Selasa, 10 Mei 2016

Baru Serap 34 Persen Beras Petani, Bulog Terjunkan Tim, Pakde Karwo Minta Penyerapan Dipercepat

Senin, 9 Mei 2016

SURYA.co.id | SURABAYA - Gabah hasil panen petani di Jatim belum banyak yang terserap Bulog.
Dari target pengadaan beras di Jatim 1.050.000 ton beras di tahun 2016, hingga bulan Mei ini baru terealisasi 289.963 ton atau masih 34,11 persen.
Ini berarti, beras yang harus diserap masih sebanyak 760.037 ton atau 65,89 persen.
Kepala Bulog Divre Jatim Witono mengatakan, meski serapan beras saat ini baru 34,11 persen, pihaknya optimistis hingga akhir bulan Juni nanti atau semester pertama tahun ini serapan beras petani bisa mencapai 60 - 70 persen.
"Berbagai upaya untuk mempercepat serapan gabah dan beras petani terus kita lakukan," ujarnya, kepada Surya, Senin (9/5/2016).
Upaya itu, kata Witono, terlihat dari serapan gabah kering giling (GKG). Sampai bulan Mei ini, sebanyak 577.041 ton GKG petani yang sudah dibeli Bulog, atau setara 289.963 ton beras.
Dengan target tahun ini sebesar 1.050.000 ton, maka pengadaan beras oleh Bulog tersebut sudah mencapai 33,11 persen.
"Ini lebih tinggi dari pengadaan beras secara nasional yang masih dibawah 30 persen," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya optimis akhir 2016 nanti target pengandaan 1.050.000 ton beras bisa diwujudkan.
Apalagi untuk mempercepat pembelian gabah milik petani, Bulog telah menurunkan tim terpadu ke kabupaten/kota.
"Makanya hingga semester pertama tahun ini, kami optimis gabah petani terserap mencapai 60 sampai 70 persen," sumbarnya.
Terkait harga, Witono menyebut pembelian gabah petani tetap sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah. Untuk gabah kering panen (GKP) dibeli Rp 3.700 per kilogram. Sedangkan gabah kering giling (GKG) dibeli dengan harga Rp 4.600 per kilogram.
Bahkan dengan mulai berkurangnya masa panen dan akan mendekati bulan puasa, harga gabah petani trendnya naik.
"Tapi kenaikannya hanya sekitar 5 persen saja," imbuh Witono
Gubernur Jatim Soekarwo minta Bulog mempercepat penyerapan gabah dan beras petani.
"Jangan sampai produksi yang berlimpah malah tak terserap oleh Bulog," tegasnya, mengingatkan.
Menurut Pakde Karwo, produksi beras Jatim tahun ini mencapai 13,054 ton. Dengan konsumsi masyarakat setiap tahun hanya 3,5 juta ton, maka beras di Jatim surplus hingga 4,9 juta ton.
"Surplus beras sebesar itu bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan 43,3 juta jiwa orang diluar Jatim," bebernya.
Hal tersebut, kata Pakde Karwo menjadikan Jatim sebagai penyangga pangan nasional.
Selain beras yang surplus 4,9 juta ton, kontribusi daging asal Jatim untuk nasional mencapai 22 persen. Sedangkan telur kontribusinya lebih besar lagi, yakni 25 persen.
"Bahkan untuk susu, kontribusi kita untuk nasional mencapai 53 persen," tandas Gubernur dua periode ini.

http://surabaya.tribunnews.com/2016/05/09/baru-serap-34-persen-beras-petani-bulog-terjunkan-tim-pakde-karwo-minta-penyerapan-dipercepat?page=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar