MENTERI Pertanian Amran Sulaiman mengaku heran dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang tak kunjung menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani.
Padahal, harga gabah saat ini terus anjlok di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
"Saya selama beberapa hari ini hingga waktu belum ditentukan keliling daerah mulai Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Timur, ternyata pembelian gabah di tingkat petani masih di bawah HPP (harga pembelian pemerintah) gabah," kata Amran saat rapat koordinasi dalam rangka pengamanan harga gabah anjlok saat panen raya, di Korem 081 Dhirot Saha Jaya (DSJ) Madiun, Jawa Timur, Kamis (03/03).
Menurutnya, harga gabah anjlok karena Bulog belum membeli langsung dari petani. Padahal, saat ini harga gabah di petani di kisaran Rp3.200-Rp3.500 per kilogram, atau di bawah HPP.
"Saya tidak ingin berlama-lama, segera beli, jalin kerja sama dengan pemerintah setempat," pinta Amran.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengakui pihaknya sempat kerepotan untuk membeli gabah.
"Saya akui Pak Menteri, kami (Bulog) seperti terbirit-birit dalam menerima tugas membeli gabah langsung ke petani, sebab kami sebelumnya terbiasa membeli beras, bukan gabah," ujarnya.
Namun, ia tetap menyatakan siap membeli gabah di petani sesuai HPP.
Ia akan langsung meminta seluruh jajaran Bulog segera membeli gabah.
"Saya juga berterima kasih kepada kepala daerah yang memiliki gudang hingga pengeringan. Saya janji akan menyewa gudang itu untuk menampung gabah," ujarnya.
Kepala Bulog Subdivre III Surakarta Bambang Ganevo mengaku siap menyerap gabah petani asalkan di bawah HPP.
"Bulog mendapatkan tugas dari pemerintah untuk membeli sesuai HPP yang diatur Inpres 5/2015," tegas Bambang.
Ia menegaskan Bulog tidak bisa mencegah jika petani menjual gabah ke pasaran di atas HPP karena hal itu bukan kewenangan Bulog.
"Bulog hanya bisa membeli sesuai ketentuan. Jaminan Bulog adalah pendanaan untuk pembayaran gabah atau beras, pasti terbayar serta pelayanan one day service, yakni transaksi hari itu langsung dibayar," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tapin, Kalimantan Selatan, Ariffin Arpan mengaku akan menjalin kerja sama dengan pedagang di pasar modern dan ritel untuk pemasaran beras kemasan produksi petani.
"Kerja sama dengan pasar modern dan ritel dapat menjadi terobosan bagi petani di tengah ancaman anjloknya harga padi dan beras saat panen seperti selama ini terjadi," ungkap Ariffin. (ST/WJ/JI/BK/DY/UL/BN/AB/N-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar