rp8.200/Kg

Rabu, 11 Desember 2013

Headline

INILAH.COM, Jakarta - Badan Urusan Logistik (Bulog) menyebutkan telah menyerap beras petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Harga HPP akan dievaluasi mengingat sudah ada kenaikan harga barang.

Kelapa Bulog, Soetarto Alimuso mengatakan pihaknya menyerap beras petani dengan harga Rp8200-Rp8300 per kg. "Mengingat semua harga memang sudah naik. Saya kira sudah waktunya HPP beras diperbincangkan lagi," ujar Soetarto pada tema Kupas Tuntas Kebijakan Impor Pemerintah di Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Soetarto menyebutkan beras yang tersimpan pada gudang-gudang Bulog mencapai 2.133 juta ton. Namun sepanjang tahun Bulog telah membeli sebanyak 3.453 juta ton beras petani.

"Anggaran membeli beras tersebut mencapai Rp20 triliun. Kelebihan beras tersebut dapat mencukupi kebutuhan beras hingga 8 bulan pada tahun depan," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini menjelaskan tahun mendatang Bulog menghadapi tantangan penyerapan beras petani. Sebab lahan yang terbatas mengakibatkan produksi beras dapat turun padahal kebutuhan pangan meingkat. "Terjadi peningkatan kebutuhan pangan sementara lahan pangan masih terbatas," katanya. [hid]

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2055403/bulog-serap-beras-petani-rp8200kg#.Uqhb2icy9ek

Dahlan Iskan Minta Bulog Syukuran di Puncak Monas

Rabu, 11 Desember 2013

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan (kiri) bersama Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso. Foto: Echi/JPNN.com

Indonesia Sudah tak Impor Beras Lagi
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso berserta jajarannya untuk mengelar acara syukuran atas pencapaian perseroan yang membanggakan tahun ini.

"Saya rasa Pak Sutarto dan seluruh karyawan perlu mengadakan syukuran kecil-kecilan atau agak besar juga enggak apa-apa syukurannya," ujar Dahlan di Hotel Puri Denpasar, Jakarta, Rabu (11/12).

Dahlan menilai syukuran ini perlu digelar agar seluruh masyarakat Indonesia tahu akan keberhasilan Bulog dalam mengelola beras tahun ini.

"Untuk pertama kalinya Indonesia enggak melakukan impor beras lagi. Kalau perlu adakan syukuran di puncak Monas Jakarta biar semua orang bisa lihat atau sewa EO (Event Organizer) sekalian," papar mantan Dirut PLN itu dengan wajah sumingrah.

Untuk tahun depan, Dahlan juga memastikan bahwa Bulog memiliki cadangan beras yang cukup. "Bulog persediaannya berasnya sudah 3,4 juta ton. Gudang-gudang Bulog sekarang juga sudah penuh berisi beras, tahun depan saya minta ini dipertahankan," pungkas menteri yang ogah pakai pengawalan ini. (chi/jpnn)




http://www.jpnn.com/read/2013/12/11/205201/Dahlan-Iskan-Minta-Bulog-Syukuran-di-Puncak-Monas-

Politik Impor dengan Tiga Indikator

Rabu, 11 Desember 2013

Mengapa Bulog berhenti mengimpor beras? Mengapa Bulog masih mengimpor kedelai dan daging sapi? Itulah beberapa pertanyaan yang mengemuka dalam Forum Group Discussion (FGD) Kupas Tuntas Kebijakan Impor Pemerintah yang berlangsung di Puri Denpasar Hotel, Jakarta, Rabu 11 Desember 2013.

Kebijakan impor bahan pangan pokok masyarakat memang selalu menarik perhatian. Kebijakan itu selalu aktual, sering diwarnai dengan gejolak harga komoditi dalam negeri terkait stok, produksi dan tingkat konsumsi. Kebijakan impor bahan pangan dan kewajiban pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat mengharuskan Bulog selalu menggunakan tiga indikator dalam menjalankan tugasnya.

Tiga parameter di dalam negeri yang selalu digunakan Bulog untuk memutuskan harus mengimpor atau menghentikan impor bahan pangan adalah: produksi, harga dan stok. Apakah produksi dalam negeri apakah cukup? Apakah harga komoditi di dalam negeri naik terus atau normal? Apakah stok yang dimiliki Bulog aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat? ‘’Bila ketiga-tiganya oke, berarti kita tidak perlu impor,’’ jelas Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso.

Sutarto menjelaskan, tahun 2013 Bulog tidak mengimpor beras. Tetapi masih mengimpor kedelai dan daging sapi. Beras tidak perlu impor lagi karena jumlah produksi cukup, harganya tetap normal dan jumlah stok yang dimiliki Bulog sangat cukup. ‘’Saat ini Bulog memiliki stok beras 2 juta ton, jumlah yang sangat aman,’’ kata Sutarto.

Berbeda dengan beras, Sutarto mengakui bahwa Bulog masih mengimpor kedelai. ‘’Kebutuhan kedelai di dalam negeri mencapai 2 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 800 ribu ton. Bila tidak dilakukan impor kedelai, bagaiaman memenuhi kebutuhan perajin tahu dan tempe di dalam negeri? Demikian pula soal impor daging sapi. Bulog masih mengimpor daging sapi karena kebutuhan di dalam negeri tidak bisa dipenuhi dari produksi di dalam negeri.’’ jelas Sutarto.

Berdasarkan tiga indikator itu, kran impor komoditi bahan pangan bisa dibuka atau ditutup setiap saat. Bulog melakukan impor atau menghentikan impor dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat, stabilitasi harga dan mengamankan persediaan nasional.(***)


Penulis : Joko Intarto

http://m.kompasiana.com/post/read/618314/2

Bulog Dianggap Sukses, Dahlan Iskan Cari Penyakitnya

Rabu, 11 Desember 2013

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengingatkan agar Perum Bulog tak terlalu terlena dengan capaian kesuksesan perseroan dalam mencukupi ketersediaan beras. Tahun ini Bulog untuk pertama kalinya tidak melakukan impor beras.

"Bulog saat ini sudah sukses mengelola beras. Tapi semua sukses itu ada penyakitnya," ujar Dahlan di sela acara diskusi 'Kupas Tuntas Kebijakan Impor Pemerintah' di Puri Denpasar Hotel, Jakarta, Rabu (11/12).

Mantan Dirut PLN ini lantas mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat terjadi setelah Bulog memiliki persediaan beras yang cukup, yakni kualitas beras. "Meski saat ini beras tercukupi dan tidak ada impor, ada penyakit selanjutnya. Ternyata beras tidak baik jika terlalu lama disimpan di gudang, karena bisa menurunkan kualitas beras itu. Ini yang akan menjadi penyakit Bulog selanjutnya," beber Dahlan.

Nah untuk memecah penyakit tersebut, Dahlan berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan diskusi dengan para petani di Bantul beberapa bulan lalu. "Saya minta saran dari mereka. Usul petani di sana sederhana sekali. Dia bilang ke depan Bulog sebaiknya jangan melakukan pengadaan dalam bentuk beras semua, tapi juga dalam bentuk gabah. Kalau digabah kualitasnya bisa agak lama," papar dia.

Setelah mendengar ide itu, menteri yang ogah pakai pengawalan ini langsung berkonsultasi dengan Dirut Bulog Sutarto Alimoeso. "Kata Pak Sutarto ide itu sangat masuk akal, ya sudah jalankan tahun depan," tutur Dahlan.

"Bulog sebetulnya sudah memulai itu (membeli gabah), tapi jumlahnya masih terlalu kecil," saut Sutarto yang duduk bersebelahan dengan Dahlan. (chi/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2013/12/11/205195/Bulog-Dianggap-Sukses,-Dahlan-Iskan-Cari-Penyakitnya-

Senin, 09 Desember 2013

Bulog DIY Serap 52 Ribu Ton Beras

9 Desember 2013


YOGYA (KRjogja.com) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY menyampaikan penyerapan beras DIY telah mencapai 52 ton per pekan awal Desember 2013. Pencapaian tersebut hampir mencapai 90 persen dari target penyerapan 2013 sebesar 55 ribu ton. Namun, mengalami koreksi dari 60 ribu ton menjadi 55 ribu ton.

Kepala Bulog Divre DIY, Awaludin Iqbal mengatakan stok beras di gudang Bulog DIY masih Rp 29 ribu ton yang cukup hingga empat sampai 5 bulan ke depan. Pasokan tersebut diperkirakan akan mencapai 30 ribu ton hingga akhur tahun ini.

"Masih tersisa 3.000 ton lagi hingga akhir tahun supaya kita capai target penyerapan. Masih ada sekitar 150 ton beras yang masuk setiap harinya ke Bulog, meskipun November-Desember ini sedang musim tanam," katanya kepada KRjogja.com, Senin (09/12/2013).

Sementara terkait target penyerapan yang mengalami koreksi dari 60 ribu ton menjadi 55 ribu ton pada tahun 2013 ini, Iqbal mengaku optimis dapat terpenuhi. Sebab hingga saat ini realisasi penyerapan beras telah mencapai 52 ribu ton. "Jadi secara umum kami jamin pasokan beras DIY aman dan masyarakat tidak perlu khawatir," ungkapnya. (*-24)

http://kr.co.id/read/196667/bulog-diy-serap-52-ribu-ton-beras.kr