Selasa, 14 Juli 2015
SIDOARJO, KOMPAS.com - Penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin) kerap dikeluhkan oleh warga penerima manfaat. Salah satunya karena hama kutu yang masih ada di dalam raskin ikut disalurkan.
Bulog selaku penyalur beras raskin lantas menyatakan "perang" dengan populasi kutu, khususnya yang masih ada di raskin. Perang terhadap kutu di raskin itu dilakukan dengan penyemprotan rutin dan fumigasi.
"Fumigasi hanya memastikan kutu saja, tapi telur kutu masih berpotensi menetas selama sepekan atau dua pekan setelah fumigasi. Karena itu harus cepat disalurkan, untuk memotong rantai perkembang biakan kutu dalam beras," kata Kepala Subdivre Surabaya Utara, Bulog Jatim, Suharto Djabar, Selasa (14/7/2015) saat sidak gudang Beras Bulog di Kecamatan Buduran, Sidoarjo.
Ada dua jenis kutu yang berkembang biak dalam beras, khususnya raskin, kata Suharto, yakni kutu Rhizophillus dan Rhizopertha. "Kutu Rhizopillus muncul saat beras di tangan petani dan penggilingan, kutu itu dibawa masuk hingga ke gudang. Sementara Rhizopertha muncul saat beras berada sekitar enam bulan di gudang," kata Suharto.
Hama kutu Rhizopertha semula adalah hama di tanaman kayu, yang berevolusi dan menyerang beras. Hama ini bertelur di dalam biji beras setelah dilubangi. Kutu jenis Rhizopertha itu dinilainya lebih berbahaya, karena mampu menghancurkan bulir beras.
Realisasi penyaluran raskin di Jatim semester pertama tahun ini mencapai 94 persen. Dari total pagu enam bulan sebesar 257.172 ton, raskin yang telah terdistribusikan mencapai total 242.826 ton. Raskin tersebut untuk 2.857.469 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM), dengan kuota beras sebanyak 514.344.420 kilogram pertahun atau 42.862.035 kilogram per bulan.
http://regional.kompas.com/read/2015/07/14/17240851/Bulog.Identifikasi.2.Jenis.Kutu.yang.Hantui.Raskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar