RABU, 22 JUNI 2016
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti berharap penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan pihaknya sebesar Rp 2 triliun bisa dikabulkan. Kalau dana itu dipotong, ia khawatir produksi dan distribusi hasil panen tidak akan optimal.
“Kalau tidak diberi dana sama sekali bagaimana? Ya jadi tidak sempurna,” kata Djarot seusai rapat kerja dengan Komisi VI di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 22 Juni 2016.
Saat ini, menurut Djarot, sistem pascapanen yang ada belum sempurna. Namun, bila nantinya permohonan dana tak sesuai dengan harapan atau malah tak diberi sama sekali, ia berkata produksi dan distribusi hasil panen akan tetap berjalan seperti biasa. Hanya, hasilnya tidak akan ideal.
Djarot menjelaskan, dana Rp 2 triliun tersebut akan digunakan untuk tiga komoditas yang ditugaskan pemerintah kepada Bulog. “Untuk penambahan, perbaikan, dan infrastruktur pascapanen,” tuturnya.
Adapun tiga komoditas itu adalah padi, jagung, dan kedelai. “Pajale,” ucap Djarot. Suntikan uang ini diharapkan bisa membuat hasil panen padi, jagung, dan kedelai menjadi tetap baik, bisa disimpan lama, dan memiliki nilai tambah.
Anggaran Rp 2 triliun yang diajukan kepada DPR ini, menurut Djarot, akan digunakan untuk membeli sarana pascapanen. “Seperti alat pengering, silo atau gudang penyimpanan, dan alat pemroses.”
Terkait dengan pencairan dana ini, Djarot optimistis wakil rakyat di Komisi VI akan mendukung Bulog dengan memberikan dana sesuai dengan permintaan Bulog. Menurut dia, tidak ada alasan bagi anggota Dewan mengabaikan pangan. “Saya yakin DPR paham akan hal ini sehingga permintaan ini didengar,” tuturnya.
BAGUS PRASETIYO
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/22/090782217/jika-pmn-dipangkas-bulog-produksi-hasil-panen-tak-sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar