Kamis, 10 Maret 2016
PERUM Bulog Kantor Subdivisi Regional Malang, Jawa Timur, mulai menyerap gabah petani saat memasuki awal panen untuk mempercepat pengadaan beras.
"Beras itu kan dari gabah. Selain beras, kami juga membeli gabah petani untuk mempercepat penyerapan," tegas Kepala Bulog Malang, Arsyad, kepada Media Indonesia di Malang, Rabu (9/3).
Ia mengatakan Bulog terus berupaya membeli gabah petani sebanyak-banyaknya sejak awal Maret agar saat memasuki musim panen bisa menambah stok beras.
Sejauh ini, lanjutnya, gabah yang sudah dibeli sekitar 25 ton.
Gabah itu diolah di unit pengolahan gabah menjadi beras guna menambah stok yang kini mencukupi selama 4 bulan ke depan.
Pihaknya terus menggenjot pengadaan guna memenuhi target 60 ribu ton beras sampai dengan akhir tahun.
"Ada kendala terutama di harga. Harga gabah kering panen (GKP) di Malang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan di daerah lain. Selisihnya bisa Rp100 sampai Rp200 per kg," tuturnya.
Pantauan selama ini, harga GKP di Malang rata-rata Rp3.900 per kg setelah sempat menyentuh Rp4.800 per kg pada Februari.
Harga gabah turun lantaran mulai memasuki panen raya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto mengatakan harga gabah di daerahnya memang selalu di atas harga di daerah lain karena berkualitas bagus.
Ia mengatakan, kendati harga gabah di Malang di atas HPP, pihaknya meminta Bulog tetap membeli gabah petani.
Satuan Kerja (Satker) Pengadaan Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas, Jawa Tengah, terus membeli GKP langsung dari petani.
"Satker lebih condong membeli GKP, kemudian memprosesnya. Hanya, pemrosesan terkendala cuaca karena hampir setiap hari turun hujan," ujar Humas Bulog Banyumas, M Priyono.
Dari Sukabumi, Jawa Barat, dikabarkan, 5 hektare sawah berisi tanaman padi siap panen rusak setelah terendam banjir bandang Su-ngai Cibodas pada Senin (7/3) malam.
http://www.mediaindonesia.com/news/read/33188/meski-mahal-gabah-petani-diserap-bulog/2016-03-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar