TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Warga Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo menemukan beras remuk dan patah saat distribusi raskin alokasi bulan Mei.
Keluhan warga tersebut disampaikan Kasie Kesos Kecamatan Nanggulan, Ika Haristyowati, saat evaluasi pendistribusian raskin di Dinsosnakertrans Kulonprogo, Jumat (20/5/2016).
Ika mengatakan sebenarnya secara umum pendistribusian raskin di wilayahnya cukup lancar.
Namun, temuan beras dalam kondisi remuk atau patah juga banyak dikeluhkan masyarakat penerima. Temuan dan keluhan itu terutama muncul di Desa Banyuroto.
"Kami menemukan raskin banyak menirnya. Banyak yang remuk," katanya.
Rapat evaluasi di Dinsosnakertrans tersebut diikuti Tim Raskin DIY, Kabupaten dan Kecamatan serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Ika yang menjadi salah satu tim menyampaikan temuan itu agar menjadi evaluasi instansi terkait.
Perwakilan Bulog DIY, Fansuri, menjelaskan temuan beras menir atau remuk berkaitan dengan serangan hama patah leher padi petani.
Menurutnya, panen pada musim tanam (MT) pertama di Kulonprogo terserang hama padi patah leher.
Serangan hama tersebut mengakibatkan berkurangnya nutrisi. Dampaknya, ketika gabah digiling hasilnya banyak yang mengalami remuk sebagaimana temuan raskin di Desa Banyuroto.
Dia pun hanya bisa berharap pada musim tanam kedua hasil panennya lebih baik.
"Memang rendemen sekarang di bawah 50 persen. Jadi kalau digiling satu kuintal gabah jadi beras hanya 40 kilogram," ujar Fansuri.
Adapun menghadapi hari besar keagamaan, menurutnya, distribusi raskin selanjutnya akan dipercepat.
Menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri, rencananya pendistribusian untuk bulan Juni dan sebagian alokasi Juli dilakukan pada Juni.
Sebagian alokasi Juli lainnya, menurutnya, ada juga yang akan didistribusikan pascalebaran.
"Itu untuk stabilitas harga beras di pasaran," lanjutnya. (tribunjogja.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar