Rabu, 29 Juli 2015

Guru besar IPB ragu surplus beras 5 juta ton tahun ini

Selasa, 28 Juli 2015

Merdeka.com - Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas meragukan data yang menyebut produksi padi, jagung, dan kedelai meningkat bersamaan pada tahun lalu. Sebab, ketiga komoditas itu ditanam dilahan yang sama.

"Badan Pusat Statistik (BPS) sudah merilis bahwa produksi padi, jagung dan kedelai akan meningkat. Kami dari kalangan akademisi justru mendatangkan pertanyaan, kok bisa? Karena ketiganya menggunakan lahan sawah yang sama," ujar Andreas di Jakarta, Selasa (28/7).

Sepanjang mengamati data pertanian selama belasan tahun, kata Andreas, belum pernah produksi tiga komoditas itu meningkat bersamaan. Logikanya, ketika pemerintah tengah menggenjot produksi padi maka akan terjadi penurunan di jagung dan kedelai.

"Begitu juga sebaliknya. Jadi selalu terjadi fenomena anomali itu selama belasan tahun. Dan itu terjadi pada 2014," tuturnya.

Tak hanya itu, Andreas juga meragukan surplus beras sekitar 5 juta ton tahun ini. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika siklus el nino atau musim kemarau akan melanda Indonesia hingga akhir 2016.

"Jadi selalu terjadi fenomena anomali itu selama belasan tahun ini dan tiba-tiba pemerintah mengelurarkan data bahwa produksi padi akan meningkat drastis 6,5 persen dan akan ada kelebihan beras di tahun ini diatas 5 juta ton, sekaligus peningkatan produksi jgung dan kedelai," ungkapnya.

"Padahal pemerintah tahu persis kalau tahun ini kita akan menghadapi el nino."

Atas dasar itu, Andreas meminta BPS hati-hati mengeluarkan data.

"Dengan data resmi seperti itu maka akan diterjemahkan oleh masyarakat 'oh kita aman dari sisi beras' maka masyarakat akan meminta stop impor," katanya. "Kalau pemerintah tetap impor beras maka akan dicaci maki, kredibilitas juga akan diragukan."

[yud]

http://www.merdeka.com/uang/guru-besar-ipb-ragu-surplus-beras-5-juta-ton-tahun-ini.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar