Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta hingga 26 Maret 2016 menyerap 2.747 ton gabah kering panen atau 25 persen dari target serapan selama masa panen raya 2016.
"Panen tahun ini agak mundur sehingga serapan masih jauh dari target selama panen raya yang kami canangkan 8.000 ton," kata Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional DIY, Sugit Tedjo Muljono di Yogyakarta, Sabtu (26/3/2016).
Menurut Sugit, sejak awal panen raya serapan gabah kering panen (GKP) paling banyak di Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman mencapai 1.929 ton, diikuti Desa Triharjo, Sleman mencapai 529 ton, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul 151 ton dan Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunung Kidul mencapai 137 ton GKP.
Meski masih mencapai 25 persen, menurut Sugit, Bulog DIY tetap optimistis mampu mencapai target serapan beras dan gabah selama masa panen raya yang puncaknya diperkirakan pada April 2016, serta mampu mencapai target tahunan mencapai 62.500 ton beras selama 2016.
Ia mengatakan untuk mengoptimalkan serapan beras dan gabah petani selama panen raya, menurut dia, Bulog DIY memberlakukan kebijakan tidak membatasi pelayanan hingga akhir pekan. "Saat pengadaan serapan kami tidak kenal Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional kapan pun kami siap menjemput di mana ada panenan," kata dia.
Hingga saat ini Bulog DIY memiliki mitra 21 Gabungan Kelompok Tani yang siap memasok hasil panenan ke Bulog. Meski harga pembelian pemerintah (HPP) gabah masih di bawah harga pasaran, ia berharap seluruh petani di DIY dapat memprioritaskan penjualan beras atau gabah kepada Bulog sebab memiliki tujuan untuk kesejahteraan masyarakat luas termasuk petani sendiri.
Ia mengakui hingga kini kemampuan Bulog menyerap beras dan gabah masih terkendala HPP yang dinilai para petani masih di bawah harga penjualan di pasaran yang mencapai Rp3.800 per kg hingga Rp4.000 per kg.
"Meski HPP masih Rp7.300 per kilogram beras, para petani sudah untung sebab telah disubsidi pemerintah melalui pupuk dan bibit," kata dia.
Kendati demikian, Sugit mengatakan Bulog DIY tetap menjaga standar kualitas beras Bulog dengan mencari beras petani yang telah memenuhi standar kualitas dengan ketentuan kadar air maksimum 14 persen, butiran patah 20 persen, menir 2 persen dan derajat sosoh 95 persen.
"Asal berkualitas kami akan beli dengan harga sesuai HPP," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar