Senin, 24 Agustus 2015
Masih ingat ramainya kasus sapi impor beberapa tahun lalu? Kini persoalan kemelut sapi impor kembali ramai. Pemangkasan impor sapi membuat perusahaan penggemukan sapi (feedloter) meradang.
Imbasnya harga daging di pasar pasca Lebaran yang biasanya bergerak turun, ternyata tetap tinggi di atas Rp 100 ribu/kg. Seperti diketahui hingga triwulan III, pemerintah hanya mengeluarkan izin impor sapi sebanyak 350 ribu ekor. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 400 ribu ekor.
Perinciannya pada triwulan pertama sebanyak 100 ribu ekor, triwulan dua 250 ribu ekor dan triwulan ketiga hanya 50 ribu ekor. Pemerintah beralasan pemangkasan kuota impor tersebut karena stok sapi di dalam negeri lebih dari cukup.
Namun apa yang terjadi? Ternyata harga daging bergejolak. Buntutnya, kalangan pedagang daging melakukan aksi boikot mogok jualan. Pasalnya, harga daging dari pemasok kelewat mahal.
Terlepas siapa yang ada di belakang pedagang daging, akhirnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian membuka pintu dialog dengan perusahaan feedloter. Pertemuan berlangsung Jumat (21/8) di gedung Kementerian Pertanian. Beberapa perusahaan yang hadir yakni dari PT. Sapta Anugerah, PT. TUM, PT. Mitra Agro Sangkuriang, PT. SGL, PT. Sumber Agro Permata Indah, PT. Berdikari, PT. Santori, PT. KASA, PT. CABS, PT. WMP dan perwakilan dari PT. Elders.
Tim Kecil
Usai pertemuan tersebut, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, untuk menghindari gejolak harga yang kerap terjadi, pemerintah sepakat dengan perusahaan feedloter membentuk tim kecil. Tim yang anggotanya dari pemerintah dan pelaku usaha nantinya mengkomunikasikan berbagai masalah yang terjadi di lapangan.
Dengan terbentuknya tim tersebut, Amran berharap ke depan kondisinya akan lebih baik dan kondusif. Bahkan pemerintah dan perusahaan feedloter sepakat mengkomunikasikan seluruh masalah dan tiap saat bisa bertemu. “Bahkan jika kami sedang berkunjung ke lapangan, kemudian ada sesuatu masalah, tim tersebut akan menyusul datang ke lapangan,” ujarnya.
Dengan demikian, kekuatiran masyarakat akan terjadi lonjakan harga daging tidak terjadi lagi karena adanya komunikasi intensif tim tersebut. Dalam tim ini lanjut Amran, juga akan membahas persoalan yang tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, tapi juga seluruh Indonesia, termasuk pasokan sapi di daerah.
“Tim ini akan bekerja jangka panjang. Bukan setelah masalah selesai, lalu bubar,” tegas Amran seraya meminta masyarakat tetap tenang karena stok sapi cukup dan harga sudah kembali normal.
Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedloter Indonesia (Apfindo), Joni Liano mengakui, jika pelaku usaha sudah sepakat membentuk tim dengan pemerintah yang akan membahas segala persoalan peternakan sapi. Termasuk, persoalan data ternak sapi dan regulasi untuk kemudahan pelaku usaha.
Tim tersebut nantinya akan melihat apakah ada peraturan yang menghambat pembangunan peternakan, khususnya di industri feedloter. Selain itu juga soal data suplai-demand sapi. “Sekarang ini kita tidak mencari siapa yang salah. Tapi apa yang salah. Kami harapkan minggu ini tim sudah bisa terbentuk,” ujarnya.
Menurut Joni, tim tersebut nantinya diketuai Setditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tapi prinsifnya adalah dengan adanya tim tersebut, komunikasi pelaku usaha dan pemerintah lancar. “Apalagi Pak Menteri juga berharap dengan adanya tim kecil tersebut akan lebih transparan,” katanya.
http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/kemelut-di-kandang-sapi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar