Kamis, 30 Juli 2015

Petani Didorong Jual Beras ke Bulog

Kamis, 30 Juli 2015

Kementan Beri Insentif

JAKARTA, KOMPAS — Petani di sejumlah daerah didorong untuk menjual beras ke Perum Bulog. Salah satu insentif yang diberikan ke petani agar mau menjual beras untuk stok nasional itu adalah pemberian berbagai bantuan untuk mereka. Dengan cara ini, stok cadangan nasional diharapkan naik.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Rabu (29/7) mengatakan, jika dalam waktu tiga bulan ke depan Perum Bulog mampu melakukan pengadaan beras hingga 1,5 juta ton dari produksi dalam negeri, ketersediaan beras untuk Raskin dan stabilisasi harga mencukupi.

Saat ini pemerintah melakukan program peningkatan produksi beras nasional melalui Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu seluas 1 juta hektar.

Pemerintah memberikan bantuan benih, olah lahan, pendampingan teknis budidaya padi jajar legowo, bantuan pupuk juga biaya tenaga kerja. "Setelah panen petani diharapkan langsung menjual beras ke Perum Bulog," katanya.

Mentan mengatakan, dengan tambahan pengadaan beras di Bulog dari produksi di Jawa Tengah 500.000 ton, Jawa Barat 250.000 ton, Jawa Timur 500.000 ton dan Sulawesi Selatan 500.000 ton, pengadaan beras Bulog akan langsung terpenuhi.

Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jawa Tengah Usep Karyana mengatakan, Bulog akan menyerap semaksimal mungkin produksi padi dalam negeri dalam program Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadi 1 juta hektar.

"Target kami sebanyak-banyaknya, kalau bisa semua. Kami sudah siapkan kendaraan," katanya. Harga pembelian disesuaikan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan melalui jalur komersial.

Sebelumnya, Mentan mengemukakan, potensi kekeringan lahan pertanaman padi secara endemis terjadi pada 200.000 hektar lahan setiap tahun yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga di luar Jawa.

Dari 200.000 hektar rata-rata lahan pertanian yang berpotensi terkena kekeringan, yang sampai berdampak puso biasanya 30.000 hektar. Mentan berharap puso akibat kekeringan hanya 10.000 hektar, tidak boleh lebih dari itu.

Secara khusus Mentan juga meminta kepada petani dan kelompok tani untuk segera mengajukan proposal bantuan jika ada potensi kekeringan di lahan pertanian mereka.

Sementara itu, Perum Bulog menyatakan stok beras di Perum Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan enam bulan ke depan. Kalau untuk mengantisipasi dampak musim kemarau baik itu paceklik maupun kenaikan harga, stok tersebut masih lebih dari cukup.

Kepala Bagian Humas Perum Bulog Muhson Ceha mengatakan, stok itu termasuk beras raskin dan cadangan beras pemerintah. "Apabila digunakan untuk penyaluran raskin dan wilayah yang terkena bencana paceklik, stok tersebut sangat mencukupi," ujarnya.

Menurut Muhson, kebutuhan raskin per bulan sebanyak 232.963 ton. Untuk memenuhi kebutuhan raskin selama enam bulan, stok yang dibutuhkan sebanyak 1.397.778 ton.

Sementara itu, selama musim gadu ini Bulog masih terus menambah stok beras. Per hari rata-rata menyerap panen sebanyak 8.500 -9.000 ton.

"Jadi stok beras selama musim gadu berakhir nanti masih akan terus bertambah lagi," kata Muhson.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada 24 Juli, ketersediaan pasokan beras di Bulog, di penggilingan, di pasar, dan sisa produksi Mei-Juli 2015 sebanyak 9,6 juta ton. Pada akhir Juli ini diperkirakan stok akan bertambah lagi karena surplus 1,45 juta ton.

Adapun stok gula di pabrik gula, distributor, pengecer, dan produksi Mei-Juli 2015 sebanyak 1,4 juta ton. Pada akhir Juli ini diperkirakan terjadi surplus gula 316.000 ton. (B02/MAS/HEN)

http://print.kompas.com/baca/2015/07/30/Petani-Didorong-Jual-Beras-ke-Bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar