Metrotvnews.com, Jakarta: Rencana pemerintah untuk mengurangi rantai pasokan dan penjualan bahan makanan pokok seperti, beras, bawang, daging sapi, kentang, dan kedelai kepada pembeli akhir akan mengurangi inflasi. Hal ini karena panjangnya rantai penyaluran pasokan yang diperkirakan menyebabkan tambahan 15 persen pada harga jual akhir.
Head of Research at Daewoo Securities Indonesia Taye Shim mendukung langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk lima tahun ke depan dalam
menyalurkan bahan makanan pokok ke 5.000 unit pasar tradisional.
Bulog, sebagai penyalur utama, akan memberi pasokan bahan makanan pokok yang diperoleh baik dari produsen lokal maupun importir. Kedua, Bulog akan menjual pada pedagang tradisional yang memiliki akses
pembiayaan melalui koperasi yang anggotanya berasal dari pedagang.
“Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa Bulog dan koperasi merupakan komponen penting dalam rencana ini. Dengan Bulog sebagai pemasok utama dan koperasi sebagai lembaga pembiayaan, maka pedagang
bisa menjual langsung pada pembeli akhir,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Bulog berniat menggantikan dominasi dari jumlah distributor yang terlalu banyak yang biasanya mengendalikan harga. Dalam sistim yang baru, aktivitas penimbunan diminimalisir dan harga akhir bisa lebih rendah.
Apalagi pemerintah menargetkan pelaksanaan rencana ini ke 1.000 pasar tradisional dan bertambah menjadi 5.000 pasar pada lima tahun ke depan.
“Kami yakin, implementasi yang lancar dari rencana di atas bisa mengatasi gejolak harga bahan makanan pokok, dan kemudian tingkat inflasi. Tingkat inflasi di Indonesia berada di antara yang tertinggi di Asia Tenggara,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar