Kamis, 16 Juni 2016

Impor Bulog Ditambah

Rabu, 15 Juni 2016

JAKARTA — Perum Bulog kembali ditugaskan untuk impor daging sapi 10.000 ton untuk stabilisasi harga di dalam negeri. Bulog diperbolehkan mengimpor daging kerbau dari India.

Hingga memasuki pekan kedua Ramadan, harga daging belum menunjukkan penurunan hingga ke level yang dipatok pemerintah yaitu Rp80.000 per kg. Padahal, impor telah dibuka lebar bahkan telah melibatkan pihak swasta.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyampaikan, kuota tambahan 10.000 ton tersebut diperoleh dari hasil rapat koordinasi terbatas (rakortas) di tingkat Kemenko Bidang Perekonomian akhir pekan lalu.

Pemerintah memperbolehkan Bulog untuk mengambil daging kerbau dari India, negara yang belum seluruhnya terbebas dari penyakit mulut dan kuku.

“Rakor sudah ditentukan untuk impor 10.000 ton, bisa dari negara mana saja. Sekarang Bulog sedang mengunggu SPI saja dari Pak Mendag,” terang Djarot kepada Bisnis, Selasa (14/6).

Menurutnya, selain tengah menyelesaikan SPI untuk Bulog, pemerintah sedang menyusun kode nomor impor atau HS Code untuk jenis daging kerbau India. Pasalnya, impor daging kerbau dari India merupakan pertama kali dilakukan.

Djarot menyebut secara spesifik pihaknya belum mendapatkan rincian berapa pembagian volume impor daging dari tiap negara, termasuk dari India. Yang jelas, total tambahan impor mencapai 10.000 ton.

Dia menyampaikan, meski impor dari India dibuka, Bulog tetap akan menjajaki peluang impor dari beberapa negara yang se lama ini telah menjalin mitra dengan Indonesia yaitu Australia dan Selandia Baru. Bulog pun siap menjajaki impor daging dari negara yang belum lama ini dibuka pemasukannya yaitu Spanyol.

“Seingat saya itu tetap dibuka dari Australia, Selandia Baru, Spanyol, dan India, negara-negara yang punya zona bebas PMK. Kalau jenis dagingnya akan sesuai SPI-nya. Tapi kalau daging kerbau India itu katanya hanya satu jenis, tidak ada potongan-potongan primer seperti daging impor lain,” ujar Djarot.

Tambahan impor daging sebanyak 10.000 ton tersebut, katanya, rakortas memutuskan untuk memberikan waktu realisasi hingga Desember 2016. Namun, Bulog berkomitmen untuk segera merealisasikan impor sehingga dapat menekan harga komoditas tersebut.

Setelah melalui perdebatan panjang antara pemerintah dan pemangku kepentingan, pemerintah akhirnya dapat merealisasikan importasi daging kerbau India yang menurut informasi, dapat di jual hingga Rp60.000 per kg.

10 PPH INDIA

Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah menetapkan total sepuluh rumah potong hewan (RPH) di India yang telah diaudit dan dapat mengimpor daging kerbau ke Indonesia pada awal pekan ini.

Dirjen PKH Muladno menyampaikan, penetapan sepuluh RPH ter sebut menandakan pemerintah te lah melakukan audit baik dari sisi higienis, kebersihan, cara pemotongan, kehalalan, hingga manajemen RPH tersebut, sehingga layak mengekspor kerbau ke Tanah Air.

“Tapi ya ini kan hanya untuk perusahaan BUMN. Misalnya sudah ditentukan volume impornya sekian oleh rakortas, BUMN baru dapat mengimpor. Nanti BUMN itu yang menjajaki dari kesepuluh RPH tersebut.”

Sebagai catatan, berdasarkan data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi daging kerbau pen duduk Indonesia terbilang kecil. Data itu menunjukkan pada 2014, sumber protein terbesar masyarakat (90,75%) adalah ikan. Hanya rata-rata 0,19% masyarakat yang mengonsumsi kerbau.

Kementan telah merampungkan beleid Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mengatur tata cara pemasukan daging sapi dan kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku, tetapi memiliki zona yang bebas wabah itu.

Dari dokumen yang diperoleh Bisnis, Permentan No. 17/Permentan/PK.450/5/2016 ten tang Pemasukan Daging Tanpa Tulang dalam Hal Tertentu yang Berasal dari Negara atau Zona dalam Suatu Negara Asal Pemasukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar