GIRI MENANG – Panen raya di Dusun Sidekarya, Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar mempunyai makna penting. Bagi Provinsi NTB, panen raya ini menjadi bukti bila bumi gora tidak membutuhkan beras impor
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi mengatakan, tidak ada alasan bagi NTB untuk melakukan impor beras. Begitupun tidak ada faktor yang harus membuat masyarakat NTB mengandalkan konsumsi dari beras impor.
Gubernur yang akrab disapa TGB ini melanjutkan, sudah cukup kita meletakkan petani di sektor yang marjinal. Dipandang sebelah mata. ”Kalau di Negara maju, petani itu pekerjaan yang menjanjikan, bisa membuat kaya raya,” kata TGB, kemarin (29/2).
Terkait dengan rencana mendatangkan beras impor, TGB menyentil Bulog. Sebagai alat Negara, Bulog sudah seharusnya menyerap dengan maksimal hasil pertanian para petani.
”Jangan petani kita yang disuruh memikirkan manajemen stok. Soal itu (manajemen stok) merupakan peran dari alat Negara,” sindirnya.
Menurut TGB, peningkatan produksi tidak ada artinya bila tidak diimbangi dengan penyerapan yang maksimal. Tak hanya itu, harus pula diberikan harga yang layak bagi petani yang menjual gabahnya.
”Dengan kompetensi yang ada, dan juga niat baik untuk menjalankan itu, insya Allah tidak ada cerita kelangkaan beras di NTB,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Serealia Kementerian Pertanian Nandang Sunendar. Dia pun menekankan Bulog untuk lebih berpihak kepada petani. Caranya tentu dengan menekan harga di pasaran dengan membeli beras langsung dari petani.
”Posisi Bulog disini sangat penting. Kita tentu bercita-cita untuk ekspor ke luar negeri, bukan malah mengimpornya,” harapnya.
Sementara itu, Kasdam IX Udayana Brigjen TNI I Made Sumantra mengatakan, masyarakat harus bangga menjadi petani. Menurutnya, petani merupakan pekerjaan dan bagian terpenting untuk umat manusia.
“Petani diharapkan bangga menjadi petani. Yang bukan petani pun harus membantu petani. Semisal, hasil pertanian yang lebih, bisa dibeli Bulog,” katanya.
Terkait dengan rencana impor beras, dirinya sangat tidak setuju. Sejauh ini, khususnya di wilayah NTB, hasil pertanian, terutama gabah, sangat melimpah.
”Tidak berharap untuk adanya impor beras. Kalau kita punya makanan berlebih, kenapa harus kita beli, mubazir namanya,” kata Sumantra.
Panen raya ini, Gubernur NTB bersama Kasdam IX Udayana menyempatkan diri melakukan panen perdana menggunakan mesin. Pada kesempatan yang sama, pemerintah memberikan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani yang ada di Lombok Barat. (dit/fer/r6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar