Senin, 16 Mei 2016
Jakarta -Dalam melakukan stabilisasi harga bawang merah, Perum Bulog kini tak lagi melakukan Operasi Pasar (OP) di pasar-pasar tradisional, melainkan langsung menjualnya di pasar induk. Tujuannya, agar bawang merah bisa diserap pedagang kecil yang kulakan di pasar induk.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, mengungkapkan meski belum berpengalaman dalam tata niaga bawang merah, hal itu bukan lantas menjadi kekhawatiran mengalami kegagalan dari aspek bisnis memasuki bisnis komoditas bumbu dapur tersebut.
"Kalau takut gagal nggak akan pernah berbuat. Yang penting perencanaan bagus dan doa saja supaya tidak gagal," kata Djarot ditemui di gudang Bulog Divre, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (16/5/2016).
Menurutnya, masalah distribusi dalam bawang merah sebenarnya ada pada manajemen stok serta penyimpanan yang baik. Hal tersebut akan dilakukan Bulog untuk menjadi bandar bawang merah yang efisien.
"Sangat wajar untuk bisa dilakukan. Bahwa problem bawang merah itu hampir sama dengan tanaman seasonal yang hanya tumbuh musiman, bawang itu daya tahan rendah buat disimpan. Itu bagaimana kita atur manajemen simpannya, caranya dengan pola manajemen yang pas," jelas Djarot.
"Kemudian dibangun juga bagaimana konsep distribusi yang pas. Penyimpanan juga kan tak harus di gudang, tapi bagaimana agar bawang juga bisa disimpan di lapangan," ujar Djarot
Sesuai penugasan pemerintah, Bulog mulai saat ini masuk menjadi pemain besar dalam distribusi komoditas bawang merah. Upaya ini sekaligus guna mengontrol harga bawang merah pada bulan Puasa dan Lebaran nanti. Tahap awal, Bulog menjual bawang di sejumlah pasar induk dengan harga Rp 25.150/kg
(feb/feb)
http://finance.detik.com/read/2016/05/16/195233/3211798/4/meski-belum-berpengalaman-bulog-optimis-bisa-jualan-bawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar