Selasa, 7 Juni 2016
Laporan Reporter Tribun Jogja, Usman Hadi
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Buruknya kualitas raskin yang diterima warga, menyebabkan sebagian penerima raskin enggan mengkonsumsinya, bahkan terkadang raskin itu ditukarkan dengan beras jenis lain yang kualitasnya lebih bagus.
Buruknya kualitas raskin ini diakui Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bantul, Mahmudi.
Meskipun kualitas raskin banyak dikeluhkan, program raskin di Bantul menurutnya bakal tetap berjalan.
"Bahkan pada Bulan Ramadan ini rencananya bakal aga tambahan raskin ke-13 untuk tahun ini. Untuk waktunya memang belum pasti, tapi rencananya raskin itu akan disalurkan mendekati lebaran," jelasnya, Selasa (7/6/2016).
Untuk memastikan kualitas raskin yang diterima warga bagus, Mahmudi menuturkan jika pihaknya sekarang ini telah menunjuk tim khusus. Tugas dari tim ini tak lain untuk mengecek raskin di Bulog sebelum diedarkan ke masyarakat.
"Tugas tim saya ini yang berkordinasi langsung di lapangan. Mereka datang langsung ke Bulog, mengecek ketersediaan raskin, dan tentunya kualitasnya. Sehingga nantinya tidak ada lagi keluhan dari warga soal raskin yang kualitasnya jelek," imbuhnya.
Mahmudi menduga jeleknya kualitas raskin selama ini disebabkan karena beras tersebut terlalu lama ditimbun di gudang. Sehingga saat raskin didistribusian, warga mendapat beras yang kualitasnya kurang bagus, bahkan terkadang tak layak dikonsumsi.
"Bahkan karena buruknya kualitas raskin, ada usulan ketimbang raskinnya dibagi, mending diganti dengan uang. Kalau dalam satu keluarga berhak mendapatkan raskin perbulan 15kg, bila per 1kg diuangkan Rp.5. 000, mereka bisa mendapat Rp.75.000 per bulan. Padahal untuk raskin harga per 1kg harganya lebih dari Rp.5.000," ujarnya.
http://jogja.tribunnews.com/2016/06/07/meski-kualitas-kurang-memuaskan-program-raskin-di-bantul-tetap-berjalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar