REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Bulog Sub Divre Subang, optimalisasikan peran 15 mitra kerja. Kondisi itu, guna menggenjot serapan beras di tingkat petani. Pasalnya, jika tak dibantu sama mitra kerja, perusahaan milik BUMN itu akan sulit jika harus bersaing dengan tengkulak.
Kepala Bulog Sub Divre Subang, Taufik Budi Santoso, mengatakan, saat ini penyerapan beras maupun gabah oleh Bulog di lapangan masih terganjal. Kendalanya, yaitu soal harga gabah yang masih cukup tinggi. Harga gabah basah saja, masih dikisaran Rp 4.000-4.300 per kilogram. Sedangkan, harga beli Bulog yang diatur oleh HPP, hanya mampu membeli dengan harga Rp 3.700 per kilogram.
"Selisih harga yang lumayan itu, membuat petani tidak mau menjual gabahnya ke Bulog," ujar Taufik, kepada Republika, Rabu (27/4).
Karena kondisi itu, lanjut Taufik, pihaknya tetap mengutamakan peran mitra kerja. Ada 15 mitra kerja yang jadi binaan Bulog Subang. Tanpa mereka, Bulog akan kesulitan melakukan penyerapan.
Mitra kerja ini, merupakan petani yang sudah loyal terhadap Bulog. Mereka, dengan setia menjual gabah atau berasnya ke Bulog. Karena perannya itu, sampai saat ini Bulog sudah mampu menyerap 12 ribu ton setara beras.
"Tanpa 15 mitra kerja ini, kami akan kesulitan mendapat pasokan beras," jelasnya.
Menurut Taufik, di 2016 ini pemerintah pusat memberikan target ke Bulog Subang, untuk mampu menyerap 60 ribu ton setara beras. Meski demikian, pihaknya optimis target tersebut bisa terealisasi sampai akhir tahun mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar