Jumat, 03 Juli 2015

Beras Selundupan Jadi Cadangan

Jumat, 3 Juli 2015

Dapat Dipakai untuk Operasi Pasar Jelang Lebaran

BATAM, KOMPAS — Beras selundupan yang disita petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, akan dipakai untuk operasi pasar. Pengelolaan beras diserahkan kepada Perum Bulog. Beras itu dijadikan cadangan beras pemerintah.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (2/7), mengatakan, 110 ton beras hasil beberapa kali penyitaan itu disimpan di gudang sejak beberapa bulan lalu. Kementerian Keuangan yang membawahi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, akhirnya berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memutuskan penggunaan beras itu.

"Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sepakat, beras ini dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP). Kami menyerahkan ke Kemendag yang menyimpannya di Bulog. Penggunaan CBP bisa macam-macam, termasuk misalnya untuk operasi pasar," kata Heru.

Keputusan menyerahkan kepada Kemendag itu dengan pertimbangan agar beras lebih bermanfaat. Ditjen Bea dan Cukai sebenarnya punya beberapa pilihan lain atas beras sitaan itu. Selain melelang atau memusnahkan, beras itu dapat pula dikirim ke negara asal. Masalahnya, asal-usul beras itu tidak jelas.

Petugas patroli DJBC menyita beras itu dari kapal kayu di perairan Kepulauan Riau. Beras sudah berganti karung. "Akhirnya dipilih jalan yang paling bermanfaat bagi warga. Beras ditetapkan sebagai barang milik negara (BMN) di bawah pengawasan Kemenkeu. Selanjutnya dihibahkan ke Kemendag untuk disimpan di Bulog sebagai CBP," ujarnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Partogi Pangaribuan, menyatakan, keputusan memasukkan beras ke dalam CBP bukan karena pemerintah kekurangan cadangan. Saat ini, total tersedia 1,5 juta ton beras secara nasional. "Cadangan belum termasuk beras di rumah warga yang tidak dihitung," ujarnya, setelah menerima penyerahan beras dari DJBC.

Namun, Kemendag setuju jika beras sitaan DJBC dimasukkan dalam CBP. Dengan demikian, warga bisa memanfaatkan beras itu. Apalagi, kualitas beras masih terjaga. "Nanti, bisa dipakai untuk operasi pasar menjelang hari raya. Pemda bisa mengajukan penggunaan CBP," ujarnya.

Disebutkan, bupati dan wali kota dapat menggunakan CBP hingga 100 ton, sedangkan gubernur 200 ton.

Beras yang kemarin diserahkan terlihat sama dengan beras yang tersimpan di gudang Bulog Batam. Bentuk fisik dan warnanya hampir mirip. Beras di gudang Bulog Batam merupakan beras impor yang dinyatakan sebagai sisa tahun lalu. Saat ini, selain beras sitaan, seluruh isi gudang Bulog Batam di Batu Ampar merupakan beras impor asal Thailand.

Pasar murah

Dari Sidoarjo, Jawa Timur, dilaporkan, kegiatan pasar murah kebutuhan pokok yang digelar pemerintah kabupaten, Kamis, di Gelora Delta, mendapat sambutan luar biasa dari ribuan warga. Ribuan kilogram beragam jenis barang yang dijajakan ludes dibeli hanya dalam waktu kurang dari 20 menit.

Warga yang tidak hanya didominasi oleh perempuan, datang dari berbagai desa. Mereka bahkan antre sejak dua jam sebelum acara dimulai.

Pengunjung terbagi dalam dua kelompok, yakni warga miskin penerima kupon dan masyarakat umum. Jumlah warga miskin mencapai 3.000 orang, sesuai dengan jumlah kupon yang dibagikan perangkat desa.

Suprayitno, warga, mengatakan, setiap kupon ditebus dengan harga Rp 15.000. Dengan kupon itu warga mendapatkan paket berisi 2 liter minyak goreng, 2 kilogram gula pasir, tiga bungkus mi telur, dan sebungkus kecap manis.

Untuk masyarakat umum, dapat membeli komoditas lain seperti gula pasir, minyak goreng, beras, telur ayam, daging ayam, bandeng, udang vaname, dan aneka makanan ringan. Semua barang dijual dengan harga miring. Contohnya, gula pasir Rp 10.000 per kg, beras Rp 7.000 per kg hingga Rp 8.500 per kg, minyak goreng Rp 10.000 per liter, telur ayam Rp 16.000 per kg, daging ayam Rp 22.000 per kg, dan bandeng Rp 12.500 per kg.

Di pedagang pasar, harga gula tembus Rp 12.000 per kg, beras rata-rata di atas Rp 9.000 per kg, telur ayam Rp 20.000 per kg, dan daging ayam Rp 32.000 per kg.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku juga kembali menggelar pasar murah di Ambon pada Kamis hingga Sabtu besok. Sebelumnya, pasar murah digelar menjelang awal bulan Ramadhan pada Juni lalu. Harga barang kebutuhan pokok yang dijual lebih murah antara Rp 500 hingga Rp 4.000 setiap satuannya jika dibandingkan dengan harga di pasar.

Terkait dengan kebutuhan pada bulan Ramadhan ini, membuat permintaan buah apel produksi petani di Batu, Jawa Timur, melonjak drastis. Bahkan pengiriman apel ke kota-kota besar di Jawa dan Bali tidak dapat dilakukan secara maksimal akibat stok di tingkat petani terbatas.

Karnawi, salah satu petani sekaligus pedagang apel di Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kamis, menuturkan, berapa pun jumlah apel yang dikirim saat ini pasti diterima pasar. Karnawi sendiri membidik pasar Jakarta, Bandung, dan Bali. Ia juga menjajakan apel di pasar lokal Batu.

Uang TKI

Dari Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, dilaporkan pula bahwa pada bulan Ramadahan ini kiriman uang dari luar negeri, utamanya dari tenaga kerja Indonesia, naik.

Kantor Pos Besar Cirebon mencatat, selama rentang waktu 13 hari yakni sejak 17 Juni hingga 1 Juli ini, terjadi 12.538 kali transaksi penarikan uang dari luar negeri oleh warga. Nilai penarikan uang dari luar negeri selama 13 hari bulan puasa ini tercatat Rp 31,96 miliar.

Manajer Pelayanan Kantor Pos Besar Cirebon, Mukhammad Afrizal Azhari, Kamis, mengatakan, 13 hari pertama Ramadhan terjadi kenaikan penarikan uang remitansi TKI. Remitansi TKI kecenderungannya terus meningkat mendekati Lebaran. (RAZ/NIK/FRN/WER/REK)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150703kompas/#/25/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar