Selasa, 22 Maret 2016

Bulog Jakarta-Banten akan serap 79.000 ton beras

Senin, 21 Maret 2016

LEBAK. Perusahaan Umum Badan Logistik (Bulog) Devisi Regional DKI Jakarta-Banten optimistis mampu mencapai target penyerapan sebanyak 79.000 ton setara beras pada 2016.

"Kami yakin target penyerapan beras sebanyak itu bisa direalisasikan dengan koordinasi yang baik, perencanaan juga kerja keras," kata Wakil Kepala Perum Bulog Divre DKI Jakarta-Banten Ernyn Tora di Lebak, Senin (21/3).

Selama ini, di berbagai daerah di Provinsi Banten sudah memasuki musim panen raya hingga berlangsung sampai April mendatang.

Mereka para petani yang panen padi sejak tanam Januari 2016,sehingga menyumbangkan ketahanan pangan di daerah itu.

Karena itu, Perum Bulog terus berkoordinasi, perencanaan juga kerja keras dengan Dinas Pertanian, Kodim dan kelompok-kelompok tani.

Selain itu juga menerjunkan petugas satuan kerja (Satker) tersebar di tiga unit untuk menampung gabah petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yakni gabah kering pungut Rp 3.650 per kilogram (kg). Sedangkan gabah kering giling (GKG) Rp 4.600/kg dan beras Rp 7.300/kg.

Penetapan harga gabah itu berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015.

Bahkan, saat ini harga gabah di Kabupaten Lebak melebihi HPP dengan harga Rp 3.800/kg GKP dan Rp 5.000/kg GKG.

"Kami siap menampung gabah/beras hasil petani berapa pun itu jumlahnya. Namun harus sesuai inpres, dengan kader 14%, sosoh 95%, broken 2% serta menir 2%," katanya.

Menurut dia, saat ini curah hujan di wilayah Provinsi Banten cukup tinggi sehingga berdampak terhadap kualitas gabah/beras.

Untuk itu, Perum Bulog telah mengoptimalkan Mesin Pengering Padi (Mesin Box Dryer) di Kecamatan Ciruas dan Malingping.

Selain itu juga kerja sama dengan PT Pertani untuk memanfaatkan mesin pengering padi di Kecamatan Warunggunung.

"Kami khawatirkn curah hujan itu berdampak terhadap kualitas gabah di bawah standar Bulog," katanya.

Ia menyebutkan, Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten pengadaan sebanyak 79.000 ton setara beras bisa terealisasi dengan melibatkan Dinas Pertanian setempat, Kodim dan kelompok-kelompok tani.

Dari 79.000 ton itu diantaranya dari petani Kabupaten Lebak sekitar 45% atau 35.000 ton setara beras.

Penyerapan gabah petani itu untuk cadangan beras nasional (CBN).

"Kami terus bekerja keras agar panen padi itu bisa terserap Bulog sehingga dapat mensejahterakan petani," katanya.

Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Lebak-Pandeglang Lukman mengatakan pihaknya yakin target penyerapan beras sebanyak 35.000 ton bisa tercapai melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian dan kelompok tani.

Selama ini, produktivitas panen padi di Kabupaten Lebak dan Pandeglang cukup bagus secara kualitas maupun kuantitas sehingga memberikan sumbangan besar bagi ketersedian beras untuk program masyarakat sejahtera atau rastra.

Saat ini Lebak-Pandeglang ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan di Provinsi Banten.

Produksi beras di daerah itu mampu menyumbangkan ketersedian pangan.

"Kami akan melakukan penyerapan gabah agar hasil panen petani terserap untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Malingpig Kabupaten Lebak Ombi mengaku petani di sini siap ditampung Perum Bulog karena panen padi hingga ribuan hektar.

Saat ini, harga gabah melebihi HPP karena kualitasnya cukup bagus dengan mengoptimalkan mesin pengeringan padi.

"Kami berharap Perum Bulog bisa menampung semua gabah petani yang panen itu," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar