JOMBANG– Warga miskin di Desa Tanjungwadung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang mengeluhkan buruknya beras miskin (raskin) yang dikirim Subdrive II Bulog Surabaya Selatan.
Selain bau dan berwarna kuning, raskin juga berkutu. Keluhan warga itu muncul saat mereka membuka karung raskin yang dikirim Sabtu (8/10). Merasa beras yang diterima tak layak konsumsi, mereka m-elapor kepada aparat desa setempat. Di desa ini, sebanyak 503 karung raskin yang dibagikan kepada warga. Dari jumlah itu, rata-rata kondisi raskin berkualitas buruk dan tak layak konsumsi. Protes warga itu muncul lantaran tak hanya kali ini saja raskin yang mereka terima berkualitas buruk. Kepala Desa Tanjungwadung, Supono, tak menampik jika raskin yang diterima warganya itu berkualitas buruk.
Dikatakan, hampir semua penerima raskin mengeluhkan buruknya kualitas beras murah bersubsidi itu. “Hampir semuanya berkualitas buruk. Memang banyak warga yang mengeluhkan raskin mereka berbau apek, berwarna kuning serta berkutu,” tutur Supono, kemarin. Warga, kata dia, tak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini. Kendati menggerutu, warga tetap saja mengonsumsi raskin tak layak konsumsi itu dengan alasan terpaksa.
Namun, sebelum mengonsumsi, warga terlebih dahulu mengolah raskin tersebut agar bisa dikonsumsi. Salah satunya dengan cara menyelep ulang. “Diselep lagi agar bisa lebih putih. Kalau tidak, ya dicampur dengan beras yang berkualitas bagus. Kalau langsung dimasak, rasanya tidak layak dikonsumsi,” ucapnya. Kasus raskin berkualitas buruk seperti ini ujar Supono, tak hanya kali ini saja dialami warga. Menurutnya, pada bulan-bulan sebelumnya, kualitas raskin yang diterima juga tak jauh berbeda.
Karenanya, dia menyesalkan kenapa kasus yang sama terjadi berulang-ulang. Meski harus menebus dengan harga yang murah, seharusnya Bulog memberikan beras yang layak untuk dikonsumsi. “Jangan karena beras murah lantas diberikan kualitas yang buruk. Kasihan masyarakat,” ucapnya. Sebenarnya, lanjut Supono, raskin yang berkualitas buruk itu bisa saja dikembalikan ke desa untuk selanjutnya dikembalikan lagi ke Bulog. Namun, kata dia, cara ini juga membutuhkan waktu karena pihaknya harus mengecek semua kondisi raskin yang diterima ratusan warga.
“Harusnya sebelum dikirim ke desa, Bulog mengecek dulu kualitasnya. Sebab, jika sudah sampai di desa, sulit untuk dikembalikan,” tandasnya. Kabar buruknya kualitas raskin yang diterima warga Desa Tanjungwadung ini belum sampai kepada Bulog Subdrive II Surabaya Selatan. Namun Bulog berjanji bakal mengganti raskin jika memang masyarakat menilai raskin yang mereka terima itu dianggap tak layak konsumsi. “Belum ada laporan sampai saat ini. kalau memang raskinnya buruk, silakan pihak desa mengembalikan dan akan kami ganti dengan yang baru,” kata Kasubdrive II Bulog Surabaya Selatan, Nurman Susilo.
Ia mengatakan, seharusnya pihak desa mengecek terlebih dahulu kualitas raskin sebelum dibagikan kepada warga. Dengan begitu, pihak desa bisa dengan mudah meminta beras pengganti. Dengan begitu, Bulog akan lebih cepat memberikan beras pengganti dengan kualitas yang baik. “Pada saat pengiriman, kami sertakan berita acara pemeriksaan. Setelah dilakukan pengecekan dan tidak ada masalah, berita acara itu ditandatangani. Jadi kalau memang diteliti dari awal, bisa langsung dikembalikan ke Bulog kalau kualitasnya buruk,” ujarnya.
Nurman mengungkapkan, tak ada batasan waktu bagi pemerintah desa untuk mengembalikan raskin yang dinilai tak laik konsumsi itu. Pemerintah desa hanya perlu melaporkan kepada Satuan Kerja (Satker) Bulog di tingkat kecamatan atau kabupaten setempat, sehingga bisa langsung dilakukan penggantian. “Bisa kapan saja dikembalikan. Kita akan ganti dengan yang baru. Saya juga minta kepada desa lainnya untuk mengecek dahulu sebelum raskin dibagikan,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar