Selasa, 7 Juni 2016
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J. Supit menilai adanya instruksi pemerintah kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap gabah dan bahan pangan pokok lainnya dinilai tidak masuk akal.
Apindo menilai, Bulog sendiri sangat dirugikan dengan adanya skema penyerapan tersebut.
"Misalnya saja Bulog diharuskan membeli bawang dengan harga Rp 25.000/kg, kemudian dijual dengan harga Rp 17.000/kg, ini kan sangat menekan Bulog, kasihan Bulog," ujar Anton J. Supit, saat hadir sebagai pembicara dalam acara diskusi INDEF, di Jakarta, Senin (6/6/2016).
Anton menambahkan, bahwa langkah penyerapan gabah dan bahan pangan tersebut sangat tidak menguntungkan bagi Bulog.
"Sampai kapan Bulog bisa bertahan melakukan langkah serapan seperti ini," katanya.
Anton menilai, dalam mengatasi permasalahan pangan saat ini, tidak bisa dengan cara yang instan seperti langkah serapan bahan pangan yang diinstruksikan pemerintah kepada Perum Bulog.
Terkait carut-marutnya masalah persoalan pangan saat ini sangat erat kaitannya dengan persoalan data yang tidak akurat dan masyarakat selalu dihibur dengan data-data hasil produksi dan ketersediaan pangan yang sangat fantastis, sementara fiktif di lapangan.
"Tunjukan kepada publik kalau memang kita memiliki ketersediaan pangan yang cukup, ketersediaan daging sapi yang cukup, dan ketersediaan bahan pangan lainnya," tambah Anton.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/06/07/113000226/Apindo.Kasian.Itu.Bulog.Sangat.Dirugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar