Sabtu, 30 April 2016

Bulog Jajaki Impor Daging Kerbau dari 13 Perusahaan India

Sabtu, 30 April 2016

Jakarta -Salah satu kebijakan yang dibuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan harga daging sapi di dalam negeri adalah dengan membuka impor daging kerbau dari India. Daging kerbau dari India lebih murah dibanding daging sapi dari Australia dan Selandia Baru.

Diharapkan impor daging kerbau dari India bisa membuat harga daging sapi saat lebaran turun sampai Rp 80.000/kg dari saat ini di atas Rp 100.000/kg. Saat ini impor daging kerbau dari India tinggal menunggi terbitnya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mengaturnya.

Perum Bulog telah mulai mempersiapkan diri bila nantinya ditugaskan mengimpor daging kerbau dari India. Penjajakan-penjajakan dengan para pemasok daging dari India sudah beberapa kali dilakukan.

Pekan lalu misalnya, Bulog bertemu dengan 13 perusahaan pemasok daging kerbau India yang dibawa oleh delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) India.

"Kita siap-siap saja kalau ditugaskan pemerintah. Sudah ada pembicaraan, kita sudah lakukan sejumlah pertemuan. Terakhir kali minggu lalu ada 13 perusahaan pemasok yang dibawa Kadin India," kata Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).

Berdasarkan hasil diskusi-diskusi awal dengan para produsen, diperkirakan harga daging kerbau dari India bisa di bawah Rp 80.000/kg seperti keinginan Jokowi.

"Kalau dari hitungan awal, beberapa pemasok menyampaikan sepertinya tidak lebih dari Rp 80.000/kg," tutur Wahyu.

Sampai saat ini Bulog memang belum menerima penugasan resmi dari pemerintah untuk mengimpor daging kerbau dari India. Bulog bisa segera melaksanakannya bila ditugaskan, tak butuh waktu lama untuk mendatangkan daging dari India.

"Tidak terlalu lama, kalau dari India 1-2 minggu sudah bisa sampai ke sini," tutupnya.

Sebelumnya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Muladno, menyatakan bahwa izin impor daging dari India hanya akan diberikan pada BUMN dengan kuota yang telah ditetapkan.

"Tidak semua importir atau feedloter. Sementara hanya untuk BUMN, kan ini untuk fungsi pengendalian. Jadi memang untuk tujuan tertentu," papar Muladno.
(ang/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar