Kamis, 19 Mei 2016

Bupati Prihatin Bulog Tak Bisa Jaga Kestabilan

Rabu,18 Mei 2016

PURWOREJO, suaramerdeka.com – Bupati Purworejo Agus Bastian mengungkapkan keprihatinannya lantaran Bulog tidak bisa menjaga kestabilan harga. Setiap musim panen, harga gabah di pasaran sering anjlok. Padahal Bulog seharusnya dapat memaklumi apabila harga gabah anjlok karena kadar air mencapai 30 persen.

Keprihatinan tersebut disampaikan Bupati Bastian saat menerima audiensi perwakilan dari Kementerian Pertanian RI di ruang Pringgitan rumah dinas bupati, baru ini. Bupati didampingi Sekda Tri Handoyo beserta jajaran pimpinan SKPD terkait.

“Saya sangat prihatin sekali, pada saat panen raya harga gabah anjlok. Dalam waktu dekat saya juga akan menemui Bulog, dan menanyakan sebenarnya apa yang menjadi sebab harga menjadi anjlok,” katanya.

“Apa karena kadar airnya. Kalau karena kadar air kan bisa diberi penyuluhan tentang kadar air, mana yang bisa masuk mana yang tidak. Saya kira kalau di daerah-daerah lain tidak seperti itu, kalau kadar air sampai 30 persen, ya Bulog mau memaklumi itu,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Pending Dadih Permana dalam kesempatan itu menjelaskan, untuk mendorong petani agar lebih akseletatif lagi dalam mengelola kegiatan usahanya, BPPSDMP akan menfasilitasi pelatihan kapasitas untuk para penyuluh pertanian di Purworejo.

Hal ini sebagai salah satu langkah dalam upaya khusus (upsus) swasembada padi, jagung dan kedelai (pajale) dari Kementerian Pertanian RI.

Pending menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin sebagai pembina atau penanggungjawab upaya khusus (upsus) swasembada pajale dari Kementerian pertanian.

“Purworejo merupakan yang potensial dan merupakan salah satu penyangga dari 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Jawa tengah merupakan penyangga stok pangan nasional, baik beras dan beberapa komoditas pertanian lainnya,” jelasnya.

Pending menambahkan, pihaknya telah menfasilitasi pelatihan bagi penyuluh, untuk bisa mendampingi petani agar lebih akseleratif lagi dalam mengelola kegiatan usahanya. Pelatihan yang dilakukan sekarang tidak lagi mengundang ke Balai Besar, tetapi dilakukan dengan cara mendekatkan pelatihan ke tempat mereka bekerja.

“Ada 120 penyuluh yang kita latih. Sudah tujuh pelatihan kami lakukan. Pelatihan sekarang tidak dilakukan dengan mengundang untuk berlatih ke balai-balai besar, tetapi sekarang kita dekatkan pelatihan dengan tempat mereka bekerja yang dikenal dengan on job training. Substansi pelatihan yang diberikan juga tematik, jadi apa yang dibutuhkan di Purworejo itulah yang kita latihkan,” katanya.

Lebih lanjut Pending menambahkan, tugas BPPSDMP adalah mencarikan peluang produktif bagi petani kita, sehingga petani menjadi sejahtera secara bertahap. Yakni, dengan meningkatkan produksi, memastikan pasar dengan harga yang baik.

Menurutnya, pembangunan pertanian tidak bisa selesai dengan Kementerian Pertanian saja, tetapi seluruh elemen masyarakat harus bersama-sama.

“Kawal komoditas pangan, baik dari nabati maupun hewani. Artinya padi, jagung, kedelai termasuk ternaknya. Ternak tidak hanya sapi, termasuk sumber protein hewani yang lainnya juga kita coba dorong,” tandasnya.

(Nur Kholiq/CN19/SMNetwork)
http://berita.suaramerdeka.com/bupati-prihatin-bulog-tak-bisa-jaga-kestabilan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar