Senin, 16 Mei 2016
Jakarta -Meski produksi dianggap melimpah, harga bawang merah di pasaran tetap saja mahal. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan, fenomena ini dinilainya sebagai keanehan atau anomali pasar.
Dalam pengecekannya di lapangan seperti sentra bawang merah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Amran bercerita, bahwa dirinya sampai terheran-heran melihat harga bawang merah melonjak Rp 19.000/kg ketika berpindah satu tangan dari petani ke pedagang yang jaraknya berdekatan.
"Di lapangan kemarin di Nganjuk cek langsung ke lapangan, di petani harganya hanya Rp 14.000/kg, 500 meter dari situ kemudian nilainya jadi Rp 33.000/kg. Artinya apa? Ada anomali," katanya ditemui di gudang Bulog Divre, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (16/5/2016).
Kondisi ini membuat harga komoditas bumbu dapur ini akhirnya dibebankan ke konsumen. Di sisi lain, petani menderita karena harga yang rendah.
"Disparitas harga terlalu besar, padahal jarak hanya 500 meter. Ini yang akan kita selesaikan buat solusi permanen ke depan, tujuannya petani untung, pengusaha (pedagang) untung, konsumen tersenyum," ungkapnya.
Dalam tata niaga bawang sendiri, Bulog akan membeli langsung dari petani di kisaran Rp 22.000/kg, dan kemudian menjualnya pada pedagang eceran yang kulakan di pasar induk di Jakarta sebesar Rp 24.150/kg.
"Kita mulai hari ini, berlaku harga Rp 24.100/kg. Itu disebar ke 4 pasar induk yang besar-besar," tutur Amran.
Keempat pasar induk besar tersebut meliputi Pasar Induk Kramat Jati (Jakarta Timur), Pasar Induk Cibitung (Bekasi), Pasar Induk Tanah Tinggi (Banten), dan Pasar Induk Caringin (Bandung).
(feb/feb)
http://finance.detik.com/read/2016/05/16/155512/3211536/4/bawang-merah-di-petani-dijual-rp-14000-kg-pindah-500-meter-jadi-rp-33000-kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar