Kamis,20 Oktober 2016
RADARRIAUNET.COM - Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri menyatakan sedang mendalami kemungkinan adanya puluhan titik pengoplosan Beras Cadangan Pemerintah lain di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung Setya, Rabu (19/10), dugaan ini ditemukan setelah penyidik melakukan pendalaman dari gudang yang ditemukan di Cipinang, Jakarta Timur, belum lama ini.
"Itu satu titik, kemudian dari pendalaman menemukan informasi ada 41 titik lainnya," kata Agung saat berbincang di kantornya, Jakarta.
Penyidik, kata dia, sudah mengecek dan memeriksa titik-titik tersebut. Saat ini mereka masih berupaya untuk memastikan adanya potensi penyimpangan di tempat-tempat yang dicurigai.
"Semuanya di Jabodetabek karena ini untuk (Bulog) regional DKI Jakarta-Banten," kata Agung.
Sementara untuk di daerah lain, penyidik sudah menyegel dua gudang di Cirebon, Jawa Barat, dan di Tegal, Jawa Tengah. Dua tempat itu diduga terkait dengan jaringan mafia beras yang sama dengan yang ditemukan di Jakarta.
Selain itu, dari pendalaman ini, penyidik juga melihat kemungkinan keterlibatan perusahaan ilegal lain di liar PT Dian Sriyoni Utama yang mengelola cadangan beras pemerintah hasil kongkalikong dengan Bulog.
Dalam kasus ini, direktur perusahaan tersebut yang berinisial CS dan Kepala Bulog Divisi Regionel DKI-Banten Agus Dwi Indirato sudah ditetapkan tersangka. Selain itu, ada tiga tersangka lain yakni TID, SAA serta MGS.
"Pada dasarnya mereka berusaha dengan caranya mereka untuk mendapatkan itu (beras), kita tahu dengan cara yang melanggar ketentuan yang berlaku; di peraturan Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, terkait dengan pengaturan distribusi cadangan beras pemerintah ini," kata Agung tanpa merinci.
Ketika ditanya bagaimana PT DSU bisa sampai berhubungan dengan Bulog, Agung mengatakan hal tersebut belum bisa disampaikan. "Nantilah biar kami dapat lebih dalam dulu, karena baru dapat kulitnya," ujarnya.
Kasus ini terungkap ketika penyidik menggerebek gudang yang berada di Cipinang, Jakarta, pekan lalu. Para pekerja kedapatan sedang mengoplos beras impor CBP dengan beras premium bermerek Palem Mas.
Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp3.500 per kilogram. Keuntungan total yang diraup oleh para tersangka hingga kini masih diaudit.
Hanya saja, diketahui PT Dian Sriyoni mengelola 3.700 ton beras secara ilegal. Saat menggerebek gudang di Cipinang, penyidik baru menemukan 400 ton dari total tersebut.
http://radarriaunet.com/news/detail/21297/polisi-menduga-terdapat-puluhan-titik-pengoplosan-beras-bulog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar