REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perum Bulog Sulawesi Tengah hingga kini belum maksimal membeli beras produksi petani untuk memenuhi kebutuhan nasional di daerah itu.
"Kami akui bahwa pengadaan belum maksimal karena harga beras di tingkat petani masih jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP)," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Maruf di sela kegiatan operasi pasar murah di Palu, Rabu.
Ia mengatakan selama Januari hingga kini, Bulog Sulteng baru membeli sekitar 1.000 ton beras, jauh dari target yang ditetapkan sebanyak 42.000 ton selama musim panen (MP) 2016.
Menurut dia, dengan kondisi harga yang masih tinggi, Bulog sulit untuk membeli karena petani tentu lebih memilih menjualnya kepada para pedagang yang datang langsung ke tempat-tempat penggilingan padi sampai ke pelosok desa.
Melihat realisasi pengadaan beras lokal berjalan seret, untuk mengamankan stok, Bulog Sulteng terpaksa mendatangkan pasokan beras dari dua daerah surplus beras yaitu Sulsel dan Jatim.
Meski pengadaan berjalan seret, tetapi stok beras di gudang Bulog saat ini masih cukup aman karena dalam waktu dekat akan masuk beras dari luar daerah sebanyak 7.000 ton.
Sekarang ini, Bulog Sulteng menguasai stok di gudang sekitar 9.000 ton.
Maruf juga mengatakan Bulog Sulteng juga tengah melaksanakan kegiatan operasi pasar murah beras, gula pasir dan bawang merah.
"Jika tidak ada hambatan, juga akan menjual minyak goreng karena harga di pasaran umum cenderung naik cukup tinggi menjelang Ramadhan 1437 Hijriah,"katanya.
Selama kegiatan itu dilaksanakan, setiap hari warga yang datang berbelanja berkisar 300-400 orang yang kebanyakan adalah ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan menjelang puasa dan lebaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar