Jumat, 10 Juni 2016

Harga Jual Stabil Tinggi

Jumat, 10 Juni 2016

BANJARMASIN, KOMPAS — Harga bahan pokok pangan, terutama daging sapi, daging ayam, dan telur, di beberapa daerah, seperti Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Malang (Jawa Timur), Tegal (Jawa Tengah), Jayapura (Papua), stabil tinggi. Padahal, pemerintah sudah berupaya mengatasi dengan cara memotong rantai pasok dan melakukan operasi pasar secara berkala di sejumlah daerah.

Harga daging sapi kualitas bagus di Banjarmasin masih bertahan Rp 125.000-Rp 130.000 per kilogram (kg) meskipun operasi pasar daging sapi sudah berjalan. Sejak Rabu (8/6), Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Kalimantan Selatan melakukan operasi pasar di sejumlah tempat untuk membantu masyarakat mendapatkan daging beku dengan harga Rp 80.000 per kg.

"Sampai dengan Kamis, operasi pasar daging sapi sudah digelar di lima titik," kata Kepala Bulog Divre Kalsel Alwi Umri, di kawasan Pasar Kalindo, Kota Banjarmasin, Kamis.

Hal yang sama terjadi di Pasar Kahayan dan Pasar Besar Palangkaraya. Meski Bulog Divre Kalteng sudah menggelar operasi pasar daging sapi sejak Rabu, harga daging sapi di pedagang masih Rp 120.000-Rp 135.000 per kg. Bulog Divre Kalteng menyediakan 15 ton daging sapi potong dengan harga Rp 80.000 per kg.

Daging ayam juga masih dijual di atas Rp 30.000 per kg meski turun dibandingkan dengan harga pada Selasa lalu yang dijual Rp 34.000 per kg. Kamis kemarin harganya Rp 32.000-Rp 33.000 per kg.

Sementara itu, harga daging sapi di sejumlah pasar di Pontianak, Kalimantan Barat, berkisar Rp 120.000-Rp 125.000 per kg.

Mahalnya harga daging ayam juga masih dirasakan masyarakat Kota Malang, Jawa Timur. Harga daging ayam di pasar induk Rp 33.000 per kg. Di Pasar Blimbing Kota Malang, harga daging ayam pada Kamis kemarin mencapai Rp 32.000 per kg. Harga itu lebih mahal dibandingkan dengan harga sebelum puasa yang mencapai Rp 29.000 per kg.

Di Pasar Induk Gadang, harga daging ayam bahkan menembus harga Rp 33.000 per kg. "Harga ayam terus naik selama puasa. Saat ini, di Pasar Induk Gadang harganya sudah mencapai Rp 33.000 per kg," kata Watiamah, konsumen daging ayam di Pasar Induk Gadang, Kamis.

Hal ini juga terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Harga daging sapi dan daging ayam di wilayah Kota Tegal dan Kabupaten Tegal malah kembali naik. Saat ini, harga daging sapi di Tegal mencapai Rp 120.000 per kg, sedangkan harga daging ayam Rp 36.000 per kg, seperti terpantau di sejumlah pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Tegal, antara lain Pasar Pagi Kota Tegal, Pasar Banjaran, Trayeman, dan Pepedan di Kabupaten Tegal.

Sementara itu, di Jayapura, Papua, harga sejumlah komoditas barang kebutuhan pokok terus meningkat drastis. Dari pantauan Kompas di Pasar Sentral Youtefa di Distrik Abepura, harga yang naik terutama komoditas sayur-sayuran.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arif Nasrudin, Kamis, menyatakan, PD Pasar Jaya mengajak warga kembali ke pasar tradisional. Tawarannya, harga lebih murah untuk sembilan komoditas pokok selama operasi pasar yang digelar di 147 pasar tradisional di seluruh DKI Jakarta, sebanyak 20 pasar di antaranya telah mulai sejak 4 Juni 2016.

Dampak operasi pasar terhadap penurunan harga beberapa komoditas memang belum terasa. Namun, pihaknya akan terus menggelontorkan barang dengan harga yang lebih murah ke semua gerai selama operasi.

Masalah produksi

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit mengatakan, masalah utama kenaikan harga pangan ada di produksi. Namun, ada upaya mengalihkan pokok persoalan menjadi seakan masalah distribusi.

"Yang terjadi masalah utama pangan tidak tertangani, muncul masalah baru lagi," katanya.

Menurut Anton, yang juga Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia, harga ayam potong di tingkat peternak sekarang naik menuju tingkat harga yang wajar, setelah bertahun-tahun peternak terus merugi.

Sekarang ini biaya pokok produksi per kg ayam hidup berkisar Rp 16.500-Rp 18.000 di kandang. "Kalau peternak jual Rp 19.000 per kg ayam hidup, untung Rp 1.000 per kg setelah pelihara lebih dari sebulan," ujarnya.

Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat mengunjungi Pasar Penyeimbang di Palembang, kenaikan harga menjelang Lebaran wajar terjadi. Namun, kenaikan tersebut harus dikendalikan.

"Jangan sampai harga terlalu tinggi di tingkat konsumen. Sebaliknya di produsen harganya terlalu rendah," ujarnya.

Saat ini, kata Amran, masih terjadi anomali harga pasar, di mana produksi melimpah, tetapi harga masih tinggi. Ambil contoh minyak goreng, pasokan jelang Ramadhan 1,8 juta ton, jumlah ini melebihi kebutuhan minyak goreng yang 450.000 ton.

Komoditas lain adalah beras, pasokan yang tersedia 2 juta ton, melebihi dari kebutuhan. Hal ini juga terjadi pada tujuh komoditas lain, seperti bawang merah, ayam, dan telur ayam. Pihaknya telah berkoordinasi dengan kementerian terkait, importir, dan produsen untuk sepakat mengendalikan harga.

Rakor bahan pangan

Sementara itu, di Jakarta, pemerintah mengadakan rapat koordinasi membahas soal bahan pangan. "Pemerintah terus menjual daging sapi dengan harga Rp 80.000 per kilogram, tetapi ternyata masih belum turun. Ya, kita akan coba terus. Akan ditambah izin impornya," kata Menteri BUMN Rini Soemarno.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menegaskan, pemerintah telah bekerja maksimal mengamankan pasokan beras. Tahun lalu, pemerintah memutuskan mengimpor 1,5 juta ton beras dari Vietnam sehingga saat ini stok Perum Bulog mencapai 2,1 juta ton. Operasi pasar Bulog dapat meningkat, dari 150.000 ton per bulan menjadi 350.000 ton per bulan.

(TIM KOMPAS)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/160610kompas/#/1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar