Senin, 16 Mei 2016

Gubernur Minta Bulog Hentikan Beli Beras dengan Harga Rendah

Mataram (Suara NTB)
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menegaskan, tidak ada alasan (bagi Bulog) membeli beras NTB dengan harga lebih rendah dari harga beras daerah lainnya. Karena, kualitas beras NTB termasuk yang terbaik.
‘’Cara seperti ini tidak boleh berlanjut. Harus dihentikan kalau memang benar ada,’’ tegas gubernur menjawab konfirmasi Suara NTB via WhatsApp, Kamis (12/5) kemarin menanggapi rendahnya harga beras komersil NTB dibandingkan daerah lainnya.
Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB menyebutkan, harga pembelian beras komersil Bulog Divre NTB tahun 2015 paling rendah jika dibandingkan sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Harga beras komersil di Bulog Divre Bali, Rp 9.000 per Kg. Kemudian Bulog Divre Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing Rp 9.010 per Kg dan Rp 9.300 per Kg. Sedangkan harga beras komersil dibeli Bulog Divre NTB hanya Rp 8.600 per Kg.
Rendahnya harga pembelian beras komersil di NTB ini, ditengarai sebagai penyebab sulitnya beras NTB dicegah dijual pedagang besar ke luar daerah.
Gubernur memang belum mendapat laporan terkait dengan rendahnya harga pembelian beras komersil di NTB. Namun, gubernur mengatakan, bukan hanya persoalan harga yang menyebabkan banyaknya pedagang luar membeli beras di NTB. Tetapi kualitas beras NTB yang memang jauh lebih bagus jika dibandingkan daerah lainnya juga menjadi penyebab.
‘’Itu sebenarnya pedagang luar itu banyak membeli beras dari Lombok dan Sumbawa tidak hanya karena harga tetapi karena kualitas. Kualitasnya (beras NTB ) memang kita jauh lebih baik di banding banyak daerah lain,’’ kata gubernur ketika dikonfirmasi usai rapat koordinasi bersama bupati dan walikota se NTB di Pendopo Timur, Kamis (12/5) siang kemarin.
Melihat kondisi ini, kata gubernur, dirinya sedang berbicara dengan pihak terkait bagaimana upaya supaya keunggulan kualitas beras yang dimiliki NTB ini bisa meningkatkan harga beli atau harga jual petani. Gubernur mengaku sudah mengusulkan ke pemerintah pusat supaya menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras. ‘’Justru saya sedang berbicara bagaimana upaya kita, keunggulan kualitas ini bisa meningkatkan harga beli atau harga jual petani. Kita tetap usulkan dari dulu (kenaikan HPP),’’ ujarnya singkat.
Diberitakan sebelumnya, BKP NTB mengatakan rendahnya harga pembelian beras komersil di NTB menjadi penyebab banyaknya beras dari daerah ini yang dijual oleh para pedagang besar ke luar daerah. Untuk itu, BKP mengharapkan pemerintah meningkatkan HPP dan mengusulkan supaya harga beras komersil di tiap daerah sama.
Sementara serapan Bulog Divre NTB tahun 2015 sebesar 87 persen atau 174 ribu ton beras dari target sebanyak 200 ton beras. Serapan ini dinilai lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 100 persen atau 190 ribu ton beras. Tahun ini, kata Hartina, Bulog Divre NTB ditargetkan untuk menyerap beras sebanyak 211 ribu ton. Proyeksi kebutuhan beras masyarakat NTB tahun 2016 sebanyak 574.320 ton. Angka itu setelah ditambahkan dengan kebutuhan 3 juta wisatawan atau 6.720 ton beras berdasarkan target angka kunjungan wisatawan ke NTB. Sehingga proyeksi kebutuhan beras masyarakat NTB diprediksi sebesar 581.040 ton.
Tahun 2016, NTB menargetkan produksi beras sebanyak 1,354 juta ton. Dengan kebutuhan dalam daerah sebanyak 581.040 ton, diprediksi beras yang keluar daerah sebesar 586.064 ton. Untuk memperkuat cadangan pangan di daerah, pihaknya menyarankan perlu diperkuat cadangan pangan desa melalui lumbung desa. (Suara NTB/nas)


http://suarantb.co.id/2016/05/13/gubernur-minta-bulog-hentikan-beli-beras-dengan-harga-rendah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar