Senin, 24 Oktober 2016
JAKARTA (Realita) – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Bulog membeli gabah kering giling yang tidak masuk standar beras akibat proses pengeringan yang masih tradisional. Pembelian itu selain membantu petani yang
kesulitan menjual tipe beras tersebut, juga untuk melawan para spekulan.
“Gabah asal petani itu terkadang tidak masuk kategori standar beras
Bulog, karena proses pengeringan yang masih tradisional sehingga kadar
air masih tinggi. Dengan kategori seperti itu, Bulog tidak mau membeli,” ujar Hamdani, anggota Komisi IV asal F-Nasdem DPR kepada Realita.co, kemarin.
Akibatnya, tambah Hamdani, petani kesulitan untuk menjual beras. Hal
ini membuat para spekulan tumbuh subur karena petani tidak berdaya dan
akan melepas meski harga gabah kering giling itu hanya antara Rp 1.000–Rp 2.000/kg.
Padahal, harga gabah kering giling yang ditetapkan Bulog adalah Rp 3.700/kg. “Perbedaan harga ini terlalu jauh. Petani sangat dirugikan bila Bulog tidak mau membeli. Karena itu, kita menginstruksikan Bulog untuk membeli gabah kering giling yang tidak memenuhi standar Bulog tersebut,” tandas Hamdani.
Ia mengatakan, pengeringan gabah yang tidak sesuai standar bisa mengakibatkan beras berubah warna dan muncul kutu yang menyebabkan menurunnya kualitas dan daya tahan lama beras tersebut. Hal ini yang
menjadi alasan Bulog tidak mau membeli.
“Tetapi kita sudah instruksikan agar Bulog juga membeli dan kembali memproses sesuai standar. Tujuan kita adalah membantu para petani agar tidak menjadi korban terus,” tandas Hamdani.
Selain gabah kering giling tersebut, Hamdani juga meminta Bulog membeli beras petani yang digiling melalui rice milling unit (RMU). Karena selama ini, petani juga kesulitan menjual beras akibat
pengeringan tidak sesuai standar. “Bulog juga harus mengambil beras petani yang digiling melalui RMU itu. Kalau rasa berasnya sama saja. Hanya ketahanan beras yang tidak lama dan bisa berubah warna serta kutuan,” kata dia.
Hamdani juga minta agar Bulog dan jajarannya tidak terlambat masuk ke
kawasan panen. “Terlambat sedikit, spekulan sudah datang untuk
membelinya. Bulog juga sudah saatnya merangkul petani agar tidak melepas gabah kering giling dengan harga di bawah standar Bulog,” harapnya.
Hal sama juga disampaikan Komisi VI DPR yang meminta Bulog menjadi pemain utama sembilan kebutuhan pokok masyarakat. Dengan demikian, Bulog bisa mengendalikan harga sehingga para spekulan tidak mudah mempermainkan harga. “Kita dorong pemerintah agar menambah modal Bulog. Bila Bulog kuat, Bulog bisa menetapkan harga sehingga para spekulan tidak mempermainkan harga seperti sekarang ini,” ujar Dr. Lili Asjudiredja. war
http://www.realita.co/index.php?news=DPR-Minta-Bulog-Lawan-Spekulan~3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962959d0eb3f65f59a8cbb99f170a52ee70
Tidak ada komentar:
Posting Komentar