SURABAYA – Dengan berbagai alasan, ternyata pemerintah masih saja berusaha membuka kran impor, meskipun jenis komoditinya berpotensi mematikan usaha rakyat, yang selama ini sebagai penyangga ekonomi utama di keluarganya.
Terbaru, pemerintah mengeluarkan Permendag 125 yang berisi tentang impor garam yang akan diberlakukan pada awal April mendatang. Lantas bagaimana nasib garam asala petani, termasuk petani yang ada di Jatim?
Kemungkinan besar, gelontoran garama ini bisa mencapai 20 ribu ton, dan berasal dari Negara Australia. Akankah petani garam lokal bisa bertahan dengan kondisi seperti ini?
Menurut Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, agar petani garam bisa masih terus bertahan maka Bulog harus mau membelinya.
“Dengan dibukanya kran impor garam oleh pemerintah pusat ini bisa mengancam keberlangsungan hidup petani garam yang ada di Jawa Timur, maka kami berharap agar Bulog mau membeli garam dari petani, seperti Bulog membeli gabah milik petani,” paparnya dalam sebuah acara di Hotel Mercure Surabaya pada Jumat (25/3/2016).
Pria yang akrab dipanggil Gus Ipul ini menambahkan, dengan demikian nasib petani garam tradisional bisa diselamatkan, mengingat Jawa Timur merupakan salah satu produsen garam terbesar di indonesia. (q cox,TS)
http://www.suarapekerja.com/2016/03/gus-ipul-bulog-harus-mau-beli-garam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar