Senin, 30 Mei 2016

Bulog Stop Pembelian

Minggu, 29 Mei 2016

Harga Kontrak Diturunkan secara Sepihak Oleh Bulog

NGANJUK, KOMPAS — Sebanyak 54 ton bawang merah milik petani di Ngajuk, Jawa Timur, menumpuk karena tidak dibeli Bulog. Bawang merah itu seharusnya sudah diberangkatkan ke daerah tujuan sesuai arahan Bulog pada Jumat (27/5). Namun hingga Sabtu (28/5), tidak ada kepastian sehingga pedagang menanggung kerugian.

Sebelum berhenti membeli bawang merah petani, kata Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Jatim, Akad, di Nganjuk, sejak Rabu (25/5), harga kontrak pembelian diturunkan sepihak oleh Bulog dari Rp 20.000 menjadi Rp 18.540 per kilogram (kg).

"Barang sudah dikemas dalam karung masing-masing 50 kg, tetapi tidak jadi berangkat. Padahal itu pembelian terakhir dari Bulog," kata Akad yang bingung mencarikan pembeli lain sebelum bawang itu membusuk.

Menurut Akad, pengadaan bawang merah dengan harga tebus Rp 18.450 per kg merupakan yang kedua kali. Sebelumnya, Rabu sudah dibeli Bulog sebanyak 54 ton diangkut 9 truk.

"Giliran bawang merah siap berangkat sebanyak 54 ton, Bulog tidak mau bayar dan membuat keputusan sepihak. Semua pejabat Bulog tiba-tiba tidak bisa dikontak sehingga kami harus cari pembeli lain," ujar Akad.

Padahal, kata Akad, Jatim telah menyiapkan 617 hektar dari 1.200 hektar lahan tanaman bawang merah yang akan diserap Bulog. Jadi, khusus dari Jatim, Bulog bisa menyerap 6.170 ton atau 10 ton per hektar.

Dibahas Bulog

Menanggapi keluhan petani, Kepala Bulog Divre Jatim Witono mengatakan, Bulog masih rapat membahas terkait operasi pasar bawang merah. Pembelian sementara ini dihentikan sampai ada petunjuk lebih lanjut.

Stok bawang merah yang dipasok dari di Bima (Nusa Tenggara Barat), Brebes (Jawa Tengah) serta Malang, Nganjuk, dan Probolinggo (Jatim) menumpuk di gudang Bulog di Jakarta. Bawang merah itu sulit dipasarkan karena harga terus menurun.

Jadi, sambil menunggu pemasaran stok yang sudah ada, pembelian sesuai instruksi pusat distop. Kendati demikian, pembelian untuk operasi pasar (OP) bawang merah petani di Jatim masih dibeli, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Harga turun

OP bawang merah yang dilakukan di sejumlah wilayah, ditambah adanya panen raya di beberapa daerah sentra penghasil bawang merah, membuat harga turun.

Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ikhwan Arif, Sabtu, mengatakan, sejak sepekan lalu harga bawang merah cenderung turun. Saat ini, harga bawang merah di tingkat petani Rp 16.000 per kg. Di Pasar Kramat Jati, Jakarta, harga bawang merah sekitar Rp 19.000 per kg. Harga bawang merah antarpulau yang dikirim dari Brebes ke Sumatera sekitar Rp 22.000 per kg.

Harga itu terus turun sejak sepekan lalu yang dikirim ke Pasar Kramat Jati Rp 25.000 per kg, sedangkan harga dari Brebes yang dikirim ke Sumatera atau pulau lain Rp 27.000 per kg.

Di Kabupaten Tegal, harga bawang merah juga berangsur turun pasca pelaksanaan OP. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tegal Bambang Susanto mengatakan, pasca OP harga bawang merah turun dari Rp 40.000 per kg kini sekitar Rp 32.000 per kg.

Penurunan harga juga dirasakan di Serang, Banten. Lasiah (52), pedagang di Pasar Lama, Serang, Sabtu, mengatakan, harga bawang merah saat ini Rp 40.000 per kg. Sebelumnya, Rp 45.000 per kg. "Meski berfluktuasi, harga terus turun sejak dua pekan lalu," katanya.

Harga kebutuhan biasanya naik menjelang bulan puasa. Namun, harga bawang merah turun karena persediaan memadai. Jika hujan sering turun, apalagi banjir melanda sejumlah daerah, bawang mudah busuk. Saat ini, tidak banyak daerah yang dilanda banjir. (ETA/BAY/WIE/COK)

http://print.kompas.com/baca/2016/05/29/Bulog-Stop-Pembelian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar