Selasa, 12 April 2016

APT2PHI : Bulog dan Menteri Pertanian Mempermainkan Petani Dan Harga Beras

Senin, 11 April 2016

Beritaplatmerah.com – Jawa Timur – Rahman Sabon Nama Ketua Umum Asosiasi Pedagang Dan Tani Tanaman Pangan Dan Holtikultura Indonesia APT2PHI, terus memperhatikan dan memperjuangkan nasib petani, Sabon Nama mengatakan hasil  pantauannya dilapangan terutama daerah sentra produksi beras di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata Perum Bulog gagal memenuhi target penyerapan nasional sebanyak 3,9 juta ton setara beras dalam negeri tahun 2o16, Minggu (9/4-2o16).

Dari hasil pantuan oleh APT2PHI diberbagai daerah Indonesia penyerapan pembelian gabah dan beras petani oleh Bulog secara nasional setara beras baru sekitar 20% dari target, Sedangkan dari hasil pantuannya langsung baru mencapai lebih kurang 17 % dari target penyerapan sebesar 2,265 juta ton untuk tiga propinsi tersebut.

Sedangkan Jawa Timur yang di targetkan 1,05 juta ton setara beras, baru barhasil menyerap kurang lebih sekitar 2oo.ooo ton setara beras, sedangkan musim tanam kedua sudah dimulai, tetapi ironisnya petani padi di Jawa Timur kesulitan menjual hasil panennya.

Hingga kini harga gabah dan beras petani anjlok, harga Gabah Kering Panen Rp.3ooo/kg dari harga HPP GKP Rp.37oo/kg dan harga ditingkat pedagang lebih mahal Rp.41oo/kg, sedang kan HPP beras Rp.73oo/Kg, tetapi petani kesulitan menjualnya ke Bulog, penjualan beras petani ke Bulog banyak yang  ditolak  dengan alasan kualitas rendah.

Anehnya Bulog dan Menteri Pertanian mengklaim sudah amankan harga  memasuki musim panen raya padahal kenyataan dilapangan beda jauh mereka tidak bisa mengantisipasi merosotnya harga gabah petani diberbagai daerah sentra produksi beras di pulau Jawa.

Rahman menilai Menteri Pertanian dan Bulog Sengaja melakukannya. agar pemerintah tahun 2o16 ini impor beras lebih banyak lagi dari tahun lalu.

Musim tanam padi kedua sedang berjalan sedangkan pembelian oleh pemerintah secara nasional baru mencapai 20% dari target pembelian nasional setara beras 3,9 juta ton, mustahil target tercapai tutur Rahman Sabon Nama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar