Kamis, 13 Agustus 2015

Curiga Oknum Importir, Izin Impor Sapi Hanya untuk Bulog

Rabu, 12 Agustus 2015

JAKARTA (BM) – Melonjaknya harga daging sapi hingga menembus Rp 120 ribu di pasaran membuat pemerintah membuka impor 50 ribu sapi dari Australia. Untuk impor sapi kali ini, pemerintah hanya menunjuk Badan Urusan Logistik (Bulog). Menteri Rahmat Gobel menengarai, kelangkaan daging sapi yang disusul melonjaknya harga, disebabkan permainan oknum importir di luar Bulog.

"Sebagai mitra (importir swasta) tapi enggak bisa jalankan itu, makanya peran (impor) dikembalikan ke Bulog," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel seusai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/8). Dia menegaskan, izin impor daging sapi hanya diberikan pada Bulog. Izin itu tidak diberikan pada importir lain.

Tapi di tempat terpisah, Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kemendag, Karyanto Suprih, membantah penunjukan Bulog untuk impor sapi lantaran banyak importir nakal yang menyalahgunakan izin impor. Dia juga membantah anggapan yang menyebut pemerintah tidak lagi mempercayai importir.

"Negara kan harus hadir kata pimpinan. Maka bentuk kehadiran negara yaitu lewat Perum Bulog," ucapnya di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (11/8). Dia menyatakan bahwa penujukan Bulog untuk menangani impor sapi merupakan salah satu solusi jangka pendek yang diambil pemerintah untuk menstabilkan gejolak pangan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan sepakat dengan Menteri Gobel yang menyebut ada permainan mafia di balik harga daging sapi yang meroket. Dia mensinyalir, pembatasan impor yang dilakukan Kementerian Perdagangan guna melindungi produksi dalam negeri, membuat mafia sapi dan eksportir luar menjadi was-was.

Perlu diketahui, saat ini dilakukan pembatasan impor sapi oleh Kemendag, sebagai perwujudan kedaulatan pangan. Pada kuartal III-2015, izin impor sapi di Kemendag hanya 50 ribu ekor. Angka itu menurun drastis dari kuartal sebelumnya mencapai 270 ribu ekor.
"Mereka terpukul karena akan kehilangan potensi omzet triliunan rupiah akibat pembatasan tersebut, mafia mulai melakukan rekayasa sehingga harga daging sapi menjadi melonjak," kata Heri, Selasa (11/8).

Dia kemudian mengasumsikan harga satu ekor sapi Australia ditambah pengapalan dan lain-lain menyentuh Rp 10 juta. Artinya, eksportir akan kehilangan potensi omzet sebesar 270 ribu ekor dikurangi 50 ribu ekor dikali Rp 10 juta. Maka omzet importir akan hilang sekitar Rp 2,2 triliun setiap kuartalnya. Sehingga mafia akan kehilangan omzet Rp 8,8 triliun setiap tahun
Lebih lanjut, Heri menyebut hilangnya potensi omzet membuat mafia sapi impor menjadi gusar. Mereka berupaya melakukan rekayasa agar pemerintah tetap impor dan ini sudah terlihat dari rekayasa yang semakin kuat.

"Mafia-mafia itu sedang berusaha memainkan harga hingga mencapai angka tertinggi seperti sekarang. Saya setuju dengan Kemendag dan Bulog melakukan intervensi melalui operasi pasar," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Negara Bagian Utara Australia, Willem Westra van Holthe; dan Menteri Pertanian Negara Bagian Queensland, Bill Byrne, kemarin tampak mendatangi Kantor Kemendag. Menurut Staf Khusus Mendag, Chris Kanter, dua menteri Australia itu ingin menjajaki rencana Indonesia mengimpor 50 ribu ekor dari Australia.

"Pemerintah kan sudah memutuskan impor kedua kuartal III yang 50 ribu ekor. Mereka jelaskan keadaan di sana (Australia) bahwa petani harus menyiapkan, kalau mendadak sulit," kata Chris di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (11/8).

Menurut Chris, pemerintah sedang memverifikasi data kebutuhan impor pada kuartal III/2015 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Kita masih mengecek, karena di satu pihak dibilang ini langka tetapi dari pengecekan ada yang keep (menahan) stoknya. Pemerintah juga berkewajiban agar peternak kita jangan dirugikan," imbuh dia.

Chris mengakui, saat ini Indonesia masih memerlukan impor daging dari negara lain guna memenuhi kebutuhan nasional. Sebab, produksi dalam negeri belum cukup memenuhi kebutuhan nasional. (ant/kom/mer/sin)

http://www.beritametro.co.id/nasional/curiga-oknum-importir-izin-impor-sapi-hanya-untuk-bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar