Sabtu, 05 Maret 2016

Bulog Mulai Serap Gabah

Sabtu, 5 Maret 2016

Harga Gabah Turun Menjadi Rp 3.000-Rp 3.300 Per Kilogram


SURABAYA, KOMPAS — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Perum Bulog menyerap gabah sebanyak-banyaknya mulai Jumat (4/3). Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi harga gabah yang anjlok meskipun saat ini baru memasuki masa awal panen.

"Kami harap Bulog dapat menyerap 4-5 juta gabah dalam dua bulan atau tiga bulan ini," kata Amran, Jumat (4/3), di Surabaya, Jawa Timur. Kesepakatan untuk penyerapan gabah dilakukan bersama 11 kepala daerah di Jatim yang berada di sentra produksi beras, Kamis, di Madiun.

Satu pekan ini, Amran beserta rombongan berkeliling dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jatim untuk mengecek harga gabah. Ia mendapati harga gabah kering giling (GKG) sudah turun menjadi Rp 3.000-Rp 3.300 per kilogram.

Menurut Amran, ini adalah sebuah anomali karena biasanya pada Januari dan Februari merupakan masa paceklik. Namun, di pasar-pasar, persediaan beras melimpah. Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, misalnya, stok beras melimpah hingga 138 persen. "Kadang-kadang saya sedih kalau ada yang menyimpan beras, kok, tega pada saat banyak bencana alam seperti ini," kata Amran.

Di Jatim, periode April-Mei, hampir semua wilayah memasuki musim panen raya. Bulog Jatim bisa menyerap gabah petani sekitar 60 persen dari target tahun ini sebanyak 1 juta ton setara beras. Produksi gabah yang panen saat itu mencapai 64 persen dari total produksi padi Jatim bakal panen di bulan tersebut. Harga patokan pemerintah (HPP) gabah tahun ini belum ada perubahan.

Acuan HPP menurut Kepala Bulog Divisi Regional Jatim Witono masih menggunakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015, yakni gabah kering panen (GKP) Rp 3.700 per kg di petani dan Rp 3.750 di penggilingan, GKG Rp 4.600 per kg di petani dan Rp 4.650 di gudang Bulog, serta beras Rp 7.300 per kg di gudang Bulog. Dengan harga beras saat ini Rp 8.000 per kg, HPP sebaiknya Rp 8.500 per kg.

Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Beras dan Padi Sidoarjo Suprapto, saat ini saja hampir setiap hari ada petani yang panen padi. Bahkan, meskipun tidak panen, banyak petani, terutama pemilik lahan, menjual gabah yang disimpan dari panen tahun lalu.

Sebanyak-banyaknya

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jawa Tengah Suryo Banendro juga meminta Perum Bulog agar segera menyerap beras hasil panen petani. Hal itu mendesak dilakukan untuk mengangkat harga beras dan gabah di tingkat petani yang saat ini terpuruk di tengah panen raya di sejumlah daerah.

Suryo mengatakan, dengan melihat kondisi saat ini, Bulog juga diminta menyerap sebanyak-banyaknya gabah petani.

"Pada musim panen sekarang, Bulog diharapkan bisa menyerap sedikitnya 1 juta ton gabah dari petani," ujarnya saat ditemui di sela-sela Festival Durian Candimulyo di Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

Menurut dia, saat ini adalah saat baik bagi Bulog karena harga dari banyak GKP petani di sejumlah daerah di Jateng berkisar Rp 2.600 hingga Rp 3.100 per kg. Kisaran harga itu berada jauh di bawah HPP.

Selain karena melimpahnya hasil panen, Suryo mengatakan, penurunan harga gabah juga terjadi akibat merosotnya kualitas hasil panen akibat pengaruh cuaca. "Sebagian hasil panen petani saat ini berkualitas buruk karena banyak bulir gabah terendam air dan rontok karena diterpa angin kencang," ujarnya.

Februari lalu, luasan areal panen padi di Jawa Tengah terdata mencapai 148.000 hektar dan Maret ini akan ada tambahan 382.000 hektar lagi. Produktivitas areal tanaman padi di Jawa Tengah berkisar 5,9 ton hingga 6 ton GKG.

Kepala Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu Imron Rosidi mengatakan, sejak Januari, pihaknya sudah membuka diri menerima beras. Namun, karena rata-rata harga gabah di wilayah Kedu masih tinggi, hingga kemarin, pengadaan gabah dan beras di gudang Bulog belum bisa dilakukan.

Petani di Tegal dan sekitarnya berharap pemerintah segera menyerap beras dari mereka agar harga gabah dan beras tidak semakin turun. Amir (37), petani dan pedagang beras di Pasar Induk Beras Martoloyo, Jumat, mengatakan, sejak 1 Maret harga beras turun sekitar Rp 500 per kg. Turunnya harga beras saat ini disebabkan harga gabah yang juga turun. (ETA/EGI/DEN/WIE)

http://print.kompas.com/baca/2016/03/05/Bulog-Mulai-Serap-Gabah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar