Senin, 13 Juni 2016
Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengakui operasi pasar masih jauh dari ideal. Namun Bulog berkomitmen memberikan alternatif harga daging sapi kepada masyarakat sesuai perintah pemerintah.
Jika pasar menyediakan harga daging sapi Rp 120 ribu, Bulog bisa menyediakan dengan harga Rp 80 ribu per kilogram. "Ya memang belum ideal, tapi kami berupaya agar masyarakat memiliki pilihan. Tapi jika masyarakat masih ingin makan daging dengan harga Rp 120 ribu dengan pertimbangan selera, tidak apa-apa," ujar Djarot kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Minggu (12/6).
Ia tidak bisa memaksa mekanisme pasar untuk langsung menurunkan harga daging segar. Namun daging beku impor setidaknya bisa dimanfaatkan masyarakat. "Masyarakat bis memilih sesuai kapasitas dan selera," kata dia.
Djarot pun tidak menampik kenaikan harga daging sapi karena kebijakan telat diambil. Khusus untuk Bulog, kuota baru diberikan akhir Mei 2016. "Tapi kami selalu berupaya dan setiap minggunya bertahap masuk daging sapi. Mudah-mudahan bisa terpenuhi 5.000 ton daging sapi untuk puasa hingga Lebaran," ujarnya.
Selain upaya impor, pemanfaatan sapi lokal terus dilakukan. Saat ini Bulog akan membeli daging sapi dari peternak lokal, khususnya bagi daerah yang masih memiliki stok. Daging tersebut akan digunakan untuk operasi pasar.
"Itu juga digunakan untuk operasi pasar ditambah daging beku impor. Di beberapa daerah harga tertekan dan kami upayakan terkoreksi.
Direktur Komersial Bulog Fadzri Sentosa menilai, saat ini tren harga daging landai. Meski belum mengalami penurunan, dia meyakini operasi pasar berdampak pada harga sehingga tidak semakin naik. "Berarti ada efek sedikit walaupun pasokan belum cukup. Sekarang kami terus tambah supaya tren turun," kata dia.
Menurut dia, Bulog memiliki target 5.000 ton daging impor bisa masuk ke Indonesia hingga Lebaran tahun ini. Dari kuota 10 ribu ton hingga akhir 2016, impor daging sapi baru terealisasi 2.100 ton. "Sebanyak 960 ton telah diedarkan ke pasar. Kami juga akan melihat supply dari Australia dan kecepatan mereka mengirim ke sini," kata Fadzri.
http://www.harnas.co/2016/06/13/bulog-akui-telat-impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar