Selasa, 8 Maret 2016
KLATEN - Perum Bulog menerjunkan satuan kerja untuk mengoptimalkan penyerapan beras di lapangan sekaligus menjaga stabilisasi harga beras dan gabah di tingkat petani.
"Mengenai penyerapan ini, Bulog di tingkat provinsi salah satunya Divisi Regional Jawa Tengah sudah menandatangani nota kesepahaman dengan KTNA atau Kelompok Tani Nelayan Andalan," kata Direktur Pengadaan Bulog Wahyu di sela pengarahan kepada satker di Gudang Bulog Meger di Klaten, Selasa (8/3/2016).
Dia menjelaskan nota kesepahaman tersebut merupakan tindak lanjut kerja sama antara Dirut Perum Bulog dengan KTNA nasional. Melalui kerja sama tersebut diharapkan ada sinergi antara kelompok tani dengan Bulog dalam rangka mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras.
"Penyerapan ini harus dimulai dari perencanaan, perencanaan harus dimulai dari pantauan proses tanam dan perkembangan harga yang harus diinformasikan kepada kami," katanya.
Teknisnya, katanya, beras dan gabah dibeli oleh Bulog bersama-sama dengan kelompok tani untuk selanjutnya diproses di Perum Bulog.
"Itu adalah salah satu target, target utamanya adalah bagaimana menstabilisasi harga gabah dan beras di tingkat petani karena itu kami menggandeng KTNA, kelompok tani dan petaninya untuk sama-sama memantau dan membeli serta memproses sama-sama dengan Bulog," katanya.
Terkait dengan proses di tingkat Bulog, pihaknya menekankan pada proses pengeringan.
Wahyu mengatakan Bulog berupaya meningkatkan kapasitas pengering, terutama untuk gabah.
"Yang kami prioritaskan adalah menambah kapasitas pengering karena kami menyadari kapasitas pengering salah satunya di Pulau Jawa belum maksimal. Dalam hal ini kami meminjam atau menyewa dengan pihak manapun, ada BUMD, BUMN, mungkin juga swasta yang punya pengering," katanya.
Pada tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan beras 4 juta ton dan gabah 1,25 juta ton.
(wdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar