Rabu, 15 Juni 2016
Jakarta -Pemerintah telah melakukan impor daging sapi beku untuk menekan harga pasar, yang saat ini mencapai Rp 120.000-130.000 per kilogram (kg). Namun, ada banyak pendapat dari masyarakat yang meragukan kualitas dari daging beku.
Masyarakat Indonesia yang selama ini terbiasa dengan daging hangat menjadi salah satu penyebab kenapa daging sapi beku kerap diragukan kualitasnya.
Kepala Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, sebenarnya tidak ada perbedaan antara daging beku maupun daging segar. Ia mengatakan, daging segar yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) pun juga melewati proses pembekuan yang sama dengan daging beku yang ada selama ini di masyarakat.
"Orang yang lokal saja banyak daging beku. Kalau ke RPH, emang dia nggak beku? Sama. Kalau nggak beku ya daging cepat busuk. Makanya nanti main ke RPH. Yang bagus-bagus tapi ya. Itu kan dia potong, dia tiriskan, dia bekukan, baru dia kirim-kirim," katanya usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/06/16).
Masyarakat kerap meragukan kualitas daging beku impor yang ada di pasaran. Djarot menambahkan, kualitas dan kehalalan yang diragukan masyarakat selama ini lebih dikarenakan keterbatasan informasi masyarakat mengenai daging beku.
Setidaknya, ada 4 hal yang perlu diketahui oleh masyarakat soal daging beku impor yang ada di pasaran selama ini:
1. Sebelum melakukan impor, harus diputuskan bahwa impor hanya dapat dilakukan di RPH halal dan yang sudah disertifikasi oleh MUI.
2. Harus dilakukan verifikasi, apakah sapi yang dipotong adalah sapi sehat. RPH di Australia tidak mengizinkan memotong sapi sakit atau sapi tua.
3. RPH di Australia menggunakan teknologi yang terjamin kehigienisannya. Pemotongan daging juga menggunakan mesin, bukan pisau.
4. Penanganan pasca pemotongan terjamin. Setelah dipotong, ditiriskan di tempat dingin, dibuang sisa darah, sisa cairan. Kurang dari 24 jam, setelah ditiriskan baru masuk pembekuan.
"Artinya kalau dari sisi impor itu, mestinya daging beku itu lebih sehat daripada yang dipotong di halaman yang ditutup terpal, kontaminasinya gimana. Tapi saya tidak dalam posisi memperbandingkan. Tapi mereka tidak lebih jelek," imbuhnya.
(drk/drk)
http://finance.detik.com/read/2016/06/15/152301/3234073/4/masyarakat-kurang-suka-daging-beku-begini-penjelasan-bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar